Di dalam sebuah mobil sport hitam, ada seorang laki-laki yang masih melajukan kendaraannya. Berusaha melupakan kejadian sialnya malam ini. Semakin ia mengusirnya semakin jelas terbayangkan. Apalagi saat merasai area punggungnya yang masih berdenyut-denyut. Rasanya ia ingin segera gadis itu benar-benar menghilang dari pandangannya.
"A' sssstttt. Dasar ceroboh ! Aku bahkan sudah melawan preman itu demi menolongnya. Apa yang sebenarnya sudah terjadi padaku ?"
Membayangkan lagi
Sekilas ia teringat dengan bayangan yang terlewatkan. Yaitu saat melihat luka yang tertera di tangan kanannya gadis itu. Entah kenapa rasa cemas muncul dalam hatinya. Saat tersadar ia menggelengkan kepalanya.
Adalah hal yang paling bagus aku memutuskan untuk tidak mencampuri urusannya lagi. Kedepannya aku harus berhati-hati agar tidak terlibat dengan urusannya
Sementara di kediaman Arya
Ada seorang Sekretaris duduk di sofa sambil menunggu gadis yang sudah lama keluar rumah. Berkali-kali melihat jam dinding sambil meneguk air minumnya sesekali. Kegelisahan mulai menyebar di sekujur tubuhnya. Karena sosok yang di tunggu tak kunjung datang juga.
Ditambah lagi Sekretaris inilah penyebabnya. Jika bukan karena menjalani tugas yang sudah tertulis di kertasnya. Mungkin gadis itu duduk di sini menemaninya bicara sambil melaporkan tugas yang sudah di selesaikannya. Jadinya dia menyalahkan diri sendiri
Baru ada niatan mau beranjak menjemputnya. Hp Tuan Muda nya bergetar di meja, lalu dengan segera si Pemilik benda menyala itu meraihnya.
"Ya Kakak, ada apa ?" Sambil memegang majalah bisnis ia bicara
"Apa ada yang terjadi pada Yesa ?" Arya bicara di hp nya sambil menyetir.
"Apa? "Diam sejenak, merasai ada perubahan besar pada Kakak nya. Karena sebelumnya, laki-laki itu tidak pernah menelpon hanya untuk
menanyakan kabar seseorang.Aneh." Belum ada yang terjadi. Kenapa Kakak tiba-tiba khawatir pada Yesa ?" Dani langsung menatap laki-laki yang bicara ini dengan curiga sambil memasang telinganya lebar-lebar.
"'Karena ada sesuatu yang terjadi. Sampai jumpa." Sahut Arya di hp nya
Apa dia masih belum menghilang. Yesa apa yang akan kau lakukan
Sambil menutup panggilannya Arya bicara dalam hatinya.
"Maaf Tuan Muda, apa ada sesuatu yang terjadi pada Nona Yesa. Saya khawatir, sampai saat ini dia belum kembali."
Dery tidak menggubris matanya fokus memandang gadis yang baru saja muncul dari luar pintu utama. Menyeret kakinya sambil bersusah payah menenteng kantung belanjaan dengan tangan kirinya.
Berbeda dengan Dani saat melihatnya dia langsung berjalan cepat mendekat, meraih kantung belanjaan di tangannya. Memapahnya berjalan sampai gadis itu duduk di sofa.
"Nona, apa yang sudah terjadi. kenapa Anda pulang dalam keadaan seperti ini ?" Yesa diam belum mau menjawab, membuat Dani merasa semakin bersalah "Apa Anda merasa sedang tidak baik ? Maaf Nona, jika saya sudah mengecewakan Anda."
"Tidak apa-apa, saya hanya lelah. Selebihnya tadi Tuan Muda bilang kepada saya, untuk tidak mencampuri urusannya lagi. Meminta agar saya menangani urusan saya sendiri dan menyuruh saya segara menghilang dari rumah ini."
"Menangani urusan Anda sendiri !" Apa maksudnya. Dani diam sebentar berpikir dengan keras."Maaf Nona saya tidak paham dengan apa yang baru saja Anda katakan. Apakah itu artinya Anda sudah berbuat sesuatu yang aneh-aneh lagi pada Tuan Muda ?"
