Matahari telah meninggalkan tempat istirahatnya menggantikan sang bulan, jam di atas nakas menunjukkan pukul 7, namun sepertinya gadis dibawah selimut ini masih bertahan dengan posisinya, sampai terdengar ponselnya yg berada di bawah bantal bergetar.
Drrrrt drrttt drrrttt..
Dea calling...
"Iya De.." Lella menjawab telpon Dea dengan suara khas orang bangun tidur.
"Hemm.. iya sebentar lagi aku siap2, kamu dimana?" ucapnya lagi..
"Lelllaaa... aku diluar kamarmu!!" cepat buka pintuuuu" Dea berteriak ditelinga Lella, sekejap Lella mengerjapkan mata, dan bangkit dari ranjang nyamannya menuju pintu dan membuka kunci pintu tersebut.
Langkahnya gontai dan sangat malas.
"Lellaa.. ya ampunn apa kau baru bangun?"
Lella hanya menganggukkan kepalanya.
"Coba lihat jam itu Laa.. kamu mau kita terlambat??" apa Jangan2 kamu suka yaa dihukum sama senior tampan ituuuu..!!" ucapan Dea membuat mata Lella terbuka sempurna, dan bergegas.
"Ngomong apa sih De, enggak ya.. Jangan ngomongin senior itu lagi, aku lagi gak mikirin cowok!!" kata Lella menegaskan. selangkah lagi dia akan masuk ke dalam kamar mandi. Dea terkekeh "Lagipula gak mikirin cowok kok bisa menghubungi cowok itu duluan kamu La..!" kata Dea, kali ini ucapan Dea tidak di dengar oleh Lella karna sahabatnya itu sudah lebih dulu masuk ke dalam kamar mandi.
Dea mengambil novel terbaru di Rak buku milik Lella yang berada di sisi kanan lemari pakaian gadis itu, beberapa buku bacaan tersusun rapi disana, sambil menunggu Lella mandi dan bersiap tentu nya,
Beberapa saat terlihat Lella keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap, Lella menuju meja rias nya memberi pelembab di wajah dan sedikit mengoleskan lipstik tipis di bibir cerahnya, rambut dia biarkan tergerai karna dia pikir rambutnya masih basah untuk diikat atau dijepit.
"Yuk. De..!" ajaknya "kamu bawa sarapan apa?" kalo ada waktu kita makan ditempat biasa ya.." ucap Lella
Memang selama ini Dea lah yang membawakan bekal sarapan untuk Lella, karna Dea tau, kalo ayah Lella tidak dirumah, bahkan pembantu yang biasa memasak, tidak di perbolehkan memasak tambahan porsi untuk Lella, "Biar saja dia mencari makannya sendiri" ciih.. ibu Ketty selalu mendesis dan mengeluarkan kata2 tidak enak tanpa malu di depan pembantu dirumah besar, bahkan pembantu2 tersebut di wajibkan bungkam, dengan ancaman akan dipotong gaji jika mengadukan apa saja yang terjadi dirumah besar.
Lella dan Dea menuruni tangga menuju mobil Dea yang terparkir didepan, saat berada didalam mobil ponsel Lella berdering, sejenak Dea menoleh ke arah Lella, dengan maksud bertanya "siapa?"
Namun Lella hanya diam, dan mengangkat bahunya.
Tak henti disitu bahkan Nomor Alvin mengirim.beberapa pesan singkat kepada Lela.
drrrtt.. drrtt.. drrtt..
Lella menatap ponselnya kembali, ada beberapa pesan masuk.
"Diliat aja La.. barangkali penting!" ucap Dea sambil menyetir dan fokus kan pandangannya ke depan jalan.
Jalan yang mereka lalui pagi ini lumayan ramai, dan membuat Dea berdecak "ck.. apa kita bisa sarapan tepat waktu jika sepanjang jalan kondisinya seperti ini!" ucap Dea sambil mengkondisikan antara rem dan kopling mobilnya, bahkan tak jarang juga dia menekan klakson jika ada motor yang menyerobot jalannya. "Tiiiiinnn.." "Sial, motor kalo gak bisa bawa nya, jalan saja pak!!" kesalnya didalam mobil sambil menekan klakson berkali2, Kembali dia menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya ketika motor tersebut telah hilang dari pandangan.
Seketika Dea menengok, melirik ke arah Lella yang terpaku menatap ponsel.
"Kenapa La?" Siapa yang menelpon dan mengirim pesan sepagi ini!" tanya Dea, masih dengan pandangannya ke depan, kali ini jalan depannya sedikit lengang.
Lella mengetik beberapa pesan balasan, sejenak dia menghempaskan diri ke sandaran kursi mobil yang dia duduki saat ini, menengok ke arah Dea. "De, kayaknya aku salah strategi nih!" ucapnya.
