MENGUBAH NIAT

Di kamar sebelum berpamitan dengan Dani. Yesa menyempatkan diri melihat sebuah foto keluarga satu satunya yang ia miliki di tangannya, mengusapnya perlahan sambil meneteskan air mata.

"Ayah ibu maafkan aku. Aku tidak bisa melindungi Nenek. Aku malah merusak semua harapan Nenek. Apa yang salah denganku. Nenek selalu meminta agar aku bisa merasakan indahnya dunia yang lebih besar, tapi aku malah merasa seperti tidak berguna di dunia ini "

Sebuah foto dan cerahnya mentari menyaksikan kesedihannya. Tanpa bisa melakukan apa-apa.

Setelah memandangnya cukup lama ia menyimpan fotonya ke dalam koper yang sudah terisi penuh dengan bajunya lalu keluar menapakan kakinya menuju lantai bawah.

Kebetulan sekali orang yang ingin di temuinya sudah ada di sana. Terlihat sedang duduk sambil menatap tablet di tangannya. Melaporkan tugasnya melalui email Tuan Besarnya.

"Permisi Tuan, maaf mengganggu sebelumnya, saya ingin bertanya." Tanya Yesa setelah duduk di depannya.

"Silahkan, Anda ingin menanyakan tentang apa Nona ?" Dani meletakan tabletnya di meja.

"Apakah hari ini Saya bisa bertemu dengan Tuan Besar Hendra "

"Maaf Nona, Saya rasa Tuan Besar sedang sibuk mengurusi sesuatu hal yang teramat penting. Jadi untuk saat ini Anda belum bisa bertemu dengan beliau."

"Ah, begitu ya" Yesa menunduk dalam kecewa.

"Nona Yesa, kalau boleh Saya mengetahuinya. Kenapa tiba-tiba Anda ingin bertemu dengan Tuan Besar ?"

"Ada yang ingin Saya sampaikan padanya secara pribadi " Sahut Yesa dengan suara lemah.

"Sebenarnya, apa yang ingin Anda sampaikan Nona ? Anda bisa mengatakannya langsung pada Saya."

Saya ingin mengundurkan diri Tuan.

Hanya dengan mengatakannya Yesa bisa terbebas dari jeratan yang membelenggu di lehernya bukan. Tapi kenapa ia ragu menjawab, bahkan sebelum melakukannya, raganya menolak. Menahan jiwanya agar tetap bertahan di sisi Tuan Mudanya. Demi keselamatan Neneknya.

Melihat Yesa hanya diam menundukkan pandangan Dani bertanya. Menatapnya dengan penuh selidik.

"Apa Anda sulit mengatakannya Nona. Tampaknya Saya sudah mengetahui apa yang ingin Anda bicarakan. Haruskah Saya menebaknya."

Yesa tercengang, mengangkat wajahnya yang masih di penuhi dengan kebimbangan, matanya berkeliling mencari-cari solusi di kepalanya. Namun tanpa sengaja ia melihat foto Tuan Mudanya menempel di dinding dengan ukuran sederhana. Mengubah niatnya.

Aku rela menjalani hidup tanpa adanya masa depan. Tapi bagaimana dengan Nenek. Aku tidak mau Nenek sedih. Ya Tuhan, haruskah aku membujuknya ataukah menyerahkan diri memohon ampunannya.

"Apa yang ingin Anda katakan Nona." Dani bertanya memecah keheningan membuat gadis itu tersadar dari lamunan panjangnya.

"Sa-saya ingin menanyakan ada di mana Tuan Muda sekarang ? Saya ingin memohon ampunannya. Dan mengatakan padanya bahwa Saya akan melakukan hal yang terbaik untuknya. Saya tidak akan pernah bisa pergi dari sini dan Saya akan tetap berada disini."

"Maksud Anda ?"Dani mengerutkan kening

"Anda sudah tau Tuan, selama ini Saya selalu merasa hidup seolah-olah menjadi pelindung Nenek dan selama Saya hidup saya harus memegang teguh itu. Jadi mohon Anda tolong beritahu Saya, di mana Tuan Muda berada. Saya mau pergi mencarinya."

Sekretaris Dani tersenyum mendengar kalimat panjang yang keluar dari mulut Yesa. Merasa sudah berhasil dengan tujuannya.

"Baiklah Nona, kalau begitu Saya akan mempertemukan Anda dengan Tuan Muda secepatnya."

Baik, terimakasih Tuan."

"Anda jangan sungkan Nona" Dani bangun dari duduk

Dan akhirnya Yesa rela mengorbankan hidupnya demi melindungi sang Nenek. Tidak perduli sejauh mana ia akan merangkak maupun berlutut demi mendapatkan kepercayaan lagi dari majikannya.

