Cinta itu datang tidak kenal tempat, tidak kenal waktu, dan tidak kenal kepada siapapun itu. Cinta akan mengalirkan energi positif kepada siapapun yang menerima panahannya.
Pagi ini Lella sudah bersiap, hari ini merupakan hari pertama dia dan mahasiswa baru lainnya melaksanakan OSPEK, selama 5hari kedepan mahasiswa baru ini akan mengenal kampus mereka secara detail, baik dari segi peraturan maupun tata letak ruangan, setelah memilih jurusan Ekonomi sesuai dengan permintaan sang Ayah, Lella kini berada di Gedung yg memiliki 4 lantai dengan beberapa ruangan pendukung seperti Perpustakaan khusus Fakultas Ekonomi, Gym khusus Fakultas Ekonomi, bahkan ada Taman yg dikhususkan juga, setiap Fakultas di Universitas ini memiliki ruangan pendukungnya masing-masing sesuai dengan kebutuhan mahasiswa disana.
Dea duduk disamping Lella dibawah pohon rindang, mereka menikmati hari pertama ospek, "De, apa kamu ingat tadi apa saja yang dikatakan oleh senior?" ucap Lella menerawang sambil tangannya mencatatkan sesuatu pada buku note kecil, dia mengingat-ingat apa saja yang seniornya infokan selama ospek.
Dea hanya tertawa renyah, "kau nanya sama aku, selama ospek saja aku gak fokus La.. gegara senior tampan yang mengajak kelompok aku tadi keliling dilantai 1."
"Aaarghhh. memang yaa kamu mah gak bisa diandelin.. "ucap Lella frustasi
Saat ini yang diingat hanya bawaan apa saja yang akan dia siapkan besok. selebihnya info yang di sampaikan seniornya seperti menguap dibawa panasnya hari ini..
"Ya sudah, ayo kita siapkan bahan untuk besok? aku mau mencari buku ekonomi nya dulu, baru mencari alat peraga" ucap Lella sambil membenahi alat tulis dan buku note nya ke dalam tas, laptopnya segaja tidak dia bawa karna berfikir belum dibutuhkan dan memang belum digunakan saat ini.
Dea ikut beranjak dari sana, berjalan menuju dimana mobilnya terparkir, mereka memakai satu mobil yaitu mobil milik Lella, karna merasa mubazir dan buang2 bensin kalo mereka memakai mobil masing-masing.
"De.. gimana sudah dapat belum buku nya?" kata Lella, skrg berjalan di rak yang tengah di hampiri Dea, "Sudah dari tadi, cuma aku penasaran sama novel ini" ucapnya sambil mengangkat buku itu di udara sambil menunjukkam deretan gigi putihnya.
Disela-sela mereka mencari alat peraga untuk perlengkapan tempur mereka di Fakultas Ekonomi, mereka mampir di sebuah kafetaria yang dipenuhi pengunjung, waktu juga menunjukkan jam makan siang, akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan mencari setelah mengisi perut mereka.
"Mau makan apa?" tanya Lella, saat ini mereka sedang membolak balikkan buku menu,
"Aku mau bakmi seafood aja" jawab Dea. "Minumnya minta es jeruk" tambahnya.
Pelayan datang setelah Lella mengangkat tangannya memanggil, setelah menyebutkan pesanan mereka berdua terlihat mengobrol sesekali sambil melayangkan tawa renyah mereka.
"Ngapain kalian disini?" ucap seseorang mendekati mereka, ya gadis itu adalah Gisel saudara tiri dari Lella,
"Makanlah memangnya kami disini mau senam?." ucap Dea
"Iya tau makan, orang bodoh juga pasti tau kalau lo berdua disini makan" ucap Gisel
"lalu kenapa masih bertanya.. ? dasar ****!!" ucap Dea kesal.
"Apa lo bilang?" kata Gisel mulai kesal
"Abis loe nya nyolot, kalo nanya, yaa nanya aja gak usah nyolot!! lo tau kita disini makan pake nanya, kan apa kalo buka ****!!" lagi Dea mengatakan kata kata kasar kepada Gisel, membuat gadis itu mengangkat tangannya hendak menampar Dea.
"Udah Ka, Ka Gisel mending pergi, jangan ganggu kita." kata Lella melerai kedua gadis didepannya itu.
Tatapan tajam Gisel bergantian ke arah Lella dan Dea, sampai lengannya ditarik oleh seseorang untuk menjauh dr meja Lella dan Dea.
"Lepas.. gue bisa jalan sendiri.." ucapnya ketika hendak ditarik oleh temannya.
"Awas loe berdua ya!!" mata Gisel melotot seolah tidak terima kalo diusir dari situ oleh Lella
"Sana lo.. dasar cewek aneh!" kata Dea tangannya terangkat hendak melakukan tinju di udara.
"La.. loe sabar banget serumah sama biang kerok macam Gisel." kata Dea
"Udah lah De, biarin aja, gue udh biasa liat dia begitu!" ucap Lella..
"Iya La.. tapi aneh aja tuh orang, gak ada angin, gak ada hujan tiba-tiba begitu gayanya," ucap Dea.
Lella hanya menanggapi dengan senyuman,
selanjutnya mereka melanjutkan makan siang mereka setelah pelayan mengantarkan ke meja.
**
Dirumah Lella
Setelah mengantar Dea, Lella memilih langsung pulang kerumahnya, Lella langsung menaiki tangga dan menuju kamar.
Lelah di tubuhnya setelah seharian melakukan aktifitas, sejenak ia pejamkan mata, terlintas bayangan Bu Ketty yg menangis karna merasa kesal, Lella merasa walaupun Bu Ketty kejam terhadapnya, namun sebenarnya sikap Bu Ketty itu hanya pelampiasan emosi yang merasa tidak dianggap oleh sang Ayah. Memang untuk urusan hati sang Ayah Lella tidak bisa berbuat banyak, tapi sikap lemahnya menjadikan dia bulan bulanan ibu tiri dan saudara tiri nya itu.
Setelah memejamkan mata, terdengar ketukan halus dari pintu kamarnya.
tok tok tok
Lella membuka mata dan hendak bangkit dari ranjang nyamannya, dia membuka knop pintu, didapati Giska sedang mengendap-endap menengokkan kepala nya ke kanan dan kiri.
"Ada apa dek?" ucap Lella, Lella tau sikap adik tiri nya ini berbeda dengan ibu dan kakanya, Giska langsung masuk dan menutup pintu kamar, diikuti oleh Lella , Giska yang sudah mendudukan diri di atas sofa kamar Lella pun mengeluarkan sesuatu dari kantongnya.
"Kaka.. apa Kaka punya pacar?" tanya Giska menyelidik, manik mata Giska menatap tajam ke arah Lella
Lella menggeleng selanjutnya mengeryitkan kening.
"Tidak ada dek, memangnya ada apa?" tanya nya bingung,
Memang rumah besar itu disiang hari hanya ada Giska dan beberapa ART, sedangkan ibu dan kaka nya sering menghabiskan waktu siang mereka diluar, kecuali weekend saat Pak Jaya dirumah.
"Ini.." ucap Giska menyerahkan amplop surat berwarna ungu disana tidak ada nama pengirim, hanya tertulis nama Lella dan alamatnya, sudah pasti surat kaleng ini tidak dikirim via pos melainkan orang itu sendiri yg mengantarnya.
"Kamu dapat darimana dek?" kata Lella sambil membuka isi nya, matanya melebar saat dia membaca isi surat itu..
"*Jangan takut, keberadaanku bukan untuk menakutimu, aku disini hanya ingin mengenalmu lebih dekat."
your secret Admire*
Begitu kira-kira isi dari surat kaleng yang diterima Lella. Menghela nafas halusnya kemudian dengan sikap tak tertariknya Lella hanya mengusap wajahnya, "siapa orang ini, aku sama sekali belum tertarik untuk menggubrisnya," gumam Lella dalam hati
Giska melihat raut wajah datar dari kaka tiri nya itu, "kenapa ka?" tanya nya..
"Siapa yang ngasih ini dek,? kapan ngasihnya?" tanya Lella
"Tadi sepulang sekolah, Pak Satpam yg ngasih ka.. katanya anak kecil yang nganterin." ucap Giska. "Memangnya kaka gak tau siapa yang ngirim?" tanya nya lagi.
Lella menggeleng.. "kaka gak tau sayang.."
"Ya sudah gak usah dipikirin ka, paling orang iseng apa temen kaka yg lagi ngerjain" ucapnya.
"Iya .. kamu sudah makan dek?" Lella melirik jam dinding, saat ini sudah jam 3sore
"Hemm . sudah ka, tadi pulang sekolah Giska langsung makan"
" Mama kemana dek? tadi kaka juga ketemu ka Gisel sama temennya di toko buku" kata Lella
"Seperti biasa mama pergi arisan dengan Ibu- ibu sosialita komplek ka, ka Gisel memang belum pulang!" Giska menundukkan kepalanya .
Lella mengusap kepala Giska dengan lembut,
"kaka mandi dulu ya" ucapnya.
Giska mengangguk dan keluar dari kamar Lella, menuju kamarnya sendiri, di saat bersama, Bu Ketty turun dari mobilnya.
-
-
-
Dukung penulis dengan Like Dan VOTE yaaa..
Terimakasih
Selamat membaca😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Yadi
kok nggak ada yg komen ya selain gue? 🤔🤔
cerita ini kayaknya ada pelajaran yg gue ambil dech
2021-02-25
0