Sesampainya di dalam rumah, Yesa duduk di sofa salah satu ruangan, sambil menatap kertas kontrak yang ada di tangannya Sekretaris Dani berdiri di sampingnya. Menunggu kedatangan Tuan Mudanya.
Brakk, suara pintu terbuka dengan keras terdengar ditelinga. Saat Yesa menoleh tampaklah sosok laki-laki dengan penampilan sempurna. Dia memiliki wajah yang sangat tampan namun sinis berdiri di ambang pintu dengan wajah menantangnya.
"Jadi itu orangnya kau Yesa ?"
Dengan cepat Yesa bangkit dari duduknya.
"Syukurlah Anda sudah tiba Tuan muda, saya akan memperkenalkan Nona Yesa pada Anda. Bagaimana dengan Tuan Dery apa dia akan segera kemari ?" Dani bertanya-tanya, laki-laki yang di tanyai malah tidak perduli.
Arya melangkahkan kakinya hingga berhadapan dengan Yesa. Memajukan tubuhnya dan wajahnya mendekat. Kedua bola matanya bergerak mengedarkan pandangannya pada wajah gadis di depannya ini lebih dalam. Yesa hanya diam mendongak sambil menelan ludah. Tubuhnya gemetar bulu kuduknya merinding seperti ada udara yang ingin segera menelannya
"Cih. Apa kau benar-benar sehebat itu ?" Setelah bicara Arya meremehkan dengan senyumannya
Ya Tuhan kenapa dia melihat wajah ku sedekat ini
Batin Yesa entah kenapa jantungnya serasa berhenti berdetak.
"Ada yang lebih penting dari kontrak, aku ingin memastikan sesuatu " Entah kenapa tiba-tiba Arya menyambar surat kontrak di tangan Yesa Menyeret lengannya secara kasar, agar mengikuti langkahnya meninggalkan ruangan itu. Yesa sampai tergesa-gesa mengikuti irama langkahnya.
Sakit ! Mau apa dia, hei lepaskan tanganmu. Aku tidak percaya dia melakukan ini. Aku buang kata-kata tadi, saat kali pertama aku lihat dia bagaikan malaikat. Kenyataannya dia bagai iblis yang tidak punya hati nurani
Dengan sepintas Yesa menoleh ke belakang, meminta pertolongan dari Sekretaris Dani melalui tatapan matanya. Tapi sialnya Sekretaris itu hanya menundukkan kepalanya seperti berkata Maaf Nona. Sampai pada akhirnya Arya menghentikan langkahnya sambil menghempaskan lengan Yesa agar memasuki dapur masak.
"Tuan muda apa yang ingin Anda lakukan?" Dani bertanya
Arya tidak menggubrisnya, tangannya langsung menyodorkan selembar kertas putih di depan wajah Yesa secara tiba-tiba.
"Apa ini ?" Yesa meraihnya benda itu
"Siapkan aku makanan Italia." Jelas Arya
Yesa menatap tulisan yang ada di dalam selembar kertas itu.
Sial ! Seumur hidup, aku belum pernah sekalipun menikmati makanan mewah ini. Tunggu ! Apa dia sengaja ingin mempermalukan ku.
Setelah membaca Yesa menatap Arya tajam
"Lakukan, aku ingin melihat bagaimana cara memasak mu. Sebelum aku memutuskan untuk menerima mu. Jika aku tidak mengakui bakat mu. Maka tidak akan ada artinya kontrak yang sudah kau tanda tangani dengan ayahku.
Tentunya aku tidak akan menerima mu berada di rumah ini sebagai asisten pribadi ku." Jelas Arya panjang lebar dengan suara dingin. Membuat nyali Yesa menciut mendengarnya.
Hening
Ya Tuhan bagaimana ini. Apa yang harus aku lakukan. Apakah aku harus bertahan atau mati saja
"Ayahku sangat membanggakan mu, kami ingin melihat seberapa hebat yang kau miliki dan kami penasaran dengan kemampuanmu." Kata Dery yang tiba-tiba muncul dari arah yang berbeda. Dia menatap Yesa dengan kagum." Apa kamu sehebat itu? Masaklah, kami ingin melihat bagaimana cara memasak mu."