 ***

Pagi hari

Puncak gunung di dekat Vila elit yang indah ada sosok laki-laki tampan namun sinis terlihat sedang berlari kecil menelusuri jalan pepohonan hijau. Namun ia tiba-tiba berhenti saat melihat seorang gadis berdiri di depan menghalangi jalannya.

"Kabarnya, kamu datang kemari ingin memohon pada ku ?" Arya bicara

"Ya Tuan Muda aku ingin memohon, bagiku ini urusan penting." Mendengar Yesa bicara tidak formal lagi, Arya langsung melepaskan headset nya.

"Aku juga punya urusan penting, untuk menyingkirkan mu dari hadapan ku." Katanya dengan tatapan tidak suka.

Entah kenapa tiba-tiba gadis itu menyentuh pengait liontin yang menggantung di lehernya. Saat terlepas ia langsung menyodorkannya.

Arya mengerutkan keningnya

"Tuan, tolong simpan ini untuk sementara."

"Apa itu ?"

"Seorang ibu yang melahirkan ku memberikan ini padaku, katanya ini pengganti ibuku saat ia tidak ada bersamaku, ini adalah benda penting bagiku.''

"Jadi ?"

"Tolong ambil ini, dan percayalah padaku. Apapun tugas ku, akan kulakukan dengan baik dan kedepannya aku berjanji tidak akan merepotkan mu lagi. Jadi aku mohon biarkan aku tetap berada di rumahmu Tuan Muda."

Mendengar Yesa bicara antusias entah kenapa Arya malah menatap sinis pada benda di tangannya tidak suka.

"Jika kamu bertahan dengan liontin semacam ini, apa kamu yakin bisa melindungi Nenek mu? "

"Jika dengan hati yang tulus, aku yakin aku bisa melindungi Nenek ku."

Arya tersenyum merendahkan

"Mari kita lihat apakah kamu bisa melindungi liontin ini dengan hatimu yang tulus itu."

Tiba-tiba

Arya menyambar benda di tangan Yesa. Melemparnya dengan jauh sampai masuk ke dalam sungai air terjun yang dangkal di penuhi dengan bebatuan.

"Liontin ku !" Melihat liontinnya tercebur ke dalam air Yesa buru-buru berlari sampai di bagian tepi sungai. Wajahnya di penuhi dengan penyesalan.

Arya berjalan mendekat

"Sekali kamu mengabaikannya semua sudah berakhir. Karena ayah dan ibumu sudah meninggal bahkan sekarang liontin mu juga hilang. Dan satu hal lagi, berpura pura sebagai wanita hebat itupun kamu harus hentikan sekarang juga." Ujar Arya saat berdiri di hadapannya.

Yesa berbalik mengigit bibir bawahnya geram. Melihat laki-laki di depannya sudah sangat keterlaluan. Dengan sepenuh tenaga ia mendorong tubuh laki-laki yang seksi dan kekar itu sampai ke kebelakang.

Arya tersentak menatap Yesa dengan sangat dingin, bisa di katakan ini kali pertama baginya. Melihat gadis polos dan bodoh itu begitu marah besar padanya sampai berani menyentuhnya. Memancing amarahnya.

"Sudah aku bilang benda itu sangat berharga bagiku." Kau memang benar-benar iblis yang tidak punya hati nurani. Begitu kata yang di utarakan lewat sorot matanya.

"Lihatlah bahkan sekarang kamu marah dan itu karena kamu juga percaya, bahwa kamu tidak bisa menemukannya bukan ?" Arya bicara dengan suara rendah. Membuat Yesa mengigit bibir kesal, bola matanya berlinang menahan air mata.

"Aku pasti akan menemukannya" Antusias

"Kalau begitu cobalah. Jika kamu bisa melindunginya lagi. Aku akan mempercayaimu dan membiarkanmu tetap berada di rumahku."

Arya merendahkan dengan senyum dan sorot matanya. Berbalik badan meninggalkan gadis itu sendirian tanpa berpaling.

" AKU PASTI BISA MENEMUKANNYA "

Suara Yesa terdengar sangat tinggi. Bahkan Arya masih bisa mendengarnya dengan jarak jauh.

"Cih !" Arya menghina dengan senyumannya

Sementara Yesa turun kedalam air sungai yang di penuhi bebatuan tanpa melepaskan sepatunya. Berusaha mencari liontin miliknya dengan tangan kosong.

