Lella masih tercengang ketika mendapat panggilan tiba2 dari si inisial "A", mulutnya tertutup seakan tidak ada kata2 yang bisa dia keluarkan dari dalam sana.
Alvin masih berusaha mengajak Lella ngobrol via telpon, kata2 manis pria tersebut sontak membuat mata Lella terbuka bahkan rasa kantuknya hilang entah kemana, Lella masih menyimak perkataan demi perkataan yang lelaki itu lontarkan, Dia hanya menjawab singkat dari pertanyaan yang dilayangkan oleh Alvin kepadanya.
Sampai pada akhir kalimat sebelum ia menutup panggilan itu, Alvin mengajak nya untuk bertemu sesekali, dengan alasan agar bisa lebih kenal satu sama lain.
Dalam hati Lella sebenarnya juga pensaran bagaimana sosok inisial "A" ini, apakah jelek, apakah tampan, hidungnya mancungkah atau matanya sipit kah, Lella sering mmebayangkan wajah lelaki yang akhir2 ini mengganggu nya melalui suaranya.
Tapi itulah keterbatasan Lella, dia tidak bisa memutuskan, bagaimana wajah Alvin dengan hanya mendengar suaranya saja. sampai Alvin memutuskan akan melakukan panggilan video.
flashback on
"Lella, aku sangat ingin melihat wajahmu, bolehkah panggilan ini ku alihkan ke panggilan video?" tanya Alvin
Lella terpaku, detak jantungnya semakin berdegub kencang, berkecamuk di hati dan merasa ada yang berdesir didlaam darahnya.
"Hmm.. maaf Tapi aku belum siap. kapan2 saja!" kata Lella
ya ampuun apa jadinya dia melihat penampilan kusutku begini
"Lella.. bisakah kita bertemu sesekali?" tanya Alvin lagi.
Seperti yang dia katakan dalam hati, sebenarnya dia juga ingin, namun karna saat ini memang bukan waktu yang tepat untuk bertemu.
'Bisa.. tapi mungkin lain kali.. maafkan aku.!" oia, maaf aku harus menutup panggilan ini, karna aku ada urusan," ucap Lella.
"Baiklah, semoga harimu menyenangkan!" ucap Alvin. 'Terimakasih sudah menjawab telpon ku" katanya lagi
panggilan terputus
flashback off
Lella berada di Cafe x, sejak jam 6 kondisi cafe mulai sepi karna bertepatan dengan waktu maghrib, para pelayan di cafe menyandarkan badannya di dinding2 sambil sesekali melihat ke arah pintu masuk.
Lella masih dengan sapu ditangannya, Lella membersihkan kotoran2 yang jatuh dilantai.
seketika pintu cafe terbuka, terlihat sosok yang dia kenal masuk dan berjalan ke arah meja pelayan.
"Ada yang bisa saya bantu, mau pesan apa ka?" ucap pelayan wanita disana.
Alvin yang baru saja datang itu, menengokkan kepala nya ke segala arah, mencari seseorang, sampai pandangannya terhenti di gadis yang sedang membawa nampan gelas kotor dan beberapa kantong sampah.
Alvin tersenyum, hatinya menghangat. ternyata dia memang bekerja disini. gumamnya dalam hati.
"Maaf ka, mau pesan apa?" suara pelayan didepannya membuyarkan lamunan alvin.
"Eeh.. iya mba, mau pesan dark coffee satu ya" ucapnya
"Mau minum disini, atau di bawa pulang ka?" ucap pelayan itu sambil tersenyum manis ke arah alvin
"Bawa pulang,.. iyaa dibawa pulang saja mba!" Alvin merasa bingung, karna saking bahagianya dia melihat gadis pujaannya itu.
Setelah mendapatkan pesanannya, Alvin keluar dari cafe x, menuju mobilnya yg terparkir,, tanpa menjalankan mesin mobil, dia menyesap minuman yang tadi dia beli, sambil sesekali menatap ke dalam cafe yang di dindingi kaca tersebut, jd terlihat aktifitas didalamnya.
**
Waktu pulang pun tiba, Lella memang sengaja tidak membawa kendaraan pribadi nya, karna akan terlihat lucu, karyawan parttime membawa mobil mewah.
Lella memutuskan berjalan ke arah halte seperti yang dia lakukan kemarin, menunggu taxi lewat, dan memang belum menjadi keberuntungan Lella, bahkan sudah 20menit menunggu, tidak ada satupun taksi yang lewat, dia memutuskan akan berjalan kaki sepanjang 1km untuk sampai kerumahnya.
Dalam hati dia berdoa ada malaikat penolong, yang memberinya tumpangan. dalam lamunannya Lella dikejutkan suara klakson mobil.
"Tiiiiiinnnnnn" Lella menoleh ke arah mobil tersebut, dia mengeryit, belum pernah melihat mobil ini, bahkan ini bukan mobil sahabatnya Dea.
Seketika kaca mobil dibuka, terlihat siapa yang sedang berada di belakang kemudi.
"Ka... ka Alvin?" ucap Lella terbata.
Alvin menatap Lella sambil tersenyum, "Butuh tumpangan?" katanya..
Lella hanya diam, dia berpikir, sebenarnya memang dia butuh tapi takutnya rumah mereka beda jalur.
"Ka Alvin mau kemana?" tanya nya.
"Mau ke perum xxx, "masih dengan senyuman
apaa.. dia bahkan searah dengan tujuanku, apa aku ikut saja ya? kakiku juga rasanya lelah sekali.
Lella kembali membungkukkan badannya, "Apa aku tidak merepotkan kaka? kebetulan aku juga mau ke perum xxx" kali ini Lella berkata sambil menunjukkan gigi putihnya.
Alvin masih tersenyum dan senyumnya sangaat manis, "Tentu saja tidak merepotkan, karna kita searah, ayo masuk!" ucapnya sambil membuka pintu yang di sebrang kemudi dari dalam.
Lella masih menatap pintu mobil yang dibuka oleh Alvin dari dalam itu, sampai akhirnya dia melangkah dan mendudukkan diri di kursi penumpang disamping kursi kemudi.
"Jangan lupa seatbeltnya," Alvin membantu Lella memasangkan
Deg
Jantung Lella seketika berdegub, melihat wajah Alvin yang sangat dekat.bahkan aroma parfum lelaki itu menyeruak masuk kedalam indra penciumannya.
**
Mereka berada di mobil dalam kondisi hening, sampai akhirnya Alvin membuka suara.
"Apa kau tinggal di perum xxx?" kata alvin, pandangannya masih ke depan dan tangannya masih fokus menyetir
"Hemm.. blok A10 no.3" ucapnya singkat
"Baiklah, akan ku antar kau sampai depan rumah!" kata Alvin
"Terimakasih ka!" ucap Lella
"Jangan sungkan, kalo ada apa2 kau bisa minta bantuanku" alvin kembali tersenyum menampilkan lesung pipi di pipi kirinya, ketika dari dekat sangat jelas terlihat.
**
Lella menikmati perjalanannya, jalanan malam itu lumayan ramai, makanya jarak 1km terasa lamaa. tanpa sadar Lella menyandarkan kepalanya di sandaran kepala jok tempat duduknya, dan memejamkan mata, rasa lelahnya sudah tidak tertahankan.
Alvin sejenak memandang wajah pulas Lella, dalam hati dia selalu bertanya, "untuk apa gadis ini bekerja?" bahkan setaunya ayah Lella merupakan pemilik dari perum tempat dia dan Orangtua nya tinggal. Alvin semakin mengerutkan keningnya, merasa bingung akan kehidupan gadis disampingnya ini, tanpa sadar mobil nya telah sampai didepan gerbang utama kediaman pak Jaya.
Setelah menghentikan mobilnya, alvin kembali menatap wajah polos gadis pujaannya itu, dia seakan tak ingin membangunkan gadis itu. tapii menyadari tidak ada pergeraka. dari mobil Alvin, Lella membuka matanya.
"eeh.. maaf ya ka, aku ketiduran, apa sudah sampai?" ucapnya melihat sekitar mobil lewat kaca.
"Oh iyaa benar ini rumahnya, mari ka mampir, masuk kedalam saja!" kata Lella.
alvin yang tau Lella hanya berbasa basi, memilih untuk tidak masuk. "Maaf mungkin lain kali saja.." ucapnya,
"Baiklah, aku masuk dulu, sekali lagi terimakasih ka.!" ucap Lella.
Alvin menatap punggung lella yang hilang tertutup gerbang utama itu, seketika nafasnya terhembus kasar, "sebenarnya ada apa dengan gadis itu,?"
Alvin memutar stir mobil ke arah rumahnya, dia berniat menanyakan kepada Dea adiknya.
-
-
-
-
Terimakasih atas supportnya yaa..
Selamat membaca😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Yadi
nggak bisa komentar, krn masih mode tegang
2021-02-25
0