"Ya karena saya merupakan gangguan baginya bahkan diriku sendiri "
"Sepertinya dugaan saya benar. Anda sudah melakukan kesalahan yang merepotkan Tuan Muda. Sama seperti kejadian sebelumnya yang selalu Anda laporkan setiap malam sebelum Anda tidur. Nona tetaplah Anda tabah." Dani menguatkan
"Ya karena saya merupakan zona kecelakaan berjalan yang sudah menyebabkannya cedera. Saya adalah orang yang harus di hindari nya."
"Di hindari !" Dery terkejut. Kalau begitu Kakak lebih tahu situasinya dan Kakak sedang berusaha ingin menghindar darinya. Begitu pikirnya sambil menatap gadis itu dengan penuh selidik
Ya Tuhan kenapa hidup ku seperti ini. Rasanya aku ingin menyerah. Tapi Aku tidak ingin Nenek terlibat dengan urusan ku. Jadi, bagaimana aku harus menghadapinya.
Gumam Yesa dalam hati pasrah dan tidak tahu harus berbuat apa lagi.
"Nona, mohon Anda tabahlah. Lebih baik Anda istirahat di kamar dan obati luka Anda. Biarkan saya yang mengambilkan obatnya untuk Anda."
"Baik Tuan saya mengerti" Yesa bangkit dari duduk menyeret kakinya menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Melihat Dani mau melangkah mengambilkan obat tangan Dery langsung menarik bahunya. Mengurungkan niatnya.
"Biar aku yang melakukannya." Dery tersenyum "Kau pulanglah dan istirahatlah di rumah mu. Itu lebih baik."
Dani hanya diam memandangnya dengan penuh selidik
"Kenapa ?" Dery bertanya "Apa ada yang ingin kau katakan ?"
"Tidak ada Tuan Muda, baiklah kalau begitu saya mohon pamit undur diri selamat malam dan sampai jumpa Tuan Muda."
Dani menundukkan kepala dengan sopan
melangkahkan kakinya meninggalkan rumah Tuan Mudanya menuju ruang parkir bawah tanah. Lalu keluar lagi sambil membawa mobilnya dengan kecepatan normal.
Apakah Tuan muda diam-diam menyimpan rasa pada gadis malang itu. Jika benar terjadi. Kemungkinan, akan ada perubahan besar pada rencana Tuan Besar Hendra. Saya harus segera melaporkan kejadian hari ini.
Masih di kediaman Tuan Muda
Ada seorang laki-laki melangkahkan kakinya menuju kamar Yesa sambil menenteng kotak P3k di tangannya. Saat sudah tiba ia berdiam diri diambang pintu yang sudah terbuka lebar sebelum memasukinya.
Hatinya terpaku melihat gadis itu memijat kakinya tanpa memperdulikan tangan kanannya yang terluka. Karena tidak tega ia langsung masuk kedalam. Berdiri di depannya.
Yesa mengangkat kepalanya
"Tuan Muda !" Bangun dari duduk "Kenapa Anda datang kesini ?"
Dery tersenyum lebar." Ikutlah dengan ku."
"Baik tuan.
Gadis itu menurut tanpa mengeluh. Berjalan mengikuti irama langkahnya dari belakang sampai Tuan Mudanya duduk di sofa. Sementara ia masih berdiri di depannya.
"Tuan Muda, kenapa menyuruh saya mengikuti Anda dari belakang. Ada apa ?"
"Jika ada kecelakaan, kamu harus tangani dengan benar." Tersenyum "Kemarilah" Menepuk sofa pelan-pelan
Mau apa dia
Gadis itu tidak tau dengan maksudnya pikiran kotornya sudah berkeliaran. Dengan ragu ia berjalan selangkah tapi masih berdiri di depan Tuan mudanya.
"Duduklah disini, biarkan aku yang mengobati luka mu"
Ah ternyata dia ingin mengobati luka ku ya. Syukurlah. Yesa langsung duduk di sebelah Tuan Mudanya.