Ya tuhan kenapa ini terjadi padaku.Apa yang salah dengan ku. Kenapa dia selalu merendahkan ku. *Tapi, a*ku yakin aku bisa menemukan nya

 ***

Sementara Arya sudah berjalan memasuki kamar di Vila miliknya. Hp nya sudah di letakkan di meja.

"Ciih, melindungi. Melindungi apa? "

Arya melepaskan jaketnya lalu duduk di sofa menyandarkan kepala sambil memejamkan matanya.

"Sekali terabaikan semuanya akan berakhir. Jadi Yesa aku sudah mengajarkanmu, bahwa semuanya akan berakhir. Jika sudah terabaikan."

Dengan mata terpejam sekilas Arya teringat percakapan dengan mantan Ibu tirinya dua puluh tahun yang lalu di hari ulang tahunnya. Saat ia masih kecil dan Ibu kandungnya sudah berpisah rumah.

"Arya kau mau kemana ?" Melihat Arya kecil sudah memakai tas di punggungnya pakaiannya rapih Manda bertanya.

"Ini hari ulang tahun ku dan ibuku bilang ibu ingin bertemu di hari ulang tahun ku. Sekarang ibu pasti sudah menunggu ku." Sahut Arya kecil antusias.

"Benarkah ?" Manda tersenyum mengejek.

Arya kecil mengangguk

"Kalau begitu pergilah, aku rasa ibu mu tidak akan datang. Apa kamu tidak tahu ?" Baru mendengar Manda bicara, Arya sudah marah mengepalkan tangannya tidak suka. Melihat senyum liciknya.

"Itu karena ayah mu memberikan harta sangat banyak pada ibu mu. Tapi jika dia ingin bertemu dengan mu, ibu mu harus mengembalikan semua harta nya." Manda melanjutkan kalimatnya

"Tidak ! tidak mungkin, ibu ku tidak seperti itu." Sahut Arya kecil sambil menangis.

Karena melihat Arya menangis, Ibu tirinya menampakan senyum penuh kemenangan

"Kau pikir, kenapa ibu mu meninggalkan mu tanpa mengucapkan selamat tinggal padamu, itu karena dia lebih menginginkan harta nya daripada kamu. Aku dengar dari ayah mu, katanya ibu mu sudah tidak mau mengakui kamu sebagai anak kandungnya. Hemm... kasihan sekali. Itu artinya kamu sudah di abaikan ibu mu." Setelah mengucapkan kalimat panjang itu Manda tersenyum dengan sinis. Membuat Arya ketakutan.

"Tidaaaak, ibu ku tidak seperti itu." Arya kecil semakin menangis histeris. Manda malah terkekeh mengejeknya dengan senang.

"Arya jangan menangis ibu tiri mu ini jadi ikut sedih." Manda terkekeh lagi menghina.

Setelah mengingat kejadiannya emosi Arya semakin meluap seperti gunung api yang sudah meledak. Membantingkan jaket di sampingnya jatuh di lantai.

 ***

Hari sudah larut malam Yesa masih bersusah payah mencari liontinnya. Bajunya sudah di banjiri dengan air terjun wajahnya pucat pasi. Tangannya masih mencari-cari.

"Aku pasti bisa menemukannya. Aku harus bisa aku harus menemukannya."

Meski kakinya tersandung batu badannya jatuh terjerembab di sungai ia pantang menyerah. Semangatnya bangkit dan bangkit lagi, terpancar jiwanya benar-benar mencintai kehidupan.

Dan tanpa di sadari, ada sepasang mata sedang mengamati dari jarak jauh.

Ciih ! Bukankah itu bodoh

Batin Arya seraya menatap sebuah benda di

telapak tangannya.'' Mustahil kamu tidak akan pernah bisa menemukanya. Lebih baik kamu menyerah saja." Sesudah bicara ia menghina dengan senyumannya

Arya berbalik badan lalu pergi meninggalkannya, sekilas langkahnya berhenti. Entah mengapa jauh di dasar hatinya dia ingin menghentikan sandiwaranya. Tapi demi harga diri ia urungkan niatnya itu untuk tetap pada situasinya.

Terpopuler

Comments

Ayu Andira

Ayu Andira

yg satu bodoh yg stuny lgi pisicopat..😂😂

2020-07-14

0

Elle Elle

Elle Elle

Arya kejam hhh

2020-02-19

0

lihat semua
Episodes
1 KISAH AWAL
2 HARI YANG SIAL
3 PERTEMUAN TAK TERDUGA 1
4 PERTEMUAN TAK TERDUGA 2
5 PERJANJIAN
6 PENANTIAN ARYA
7 UJIAN YESA
8 TUGAS PERTAMA
9 MEMBUAT ONAR
10 PERINGATAN ARYA
11 HARI YANG MENYEBALKAN
12 PUTUS ASA
13 MENGUBAH NIAT
14 MENGHILANGKAN RAGU
15 ARYA PANIK
16 ALERGI UDANG
17 MALAM HARI PART 1
18 MALAM HARI PART 2
19 PEMANDANGAN INDAH
20 BERLARI BERSAMAKU
21 TERIMAKASIH ARYA
22 ARYA KESAL
23 MENIKAHLAH DENGAN YESA
24 BAIK AYAH
25 KARTU UNDANGAN
26 PERNIKAHAN
27 MALAM PERTAMA
28 PAGI YANG MENYENANGKAN
29 BALI
30 BALI "
31 SALAM NENEK
32 TAKUT ANAK KUCING
33 MENGGELIKAN SEKALI
34 MENANGIS DI PUNDAK KU
35 MENCERITAKAN MASA LALU
36 MEMASTIKAN SESUATU
37 SEBERAPA BESAR RAHASIA
38 ISTRIKU KAMU SUDAH BANGUN
39 KENAPA IBUKU ADA DI SINI
40 INI TIDAK MUNGKIN
41 MENYEDIHKAN
42 SAAT AKU TIDAK ADA
43 LEBIH PEDULI
44 MINTA PENDAPAT MU
45 BAGAIMANA APA INI COCOK
46 ISTRIKU SELAMAT ULANG TAHUN
47 ROMANTIS APANYA
48 OMONG KOSONG
49 SHINTA MENYERAH
50 ACARA AMAL BERGENGSI
51 AKU HANYA INGIN MEMELUK MU
52 ADA APA DENGANNYA
53 BANGKIT KARENA MU
54 BAGAIMANA MASAKAN KU
55 TAHU GEJROT
56 SEBUAH BANDO
57 NOSTALGIA
58 MUSTAHIL
59 OBSESI MU
60 BERMAIN LAGI ?
61 MEMULIHKAN INGATAN MU
62 BUKU HARIAN IBU
63 JANGAN MEMANCING KU LAGI
64 Bidadari kecil
Episodes

Updated 64 Episodes

1
KISAH AWAL
2
HARI YANG SIAL
3
PERTEMUAN TAK TERDUGA 1
4
PERTEMUAN TAK TERDUGA 2
5
PERJANJIAN
6
PENANTIAN ARYA
7
UJIAN YESA
8
TUGAS PERTAMA
9
MEMBUAT ONAR
10
PERINGATAN ARYA
11
HARI YANG MENYEBALKAN
12
PUTUS ASA
13
MENGUBAH NIAT
14
MENGHILANGKAN RAGU
15
ARYA PANIK
16
ALERGI UDANG
17
MALAM HARI PART 1
18
MALAM HARI PART 2
19
PEMANDANGAN INDAH
20
BERLARI BERSAMAKU
21
TERIMAKASIH ARYA
22
ARYA KESAL
23
MENIKAHLAH DENGAN YESA
24
BAIK AYAH
25
KARTU UNDANGAN
26
PERNIKAHAN
27
MALAM PERTAMA
28
PAGI YANG MENYENANGKAN
29
BALI
30
BALI "
31
SALAM NENEK
32
TAKUT ANAK KUCING
33
MENGGELIKAN SEKALI
34
MENANGIS DI PUNDAK KU
35
MENCERITAKAN MASA LALU
36
MEMASTIKAN SESUATU
37
SEBERAPA BESAR RAHASIA
38
ISTRIKU KAMU SUDAH BANGUN
39
KENAPA IBUKU ADA DI SINI
40
INI TIDAK MUNGKIN
41
MENYEDIHKAN
42
SAAT AKU TIDAK ADA
43
LEBIH PEDULI
44
MINTA PENDAPAT MU
45
BAGAIMANA APA INI COCOK
46
ISTRIKU SELAMAT ULANG TAHUN
47
ROMANTIS APANYA
48
OMONG KOSONG
49
SHINTA MENYERAH
50
ACARA AMAL BERGENGSI
51
AKU HANYA INGIN MEMELUK MU
52
ADA APA DENGANNYA
53
BANGKIT KARENA MU
54
BAGAIMANA MASAKAN KU
55
TAHU GEJROT
56
SEBUAH BANDO
57
NOSTALGIA
58
MUSTAHIL
59
OBSESI MU
60
BERMAIN LAGI ?
61
MEMULIHKAN INGATAN MU
62
BUKU HARIAN IBU
63
JANGAN MEMANCING KU LAGI
64
Bidadari kecil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!