HARI YANG MENYEBALKAN

Hotel bintang lima.

Di dalam lift. Ada sosok laki-laki berwajah tampan namun sinis terlihat menerima sebuah panggilan di hp nya. Ada sebuah blazer yang menumpang di lengannya. Sepertinya dia baru pulang dari kantor.

"Aku ada di hotel." Katanya pelan "Baiklah aku akan selalu menyalakan handphone ku "

Setelah bicara Arya menutup teleponnya, memasukan hp kedalam saku celananya menunggu lift berhenti di lantai tujuannya. Tapi di pertengahan jalan. Lift berhenti, perlahan pintunya terbuka lebar. Ada seorang wanita cantik berjalan masuk ke dalam, menekan nomor lantai tujuannya. Saat lift sudah kembali berjalan, wanita itu menoleh, mengajaknya bicara.

''Sudah lama tak bertemu, mendengar berita mu di luar negri. Aku rasa sekarang kamu cukup sukses.'' Baru mendengar suaranya Arya tersenyum dengan sinis tanda tidak di suka.

"Karena sudah lama tidak mendengar berita Anda di kota ini. Aku rasa kesuksesan Nyonya Manda sudah memudar."

"Nyonya?" Manda pura-pura tertawa sambil melepaskan kaca mata hitamnya "Tapi saat masih kecil, kamu sempat memanggil ku Ibu."

"Saat itu aku belum tahu apa-apa." Arya tersenyum sinis lagi "Aku pikir orang yang melahirkan ku adalah murni seorang ibu. Bukan seperti Anda Nyonya Manda, yang datang sekejap merusak bahtera rumah tangga orang lain."

Manda hanya diam tidak menjawab. Saat lift berhenti pintunya sudah terbuka lebar. Arya langsung melangkah.

"Arya!" Baru berjalan dua langkah Manda memanggil. Mengehentikan jalannya di ambang pintu lift yang masih terbuka.

"Tolong jangan bersikap seolah kau mengenal ku." Arya bicara tapi badannya masih membelakanginya. "Waktu itu aku berlagak mematuhi mu. Karena nyawaku masih ada dalam genggaman mu. Tapi karena sekarang aku sudah sukses. Dan status mu bukan istri Ayahku lagi. Jadi, sikap mu sangat mengganggu ku."

Setelah bicara Arya melanjutkan langkahnya sementara Manda hanya tersenyum yang tidak dapat di jelaskan. Seolah dirinya tidak pernah melakukan kesalahannya. Dia memakai kaca mata hitamnya kembali seiring saat pintu lift kembali tertutup melanjutkan perjalanannya.

"Hari ini sungguh menyebalkan! " Sambil berjalan di lorong-lorong Arya mengendorkan dasi yang menggantung di kerah kemeja hitamnya. Hatinya meluap-luap karena sudah bertemu dengan orang yang tidak mau di lihatnya di muka bumi ini.

***

Hari sudah malam

Sebuah mobil sport hitam, melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah pribadinya. Tiba-tiba mobilnya berhenti di pinggir jalan, karena tidak sengaja melihat seorang gadis yang sedang berlari dikejar-kejar Preman sambil menenteng kantung belanjaannya.

Tolong!

"Yesa." Kata Arya sambil memperhatikan wajahnya karena posisi gadis itu bersebrangan dengan mobilnya.

Sementara Yesa sudah berhenti dari larinya, nafasnya berat, membuatnya tidak mampu berlari apalagi melawan preman itu.

Saat Yesa berjalan mundur Si preman semakin mendekat

"Hey gadis kecil, berikan dompet mu pada ku" Ancam Preman sambil menyodorkan senjata tajam di tangannya.

Yesa menggeleng." Tidak mau! Aku tidak berani memberikan dompetku pada mu karena isinya bukan milik ku. Jadi! Aku mohon tolong menjauh lah dari ku sialan." Si Preman malah terbahak, membuat gadis itu semakin ketakutan, menjatuhkan air matanya.

Bagaimana ini apa yang harus ku lakukan. Ya Tuhan, tolonglah aku.

Melihat Yesa menangis Arya memarkirkan mobilnya di jalan trotoar dengan sembarangan. Lalu turun berlari menyebrangi jalan secepat-cepatnya. Menendang kaki Preman dari belakang, sampai senjata tajam di tangannya jatuh ke bawah, mendarat di jalan.

"Tuan Muda! " Yesa terkejut

Ya Tuhan aku tidak percaya dia datang menolong ku

Yesa menyeka air mata di wajahnya. Entah kenapa ia merasa terlindungi dengan kedatangan Tuan mudanya.

Sementara Arya mengunci menyilangkan kedua tangan Si Preman dibelakangnya.

"Hei, apa yang kau lakukan? Lepaskan tanganku! Aku sarankan sebaiknya kau jangan mencampuri urusanku.'' Kata Si Preman mengancam sambil meronta-ronta. Namun untungnya Arya langsung menghajar perutnya dengan menggunakan lututnya, membuat si Preman menjerit kesakitan.

"Yesa! Sebaiknya kau masuk kedalam mobil ku dan .. Aaaaa!"

Belum sempat Arya melanjutkan kalimatnya ia kecolongan, membuat Si Preman berhasil menendang kakinya sampai membuatnya tersungkur di trotoar. Baru mau bangkit Si Preman langsung memukul wajah dan punggungnya sampai terpelanting. Menendangnya berkali-kali.

"Jangan! Tolong hentikan." Yesa belingsatan karena tidak tega melihat Tuan Mudanya di hajar seperti itu. "Bagaimana ini. Apa yang harus aku lakukan?" Mondar-mandir mencari benda apa saja yang bisa membantunya menghentikan kejadian ini. Saat melihat batu cukup besar idenya keluar. "Ah itu. Benar aku akan memukulmu dengan ini." Antusias " Ya Tuhan sebelumnya tolong maafkanlah aku"

Bletak !

Akhirnya Yesa berhasil memukul belakang kepala si Preman dua kali dengan sekeras mungkin. Membuat si Preman jatuh pingsan.

"Hei! Kau bangunlah. Apa kau sudah

benar-benar pingsan?" Karena penasaran

Yesa membalikan tubuh Si Preman dengan Kakinya, dan benar Si Preman sudah pingsan pikirnya. Pandangannya berpaling ke arah Arya yang nyaris tidak berdaya di tempatnya." Tuan Muda bagaimana dengan Anda, Apa Anda baik-baik saja?"

Yesa berjalan mendekat tangannya menyentuh lengan Tuan Mudanya tanpa sadar.

"Lepaskan aku, kau jangan menyentuh ku "Arya menepisnya secepat kilat lalu berdiri

menyeret satu kakinya yang sudah sedikit pincang menuju mobil miliknya. Gadis itu langsung mengikuti langkahnya dari belakang sambil menenteng belanjaannya. Hatinya tersayat saat melihat luka yang nyaris memenuhi punggungnya.

Aku tidak pernah mengira dia rela menolongku sampai tidak perduli dengan nyawanya sendiri. Maaf, karena selama ini aku sudah salah menilai mu.

"Tuan Muda, wajah dan punggung Anda terluka Dan kaki Anda terlihat kesakitan karena sudah menolong ku. Terimakasih." Yesa merasa bersalah

Terimakasih

Arya langsung berbalik badan, sorot matanya menandakan kekesalan setelah mendengarnya.

"Ya karena mu, aku jadi basah bau kotor dan sakit!"

"Apa Tuan? Anda benar-benar sakit! Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?" Sahut Yesa terbata dan gugup bercampur

"Apa yang harus aku lakukan? "Arya terbelalak menyadari kebodohannya "Hah, kenapa ini terjadi padaku? "

Otak ku pasti sedang tidak waras. Begitu pikirnya kira-kira Arya menghela nafas bibirnya tersenyum sinis menghina diri sendiri setelah membayangkan kejadian sial tadi.

"Aku benar-benar terkejut, bingung dan tidak percaya. Jadi, aku ingin bertanya. Apa ini benar-benar aneh tapi,..." Membayangkan lagi

"Tapi apanya Tuan Muda?" Bingung

"Aku bertanya padamu, apa ini benar-benar aneh Hahaha." Tawa hambar muncul dari mulutnya, menertawakan diri sendiri melihat sekeliling sambil membayangkan lagi. Entah apa yang membuatnya jadi linglung begini.

Ini apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa dia tertawa sendiri. Apa kerena pukulan preman tadi dia jadi aneh begitu.

Yesa jadi tambah bingung seluruh bulu tubuhnya mulai berdiri

"Tuan Muda, apa yang sebenarnya terjadi? Maaf ini tidak masuk akal, jika Anda tertawa sendiri."

Arya langsung melihat ke arah Yesa.

"Tentu saja, ini tidak masuk akal. Aku sudah benar-benar gila. Apa aku baru saja menolong mu?" Pertanyaan gila ini pun muncul dari bibirnya. Membuat gadis itu terkejut.

Huh! Apa dia mendadak lupa ingatan

"Be-benar Tuan Muda."

Arya menghina Yesa dengan cibiran bibirnya dan masih menertawakan dirinya sendiri. Yesa semakin merinding dan resah mendengar Tuan Mudanya mengoceh kemana-mana seolah merasa harga dirinya dipermainkan.

Ya Tuhan bagaimana ini apa yang harus aku lakukan

"Tuan Muda tenanglah, badan Anda terlihat kesakitan." Rasanya ingin sekali ia membalut luka laki-laki yang sudah menolongnya sekarang juga. Kakinya melangkah tanpa sadar. Tapi berhenti setelah Arya memelototinya.

"Kau jangan coba-coba berani mendekatiku. Kau kira aku bisa tenang dengan situasi seperti ini. Kau tahu. Kenapa aku bisa bertingkah aneh seperti orang gila begini Dan kau tahu bahwa aku bukan orang yang seperti ini? "

Iya iya aku tahu, kamu laki-laki terpandang dan sangat sangat mencintai kebersihan.

"Maaf Tuan Muda" Membungkukkan badan sekali "Karena saya sudah membuat Anda terlibat dalam masalah ini dan maafkan saya yang sudah menganggu hidup Anda karena selalu berbuat sesuka hati saya." Tersenyum.

"Cih!" Arya membuang muka tidak suka lalu kembali lagi melihat ke depan. "Yesa asal kau tahu, orang lain pun bahkan menyebut orang seperti mu sebagai gangguan."

Gangguan! Ah benar, mungkin ini sebabnya kehadiran ku selalu mengganggu ketenangannya hari demi hari.

"Maafkan saya Tuan Muda, karena sudah berani merepotkan Anda. Dan sebagai rasa terimakasih, saya akan melakukan apapun yang Anda minta, jadi tolonglah Tuan Muda, berbuatlah sesuka hati Anda terhadap saya." Yesa bicara antusias.

Arya terbahak membuat nyali Yesa menciut

"Kau mau aku melakukan apa? "

"Sa-ya tidak tahu Tuan Muda."

Melihat Yesa tergagap Arya tersenyum sinis.

"Tidak peduli sebanyak apapun aku memikirkannya, kau tahu? Saat aku berada didekat mu aku selalu sial. Entah kenapa, Yesa! kau benar-benar sangat berbahaya"

Yesa hanya diam dan mematung saat mendengarnya. Membuatnya tidak tahu harus menanggapinya bagaimana.

Sementara Arya terbayangkan semua kejadian sial baginya saat bersama gadis itu dalam beberapa hari kebelakang. Seperti kejadian tempo hari saat pertama kali bertemu, waktu di kamar mandi, membuat onar di kamarnya dan sebagainya. Dan di setiap mengingat kejadian sialnya ia tertawa merendahkan diri sendiri karena kebodohannya.

"Cih!" Yesa menatap Arya "Yesa! Kau benar-benar zona kecelakaan berjalan. Aku harus menghindari hal seperti ini dengan baik. Walau sampai sejauh ini kecelakaan yang kau buat terbilang cukup ringan. Tapi kau harus berhenti sekarang, dan aku tidak akan mencampuri urusanmu lagi."

"Apa itu artinya Tuan Muda akan mengacuhkan kejadian ini? " Antusias

"Bodoh! Maksudku, aku tidak akan mencampuri urusanmu lagi, bukan mengacuhkannya! Lakukan urusanmu sesukamu. Jadi tangani urusanmu sendiri dan menghilanglah kau dari rumahku"

Hening

Arya berbalik badan, melangkahkan kakinya meninggalkan Yesa di belakang. Saat sudah masuk kedalam mobilnya. Ia langsung menghidupkan mesinnya tanpa memperbolehkan Yesa masuk kedalam. Dan Akhirnya mobilnya melaju dengan cepat melintasi jalanan.

Sementara Yesa masih mematung di tempatnya berdiri.

Baiklah aku mengerti. Agar tidak menganggu mu lagi. Mulai hari ini aku akan berhenti menjadi Asisten pribadi mu

Tidak terasa air mata menetes di pipinya.

Terpopuler

Comments

J S N Lasara

J S N Lasara

jgn km hrs tmni arya

2022-09-12

0

Eti Guslidar

Eti Guslidar

arya.... kok

2020-05-27

0

lihat semua
Episodes
1 KISAH AWAL
2 HARI YANG SIAL
3 PERTEMUAN TAK TERDUGA 1
4 PERTEMUAN TAK TERDUGA 2
5 PERJANJIAN
6 PENANTIAN ARYA
7 UJIAN YESA
8 TUGAS PERTAMA
9 MEMBUAT ONAR
10 PERINGATAN ARYA
11 HARI YANG MENYEBALKAN
12 PUTUS ASA
13 MENGUBAH NIAT
14 MENGHILANGKAN RAGU
15 ARYA PANIK
16 ALERGI UDANG
17 MALAM HARI PART 1
18 MALAM HARI PART 2
19 PEMANDANGAN INDAH
20 BERLARI BERSAMAKU
21 TERIMAKASIH ARYA
22 ARYA KESAL
23 MENIKAHLAH DENGAN YESA
24 BAIK AYAH
25 KARTU UNDANGAN
26 PERNIKAHAN
27 MALAM PERTAMA
28 PAGI YANG MENYENANGKAN
29 BALI
30 BALI "
31 SALAM NENEK
32 TAKUT ANAK KUCING
33 MENGGELIKAN SEKALI
34 MENANGIS DI PUNDAK KU
35 MENCERITAKAN MASA LALU
36 MEMASTIKAN SESUATU
37 SEBERAPA BESAR RAHASIA
38 ISTRIKU KAMU SUDAH BANGUN
39 KENAPA IBUKU ADA DI SINI
40 INI TIDAK MUNGKIN
41 MENYEDIHKAN
42 SAAT AKU TIDAK ADA
43 LEBIH PEDULI
44 MINTA PENDAPAT MU
45 BAGAIMANA APA INI COCOK
46 ISTRIKU SELAMAT ULANG TAHUN
47 ROMANTIS APANYA
48 OMONG KOSONG
49 SHINTA MENYERAH
50 ACARA AMAL BERGENGSI
51 AKU HANYA INGIN MEMELUK MU
52 ADA APA DENGANNYA
53 BANGKIT KARENA MU
54 BAGAIMANA MASAKAN KU
55 TAHU GEJROT
56 SEBUAH BANDO
57 NOSTALGIA
58 MUSTAHIL
59 OBSESI MU
60 BERMAIN LAGI ?
61 MEMULIHKAN INGATAN MU
62 BUKU HARIAN IBU
63 JANGAN MEMANCING KU LAGI
64 Bidadari kecil
Episodes

Updated 64 Episodes

1
KISAH AWAL
2
HARI YANG SIAL
3
PERTEMUAN TAK TERDUGA 1
4
PERTEMUAN TAK TERDUGA 2
5
PERJANJIAN
6
PENANTIAN ARYA
7
UJIAN YESA
8
TUGAS PERTAMA
9
MEMBUAT ONAR
10
PERINGATAN ARYA
11
HARI YANG MENYEBALKAN
12
PUTUS ASA
13
MENGUBAH NIAT
14
MENGHILANGKAN RAGU
15
ARYA PANIK
16
ALERGI UDANG
17
MALAM HARI PART 1
18
MALAM HARI PART 2
19
PEMANDANGAN INDAH
20
BERLARI BERSAMAKU
21
TERIMAKASIH ARYA
22
ARYA KESAL
23
MENIKAHLAH DENGAN YESA
24
BAIK AYAH
25
KARTU UNDANGAN
26
PERNIKAHAN
27
MALAM PERTAMA
28
PAGI YANG MENYENANGKAN
29
BALI
30
BALI "
31
SALAM NENEK
32
TAKUT ANAK KUCING
33
MENGGELIKAN SEKALI
34
MENANGIS DI PUNDAK KU
35
MENCERITAKAN MASA LALU
36
MEMASTIKAN SESUATU
37
SEBERAPA BESAR RAHASIA
38
ISTRIKU KAMU SUDAH BANGUN
39
KENAPA IBUKU ADA DI SINI
40
INI TIDAK MUNGKIN
41
MENYEDIHKAN
42
SAAT AKU TIDAK ADA
43
LEBIH PEDULI
44
MINTA PENDAPAT MU
45
BAGAIMANA APA INI COCOK
46
ISTRIKU SELAMAT ULANG TAHUN
47
ROMANTIS APANYA
48
OMONG KOSONG
49
SHINTA MENYERAH
50
ACARA AMAL BERGENGSI
51
AKU HANYA INGIN MEMELUK MU
52
ADA APA DENGANNYA
53
BANGKIT KARENA MU
54
BAGAIMANA MASAKAN KU
55
TAHU GEJROT
56
SEBUAH BANDO
57
NOSTALGIA
58
MUSTAHIL
59
OBSESI MU
60
BERMAIN LAGI ?
61
MEMULIHKAN INGATAN MU
62
BUKU HARIAN IBU
63
JANGAN MEMANCING KU LAGI
64
Bidadari kecil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!