Sebuah mobil sport hitam membelah jalanan raya di california.
"Kita mau kemana? " Tanya Yesa memecah keheningan
"Tidurlah jika kau lelah." Sekilas Arya menatap Yesa sambil menyetir." Perjalanan ini memakan waktu cukup lama." Setelah bicara ia kembali fokus menatap jalanan.
"Begitu ya"
Hening
Rasanya aku melihat sesuatu dari tatapan
sedihnya barusan
Setelah memakan waktu beberapa jam. Akhirnya mobil sport hitam itu berhenti di sebuah komplek bernama Harmoni
"Apa kita sudah sampai ?" Yesa bertanya seraya membuka sabuk pengamannya. Arya turun dari mobil, di susul dengan Yesa
"Aku akan segera kembali " Ujar Arya seraya melempar kunci mobil, tangan Yesa gelagapan saat menangkapnya.
"Berapa lama kau di sana?"
"Aku tidak tahu, mungkin aku akan keluar dalam waktu beberapa menit atau lebih dari itu." Berhenti "Berkeliling lah jika kau merasa bosan. Tapi hati-hati dengan satu orang."
"Siapa?" Yesa bertanya lagi
"Orang yang terlihat paling dingin disini." Arya menjawab sambil berjalan meninggalkannya
"Paling dingin?"
Maksudnya orang paling dingin itu adalah kamu kan
Yesa berjalan mengelilingi tanaman buah anggur yang tidak jauh dari acara pesta nya sendirian.
"Wahh...Manis sekali anggur ini." Ujarnya setelah menelan satu buah anggur yang sudah di petik." Ya Tuhan Ingin rasanya aku memakan anggur ini sampai puas hehe."
Yesa mengedarkan pandangannya menyapu seluruh taman anggur berharap tidak ada orang asing di sekitarnya. Kesempatan tanpa rasa malu ia memakan buah anggurnya sampai puas.
***
Sebuah rumah tepatnya di halaman taman rumah megah sedang mengadakan acara pesta keluarga, di sana terdapat banyak tamu undangan yang hadir. Ada yang duduk di meja bundar, ada juga yang berdiri berbincang dengan rekan-rekannya sambil menikmati segelas anggur merah di tangannya masing-masing.
"Jadi kita bisa bermain dengan Robin." Ujar salah satu tamu dari dua laki-laki asik berbincang bersama satu wanita cantik
"Siapa dia?" Tanya salah satu laki-laki diantara mereka saat melihat Arya sedang berjalan memasuki pintu gerbang yang sudah terbuka
Arya mengehentikan langkahnya setelah melihat wanita cantik itu menatapnya. Dia berbalik badan seolah enggan memasuki taman untuk menghadiri pesta itu.
"Permisi." ucap wanita cantik itu, seraya meletakan gelasnya dia atas meja. lalu setengah berlari mengejar Arya yang sudah menghilang di balik pintu gerbang yang terbuka.
"Arya mohon tunggu sebentar." Wanita cantik itu bicara. Arya menghentikan langkahnya berbalik badan. Wanita cantik itu tersenyum lalu berjalan mendekat
"Sudah lama ibu tidak bertemu denganmu Nak."
Mimik Arya tak dapat di jelaskan. Antara gugup bercampur marah menghantuinya. Seharusnya ia bahagia saat bertemu dengan ibunya. Tapi ia membuang jauh rasa rindu di balik hatinya yang sudah tersakiti karena sudah terlalu lama di tinggalkan.
"Siapa yang memberi tahu ibu aku datang kesini. Apakah Ayah atau Sekretaris sialan itu.?" Bahkan Arya bertanya dengan sinis.
Wanita itu tidak menggubris hanya tersenyum bahagia menatap putranya yang selama ini di rindukan. Membuat Arya menduga-duga.
"Bagaimana kabar mu?"
"Ternyata Dani yang memberitahu ibu." Arya tersenyum sinis."Apa ibu tidak malu dilihat orang jika mereka tahu ibu datang kesini?"
"Ibu tidak malu, itu kerena kamu datang kesini sayang."
"Aku tidak peduli dengan apa yang ibu katakan, sekarang karena aku sudah melihat ibu... "
"Itulah sebabnya kenapa ibu datang kesini sayang." Sandra memotong cepat. Menatap Arya dengan penuh kasih sayang."Ibu bahagia melihat mu."
"Bagaimana Ibu bisa datang, hanya karena ibu merindukanku? Ibu bahkan sudah tidak menyadari apa artinya ini." Setelah bicara Arya
memalingkan wajahnya.
"Arya sayang, sudah dua puluh tahu Ibu meninggalkanmu, setidaknya biarkanlah Ibu melihat mu meskipun itu hanya satu kali saja. Ibu mohon kamu mengertilah perasaan ibu."
Tapi Ibu juga tidak peduli dengan perasaan ku. Setelah sekian lama Ibu mengabaikan ku. Begitu mudahnya sekarang Ibu mengatakan semua itu tanpa merasa bersalah.
Arya menarik nafas dalam.
"Jika ibu benar-benar merindukan ku. Kapan ibu pulang?"
"Sandra!" Seorang laki-laki memanggil di belakangnya.
"Iya" Sandra menatap Arya dengan penuh penyesalan. Maafkan ibu sayang. Begitu matanya bicara. Belum sempat ia menjawab, Sandra berbalik meninggalkan putranya sendirian di belakang. Arya hanya berdiri dan mematung sambil menahan air matanya yang hampir menetes.
Ternyata begitu ya. Selama ini aku sudah
salah menilainya.
Kalimat Yesa dalam hati sambil berjalan mendekat. Sedari tadi ia sudah mengamati dari jarak jauh. Memasang telinganya tanpa melakukan apa-apa.
"Apakah kamu baik-baik saja?" Yesa bertanya saat sudah di depan Arya. Dan ia juga melihat sepasang mata dingin itu nyaris menitikkan air mata.
"Apa aku terlihat baik-baik saja." Sahut Arya dingin
"Ini sedang hujan, badan kamu bisa basah"
Arya menatap Yesa dengan sinis.
"Kenapa kamu menguping?"
"Aku hanya berjaga-jaga. Jika kamu dalam bahaya, aku akan menarik tanganmu lalu berlari bersamaku meninggalkan semuanya."
"Lalu kenapa kamu tidak melakukannya, Aku berada dalam bahaya tadi." Suara bicara Arya tidak mudah di tebak, membuat Yesa bingung harus melakukan apa.
Setelah mengucapkan kalimatnya Arya berjalan meninggalkan area komplek. Yesa mengikuti langkahnya dari belakang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
J S N Lasara
aduh sdh ad
2022-09-13
0
Ana Wijaya
susah untuk di pahami
2020-04-06
0
Eka Nurhartatik
kayak adegan Drakor the hairs
2020-03-07
1