Dua gadis berjalan beriringan, mereka menggenggam map berwarna kuning di tangan mereka masing-masing, dengan tas ransel yang menempel dibahu, mereka mengunjungi Aula dimana tempat pendaftaran untuk Universitas tersebut. Lelaki berparas seperti orang timur tengah kerap memperhatikan gelagat keduanya.
Hari ini adalah hari yang ditentukan Pak Jaya untuk anaknya segera mendaftarkan diri sebelum lusa dia berangkat ke Singapura untuk menyelesaikan beberapa urusan mengenai bisnis penerbangannya.
**
Di lantai 11 di Gedung Jaya Angkasa, duduk dengan gagah seorang lelaki, dia terlihat sedang menandatangani beberapa dokumen, sesekali tangannya meraih ponsel disebelah kanannya, dan menanti pesan singkat dari puteri tercinta.
"Ayah, aku sudah dikampus bersama Dea, saat ini kami sedang antri." begitu pesan singkat yg dikirim melalui media whatsapp.
Pak Jaya membaca, dan meletakkan kembali ponselnya tanpa membalas.
tok tok tok
(suara pintu ruangan diketok)
"Ya masuk.." ucap Pak Jaya
"Pak ada klien dr kota B datang untuk bertemu?" ucap sekretaris Pak Jaya
"Baik, persilahkan dia masuk?" jawab Pak Jaya.
Pak Jaya berjalan menuju sofa didalam ruangannya, dan menunggu kliennya itu.
**
"La.. itu ada senior kenapa dia melihat ke arah sini terus yaa .." ucap Dea kepada Lella sambil melirik ke arah lelaki yg memang sejak tadi memperhatikan kedatangan kedua gadis itu di Aula.
"Itu hanya perasaanmu saja De.." Lella santai menanggapi ucapan Dea.
Sampai di depan meja pendaftaran, mereka menyerahkan formulir itu, dan mendapatkan nomor lagi untuk mengikuti tes selanjutnya.
Si lelaki mengambil form dari tangan temannya yang bertugas di meja pendaftaran, sambil mengamati tulisan di dalamnya.
"Jadi gadis itu bernama Lella.. " gumamnya dan menyerahkan form itu kembali ke meja pendaftaran.
Selesai sudah urusan pendaftaran, kembali Lella mengirim pesan singkat ke ayahnya.
"Ayah, aku sudah mendapatkan nomor, lusa aku kembali mengikuti tesnya, ayah bisa berangkat dinas dengan tenang." dengan melampirkan emot senyum, Lella mengirim pesan tersebut.
drrtt drrtt drrt..
(getar ponsel pak Jaya terdengar)
Pak Jaya melihat ke arah layar dan sejenak menyunggingkan senyum nya.
"Bagaimana pak Jaya?" saya harap pak Jaya menyetujui rencana yg telah saya buat.!" ucap kliennya, tidak ada jawaban, pak Jaya masih fokus dengan layar ponselnya itu,
kembali klien nya menyentuh bahu pak Jaya, seraya memanggil. "Jaya?"
"Ya.. ya ya.. nanti kita bicarakan lagi.. Oia.. kudengar anakmu juga kuliah di Universitas A?" pertanyaan pak Jaya yg tiba tiba membuat si klien mengeryit, pasalnya Rio sangat yakin temannya ini sangat profesional dalam bekerja. walau mereka berteman, namun jika urusan bisnis tetaplah bisnis.
"Saya hanya bertanya?" tak usah dianggap berlebihan." ucap Pak Jaya.
"Baiklah, nanti Sekretarisku akan menghubungimu lagi kembali." ucap pak Jaya bangkit dari duduknya, disusul oleh klien yang juga temannya yg bernama Pak Rio untuk berjabat tangan.
"Maaf, iya memang anak saya kuliah disana, dan sudah memasuki semerter 4" ucap nya kemudian.. "Baiklah saya tunggu kabar baiknya Pak Jaya. " Terimakasih, hari ini Saya akan kembali ke kantor" ucap Pak Rio memutus pertemuan mereka hari itu.
**
Di dalam mobil Lella dan Dea bercakap seperti biasa, Dea senantiasa tertawa ketika Lella sudah merasa lelah menanggapi nya.
"La. sambil kuliah, bagaimana kita sambil mencari pacar?" ucap nya tenang sambil tertawa renyah.
Lella memutar mata jengah, sambil fokus ke depan jalan, tangannya masih memegang stir.
Sesampainya di depan pekarangan rumah Dea, "jangan lupa besok aku jemput lagi, kita akan mencari bahan untuk mengikuti tes lusa, siap-siap lebih awal ya!, karna akan ku tinggal jika kau lama De." kata Lella menegaskan..
"Baiklah Lella. Aku tunggu dirimu, tolong jangan tinggalkan aku,," ucap Dea mendramatisir kondisi.
Mobil Sport warna merah itu memasuki pekarangan rumah besar, disana sudah menanti seorang Nyonya yang menyilangkan tangannya di dada, hawa tidak ramah menghiasi sekeliling nya.
"Darimana saja kau?" ucapnya keras dan sedikit teriak. Bu Ketty memang sering berkata kasar dan keras, kerapkali, setiap ada sesuatu yang mengganjal atau yang tidak disukainya dia akan berbicara keras.
Lella sudah terbiasa, karna memang suara keras Bu Ketty hanya untuknya, dan saat ini Bu Ketty entah memiliki masalah apa, sampai berbicara keras kepadanya.
"Aku baru saja dari kampus Ma.." jawab Lella..
Mendapat jawaban santai dari Lella membuat Bu Ketty geram.
"Siapa yang menyuruhmu mendaftar kuliah?" Kenapa kau tidak meminta izin dulu kepadaku? apa kau tidak menganggap aku?"
"Huhh.. bahkan kau sama menyebalkan dengan mendiang Ibumu, benar-benar menjengkelkan" ucapan Bu Ketty yang ini membuat Lella membesarkan bola mata nya, dia merasa ibunya sudah di hina, dia tidak terima.
"Tolong Ma, jangan menghina Ibuku." Lella menghapus sebagian airmata yg telah lolos begitu saja
"Aku sudah mengabari ayah, jadi kupikir, aku tidak perlu minta izin lagi kepada Mama." ucap Lella menjelaskan
"DIAAAAMMM.. kau memang begitu, kau senang kan jika Ayahmu itu marahiku."
"Aku heran kenapa ayahmu menikahiku, padahal dia sama sekali tidak menganggapku." ucap Bu Ketty melemah.
Memang Ayah Lella menikah lagi, agar Lella memiliki teman dirumah selama ditinggalkan pergi untuk menyelesaikan bisnisnya baik di dalam Negri maupun diluar Negri, Ayah Lella sangat mencintai mendiang istrinya, jadi Bu Ketty merasa tidak di anggap oleh Pak Jaya.
Lella hanya menunduk dan memperhatikan setiap bulir yang keluar dari mata Ibu tiri nya itu, tanpa bisa berkata apapun.
-
-
-
-
Dukung penulis dengan Like dan VOTE yaaa..
Terimakasih
Selamat Membaca 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
🦄sheren cute girls 可愛い
lella
baik ya
2020-12-08
1