Saat ini Lella berada di balkon depan kamarnya dilantai dua, dia sedang menikmati cokelat panas dicangkir yang diletakkan dimeja bundar yang tersedia disana, sesekali tangannya terlihat mengutak atik ponsel yang juga berada disana.
"Aku belum mencoba nomor itu," ucapnya pada diri sendiri, karena memang saat itu dia disitu duduk sendiri. "apa aku harus mencoba nya?" ucapnya lagi.
Lella membuka kontak baru berfoto profil "A" itu beberapa kali dia mengusap back untuk kembali ke posisi layar sebelumnya, namun perasaan penasarannya begitu kuat, sampai pada akhirnya dia melakukan panggilan.
Panggilan pertama gagal dengan tulisan nomor sedang dalam panggilan lain
kemudian dia melihat layarnya kembali memastikan bahwa yang dia tekan itu nomor yang benar, dia melakukan panggilan kedua, masih dalam panggilan telpon biasa.
Panggilan kedua pun gagal dengan tulisan yang sama.
Akhirnya dia memutuskan untuk menelpon dengan aplikasi whatsapp, dilihat app orang itu dalam posisi online , akhirnya dia memencet ikon telpon, dan hendak mendengar suara di ujung telpon dia meletakkan ponselnya di telinga kirinya.
Panggilan berdering... namun masih belum terhubung... Lella masih menunggu telponnya di jawab oleh si empunya nomor, sampai layar menunjukkan bahwa telponnya Terhubung.. dia menelan saliva beberapa kali untuk menetralkan gugupnya, terdengar suara laki2 yang melemah diujung, mulutnya terbuka untuk berucap "Maaf ini siapa?" ucapnya pertama kali.
Lell,a masih menunggu jawaban dari ujung telpon, matanya terbuka saat laki2 diujung telpon menyebut namanya. "lella? kau kah itu?"
Lella segera menutup telponnya, dia benar2 gugup. gadis itu meletakkan tangannya di dadanya yang berdegup sangat kencang.
apa yang aku lakukan? ucapnya dalam hati.
"Huufft aku begitu penasaran sampai berani menelpon duluan, aku harap dia mengabaikan telponku barusan" ucapnya pada diri sendiri.
Masih melihat layar ponsel, matanya terbelalak saat panggilan masuk kembali dari nomor yang sama seperti yang barusan dia hubungi. matanya masih menatap ibu jarinya terangkat mengarah ke ikon hijau lamaaa dia menatap ponselnya yang berdering itu. sampai akhirnya dia mengusap ikon merah dan menutup layar ponsel dengan posisi terbalik di atas meja.
Drrt. drrr drrt (ponselnya kembali bergetar, saat ini pesan singkat yang masuk)
"A"
Lella kenapa panggilanku ditolak?
Lella
(.....)
"A"
Lella apakah itu engkau?" aku sudah menyimpan nomormu, dan ku lihat foto di profilmu, aku senang karna kau menghubungiku."
Lella masih melihat layar itu, sesekali dia menarik nafasnya halus,
semoga yang aku lakukan ini benar, aku takut.. sangat takut..batin lella
pesan kembali masuk di ponsel Lella
"A"
"Baiklah Lella, sepertinya kau masih malu terhadapku, aku sangat memaklumi sikapmu, sekali lagi terimakasih telah menghubungiku, aku harap kamu tidak menyesal karna melakukannya."
Seketika hati Lella menjadi panas, dia memutuskan untuk masuk kedalam kamar dan menutup jendela dan gorden kamarnya itu.
Lella menjatuhkan badannya diranjang empuk dan masih menatap pesan yang barusan masuk di whatsapp pribadi nya, nomor baru itu telah mengetahui nomornya, dan ada sedikit rasa sesal, karna setelah ini pria itu akan selalu menghubunginya..
"Huuftt aku harus siap resikonya, sudahlah, lebih baik aku tidur, besok hari terakhir ospek dan hari pertama aku bekerja, kuharap kegiatanku besok berjalan lancar" ucap Lella sambil menutup matanya.
ayah.. kapan ayah pulang.. ucapnya dalam hati.
**
Alvin masih menatap layar ponselnya, sudah hampir 20menit dia masih belum beranjak dr tempat mobilnya terparkir, dilihat gadis pujaannya sudah masuk beserta menutup gorden serta jendela kamar. Alvin masih menunggu gadis itu membalas pesannya tapi beberapa menit berlalu, gadis itu hanya membaca pesan singkatnya, dia memutuskan untuk melakukan rencananya sebelum dia mendapatkan telpon dari Lella.
Memutar stir mobil ke kanan, dia menjalankan mobilnya ke arah minimarket yang ada di depan komplek, membeli beberapa pesanan adiknya, beberapa kali Dea menghubungi kakanya itu, tapi tidak dijawab, Dea merasa jengkel, setelah menunggu lama di teras rumah, Dea akhirnya masuk ke dalam dan menunggu kakanya di dalam kamar.
