Alvin memarkirkan mobilnya ketika sampai didepan rumah.
"De.. de.." panggil Alvin
Dea yang baru saja selesai mandi keluar menemui kakanya itu,
"Iya ka, Dea gak tuli! kenapa kaka teriak-teriak!! " ucap Dea
Alvin gemas dengan adiknya tersebut. walau bertemu tiap hari tapi mereka juga jarang akur seperti kebanyakan saudara kandung.
"Ka Alvin baru pulang?" tadi kaka kok bisa di cafe x?" tanya Dea
"Itu tadi temen kaka si Baim ceritanya ngajak makan, dia yang traktir disana."
Dea ber oh saja
"De, kamu gak bilang siapa2 kan kalo ka Alvin kaka kamu?" Alvin takut rencana nya gagal
"Enggak kok ka.. bahkan Lella yang teman dekat aku aja gak tau." jawab Dea santai,
"Oke deh, kamu sudah makan De" kata Alvin
Berarti aku masih bisa melanjutkan rencanaku ke Lella gumam Alvin
" Udah tadi di cafe, skrg masih kenyang."
ucap Dea.
"Ya udah kaka turun dulu, tadi mami sama papi telpon katanya ada acara diluar mungkin pulangnya malam De, kamu gapapa ya kaka tinggal dulu, kaka juga ada urusan sebentar. " kata Alvin sambil berdiri memegang knop pintu kamar Dea.
"Hmm.. no problemo kaka ku yang tampan.." ucap Dea.
**
Alvin mengambil kunci mobil dan keluar menuju suatu tempat, disana telah berkumpul kawan-kawannya sesama mahasiswa semester 4.
"Woy.. sorry baru nyampe, macet banget bro." ucap Alvin
Pandangan nya tertuju kepada 3 cowok tampan disana yang sedang bersenda gurau, menduduki. sofa melingkar di sudut cafe x, rupanya tempat itu merupakan tempat favorit mereka untuk berkumpul sambil bertukar pikiran.
Baim yang pertama kali membuka diskusi, "Bro . . besok hari terakhir ospek, gua ada ide, bagaimana kita buat game menulis surat ke kaka senior yang paling digemari!!"
"Wah. pasti kalah kita men.. Alvin ntar yang dapat surat paling banyak," ucap Beni
"Tenang aja bro, gua udh bikin caranya, jadi ntar gua kelompokin nih cewek cowok 6orang, yang megang senior cewek satu cowok satu, jadi kan surat yang di dapat sama tuh" ucap Baim lagi.
"Gua malah ada ide kita buat program raja dan ratu ospek!" ucap Alvin sambil tertawa konyol
Gerry yang tadi diam saja mencermati pembicaraan ketiga sahabatnya, akhirnya buka suara "bagus itu!!" katanya. "abis bikin surat, suruh nyatain cinta, trs kita nobatkan jadi raja dan ratu ospek!" kayaknya seru..
"Oke ntar gua omongin ke genk Suci.." kata Baim
"Sekarang aja coba.. biar gak kelamaan nunggu jawaban, kita bisa nyusun skrip nya" ucap Alvin
Baim mengeluarkan ponsel dari kantong celana jeans yang dia pakai, sebelum mengirim pesan ke wa grup senior ospek, Baim membaca deretan pesan yang masuk diponselnya.
Gery yang melihat pun gemas.. "Yee.. dia malah liat chat yang lain.." ucapnya sambil mendorong bahu Baim.
Baim hanya terkekeh melihat kegemasan sahabatnya itu.. "Oke oke.. maaf maaf, ini cewek gua chat dari tadi, balas dulu yaa . ntar ngambek soalnya repot gua..!" kata Baim
ketiga sahabatnya hanya terkekeh melihat tingkah Baim.
Alvin mengeluarkan ponselnya dan menatap layar whatsapp. Beni yang berada di samping Alvin hanya berdecak.. "Cih. . gak mau kalah lo vin?" katanya.
Alvin memutar kepalanya menengok ke arah Beni yang ikutan melihat layar ponsel Alvin.
"Mau tau aja sih!" ucapnya..
kenapa sampai sekarang Lella masih belum hubungi gua ya, apa segitu cueknya dia sama cowok? gumam Alvin
"Udah jangan bengong.." Kata Baim mengagetkan alvin..
"Gimana Im?" kata gery
"Udah ada tanggapan dari anak cewek?" lanjutnya
Dilayar ponsel di grup wa senior ospek terlihat suci mengetik...
