...💙 Episode - 16 💙...
"Heh, apa yang bisa dibanggakan dari wanita simpanan sepertinya, Bu?" ucap Sandra yang kini berdiri tepat di belakang Zeeviana dan Ayunda.
Zeeviana membalik tubuhnya menghadap Sandra. Ia menatap Sandra dengan tatapan yang memancarkan ketenangan.
"Apa maksudmu?!" tanya Zeeviana sambil menaikkan salah satu alisnya.
"Oh, Bu Ayu belum tau, ya. Apa pekerjaan anak kesayangan Ibu ini?!" Sandra menunjuk wajah Zeeviana dengan tangan gemetar.
"Sudahlah, Sandra. Ini masih pagi, dan aku tidak ingin membuang tenagaku hanya untuk berdebat denganmu sepagi ini!" Jawab Zeeviana lalu menggenggam tangan Ayunda. Hendak mengajak Ayunda untuk segera menjauhi gadis bermulut cabe ini.
"Begitu, ya? Berapa banyak tenaga yang kamu butuhkan untuk melayani Om-Om kaya setiap harinya? Ups..," Gadis itu pura-pura menutup mulutnya.
Ayunda yang mendengar ucapan Sandra pun mulai menghembuskan napas pelan. Mencoba untuk mengontrol emosinya.
"Sandra..., Ibu tau, kamu memang kurang suka pada Zee. Tapi kamu tidak berhak mengatakan hal seperti itu tentang Zee. Zee bukankah gadis yang seperti itu!" Tegas Ayunda yang sama sekali tidak terpengaruh dengan omong kosong Sandra.
"Maaf, ya, Bu Ayu. Aku kemarin nggak sengaja lihat anak Ibu ini, satu mobil dengan seorang Om-Om. Dari tatapan mereka, aku yakin, mereka memiliki hubungan yang dirahasiakan dari Ibu!" Sandra menatap wajah merah padam Zeeviana dengan tatapan menghina.
"Sudah? Kamu sudah selesaikan sekarang?" Zeeviana membalas tatapan mata Sandra dengan tenang. Dia memang sedang marah sekarang, tapi dia berusaha untuk tetap tenang.
"Emmm, mungkin sudah untuk hari ini. Tapi tidak tau nanti, saat aku sudah berhasil menemukan bukti-bukti tentangmu lagi!" ucap Gadis itu kemudian melangkah menjauhi Ayunda dan Zeeviana dengan dada yang membusung bangga.
"Zee..., Ibu percaya padamu. Ibu yakin, apapun yang Sandra katakan tadi hanyalah sebuah kebohongan. Ibu percaya padamu, Zee. Ibu percaya pada anak Ibu!" Tegas Ayunda sekali lagi.
Zeeviana tersenyum mendengar ucapan sang Ibu. Gadis itu menatap Ayunda lalu berkata. "Ibu, Zee memang akan melakukan apapun untuk Ibu. Tapi bukan berarti Zee akan berprilaku serendah itu kan, Bu?"
Ayunda mengangguk kepalanya setuju. "Anak Ibu tidak akan melakukan hal serendah itu. Ibu tau dan percaya itu!"
"Terimakasih, Bu. Zee akan jaga kepercayaan Ibu."
"Ya, sudah. Sekarang Zee berangkat saja. Nanti Zee telat," ucap Ayunda.
"Ibu istirahat saja, ya. Biar Zee yang ke pasar setelah pulang kerja nanti." Kekhawatiran mulai nampak di mata bulat Zeeviana.
"Tidak apa, Ibu masih kuat. Zee tenang saja."
"Ibu langsung istirahat setelah itu!" ujar Zeeviana lalu mencium punggung tangan dan kedua pipi sang Ibu.
"Iya. Kamu hati-hati di jalan, ya Nak!"
"Ibu juga. Hati-hati di jalan!"
Ayunda menatap punggung Zeeviana yang sudah berjalan menjauhinya.
"Maafkan Ibu, Nak. Semua ini terjadi karena Ibu. Kamu difitnah seperti ini karena bekerja keras demi Ibu. Maafkan Ibu," gumam Ayunda yang selalu merasa bersalah pada putri kecilnya itu.
...*****...
Zeeviana yang baru saja turun dari atas ojek menatap lekat ke arah rumah Bian. Gadis itu mengembuskan napas pelan lalu melangkahkan kakinya memasuki rumah megah nan mewah itu.
'Kamu tidak boleh goyah, Zee. Apapun yang Tuan Bian lakukan padamu, itu karena Tuan Bian adalah orang yang baik. Dia tidak berprilaku baik hanya padamu saja, Zee! Tapi pada semua orang yang bekerja untuknya! Kamu harus ingat itu Zee!' Batin Zeeviana.
Gadis itu menatap sekitar rumah Bian. Rumah dan mewah ini hanya ditinggali oleh Bian seorang. Hal itu membuat Zeeviana sempat bertanya-tanya dalam hatinya.
'Apakah Tuan Bian tidak ingin menikah saja? Kan sayang, rumah seindah ini hanya ditinggali sendiri seperti sekarang ini!'
"Apa yang kamu lamunkan di sini?" tanya Bian mengagetkan Zeeviana yang sedang melamun di tangga. Gadis itu menghalangi jalan Bian sekarang.
"Maaf, Tuan." Zeeviana bergeser dan melangkah mundur menuruni tangga. Namun saat kaki kirinya hendak menuruni tangga terakhir, Zeeviana malah kehilangan kesimbangan tubuhnya.
Bian yang melihat itu pun segera menarik lengan Zeeviana, membuat tubuh Zeeviana langsung menempel dan menabrak dadanya.
Zeeviana terdiam saat merasakan hembusan napas Bian yang menerpa wajahnya. Gadis itu mendongak menatap wajah Bian yang menunduk dan sedang menatap dirinya.
Tatapan mereka sempat terkunci beberapa saat.
"Ma-Maaf, Tuan!" ucap Zeeviana dengan tangan yang gemetar mendorong dada Bian.
"Jangan terlalu banyak melamun! Melamun bisa memperpendek umurmu!" Jawab Bian lalu melangkah menjauhi Zeeviana.
Ada sebuah senyuman indah muncul di bibirnya. Namun Bian berusaha untuk menyembunyikannya!
"Tidak, Zee! Kamu bisa gila jika terus seperti ini!" Gadis itu berlari menaiki tangga menuju kamar Bian. Ia segara menyambar semua peralatan yang dibutuhkannya. Dan mulai fokus pada pekerjaannya tanpa memikirkan semua yang terjadi antara dirinya dan Bian tadi!
...*****...
Awan mendung mulai bermunculan, menutupi matahari yang hendak menyinari Bumi. Pagi yang cerah sudah berganti dengan sore yang mendung.
Zeeviana menatap ke arah jam dinding di dalam ruang setrika. Jam masih menunjuk pukul setengah lima sore. Jam kerja Zeeviana masih tersisa setengah jam lagi. Sedangkan semua pekerjaannya sudah selesai jam 2 siang tadi.
Bian dan Morgan tidak pulang makan siang hari ini. Karena keduanya sedang mengadakan meeting penting dengan beberapa rekan bisnis mereka. Dan langsung makan siang bersama.
"Sedang apa Zee sekarang, ya?" gumam Bian sembari menatap ke arah jendela kaca di ruangannya.
Pria itu tersenyum sejenak. Cuaca seperti ini sangat mendukung untuk bersantai sambil menikmati susu atau teh hangat.
"Morgan?" Panggil Bian pada Morgan yang tengah sibuk memeriksa beberapa laporan dari anak cabang.
"Saya, Tuan?" Morgan meninggalkan semua pekerjaannya dan menghampiri Bian.
"Apakah pekerjaanmu masih banyak?"
Morgan tidak mungkin menjawab "Iya" Sedangkan mata Bian mengharapkan jawaban "Tidak" Dari dirinya.
"Apa yang harus saya lakukan sekarang, Tuan?" tanya Morgan.
"Berikan saja kunci mobil padaku, aku akan pulang sekarang!"
"Saya akan mengantar Anda, Tuan!" Morgan sudah merapikan jasnya. Dan siap untuk mengantar Bian.
"Selesaikan saja perkerjaanmu. Aku tidak ingin kamu begadang atau sampai tidak bisa tidur nyenyak nanti malam!" Tegas Bian lalu mengambil alih kunci mobil dari tangan Morgan.
"Keluarkan mobil lain untuk kamu pulang nanti!" ucap Bian sebelum menutup pintu ruangan.
"Baik, Tuan. Anda hati-hati di jalan."
"Mmm."
Bian melangkah kakinya menuju lift. Pria itu kini sibuk membayangkan wajah Zeeviana sampai ia tidak sadar, kalau pintu lift sudah terbuka.
"Aku bahkan bisa sebahagia ini hanya dengan membayangkan wajah manismu, Zee," gumam Bian lalu melangkah keluar dari lift. Pria itu berjalan dengan cepat menuju parkiran, ia masuk ke dalam mobil berwarna putih mengkilat. Dan mobil itupun melesat keluar dari area gedung perusahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Indra Davais
lanjuuut asik ceritanya
2021-09-25
1