Suara dan pandangannya begitu lembut. Syukurlah paling tidak, dia tidak sama dengan iblis itu. Tunggu ! Kenapa aku memikirkan tentang ini.
"Lakukanlah Nona, sesuai dengan tugas yang di inginkan Tuan muda." Ujar Dani sambil memberinya kode untuk bersemangat dengan senyuman
"Kamu tidak bisa? "Sambil bicara Arya mengejek dengan sikap angkuhnya
Yesa hanya diam, kedua tangannya terkepal geram, tatapan bencinya tidak lepas dari Arya.
Jika bukan karena Nenek ku, aku juga tidak sudi di jadikan asisten mu.
Yesa memaki laki-laki itu dengan sorot matanya, yang di tatap hanya tersenyum dengan sinis
"Lupakan saja, kamu tidak akan bisa." Arya langsung mengangkat kertas kontrak di depan wajah Yesa. Dia tidak mau ambil pusing.
"Tunggu! " Baru mau merobek Yesa buru-buru mencegahnya. Arya langsung menghentikan jemari kananya di ujung kertas, menatap Yesa penuh makna
''Baiklah Tuan, saya akan melakukannya " Yesa berkata dengan penuh keberaniannya.
Arya tersenyum merendahkan, sedangkan Yesa langsung bergegas, mengambil semua bahan masakan yang tertulis di dalam kulkas. Selanjutnya Yesa mengikuti aturan cara memasaknya yang secara detail.
Kedua sosok laki-laki itu hanya duduk di meja makan yang tidak jauh dari tempatnya memasak. Memperhatikan cara memasak Yesa dengan seksama. Cara memasak yang begitu teliti dan bersih. Bahkan tidak ada satupun noda terdampar di bawah wajannya.
Sampai pada akhirnya
"Ini makanan Italia nya Tuan." Kata Yesa sambil menghidangkan masakan yang ia hasilkan dengan susah payah di atas meja di depan Arya." Silahkan anda mencicipinya."
Arya dan Dery hanya diam menatapnya dengan
mulut yang tampak sedikit ternganga. Mereka bisa merasakan kenikmatan hanya dari aroma saja sepertinya. Arya meraih sendoknya lalu mencicipi sedikit makanannya.
Hening.
"Tuan Muda, bagaimana dengan rasanya? " Dani bertanya setelah melihat Arya sudah mencicipi beberapa kali makanannya
Kenapa mereka diam, apa masakan ku rasanya tidak enak. Yesa gelisah
Masakan ini nikmat sekali rasanya, lidah ku belum pernah merasakan makanan selezat ini sebelumnya
Batin Dery sambil menikmati
Sementara Arya hanya diam tanpa suara. Entah kenapa tiba-tiba ia bangkit dari duduknya
"Ambil ini" Arya menyodorkan surat kontrak pada sekretaris Dani yang berdiri di sampingnya. Melangkahkan kakinya dengan santai menaiki anak tangga menuju kamarnya di lantai atas.
Hei tunggu ! Kenapa kamu tidak berkomentar, dan apa itu. Kenapa kamu memberikan kertas kontrak ku pada sekretaris itu. Apakah itu artinya aku tidak diterima. Nenek, matilah aku.
Terlihatlah hanya Dery yang tersisa di meja makan. Setelah menghabiskan makannya Dery bangkit dari duduk lalu menepuk pelan bahu Yesa, gadis yang di tepuk hanya mengangkat bahunya pelan terkejut, wajahnya murung.
"Masakan mu luar biasa rasanya" Dery memuji dengan senyum hangatnya. Membuat Yesa semakin terkejut mendengarnya. "Aku benar-benar ketagihan ingin menikmatinya lagi. Dan tampaknya Kakak ku sudah menerima mu, kau memang benar-benar hebat. Jadi kau akan tetap disini menjadi satu rumah dengan kami, bekerja dengan baik."
" Syukurlah "
Akhirnya Yesa hanya diam menatap punggung Dery yang sudah pergi meninggalkannya. Bernapas lega karena sudah melewati ajal kematiannya. Tinggallah Sekretaris Dani yang masih berdiri di sampingnya.
"Nona Anda benar-benar hebat, saya rasa Tuan Hendra memang tidak salah karena sudah memilih Anda." ujar Dani memuji.
"Saya hanya mengikuti aturan yang tertulis dalam kertas yang di berikannya pada saya. Tanpa adanya resep itu mungkin saya tidak akan lolos dari ujiannya hehe.." Sahut Yesa nyengir.
Sekretaris Dani hanya tersenyum
"Nona mari, saya akan menunjukan kamar Anda"
"Baiklah"
Sekretaris Dani menuntunnya di depan seraya membawa koper Yesa di tangannya, gadis itu mengikutinya dari belakang menaiki anak tangga dan sampailah ia depan kamarnya.
Hah, sial. Kenapa kamar ku berhadapan dengan kamar iblis itu
"Nona silahkan masuk, ini kamar Anda." Kata Dani yang sudah membukakan pintu kamarnya
"Baik Tuan" Yesa melangkah pelan, seraya menarik koper yang sudah ada di depan pintu memasuki kamarnya. Waah, kamar yang sangat luas dan indah sekali gumamnya setelah mengedarkan pandangan. Seumur hidup ini pertama kali baginya melihat kamar yang elegan menurutnya. Isi didalam ruangan terlihat serba bernuansa hijau. Dari peralatan tempat tidur, sofa, tirai jendela kaca, sampai dinding-dindingnya berwarna hijau. Sejuk sekali.
"Baiklah Nona, ini sudah saatnya saya akan meninggalkan Anda sekarang. Pastikan Anda benar-benar menghafalkan aturan tugas apa saja yang sudah tertulis di sana." Ujar Dani yang masih berdiri di ambang pintu yang terbuka.
Yesa berbalik badan." Baik, saya akan benar-benar menghafalkannya Tuan "
"Baiklah kalau begitu saya pamit undur diri dari hadapan anda Nona, selamat siang dan sampai jumpa." Dani membungkukkan badannya.
"Baik, terimakasih" Yesa menundukkan kepalanya
"Anda jangan sungkan Nona"
Selepas Dani pergi, gadis itu mengelilingi kamarnya yang cukup luas. Baru melewati pintu yang pertama dia sudah di sambut dengan banyaknya lemari yang mengelilingi dindingnya. Hanya ada satu cermin besar dan meja rias yang terhimpit di tengah-tengahnya. Sepertinya ini ruangan khusus untuk berganti bajunya.
Selanjutnya pintu yang kedua setelah ia membukanya, terlihatlah kamar mandi yang begitu indah seperti kamar mandi ala hotel bintang lima.
"Wahh, Luas sekali kamar mandinya. Ini bahkan lebih luas dari kamar kost ku."
Yesa menarik nafas yang sangat panjang. Udaranya sangat harum katanya. Mengedarkan pandangannya pada seluruh isi di dalamnya yang membuatnya terkagum-kagum.
Di dekat pintu sebelah kanan, ada lemari khusus tempat penyimpanan peralatan mandinya. Yang sudah tertata rapih di setiap tempatnya. Di tengah-tengah di dekat dinding ada sebuah bathup yang cukup besar yang di gunakannya untuk berendam. Tempat pembilasannya terpisah di balik kaca yang transparan. Ada cermin besar di sebelahnya dan bidet toilet yang terpisah di sudut ruangan.
Setelah puas mengedarkan pandangannya ia kembali berjalan menuju ruang ganti, menarik koper yang tadi di bawanya. Saat mau memasukan baju ke dalam lemarinya, badannya tersentak kaget dengan isi di dalamnya. Dengan kata lain semua perlengkapan bajunya sudah di sediakan di dalam. Dari pakaian luar maupun pakaian dalamnya sudah tertata rapih di setiap tempatnya.
Menakjubkan, bagaimana mereka bisa tahu dengan ukuran ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
J S N Lasara
lulus ujian itu i
2022-09-12
0