"Nih suci udah ngetik." kata Beni yang juga sedang melihat layar ponselnya.
"Gua sama anak-anak cewek lain oke aja, yang penting materi sama bahan yang dibutuhkan siapin ya? hehehe" ucap Suci
Rencana sudah disepakati oleh semua anggota grup wa senior ospek, keempat cowok tampan hanya menyiapkan bahan dan materi nya.
**
Ditoko buku didalam Mall,
"Vin.. kita berpencar biar cepet ya..!" gua sama beni yang nyari ke rak sana loe sama gery ke rak sebelah sana!" tunjuk Baim meninstruksi Alvin dan kedua sahabat nya yang lain..
" Oke, yuk Ger!" jawab Alvin
Mereka membeli beberapa kertas asturo hitam dan kuning serta pita, dan beberapa kertas folio file binder dan beberapa kotak, selanjutnya mereka ke kasir untuk melakukan pembayaran.
"Setelah ini gua sama Beni ke rumah Suci dulu biar mereka yang bikin mahkota sama selendang nya." ucap Baim.
Alvin dan Gery hanya mengangguk setuju, mereka pulang kerumah masing masing setelahnya.
Alvin melihat jam ditangannya, saat ini menunjukkan pukul 7malam, Alvin memasuki komplek rumahnya sebelum dia sampai ke blok dimana rumahnya berada, dia membelokkan mobilnya ke kanan dan mendapati rumah berlantai 3 bercat hijau toska berpagar tinggi, didepan terdapat pos satpam yang berjaga, dia menghentikan mobil sejenak. mematikan mesin mobilnya, memperhatikan jendela kamar dilantai dua yang masih menyala dengan gorden sedikit terbuka, terdapat bayangan seorang wanita yang berjalan ke arah balkon dan membuka lebar gorden tersebut, di tangan gadis itu terdapat cangkir dan sesekali cangkir itu di dekatkan ke mulutnya, seperti yang dilihat, dia meletakkan cangkir itu di atas meja bundar yang terdapat dibalkon, beralih memegang ponsel.
Alvin masih memperhatikan gerak gerik gadis diatas sana, tanpa sadar ponsel nya berdering .
Drrrtt.. drrrtt...drrrtt..
(panggilan telpon masuk)
Alvin mengusap ikon hijau di sana, sejenak dia meletakkan ponselnya ditelinga kanannya.
"Iyaa hallo De, kenapa?" katanya
Diujung telpon Dea memanggilnya, adiknya merasa kesepian dirumah.
"Iya sebentar lagi kaka pulang, mau dibeliin apa?" ucapnya lagi..
Dea masih berbicara diujung telpon.
"Yasudah kaka tutup dulu telponnya ya.. nanti kaka mampir i*d*mart didepan komplek." kata Alvin
"Tunggu ya, minta temani bibi aja kalo kesepian, kaka janji gak lama" katanya
Dea masih terus berbicara, sampai akhirnya hubungan telponnya diputus oleh Alvin.
Kembali Alvin memperhatikan gadis pujaannya dirumah besar di balkon lantai dua, saat ini gadis itu terlihat duduk sambil memainkan ponselnya, sesekali mulutnya menyesap minuman di cangkir yang dia letakkan diatas meja bundar.
10menit berlalu, Alvin memutuskan kembali ke luar komplek untuk membelikan pesanan adik tercinta nya, ketika Alvin mulai menyalakan mesin mobil, Alvin mendengar ponselnya berbunyi kembali. kali ini telpon di aplikasi whatsapp dengan nomor baru, hanya nomor saja, karna memang belum tersimpan di ponselnya, maka nomor itupun tidak memiliki gambar profil.
Sejenak Alvin menatap nomor baru yang masuk itu, tangannya kembali mengusap ikon hijau, menandakan dia menerima panggilan nomor baru tersebut.
Mulutnya hendak terbuka mengatakan "Hallo" Namun diujung telpon terdengar sayup suara seorang wanita, tatapannya beralih ke arah gadis di lantai dua. dilihatnya gadis itu juga sedang mengadakan panggilan, Alvin kembali melihat layarnya. dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan, Alvin memutuskan untuk memanggil nama gadis itu
"Lella?? kau kah itu?"
-
-
-
-
Dukung penulis yuk dengan meLike atau meVote
Terimakasih
Selamat Membaca😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments