"Siapa dia?"

...💙 Episode - 12 💙...

Makan siang yang sedikit canggung itu pun berakhir. Zeeviana bahkan menghembuskan napas lega saat Bian bangkit dari kursi makannya. Namun belum sampai beberapa menit, Zeeviana kembali dalam situasi yang begitu canggung. Saat Bian malah membantunya merapikan meja makan.

"Biar saya sendiri saja, Tuan." Zeeviana bermaksud untuk merebut piring yang hendak Bian rapikan. Namun tangannya malah menyentuh tangan Bian. Hal itu membuat Bian sempat terdiam, kemudian melepas piring di tangannya.

"Maaf, Tuan." Zeeviana sudah tertunduk dalam sembari mengutuki tangan lancangnya.

"Tidak apa, lanjutkan saja." Bian kembali memasukkan tangan beruntungnya ke dalam saku celana. Ia tersenyum pada Morgan yang berdiri tak jauh dari meja makan.

"Aku akan menyelesaikan beberapa pekerjaan dulu, sementara itu, kamu ajak Zeeviana untuk membeli semua barang yang akan kita bawa pergi. Suruh saja dia yang memilih semua!" Ucap Bian sedikit berbisik.

"Aku mengerti, Kak.''

"Baguslah, kamu jaga dia. Jangan sampai ada pria yang berani mendekatinya!"

"Anda tenang saja, Tuan." Versi sekretaris seribu bakat Morgan mulai aktif sekarang.

"Baiklah, aku percayakan dia padamu!" Bian menepuk bahu Morgan terlebih dahulu. Kemudian dia naik ke lantai atas dan langsung membaca dan mendatangi semua dokumen yang Morgan bawa.

Sementara itu, Morgan mengajak Zeeviana menuju pusat perbelanjaan di tengah kota. Awalnya, Zeeviana bingung untuk apa Morgan mengajaknya ke tempat ini. Tapi setelah mendapatkan penjelasan dari Morgan, Zeeviana pun mengerti.

"Tuan Bian ingin, Anda yang memilih semuanya!" ucap Morgan.

"Kalau begitu, saya harus tau dulu, ke panti mana semua ini akan di bawa nanti? Apakah panti yang didominasi oleh anak kecil? Ataukah anak remaja? Ataukah para lansia? Kalau saya tidak tau, bagaimana saya bisa memilih barang yang tepat untuk mereka?" ucap Zeeviana sesuai fakta.

"Baiklah, aku akan memberitahumu, tapi dengan satu syarat!"

"Apa?!" Mata Zeeviana sudah melotot sekarang.

"Panggil aku Morgan dulu!"

Zeeviana menutup mulutnya yang hendak tertawa dengan tangan. "Syarat macam apa itu?!"

"Ya sudah, jika tidak mau, aku tidak akan memberitahu!"

"Hmmm, saya juga tidak akan dirugikan dengan hal itu. Jika TUAN MORGAN tidak memberitahu, itu artinya, saya tidak bisa memilih barang mana yang harus Anda beli. Dan jika Anda tidak membeli barang-barang itu, Anda akan mengecewakan Tuan Bian. Bukankah Anda tidak ingin mengecewakannya?"

"Huh, pintar sekali Anda bicara, Nona. Baiklah, saya kalah dengan Anda kali ini!"

Morgan tersenyum tipis. Ia mengerti apa alasan Zeeviana tidak ingin terlalu membuka diri dengannya. Alasannya pasti hanya satu, Zeeviana tau apa posisinya dengan apa posisi Morgan saat ini.

"Kita akan mengunjungi panti yang didominasi oleh anak-anak. Apakah Anda sudah terbayang akan memilih barang mana untuk mereka?" tanya Morgan.

Mendengar jawaban dari Morgan, membuat Zeeviana seketika teringat dengan panti yang sering ia kunjungi saat masa penganggurannya. Ah, senyum dari anak-anak panti itu kini memenuhi pikirannya.

Zeeviana menelusuri semua sudut di pusat perbelanjaan itu. Ia memilih untuk mengambil buku, pulpen, pensil, penggaris, dan juga penghapus. Zeeviana yakin, apa yang ia pilih ini, adalah barang yang anak-anak panti butuhkan saat ini.

"Hanya ini, Nona?" Morgan menatap semua barang yang Zeeviana dan dirinya pegang sekarang.

"Memang boleh milih barang lagi?" Zeeviana balik bertanya.

"Kita harus menghabiskan uang yang Tuan Bian berikan. Semuanya harus habis untuk membeli barang yang akan kita bawa ke sana!" 

"Jika boleh tau, berapa jumlah uangnya?" Zeeviana memajukan tubuhnya, membuat Morgan melangkah mundur.

"Tuan Bian tidak mengizinkan untuk menyebut banyaknya! Intinya, Anda masih punya tugas untuk memilih barang lagi, sampai uang itu habis nanti!"

"Baiklah, kalau begitu, Anda yang pegang ini. Saya akan memilih lagi!" Zeeviana memberikan tiga lusin buku tulis, sepuluh lusin pensil dan juga polpen.

Tangan Morgan yang memegang banyak barang pun tidak bisa menerima barang yang Zeeviana hendak berikan.

"Nona! Tolong lihat kondisi tangan saya? Apakah Anda tidak berniat untuk mengambil troli saja?!" tanya Morgan. Lebih tepatnya ia sedang memberi perintah sekarang.

"Baiklah!" Zeeviana pun berjalan mendekati sebuah troli belanja di sudut ruangan. Saat Zeeviana hendak meletakkan buku-buku yang ia bawa, Zeeviana malah dikagetkan dengan tangan yang tiba saya memegang troli itu, hendak mendorongnya.

"Biar Bang Teng bantu, ya, Cinta?" ucap Teng yang entah muncul dari mana tadi. Intinya, Zeeviana sangat kaget dengan kemunculannya. Apalagi dengan panggilan "Cinta" yang terlontar untuknya!

"Nona?" Morgan muncul dengan membawa lebih banyak buku, pensil, pulpen, penghapus, dan penggaris di tanganya. Matanya menatap ke arah pria yang kini memegang troli belanja di dekat Zeeviana.

Morgan meletakan semua yang ia bawa ke dalam troli, lalu menatap wajah Zeeviana lekat.

"Apakah Anda mengenalnya?" tanya Morgan. Zeeviana mengangguk pelan.

"Cinta? Siapa pria ini?" tanya Teng mengagetkan Morgan.

'Apa! Dia memanggil Zeeviana dengan panggilan apa tadi!' Batin Morgan geram.

"Ah, ini Tuan Morgan. Dia sekretaris pribadi majikanku," ucap Zeeviana canggung.

Morgan hanya diam saja, tanpa berniat untuk mengulurkan tangannya pada Teng. Morgan bahkan menatap Teng dengan tatapan waspada.

"Aku Teng! Calon...," Teng menghentikan ucapannya. Pria itu menatap Zeeviana. Teng cinta pada Zeeviana. Teng tidak ingin mengacaukan pekerjaan Zeeviana!

"Teman Zee," lanjutnya lalu mundur dua langkah. Teng membiarkan Morgan yang memegang troli sekarang.

"Aku tidak ingin mengacaukan pekerjaanmu, Cinta. Aku sangat menyayangimu..., Aku tidak ingin semuanya kacau karena ulahku," ucap Teng pelan. Namun masih bisa didengar oleh telinga normal Morgan.

"Bisakah kamu pergi sekarang, kumohon, jangan ganggu aku...," lirih Zeeviana menatap Teng penuh harap.

"Aku pergi, Cinta..., Tapi tidak untuk selamanya. Aku akan setia menunggu balasan cinta darimu!" Pria itu menatap Morgan sejenak, lalu melangkah menjauhi Zeeviana dan juga Morgan.

Morgan menatap kepergian dengan mata yang dipenuhi kecurigaan.

'Jangan sampai kehadiran pria itu menjadi penghalang kebahagian Tuan Bian! Jangan sampai itu terjadi!' Batin Morgan.

"Ayo jalan!" ucap Morgan sambil mendorong troli belanja. Zeeviana berjalan di belakangnya, dengan pikiran yang mencoba untuk menebak raut wajah Morgan.

'Tuan Morgan tadi menatap Bang Teng dengan tatapan yang begitu tajam. Jelas sekali raut wajahnya tidak tenang tadi, apakah karena Bang Teng berpenampilan seperti pereman? Atau karena ada alasan lain? Tapi alasan apa?!' Batin Zeeviana.

"Jangan melamun! Cepat pilih, barang apa lagi? Kita sudah tidak punya banyak waktu lagi!" ucap Morgan. Zeeviana pun tersenyum sejenak, lalu memilih untuk menambahkan beberapa lusin alat tulis lagi.

Akhirnya, mereka pun keluar dari pusat perbelanjaan dengan membawa 30 lusin buku tulis, pulpen, pensil, penghapus dan penggaris. Semuanya sudah di letakkan di dalam garasi mobil.

'Aku harus menyelidiki pria bernama Teng itu! Aku harus mengetahui semua tentang dia, terutama hubungannya dan Zeeviana!' Batin Morgan berencana.

Terpopuler

Comments

NUR(V)

NUR(V)

kok aku kasihan ya ama bang teng cintanya yang tak terbalas.... 😔😔😔dia begitu cinta ma zee tapi zee gak cintaa

2021-11-21

2

Trisnawati Ilyas

Trisnawati Ilyas

hahahaa....kirain Banteng yg datang nyeruduk eh ngga taunya cuma Bang ten yg dtg tak dijemput pulangnya diusir🤣🤣🤣🤣🤣

2021-11-21

5

Dilah Mutezz

Dilah Mutezz

huhuhu ngliat teng bgitu kasian yaa, smoga pas zee sma bian teng bisa ikhlas gx mcem mcem...

2021-11-20

1

lihat semua
Episodes
1 Janji
2 Pelayan Kafe
3 Dia Gadisku!
4 Tawaran Bekerja
5 'Demi Ibu.'
6 Hari Pertama Bekerja
7 Tontonan Baru Bian
8 Makan Siang Bersama
9 Tamu Tak Diundang
10 Roti Sobek
11 Tangan Beruntung Bian
12 "Jangan goyah, Zee!"
13 "Siapa dia?"
14 Kunjungan Ke Panti
15 "Simpanan Om-Om?"
16 Omong Kosong Sandra
17 "Ibu percaya padamu, Zee."
18 Secangkir Susu Hangat
19 "Kita berteman sekarang?"
20 Dugaan Ayunda
21 "Nadiku."
22 Ucapan Terimakasih?
23 "Aku Mencintaimu, Zee."
24 "Maafkan aku, Teng."
25 Obat Termanjur
26 Obat Tambahan
27 Harapan Bian
28 Restu Ayunda
29 Kencan?
30 Gadis Bunglon
31 Obat Nyamuk
32 Pengganggu Atau Penyelamat?
33 Ketulusan Cinta Bian.
34 Ular Kobra
35 Jiwa Iri Dengki Sandra
36 Ibu
37 Sebuah Rasa
38 Tentang Bian
39 Fathia
40 Harapan Kecil
41 Tuan Yosi & Nyonya Dara
42 "Calon Kakak Ipar, ya?"
43 "Rindu, ya, Nona?"
44 Berkirim Pesan
45 Prank Alam!
46 Digigit Semut
47 Ibu Ayunda
48 Keceplosan
49 Tante Galak
50 Tapi Bo'ong
51 Meminta Batuan
52 "Namanya Zeeviana."
53 Salah Orang
54 Hati Zeeviana
55 Kafe Nirwana
56 I Love You
57 Janji Bian
58 Tante Zuanda
59 Rumah Sakit Kota
60 Pangeran Tanpa Kuda & Putri Tanpa Mahkota
61 Senyum Bahagia
62 "Jaga Dia."
63 Pusing
64 Sedikit Tentang Morgan
65 24 Tahun Yang Lalu
66 Langit Malam
67 Uncle Bian!
68 Persiapan Karlina
69 Keluarga Yang Baik
70 The Best Family
71 "Calon Suamiku."
72 Janji Suci ~ End
73 Terimakasih ^_^
74 Episode Spesial : Morgan & Fathia (1)
75 Episode Spesial : Morgan & Fathia (2)
76 Episode Spesial : Morgan & Fathia (3)
77 Episode Spesial : Morgan & Fathia (4)
78 Episode Spesial : Morgan & Fathia (5)
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Janji
2
Pelayan Kafe
3
Dia Gadisku!
4
Tawaran Bekerja
5
'Demi Ibu.'
6
Hari Pertama Bekerja
7
Tontonan Baru Bian
8
Makan Siang Bersama
9
Tamu Tak Diundang
10
Roti Sobek
11
Tangan Beruntung Bian
12
"Jangan goyah, Zee!"
13
"Siapa dia?"
14
Kunjungan Ke Panti
15
"Simpanan Om-Om?"
16
Omong Kosong Sandra
17
"Ibu percaya padamu, Zee."
18
Secangkir Susu Hangat
19
"Kita berteman sekarang?"
20
Dugaan Ayunda
21
"Nadiku."
22
Ucapan Terimakasih?
23
"Aku Mencintaimu, Zee."
24
"Maafkan aku, Teng."
25
Obat Termanjur
26
Obat Tambahan
27
Harapan Bian
28
Restu Ayunda
29
Kencan?
30
Gadis Bunglon
31
Obat Nyamuk
32
Pengganggu Atau Penyelamat?
33
Ketulusan Cinta Bian.
34
Ular Kobra
35
Jiwa Iri Dengki Sandra
36
Ibu
37
Sebuah Rasa
38
Tentang Bian
39
Fathia
40
Harapan Kecil
41
Tuan Yosi & Nyonya Dara
42
"Calon Kakak Ipar, ya?"
43
"Rindu, ya, Nona?"
44
Berkirim Pesan
45
Prank Alam!
46
Digigit Semut
47
Ibu Ayunda
48
Keceplosan
49
Tante Galak
50
Tapi Bo'ong
51
Meminta Batuan
52
"Namanya Zeeviana."
53
Salah Orang
54
Hati Zeeviana
55
Kafe Nirwana
56
I Love You
57
Janji Bian
58
Tante Zuanda
59
Rumah Sakit Kota
60
Pangeran Tanpa Kuda & Putri Tanpa Mahkota
61
Senyum Bahagia
62
"Jaga Dia."
63
Pusing
64
Sedikit Tentang Morgan
65
24 Tahun Yang Lalu
66
Langit Malam
67
Uncle Bian!
68
Persiapan Karlina
69
Keluarga Yang Baik
70
The Best Family
71
"Calon Suamiku."
72
Janji Suci ~ End
73
Terimakasih ^_^
74
Episode Spesial : Morgan & Fathia (1)
75
Episode Spesial : Morgan & Fathia (2)
76
Episode Spesial : Morgan & Fathia (3)
77
Episode Spesial : Morgan & Fathia (4)
78
Episode Spesial : Morgan & Fathia (5)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!