Yesa memasuki kamar Arya yang sudah terlihat berantakan sekali. Ia mau melakukan tugasnya merapikan kembali semua buku dan benda-benda lainnnya yang tergeletak di lantai. Dan di kembalikan pada tempatnya.
"Aku harus segera menyelesaikannya sebelum dia kembali ''
Dengan segera tangannya langsung meraih semua benda di lantai dengan cekatan. Menyimpannya satu-persatu kembali di tempatnya semula. Dan akhirnya selesai juga. Pandangannya beralih pada sebuah foto di atas meja kerja Tuan Mudanya. Yaitu sebuah foto wanita cantik yang sedang duduk sambil memangku anak kecil berusia sekitar lima tahunan. Karena penasaran ia meraih foto itu.
"Cantik sekali, apa wanita ini Ibunya? Wajahnya mirip sekali." Tersenyum
Tiba-tiba
'"Apa yang kau lakukan?"
Suara yang tidak asing lagi terdengar nyata di belakang. Hawa dingin melintas di kuduknya. Yesa langsung membalikan tubuhnya sambil menutup foto di belakang, berharap laki-laki dingin itu enggan menyadarinya. Tapi sialnya Arya sudah lebih dulu melihat benda yang tertutup di mejanya lalu menatap Yesa dengan tajam.
"Kau sedang lihat apa ?" Arya mendekat
Baru mendengarnya bicara sekujur tubuh Yesa langsung gemetaran seperti terkena sengatan listrik "Sa-saya tidak melihat apapun Tuan." Katanya terbata.
Kenapa dia marah
Arya menarik lengan Yesa menyeretnya ke luar kamar secara paksa. Gadis itu setengah berlari mengikuti jarak langkahnya, menuruni anak tangga menuju lantai bawah.
"Tuan Muda, tolong tunggu sebentar, apa yang ingin Anda lakukan ?" Arya diam tidak menjawab, hanya tangannya yang bereaksi mencengkram lebih kuat
Sakit! Lengan ku sakit. Aku tau aku salah, karena sudah menyentuh barang mu tanpa izin. Tapi tolong kau jangan lakukan ini.
Yesa mengedarkan pandangannya pada seluruh ruangan di lantai bawah. Menangkap bayangan dua manusia yang berdiri di sana. Sambil meminta pertolongan melalui sorot matanya. Tapi semakin Yesa meronta laki-laki itu malah semakin kuat mencengkram lengannya sampai tiba di lantai bawah.
Melihat gadis itu di seret sambil meronta kesakitan Dani bertanya.
''Tuan Muda, apa yang Anda lakukan ?" Baru selesai bertanya laki-laki dingin itu langsung mengibaskan lengan Yesa sampai menabrak tubuhnya.
"Kau usir dia dari sini!" Sambil bicara Arya menunjuk wajah gadis di depannya dengan tatapan dinginnya
"Tuan Muda, apa Anda ingin menambah buruk kesehatan Ayah Anda?" Dani bertanya lagi
Mendengar Ayahnya di sebutkan Arya menghela nafas panjang, dia tahu ini bukan saatnya untuk memperkeruh ke adaan. Betapa merepotkan jika benar-benar mengusir gadis itu sekarang.
"Kalau begitu, aku yang tidak akan tinggal disini.'' Dia bicara dengan suara rendahnya.
"Kakak, kenapa kau mau pergi?" Melihat Arya melangkahkan kakinya Dery bertanya.
"Tuan Muda tolong jangan bersikap seperti ini."
Arya tidak menggubris pertanyaan dari dua manusia di belakang, fokus berjalan melewati pintu meninggalkan rumah pribadinya.
"Tuan Muda." Dani memanggilnya
''Keduanya mengalami awal yang buruk. Mungkin sebaiknya kita memberi kakak waktu, agar keadaan tidak semakin memburuk.''
"Tapi situasi ini mengejutkan sekali Tuan Muda."
Sementara Yesa hanya diam memandang punggung Tuan Mudanya sedari tadi tanpa melakukan apa-apa. Hanya batinnya yang bicara.
Apa dia ingin mengusir ku. Lalu bagiamana dengan nasib Nenek ku. Tidak! Aku harus mengejarnya
Sekarang Yesa memilih berlari mengejar Tuan Mudanya sambil membawa setumpuk penyesalan di hatinya.
"Permisi, Tuan Muda mohon tunggu sebentar "
Hanya tinggal beberapa langkah menuju mobilnya Arya berhenti lalu memutar balikan badannya. Meski wajahnya terlihat malas, tapi dia mau meladeni gadis itu sebentar. Pandangannya bertemu.
Bodoh kenapa aku hanya diam. Apa yang harus aku katakan padanya. Maaf, s**aya menyesal, tolong Anda jangan pergi Tuan Muda atau bagaimana. Tapi kenapa saat aku mau bicara padanya, nyali ku menciut. Rasanya gugup bercampur takut menghantui ku.
Arya diam menunggu sambil menatap Yesa penuh makna. Lantaran gadis itu hanya diam membisu wajahnya menunduk. Tapi bahasa tubuhnya terlihat jelas sedang ketakutan
"Teryata aku benar, saat ku bilang kamu pasti akan terus melakukan hal yang paling ku benci dan kamu melakukannya. Tapi mulai saat ini kamu harus menghentikannya. Jika kamu melakukannya lagi, aku akan benar-benar memukulmu." Arya bicara dengan suara rendah. Artinya ia benar-benar serius memperingati gadis itu di depannya.
Setelah bicara Arya kedalam mobilnya duduk di balik kemudi, menyalakan mesinnya lalu membawanya dengan kecepatan normal.
Sementara Yesa hanya diam mematung di tempatnya berdiri sambil menatap mobil Tuan Muda nya. Merasa bodoh atas perbuatan diri sendiri dalam beberapa hari ini. Tidak terasa kelopak mata indahnya menjatuhkan air mata.
"Nona tetaplah Anda tabah." Dani berjalan mendekat
Yesa menyeka air mata dengan tangannya.
"Kenapa sulit sekali menghadapinya, ini baru beberapa hari, tapi saya sudah merasa lelah, bagi saya seolah-olah ini sudah setahun."
"Nona kenapa Anda berkata begitu, Anda sudah berhasil menyelesaikan tugas di hari pertama Anda. Memulai adalah separuh perjuangan, jadi Anda sudah separuh jalan."
Yesa menarik nafasnya dalam berusaha tegar menghadapi situasi hatinya yang sakit
"Tapi sekarang orang itu meninggalkan rumah ini karena saya. Sebab, saya terus melakukan hal yang tidak dia sukai." Sambil menunduk dan nangis Yesa menyesali perbuatannya.
"Nona sebenarnya saya ingin memuji Anda. Dengarlah, jika kalian semakin dekat, maka akan ada kemungkinan Anda berhasil. Dan kelihatanya saya menemukan sedikit perubahan dari Tuan Muda. Ini pertanda bagus dan sangat bagus. Berarti Anda bisa menjalani hidup Anda dengan aman"
"Apa Anda yakin, saya bisa menjalani hidup
aman dengan tinggal disini?"
"Tentu, demi Nenek Anda, pasti Anda bisa melakukannya, tolong Anda jangan patah
semangat Nona."
''Baik terimakasih Tuan." Yesa tersenyum
"Anda jangan terlalu sungkan Nona.''
Tanpa di sadari ada sosok laki-laki berdiri di balkon kaca lantai atas. Yang sedari tadi memasang telinganya sambil menikmati secangkir kopi di tangannya. Menyesapnya beberapa kali.
Ternyata begitu ya. Sepertinya akan ada hal yang menarik untuk di saksikan. Aku hanya akan menikmati momen ini untuk sementara
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
J S N Lasara
sabar km psti bisa
2022-09-12
0