"Ulurkan tangan mu'" Yesa langsung mengulurkan tangan kanannya tanpa bicara." Bagus." Sambil meraih tangannya Dery menyentuh bagian atas kepalanya. Gadis itu menunduk sekaligus merinding geli saat merasai kepalanya di usap-usap tangannya yang hangat.
"Kenapa Tuan Muda mengelus kepalaku ku seperti ini ?" Dery tersenyum lagi
"Kurasa karena inilah Ayah ku suka merawat anjing" Dengan santainya ia berbicara, tidak perduli jika gadis di sebelahnya ini kaget setengah mati
'"Maksud Anda Tuan anjing itu ..." Yesa menelan ludah, menari tangannya kembali, menatap Dery penuh selidik menduga-duga." Tuan Muda, apakah itu artinya selama ini Anda menganggap saya hanya orang yang mirip dengan seekor anjing ?"
"Maksudku bukan dalam artian yang buruk." Dery langsung menyangkalnya "Menurut ku, kamu seperti anak anjing yang tersesat. Membuat ku merasa ingin mengawasi dan melindungi mu."
"Mmm begitu ya, tapi tetap saja itu seekor anjing'' Yesa memalingkan wajah, memaki dalam hati. Laki-laki itu meraih tangannya, membalut lukanya dengan kapas yang sudah di beri alkohol.
"Haruskah aku ceritakan kisah pria yang sudah di campakkan wanita karena seekor anjing ?"
"Kisah pria ! Siapa ?"
"Pria itu adalah aku."
"Hah ?"
"Karena kehadiran anjingnya, hari demi hari aku seperti merasa di abaikan. Kasih sayang dan perhatian wanita ku semua di renggutnya. Itu sebabnya, ingin sekali rasanya aku membunuh anjing itu. kisah memilukan bukan. Bagaimana menurutmu." Menaruh kapas bekas membalut luka di meja." Apa aku sempurna ?" Yesa menganggukkan kepala dengan pelan
"Yaa Anda sangat sempurna. Tuan Muda, maaf kalau saya boleh tau. Apa ada orang lain yang mengetahui hal ini juga ?"
"Tidak, aku menceritakan rahasia ini hanya padamu. Dan jika kamu menceritakannya pada orang lain" Dery mendekatkan wajahnya, sorot matanya mengancam "Tamatlah riwayatmu."
Yesa malah terkekeh, tidak terlihat sedikitpun merasa ketakutan di wajahnya. Setelah menganggukkan kepala ia bicara
"Tenang saja Tuan Muda, saya pasti akan menjaga rahasia Anda dengan serapat-rapatnya." Sambil Yesa bicara Dery sudah merekatkan plaster di tangannya
"Bagus, jadi itu artinya bukankah sekarang
kita sudah dekat."
"Ya Anda benar tuan, kita sudah dekat." Antusias
Lebih baik berkata ya dari pada tidak
maka tamatlah riwayat ku
"Bagus kalau begitu sekarang coba panggil
aku Dery." Suara rendah yang tidak mudah di tebak. Siapapun yang mendengar pasti bingung.
"Apa ?" Terkejut
"Jangan linglung, biar bagaimana pun status mu di rumah ini. Kamu tetap saja seorang gadis cantik. Coba kamu panggil aku Dery "
"Tapi panggilan nama itu agak aneh, saya terbiasa memanggil Anda Tuan muda."
"Kalau begitu panggil saja aku sayang."
''Apa? Sayang!" Yesa terkejut setengah mati, sesaat ia memalingkan wajahnya. Apa dia sudah gila gumamnya pelan." Maaf Tuan Muda, saya tidak bisa melakukannya." Dery terkekeh
"Karena tidak bisa begitu, lebih baik kamu panggil saja aku Dery."
"Baiklah, De-dery." Ucapnya dengan terbata
"Bagus." Dery mengusap kepala Yesa sebentar lagi tanda gemas. Menenteng kotak P3K lalu berjalan meninggalkan Yesa sendirian
Sambil tersenyum Yesa melihat tangannya sendiri yang sudah di obati. "Hemh, ternyata dia juga sangat perhatian ya, tapi tetap saja dia jahat. Menganggap ku sebagai anak anjing yang tersesat. Berlebihan sekali."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments