MEMBUAT ONAR

Malam hari dikamar Arya

Ada seorang gadis cantik terlihat sedang membawa sebuah nampan berisi menu makan malam." Sepertinya dia sedang mandi." Katanya sambil meletakkan nampan di meja kerja Tuan Mudanya

Pandangannya beralih pada sebuah lemari cukup besar yang di penuhi dengan buku. Ada beberapa foto yang terpajang rapih di atasnya. Saat melihat beberapa buku yang sedikit keluar di tempatnya. Tangannya terasa gatal mau merapikannya. Namun apa yang terjadi. Baru saja mau melangkah, satu kakinya tersandung meja, badannya menabrak lemari sampai nyaris menimpanya. Membuat semua isi nya terjatuh di lantai.

Yesa membelakangi badannya membungkuk, menahan benda berat di punggungnya. Seirama dengan kedua tangannya yang sudah merentang.

Ya Tuhan, apa yang sudah ku lakukan

Katanya dalam hati, kedua kakinya bergetar. Di satu sisi ingin sekali rasanya, ia mau merapikan kembali semua buku yang sudah mendarat di lantai karena takut di marahi. Tapi di sisi lain ia juga tidak menginginkan benda yang menempel di punggungnya terjatuh menimpa tubuhnya. Bimbang.

Sepertinya dia masih mandi. Bagaimana ini apa yang harus aku lakukan. Apa iblis itu akan membunuh ku. Tidak ! Nenek tolong aku.

Sesekali matanya melihat pintu kamar mandi, berharap Tuan Mudanya enggan melihat pemandangan yang berantakan ini. Lalu dengan segera ia pergi meninggalkan kamarnya.

Namun sialnya itu hanya mimpi baginya. Karena sosok laki-laki yang ada di kepalanya datang tiba-tiba. Kedua tangannya terkepal geram, sorot matanya sangat sadis. Seolah ingin membunuhnya.

Yesa menelan ludah sambil menatapnya. Entah kenapa rasa ketakutannya mulai menyebar di sekujur tubuhnya, kakinya bergetar hebat. Seperti akan memasuki neraka saja baginya.

''Apa kau baru saja membuat onar di kamar ku?"

Yesa menggeleng dengan secepat-cepatnya

"Tidak Tuan, itu karena kaki ku tersandung meja. Jadi aku tidak sengaja melakukannya. Mohon Tuan, percayalah padaku."

Duaaar, bagaikan petir di siang bolong, laki-laki itu terlihat murka sekarang.

Dengan hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya. Arya melangkah kakinya mendekat. Badannya membungkuk di depan Yesa, kedua tangannya terulur mengubah poisi lemarinya dalam keadaan semula.

Baru saja gadis itu mau berpindah Arya sudah menaruh kedua tangannya di lemari dan wajahnya mendekat menghalangi bayangannya. Sehingga jarak tubuh mereka hanya berkisar sepuluh senti. Dan akhirnya posisi gadis ini terkepung di dalamnya. Matanya saling bertemu.

Sial kenapa lagi-lagi dia menatap ku sedekat ini

Yesa membatin, ia perlahan berjongkok demi menghindari tatapannya yang menusuk itu

"Berdiri."

Degh

Secepat kilat Yesa berdiri kembali pada posisi semula. Menelan ludahnya kedua telapak tangannya langsung berkeringat dingin.

Sepertinya dia benar-benar ingin membunuhku

"Apa yang kau lakukan di kamar ku ?" Arya bicara dengan suara datar. Membuat orang tidak dapat membedakan. Sebenarnya laki-laki itu sedang marah atau mengintimidasinya.

"Maafkan saya Tuan, saya hanya ingin mengantarkan Anda makan malam." Dengan keberaniannya Yesa mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Kamu mengantarkan makanan dengan cara seperti ini!"

"Maafkan saya Tuan" Yesa menundukkan kepala.

''Maaf! Kenapa aku harus memaafkan mu? "

Aku tau laki-laki sepertimu tidak akan mudah memaafkan ku batinnya." Itu karena.... Anda orang yang sangat baik." Yesa menarik bibirnya sedikit tersenyum. Dan anehnya laki-laki yang di pandang malah semakin sadis tatapannya.

"Dengar! Saat aku benci seorang di kesan pertama, aku akan selalu benci. Sebab orang yang ku benci pasti akan terus melakukan hal yang ku benci. Aku benci kamu sejak awal, bahkan sekarang ini kamu melakukan hal yang paling ku benci.

Aku yakin kamu akan mengulanginya lagi, lalu aku akan selalu membenci mu. Dan saat kamu meminta maaf, aku tidak akan pernah memaafkan mu, sekarang nanti atau selamanya. Jadi sekarang kau KELUARLAH DARI KAMAR KU."

Hardik Arya sambil menggebrak lemari dengan kedua tangannya kencang sekali.

Bletak. "Aah! Sakit" Sebuah foto lengkap dengan bingkainya mendarat mulus di kening Yesa. Darah segar keluar dari pelipisnya setelahnya ia pingsan.

Arya terkejut, sekaligus panik melihat Yesa pingsan. Saking paniknya ia malah mengambil foto bekas membentur kening Yesa di lantai.

"Hei! Apa kamu baik-baik saja. Hei! Bangunlah." Arya bahkan mengguncang bahu Yesa dengan tangan kirinya.

Tiba-tiba

Dery datang dan masuk sekaligus tercengang saat melihat keadaan Yesa. Pandangannya langsung teralihkan pada sebuah benda di tangan Arya, sepertinya dia salah paham.

"Hentikan! Kakak. Apa yang kau lakukan?" Arya menatap Dery tidak suka.

"Bukan aku yang melakukannya. Hei kau bangunlah." Masih mengguncang bahu Yesa dengan cara yang sama

Dery menggelengkan kepala, tangannya meraih tubuh Yesa, menggendongnya sampai di kamarnya yang berhadapan dengan kamar Kakaknya. Membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Beberapa menit kemudian Yesa membuka matanya perlahan, merasai ada yang dingin di pelipisnya. Saat matanya terbuka lebar ia terkejut melihat sosok di sampingnya. Apalagi saat melihatnya sedang membalut lukanya dengan kapas yang sudah di beri alkohol.

"Tuan Muda Dery."

"Kamu sudah sadar." Ucapnya lembut "Bagaimana bisa Kakak ku melakukan itu pada mu?" Sambil bicara Dery menempelkan plaster luka di pelipis Yesa.

Yesa menggeleng "Tidak! Bukan dia.."

"Bukan!" Dery memotong "Jika bukan dia, siapa lagi orang yang berani memukul mu? "Bersikeras. Apalagi setelah melihat kesalahpahaman tadi. Meyakinkan dirinya bahwa kejadian tadi adalah murni perbuatan Kakaknya. Begitu pikirnya.

"Tidak, dia tidak memukul saya Tuan. Percayalah ini semua salah saya." Sahut Yesa sambil meraba keningnya yang masih berdenyut-denyut. Membuat laki-laki yang melihatnya semakin menjadi salah paham.

"Kakak ku pasti akan mendapatkan hukuman."

Sepertinya dia salah paham. Bagaimana aku harus menjelaskan ini padanya.

Yesa bangun dari tidurnya lalu duduk berdampingan dengan Tuan Mudanya.

"Aku minta maaf atas kelakuan Kakak ku." Dery melanjutkan kalimatnya. Ia bahkan merasa malu dengan sikap Kakaknya. Sampai mewakilinya untuk meminta maaf. Dan setelahnya dia menyodorkan kompresan es pada Yesa "Gunakan ini di pelipis mu."

Ya Tuhan, ternyata dia benar-benar Tuan muda yang lembut dan baik hatinya.

"Baik, terima kasih Tuan." Yesa meraihnya lalu ia tempelkan di pelipisnya

"Hhh" Dery mendesah membuat Yesa merasa bersalah mendengarnya "Aku yakin, Kakak ku pasti sedang bercermin atas tindakannya."

"Tapi sejujurnya saya tidak di pukul oleh Kakak Anda Tuan Muda."

"Hatimu terlalu murni, kamu tidak perlu dengan mudah mengampuni dosa seseorang." Dery bicara dengan suara lembut. Namun keras kepalanya masih terdengar di telinga Yesa. Membuatnya menarik nafas dalam.

"Tuan Muda Dery, sepertinya kepercayaan Anda kurang terhadap ucapan orang lain ya."

Dery hanya tersenyum

Tiba-tiba sosok laki-laki dingin namun tampan itu muncul. Berdiri di ambang pintu yang terbuka, melihat situasi di dalam, lalu berjalan mendekat ke arah Yesa seraya menyilang kan kedua tangannya di depan dada.

"Apa kepala mu masih sakit ?" Arya bertanya

sambil berdiri di depan Yesa

" Tidak!" Yesa menjawab singkat

"Perawatan apa yang di berikan adik ku?"

"Ah, saya mengompres pelipis saya dengan menggunakan es ini Tuan." Yesa nyengir

"Begitu rupanya."

"Tuan Muda apa Anda datang karena mencemaskan saya?'' Yesa bertanya dengan wajah kikuk membuat Arya terbelalak

"Apa! Cemas?"

Yesa mengangguk "Kalau benar itu alasannya, aku baik-baik saja" Nyengir

Melihat Yesa nyengir lagi Arya tersenyum sinis menyangkalnya

"Cih! Bukan begitu maksudku, aku hanya ingin kamu segera merapikan buku di kamarku. Dan jelaskan pada adik ku bahwa aku tidak memukul mu."

Ah, benar juga. Itu memang seharusnya ku lakukan. Tapi bagaimana bisa aku menanyakan pada orang dingin seperti dirinya, mencemaskan orang lain. Bodohnya aku! Kenapa tidak berpikir dulu.

Kata Yesa dalam hati, jadi malu sendiri

"Ah begitu ya, tidak masalah saya akan segera meluruskan situasi ini." Setelah bicara Yesa menampakkan senyum lebarnya

Sementara Arya hanya melempar senyum merendahkan seperti biasanya, melangkahkan kakinya meninggalkan kamar Yesa.

Tinggallah dua orang yang tersisa di dalamnya. Gadis itu menceritakan kejadian sebenarnya pada laki-laki di sampingnya. Meluruskan kesalahpahaman.

Terpopuler

Comments

J S N Lasara

J S N Lasara

salah paham

2022-09-12

0

Eli Shelvik

Eli Shelvik

Lanjut😄

2020-02-19

0

lihat semua
Episodes
1 KISAH AWAL
2 HARI YANG SIAL
3 PERTEMUAN TAK TERDUGA 1
4 PERTEMUAN TAK TERDUGA 2
5 PERJANJIAN
6 PENANTIAN ARYA
7 UJIAN YESA
8 TUGAS PERTAMA
9 MEMBUAT ONAR
10 PERINGATAN ARYA
11 HARI YANG MENYEBALKAN
12 PUTUS ASA
13 MENGUBAH NIAT
14 MENGHILANGKAN RAGU
15 ARYA PANIK
16 ALERGI UDANG
17 MALAM HARI PART 1
18 MALAM HARI PART 2
19 PEMANDANGAN INDAH
20 BERLARI BERSAMAKU
21 TERIMAKASIH ARYA
22 ARYA KESAL
23 MENIKAHLAH DENGAN YESA
24 BAIK AYAH
25 KARTU UNDANGAN
26 PERNIKAHAN
27 MALAM PERTAMA
28 PAGI YANG MENYENANGKAN
29 BALI
30 BALI "
31 SALAM NENEK
32 TAKUT ANAK KUCING
33 MENGGELIKAN SEKALI
34 MENANGIS DI PUNDAK KU
35 MENCERITAKAN MASA LALU
36 MEMASTIKAN SESUATU
37 SEBERAPA BESAR RAHASIA
38 ISTRIKU KAMU SUDAH BANGUN
39 KENAPA IBUKU ADA DI SINI
40 INI TIDAK MUNGKIN
41 MENYEDIHKAN
42 SAAT AKU TIDAK ADA
43 LEBIH PEDULI
44 MINTA PENDAPAT MU
45 BAGAIMANA APA INI COCOK
46 ISTRIKU SELAMAT ULANG TAHUN
47 ROMANTIS APANYA
48 OMONG KOSONG
49 SHINTA MENYERAH
50 ACARA AMAL BERGENGSI
51 AKU HANYA INGIN MEMELUK MU
52 ADA APA DENGANNYA
53 BANGKIT KARENA MU
54 BAGAIMANA MASAKAN KU
55 TAHU GEJROT
56 SEBUAH BANDO
57 NOSTALGIA
58 MUSTAHIL
59 OBSESI MU
60 BERMAIN LAGI ?
61 MEMULIHKAN INGATAN MU
62 BUKU HARIAN IBU
63 JANGAN MEMANCING KU LAGI
64 Bidadari kecil
Episodes

Updated 64 Episodes

1
KISAH AWAL
2
HARI YANG SIAL
3
PERTEMUAN TAK TERDUGA 1
4
PERTEMUAN TAK TERDUGA 2
5
PERJANJIAN
6
PENANTIAN ARYA
7
UJIAN YESA
8
TUGAS PERTAMA
9
MEMBUAT ONAR
10
PERINGATAN ARYA
11
HARI YANG MENYEBALKAN
12
PUTUS ASA
13
MENGUBAH NIAT
14
MENGHILANGKAN RAGU
15
ARYA PANIK
16
ALERGI UDANG
17
MALAM HARI PART 1
18
MALAM HARI PART 2
19
PEMANDANGAN INDAH
20
BERLARI BERSAMAKU
21
TERIMAKASIH ARYA
22
ARYA KESAL
23
MENIKAHLAH DENGAN YESA
24
BAIK AYAH
25
KARTU UNDANGAN
26
PERNIKAHAN
27
MALAM PERTAMA
28
PAGI YANG MENYENANGKAN
29
BALI
30
BALI "
31
SALAM NENEK
32
TAKUT ANAK KUCING
33
MENGGELIKAN SEKALI
34
MENANGIS DI PUNDAK KU
35
MENCERITAKAN MASA LALU
36
MEMASTIKAN SESUATU
37
SEBERAPA BESAR RAHASIA
38
ISTRIKU KAMU SUDAH BANGUN
39
KENAPA IBUKU ADA DI SINI
40
INI TIDAK MUNGKIN
41
MENYEDIHKAN
42
SAAT AKU TIDAK ADA
43
LEBIH PEDULI
44
MINTA PENDAPAT MU
45
BAGAIMANA APA INI COCOK
46
ISTRIKU SELAMAT ULANG TAHUN
47
ROMANTIS APANYA
48
OMONG KOSONG
49
SHINTA MENYERAH
50
ACARA AMAL BERGENGSI
51
AKU HANYA INGIN MEMELUK MU
52
ADA APA DENGANNYA
53
BANGKIT KARENA MU
54
BAGAIMANA MASAKAN KU
55
TAHU GEJROT
56
SEBUAH BANDO
57
NOSTALGIA
58
MUSTAHIL
59
OBSESI MU
60
BERMAIN LAGI ?
61
MEMULIHKAN INGATAN MU
62
BUKU HARIAN IBU
63
JANGAN MEMANCING KU LAGI
64
Bidadari kecil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!