Dea meraih ponsel dan membuka beberapa sosial media miliknya, Dea mengetikkan sesuatu dalam status wa nya "menanti kakak ku yang tampan"
Dea mengunggah bersama fotonya yang sedang memeluk bantal.
Triiing..(pesan masuk dari app Wa)
Lella
"Kapan kaka mu kembali?"
Dea melihat layarnya, waduuuhh kenapa juga Lella yang baca statusku..
Dea
"kaka ku sudah lama disini La."😁
Lella
"kau tidak mau mengenalkan kakamu kepadaku?"
Dea
"dia sangat jelek La, aku malu mengenalkannya kepadamu."😁
Lella
"kau sungguh lucu, sudah 4tahun kita berteman bahkan tinggal di satu komplek, tapi aku sama sekali tidak tau bagaimana wajah kakamu sekarang, setelah dia kembali dari jepang."😒
.
Dea
"Jangan marah lella, nanti cantikmu hilang. kapan2 aku kenalkan yaa"🤗
Lella menghela nafasnya, memang aneh menurutnya, kakanya Dea itu sangat misterius, bahkan sesekali dia main ke rumah sahabatnya itu, jarang sekali bisa bertemu kakanya. Lella tidak mau ambil pusing, dia hanya membetulkan posisi kepala dan memeluk guling, selanjutnya dia menuju ke alam mimpi.
**
Alvin memasuki pekarangan rumahnya, tidak berapa lama dia memarkirkan mobil, ada mobil lain yang masuk kesana, yang tak lain dan tak bukan adalah mobil orangtuanya, Alvin menghampiri keduanya menyalimi tangan keduanya
"kau baru pulang alvin?" tanya papi nya
"Iya pi, tadi alvin ketemu sama temen buat bahas hari terakhir ospek besok!" jawab alvin
mereka berjalan beriringan masuk kedalam rumah, rumah besar berlantai 2 dengan desaign interior yang berwarna emas, kesukaan mami nya, sofa besar perpaduan warna gading dan emas juga berada disana, beberapa vas besar ikut menghisasi rumah itu, dari lantai dua turun seorang gadis dengan rambut yang digerai asal, menggunakan piyama berwarna pink, gadis itu menghampiri alvin. "kaka mana pesanan aku?" ucapnya.
Dea mengulurkan tangan mengadah ke arah kakanya yang membawa bungkusan plastik dari minimarket,
"inii genduut.. lama2 kamu tambah gendut karna suka makan beginian!" ujar Alvin
Dea melihat isi kantong itu, dan matanya berbinar, hendak membawa kantong itu ke dapur, Dea menghampiri mami dan papinya.
"mi.. pi.. dari mana sih? kenapa gak ngajak ngajak aku" ucapnya manja
"mami sama papi abis ke acara temen papi, kamu dirumah kan ada kaka!" jelas mami sambil mengusap kepala anak gadisnya yang manja,.
Dea mencari kenyamanan di pelukkan maminya, sampai ia tersadar dengan niat awalnya.
"De. ke dapur dulu ya mi.. De mau buat ini!" katanya sambil mengangkat dus kecil bergambar mie dengan telor dan beberapa potongan ayam
"De.. kaka mau, sekalian bikinin ya, "kata alvin melihat adiknya sudah berjalan ke arah dapur.
**
Dea dan Alvin terlihat duduk berdampingan di meja makan, Dea menikmati gulungan demi gulungan mie yang dibuat nya sendiri, dengan menambahkan sayuran dan potongan bakso didalamnya.
"De.. tadi Lella ngehubungi kaka lho!" ucap Alvin menghentikan aktifitas makannya Dea
Dea menengok ke arah wajah kakanya, " kaka serius?" ucapnya
Alvin menganggukkan kepala, tangannya masih bekerja sama dengan mulutnya untuk menghabiskan makanan itu.
"Terus?" kata Dea masih menghentikan kegiatan makannya disusul memandangi kakanya yang serasa tanpa beban setelah melontarkan pengakuan itu.
"De harap kaka tidak mempermainkan Lella ya!" katanya lagi..
Alvin mengentikan makannya dan menatap adiknya sambil menggelengkan kepala,
"Enggak, kaka serius, kaka mau mencoba mengenalnya, dan kamu.. tolong jangan cerita apa2 sama dia, sampai waktu nya nanti ya.."
Lella, ka Alvin orang yang baik, semoga bisa jadi pelindungmu kelak ya La.. gumam Dea sambil menatap wajah Alvin yang masih serius menghabiskan makanannya.
-
-
-
Dukung penulis yuk
klik Like dan Vote yaa kakak..
Terimakasih
selamat membaca😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Aidha Suryani
,semangat....
2020-03-30
3