Beberapa jam kemudian akhirnya mobil limo hitam mewah itu berhenti di depan teras kediaman Hendra Saputra. Sekretaris Dani turun dari mobil, membukakan pintu untuk Yesa.
"Silahkan turun Nona, kita sudah tiba di kediaman Tuan Hendra." Dani mempersilahkan turun dengan sopan. Gadis itu menurut, menyeret kakinya turun dari sana. Setelah Yesa turun, Sekretaris Dani menutup pintu mobilnya kembali.
"Mohon Nona ikuti saya masuk kedalam, Tuan Hendra sudah persiapkan tempat untuk Anda."
"Baik tuan."
Sekretaris Dani berjalan di depan menuntun Yesa bertemu dengan Tuannya, mengikuti irama langkahnya dari belakang memasuki rumah mewah itu.
Baru mau melewati pintu utama dia sudah di sambut dengan dua pelayan yang hanya di tugaskan menjaga pintu masuk utama.
Saat tiba di dalam, sekujur tubuhnya gemetar dengan apa yang sudah di lihatnya. Meski hanya berjalan melewati lorong-lorong dengan pantulan cahaya lampu yang redup, gadis itu masih bisa melihat seluruh isi setiap ruangan di dalamnya. Terkesan mewah berkelas dan menggelegar. Mungkin seumur hidupnya ini kali pertama baginya memasuki rumah mewah bagaikan istana raja.
"Silahkan masuk Nona, disini adalah ruang makan" Ujar Dani seraya membuka
pintunya
"Baik Tuan." Yesa berjalan memasuki ruang
makan. Saat sudah sampai di depan meja, Sekretaris Dani menarik kursinya. "Silahkan duduk Nona"
"Baik" Yesa mengikuti kata Dani meski takut ia perlahan mendekat lalu duduk di kursinya dengan sopan.
"Mohon di tunggu sebentar, Tuan Hendra akan segera datang menemui Anda." Dani berkata lagi.
"Baik Tuan, terimakasih."
"Anda jangan sungkan Nona, kalau begitu saya permisi selamat tinggal."
Yesa tersenyum."Baik sampai jumpa lagi Tuan dan terimakasih."
Setelah saling menundukkan kepala Sekretaris Dani berbalik badan lalu berjalan meninggalkan ruangan dan menutup pintunya. Tertinggallah Yesa di ruang makan itu sendirian.
Ruang makannya saja sebesar ini, menakutkan! Seberapa kaya orang ini.
Yesa mengedarkan pandangannya pada seluruh meja makan, di sana sudah ada makanan mewah berkelas terhidang dengan rapih.
"Ya Tuhan apakah aku sedang bermimpi ?"
"Kamu tidak sedang bermimpi gadis kecil."
Yesa tercengang dengan seorang yang baru saja bicara entah dari arah mana datangnya. Terkejut setengah mati saat melihat laki-laki yang baru saja datang itu siapa. Dan tidak pernah mengira bahwa orang yang pernah di selamatkannya waktu kemarin malam itu ternyata adalah Hendra Saputra.
Setelah Hendra sampai di sebrang mejanya, dengan cepat dia bangkit dari duduk lalu membungkukkan badannya.
"Selamat malam Tuan Hendra, saya Yesa, sekretaris Dani yang membawa saya kemari untuk menemui Anda"
Lelaki tua itu tertawa setelah mendengar kalimat dari Yesa.
"Kamu memang gadis yang sangat baik, saya suka dengan kepolosan mu." Yesa malah merinding setelah mendengar pujian tulus dari mulutnya. Membuatnya tidak tahu apakah dia harus menjawab atau diam. "Duduklah!" Hendra mempersilahkan Yesa duduk dengan tangannya.
"Baik tuan"
Yesa duduk kembali, setelah Hendra duduk di kursinya. Menundukkan kepala, sambil menatap piring kosong di bawah matanya yang sudah di sediakan khusus untuknya, telapak tangannya berkeringat dingin, kakinya gemetar.
Ini tidak mungkin! Kenapa setelah mendengarnya bicara rasanya aku ketakutan begini. Ya Tuhan, semoga dia mengundang ku kesini hanya untuk menemaninya makan malam.
Yesa menatap Hendra." Bagaimana keadaan
Anda sekarang Tuan, apa anda baik-baik saja."
Hendar tersenyum
Di lihat dari matanya saja, aku rasa dia gadis baik-baik sepertinya. Gumam Hendra dalam hatinya.
''Sebelumnya aku berterimakasih padamu, karena sudah menyelamatkan nyawaku ku malam itu. Jika bukan karena kebaikan hatimu yang sudah mendonorkan sedikit darah untuk ku. Mungkin aku tidak akan bisa menghirup dunia ini lagi.''
Apa. Ini dari mana dia tau. Jangan jangan...
Seketika tengkuk Yesa merinding mendengar ucapannya. Bagaimana bisa Hendra tahu tentang hal itu. Padahal dia sudah memerintahkan pihak rumah sakit untuk merahasiakannya dari siapapun termasuk keluarga Hendra. Karena biasanya dia suka menolong orang yang sedang kesusahan tanpa pamrih.
Mungkin benar Hendra bisa saja melakukan apapun semua yang ia inginkan. Hanya sekedar ingin mengetahui tentang informasinya. Sepertinya ia hanya cukup mengedipkan sebelah mata. Lantas untuk apa dia mengundang ku kemari hanya sekedar berterimakasih pada ku yang hidup serba apa adanya. Padahal untuk orang yang di pandang sebesar ini, dia bisa mengucapkan terimakasih pada ku melalui Sekretarisnya saja kan. Begitu pikir Yesa
"Baik, terimakasih kembali Tuan, sebenarnya Anda tidak perlu sungkan kepada saya."
Hendra tersenyum samar saat melihat gerak-gerik Yesa yang terlihat jelas ketakutan, baginya ini sangat menarik perhatiannya. Selama hidup Hendra belum pernah bertemu dengan gadis baik dan polos seperti Yesa, matanya bercahaya yang memancarkan keindahan dan kejujuran yang mampu menyentuh hatinya.
"Kamu tidak usah gugup dan takut, sebaiknya kamu makanlah dulu, setelah ini aku akan memberimu sebuah kesempatan" Ujar Hendra perlahan lalu tersenyum
" Baik tuan, terimakasih '' Sahut Yesa sambil
menundukkan kepalanya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
J S N Lasara
ktmu orang bedar
2022-09-12
0
lisha_laurensia
lanjut
2020-05-25
0
Ani Yuningsih
menarik
2020-02-29
0