Setelah selesai merapikan semua bajunya kedalam lemari. Yesa sudah duduk di sofa sambil mencerna detail tugas di tangannya.
"Disini semua tugas ku tertulis seperti orang yang sudah berumah tangga." Yesa mengerutkan kening bingung.
Aneh, apakah ini termasuk tugas seorang Asisten pribadi. Sebenarnya apa yang di rencanakan Tuan Hendra. Sampai-sampai aku harus membersihkan kamar mandi dan kolam renangnya iblis itu. Jadinya, aku merasa seperti di anggap babu di rumah ini.
"Ah, sudahlah lupakan saja, meski sakit hati. Biar bagaimanapun caranya aku harus tetap bertahan demi melindungi Nenek ku dari lelaki Tua kejam itu " Yesa meletakan lembaran tugas di meja."Baiklah, tugas pertama ku yang tertulis dalam lembaran itu adalah membersihkan kamar mandinya. Jadi aku harus segera bersihkan kamar
mandi iblis itu sekarang juga." Setelah mengatakan kalimatnya Yesa mengangkat satu tangannya yang terkepal. Semangat !
Entah apa maksud dan tujuan semua tugas dari Hendra. Yesa hanya mampu menerima tanpa mengeluh. Ia terlihat bangkit dari duduk, melangkahkan kakinya menuju kamar Arya.
Saat sudah tiba, ia mengetuk pintu, tidak terdengar suara apapun dari dalam. Memasang telinganya di pintu juga, masih tidak ada suara. Akhirnya ia memberanikan diri membuka pintunya.
Indahnya... Ini bahkan lebih indah dari kamarku
Yesa melongok, orang yang di cari tidak ada di kamar sepertinya. Ia menutup pintunya kembali memberanikan diri masuk ke dalam. Dengan santainya ia berjalan menuju kamar mandi Tuan Muda nya. Setelah melewati ruang berganti baju, akhirnya tiba juga.
Ruang mandi seindah dan seharum ini, bagian apanya yang harus ku bersihkan gumamnya. Meski begitu Yesa tetap melakukan tugasnya dengan sebaik mungkin. Dari bathup, kaca tempat pembilasan, cermin, dinding-dinding dan lantainya. Sampai toilet ia bersihkan. Ah, akhirnya beres juga. Dan terakhir merapikan tempat penyimpanan perlengkapan mandi. Pikirnya. Saat ia merapikan ulang handuknya.
Tiba-tiba
Arya muncul di depannya, berdiri di ambang pintu seraya menyilang kan kedua tangan di depan dada. Matanya terlihat jelas menahan emosi. Karena barang pribadinya di sentuh orang lain.
"Apa yang kau lakukan?"
Huh! Sepertinya bocah ini matanya bermasalah ya. Apa tidak bisa melihat dengan jelas aku sedang melakukan apa.
"Sa_ saya sedang merapikan perlengkapan mandi Anda Tuan." Sahut Yesa dengan gugup bercampur takut mengirinya.
"Kamu tidak meminta izin dulu pada ku?"
Degh
Suara dingin yang rasanya mengiris telinga terdengar mengerikan. Entah kenapa seluruh badan Yesa gemetar, bahkan handuk yang ia pegang sampai terlepas jatuh terurai dilantai.
"Maafkan saya Tuan, karena sudah memasuki kamar mandi Anda tanpa izin, sekali lagi tolong maafkanlah saya Tuan." Ia memohon sambil membungkukkan badannya berkali-kali. Namun silanya tidak ada reaksi apapun dari Tuan Mudanya. Hanya matanya yang bicara seolah memakinya dalam hati. Saat ia mau menyentuh di kakinya.
Tiba-tiba.
"Cukup!" Suara Arya terkesan sangat tinggi. Membuat Yesa terperanjat mengurungkan niat yang tadinya mau berlutut di kakinya. Memohon ampunan yang sebesar-besarnya.
Sial kenapa dia bicara sekencang itu barusan. Membuat ku kaget saja.
"Aku akan jelaskan aturan disini, kamu dengarkan ini baik-baik." Arya berkata lagi dengan suaranya yang rendah. Yesa mengangguk, tatapannya tidak lepas dari Arya.
"Pertama kamu jangan menyentuh ku tanpa izin, aku kaget saat kamu mendekati ku secara tiba-tiba. Kedua kamu jangan memasuki kamar ku tanpa izin. Ketiga kamu jangan menyentuh barang-barang ku tanpa izin. Jika aku melihat posisi barang ku tidak sama seperti semula. maka aku akan sangat marah. Seperti yang kamu lakukan sekarang. Apa kamu mengerti?"
Yesa menelan ludah, dirinya menciut setelah mendengar kalimat ancaman dari Tuan Mudanya. Menggaris bawahi bahwa laki-laki didepannya ini bukanlah orang yang mudah di dekati.
Ciih! Siapa juga yang ingin menyentuh mu. Kalau bukan karena terpaksa. Aku juga tidak sudi melakukannya. Nenek sampai kapan aku harus bertahan menghadapi laki-laki dingin seperti dia. Ingin rasanya aku segera meninggalkan rumah ini
"Baik Tuan, saya mengerti"
"Bagus. Jika kamu mengerti, balut tubuhmu yang basah itu. Dan" Arya mengedikan wajahnya ke arah pintu terbuka "Keluarlah"
''Baik, maafkan saya Tuan, permisi." Yesa menuruti kata Arya berjalan sambil menunduk tanpa meliriknya kembali.
Setelah Yesa menghilang di balik pintu terbuka Arya memeriksa apa saja yang di lakukan gadis itu terhadap kamar mandi pribadinya.
"Ternyata dia lebih berbahaya di luar dugaan ku, kedapannya aku harus berhati-hati menjaga jarak. Agar tidak mudah terpengaruh olehnya."
__
Bandara
Ada tiga sosok laki-laki melangkahkan kakinya menuju Airport yang akan segera lepas kandas ke negara Jepang.
"Kakak selama kita berada di jepang,
apa kita perlu minum-minum di Ghinza?" Dery bicara "Jika hanya ada satu wawancara, kita pasti punya waktu senggang di malam hari kan"
"Tuan Muda." Malah Dani yang menjawab. "Besok kita harus segera kembali dengan penerbangan pertama. Siaran persnya akan di selenggarakan besok"
"Aku melupakan hal itu, jika kita tidak menghadiri siaran persnya, kita akan di marahi ayah. Wartawan akan menulis kita tidak menyukai bisnis ayah."
"Tampaknya Tuan muda Arya masih belum
menyukai kehadiran Nona Yesa.'' Dani memancing laki-laki yang di pancing hanya fokus berjalan ke depan tanpa menoleh sedikitpun.
"Kakak tidak pernah menyukai apapun, hanya saja keadaannya jadi begini. Yang membuatnya tidak mau berkomentar banyak." Dery menyindir dengan candaan.
"Aku mau beli kopi, sampai bertemu di
pesawat." Arya terpancing, melirik Dani tajam dengan wajah masamnya. Seolah yang di dikatakan sebelumnya memang benar tapi tidak mau berkomentar. Akhirnya ia melangkahkan kakinya lebih cepat meninggalkan dua orang di belakang.
"Tampaknya saja, dia seperti tidak mendengarkan. Tapi percayalah, sesungguhnya, dia hanya mendengarkan yang perlunya saja." ujar Dery seraya menggunakan kaca mata hitamnya.
"Saya setuju dengan baru saja yang Anda katakan Tuan Muda" Dani menjawab
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Eli Shelvik
Semoga di akhir ya bagus cerita ya
2020-02-19
2