Dea mengernyitkan dahinya, dia bingung maksud Lella. "Apa?" katanya Dea masih nyetir dan hanya menjawab sekedarnya saja.
"iya, semalam sesuai dengan saranmu, aku mencoba nomor yang disurat kaleng itu." Dea menoleh, kemudian menatap ke depan jalan lagi mendengar kata yang diucapkan oleh Lella menjadi paham kalo yang barusan menelpon dan mengirim pesan diponsel Lella adalah Alvin si Pemuja Rahasia Lella.
"ciih.. bilangnya gak mau mikirin cowok!" Dea berdecak,
"Makanya ku bilang ,aku salah strategi!" huff Lella mengela nafas berat.
"Lalu?" Dea bertanya singkat
"Aku biarkan dia mengganggu ku melalui ponsel ini, selebihnya aku masih tidak menggubris apa2, kalopun dia minta ketemu, aku rasa, aku belum tertarik.!" ucap Lella
"Hemm.. apapun yang membuatmu nyaman La.. kalo saran aku, jangan terlalu terbebani, nikmati perkenalan itu saja..!" Dea tersenyum sambil menyetir saat ini mereka berada di lampu merah.
"Menurutmu dia baik?" kata Lella
"Mmm.." Dea menggelengkan kepala, pura# tidak tau. "Kalau kau ingin tau, mending kau lanjutkan" Dea kembali tersenyum menggoda Lela, dan menginjak kembali pedal gas mobilnya.
Lella terlihat diam
**
Dikampus mereka datang 5menit lebih awal,
"Duhhh.. Aku sangat lapar. ini semua gara2 kau Lella.. kenapa kau kesiangan?"
"hehe . iya iya maaf" lebih cepatlah" ucap Lella
Saat ini mereka berjalan menaiki tangga menuju ruangan dimana yang lain sudah berkumpul, terdengar suara yel yel keseruan, tanda sudah dimulai nya kegiatan.
Lella menatap jam ditangannya " aahh, sial sudah mulai ice breaking!"
Sambil berlari kecil mereka mempercepat langkah.
tok tok tok
(mereka mengetuk pintu)
pintu terbuka dan terlihat Alvin yang membukanya."kemana saja kalian? kalian tidak liat catatan agenda hari ini?" ucap alvin
"Ma.. Maafkan kami ka.. "kata Lella menundukkan pandangannya.
Dea hanya mencebik kelakuan kakak tampannya itu, "boleh kami masuk ka?" ucap Dea,
Alvin memicingkan matanya seraya mengancam adiknya itu, " Boleh, asal...."
Lella mengangkat wajahnya menatap Alvin.
"Asal apa ka?" katanya
"Asal kalian membuatkan aku sebuah surat cinta!" ucap Alvin tersenyum menang
"Kalian rayu aku dan temanku setelah itu kalian boleh masuk. tambahnya..
Dea melototkan matanya, keterlaluan memang kakanya ini pikirnya, bahkan adiknya saja tidak diberi dispensasi apa2..
"Ayoo.. tunggu apa? cepat rayu kami, lalu, buatkan kami surat cinta!" ucap Alvin lagi..
Lella dan Dea masih mematung di tempatnya berdiri, bingung untuk memulai nya darimana.
"Begini saja.. " ucap Alvin
"Gery!! " panggilnya kepada seseorang
Gerry menghampiri Alvin "Ada apa?"
"Kamu.. Rayu dia!!" ucap Alvin kepada Dea
terlihat Alvin membisikkan sesuatu kepada Gery, selanjutya Gery pun mengangguk.
Dea masih menatap kakaknya tidak percaya, dia kembali melihat ke arah Lella, gadis itu juga terlihat bingung.
Tapi Dea sudah sedikit paham kemana arah rencana kakanya, sambil berjalan mengajak Gery untuk melakukan hukumannya, Dea malah lebih terlihat memberikan kesempatan bagi kakaknya.
Melihat Dea dan Gery menjauh, Lella mengangkat wajahnya dan mencoba memanggil sahabatnya itu, namun belum sempat mengucap terdengar kata yang sudah dirancang oleh Alvin.
"Dan Kamu.. Rayu aku!" ucapnya tersenyum menang dihadapan Lella.
Lella menatap ke arah Alvin. Pandangan mereka bertemu. Senyum menyeringai menghiasi wajah Alvin.
-
-
-
-
Dukung penulis yuk
klik Like dan Vote yaa
Terimakasih
Selamat Membaca😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Yadi
Cieeee... kayaknya Alvin udah nggak sabar lg pacaran dgn Lilia.. 😁😁😁
Tapi tunggu dulu ya...?? kayaknya Gisel yg akan menghalangi hubungan Alvin dgn Lilia 🤔🤔
PEPACOR harus dibuang ke kali aja.. 🤣🤣
2021-02-25
0