'Demi Ibu.'

...💙 Episode - 4 💙...

Zeeviana kembali menatap kartu nama yang ia pegang. Ia kini sedang duduk di teras depan rumahnya. Ada Ayunda yang sedang menyiram bunga di sana.

Ayunda melirik sekilas ke arah putrinya yang baru saja pulang itu. Ia pun melepas selang lalu menghampiri Zeeviana dan duduk di sampingnya.

"Ada masalah lagi ya, Nak?" tanya Ayunda membuyarkan lamunan Zeeviana.

"Tidak Bu. Tidak ada masalah apa-apa. Zee sedang memikirkan masalah tawaran kerja saja," jawab Zeeviana sejujurnya.

"Ada tawaran kerja, ya? Kerja apa, Nak?"

"Bersih-bersih rumah dan juga nyetrika baju Bu." Zeeviana menyerahkan kartu nama Morgan pada sang Ibu. Ayunda pun menerimanya, ia membaca nama yang tertera di sana.

"Zee." Ayunda menyentuh bahu putrinya lembut. "Ibu akan selalu mendukung pekerjaanmu, apapun itu, selama pekerjaan itu adalah pekerjaan yang benar, Ibu pasti mendukungmu."

"Terimakasih Bu." Zeeviana kembali berpikir.

Jika ia tidak bekerja, itu artinya tidak akan ada pemasukkan lagi nantinya. Sedang ia dan Ibunya memiliki kebutuhan setiap hari. Ditambah lagi dengan biaya penebusan obat Ayunda setiap bulannya. Zeeviana butuh kerja, dari bekerjalah dia bisa menghasilkan uang, dan mencukupi semua kebutuhan dan keperluan dirinya dan sang Ibu. Dan tentunya dengan mengerjakan pekerjaan yang halal.

"Mungkin ini yang terbaik sekarang," lirih Zeeviana lalu menatap kembali pada Ibunya. Demi wanita inilah dia bekerja keras seperti ini. Hanya demi dia, demi memberikan kehidupan yang masih dibilang layak untuknya.

'Demi Ibu,' Batin Zeeviana.

"Zee sudah menemukan jawabannya Bu. Zee akan menghubungi Tuan itu nanti siang saja," ucap Zeeviana. Ayunda pun hanya bisa tersenyum sakit mendengarnya.

'Harusnya Ibu yang bekerja, Nak. Bukan kamu, kamu seharusnya sekarang sudah tamat kuliah, dan bisa mengejar semua impianmu.' Batin Ayunda. Ia menatap Zeeviana yang sudah berdiri dan hendak masuk ke dalam rumah.

"Ayo, masuk, Bu!"

"Zee duluan saja, Ibu mau selesain nyiram bunganya dulu."

"Zee masuk ya, Bu. Kalau udah selesai, Ibu juga masuk," ucap Zeeviana lalu masuk ke dalam rumah. Ia menatap rumah yang sudah bersih.

Di rumah mereka hanya terdapat dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan juga dapur. Sedang ruang tamu ada di depan, tepatnya di dekat kamar Zeeviana, tidak ada apapun selain meja Tv di ruangan itu. Tidak ada kursi ataupun meja untuk tamu.

...****...

Siang harinya, saat jam istirahat di perusahan. Morgan melirik ke arah Bian yang masih sibuk menandatangani beberapa dokeman penting di mejanya. Morgan bisa melihat, ada semangat yang menyala-nyala dalam diri Bian sekarang. Apakah semangat itu muncul karena Bian sudah berhasil menemukan Zeeviana kecilnya?

"Tuan." Morgan mendekat setelah memastikan Bian selesai dengan semua urusannya. Bian pun menatap ke arah Morgan yang sudah duduk di hadapannya. Morgan belum sempat mengatakan tawaran yang ia berikan untuk Zeeviana pagi tadi. Morgan melalukan semua itu di luar pengetahuan Bian.

"Apa yang ingin kamu katakan?" tanya Bian. Pria itu menatap jam tangannya. Waktunya makan siang!

"Maaf, Kak. Sebelumnya aku minta maaf padamu," ucap Morgan. Jika sudah panggilan Kakak yang keluar, itu artinya mereka akan membicarakan sesuatu yang di luar pekerjaan.

"Ya aku memaafkanmu. Dan sekarang, katakan apa kesalahan yang sudah kamu lakukan!"

"Tadi pagi, aku tidak sengaja melihat Nona Zeeviana berjalan di pinggir jalan. Aku pun menghampirinya. Dan berinisiatif untuk menawarkan pekerjaan untuknya."

"Sudah kamu lakukan?" Potong Bian.

"Sudah. Aku menawarkannya untuk bekerja di rumah Kak Bian." Morgan tertunduk. Takut Bian marah karena dia sudah lancang melakukan hal itu tanpa sepengetahuan ataupun persetujuan dari Bian, selaku pemilik rumah.

"Apakah dia mau?" tanya Bian dengan bola mata yang berbinar penuh harap. Bian tidak marah ternyata!

"Aku sudah memberikan kartu namaku padanya. Dia akan menelpon untuk memberikan jawabannya," jawab Morgan lalu menghela napas lega.

"Terus, apa yang akan dia kerjakan di rumahku?" Bian bertanya sambil bangkit dari duduknya. Pria itu merapikan jasnya. Morgan yang melihat itu pun ikut bangkit dari duduknya dan melakuan hal yang sama seperti apa yang Bian lakukan.

"Dia akan membersihkan kamar, ruang bekerja, dan ruang olah raga Anda. Dan dia juga yang akan menyetrika dan memasukan pakaian Anda ke dalam lemari. Untuk pekerjaan yang lain. Akan di kerjakan oleh pelayan seperti biasa," jelas Morgan. Terlihat Bian mengangguk faham.

"Siapkan mobil, aku akan keluar untuk makan siang!"

Morgan pun melangkah keluar terlebih dahulu. Ia menyiapkan mobil sesuai perintah Bian. Dan tidak lama, Bian pun muncul dari lift dan langsung berjalan menuju parkiran.

Morgan dan Bian kembali mendatangi kafe Nirwana, mereka makan siang di sana. Morgan atau pun Bian tidak lagi melihat manager kafe itu. Mungkin dia benar-benar dipecat setelah Bian mengadukan keluhan pada Pamannya, selaku pemilik kafe.

Saat Morgan baru saja selesai dengan makan siangnya. Saat itu juga Hp yang ada di saku jasnya berdering. Morgan menatap Bian sejenak, lalu bangkit dari duduknya.

"Aku angkat telepon dulu, Kak," ucap Morgan dan hanya ditanggapi anggukan kepala oleh Bian.

Morgan mengerutkan dahinya saat melihat nomer baru yang sedang memanggil di Hpnya. Sedetik kemudian, pria itu tersenyum karena menduga Zeeviana yang menelpon sekarang.

"Hallo, selamat siang?" ucap Zeeviana dengan lembut. Dugaan Morgan ternyata benar.

"Khemm." Morgan berdehem untuk menetralkan suaranya.

"Iya, selamat siang, Nona? Ada yang bisa saya bantu?" Morgan pura-pura bertanya saja.

"Apakah ini benar dengan Tuan...," Zeeviana membaca ulang nama Morgan pada kartu nama yang ada di tangannya. "Apakah ini benar dengan Tuan Morgan Mahendra Adijaya?"

"Ya, saya sendiri. Maaf, Nona siapa dan ada perlu apa dengan saya?" Morgan masih berpura-pura tidak tau saja.

"Saya Zeeviana, gadis yang Tuan tawarkan pekerjaan tadi pagi? Apakah Tuan sudah lupa atau sedang pura-pura lupa?" Pancing Zeeviana. Gadis itu memang tidak pernah takut pada siapapun.

"Hahaha, Nona tau saja. Jadi bagaimana, apakah Nona menerima tawaran saya?"

Seketika Bian langsung menatap Morgan yang masih berbicara di pojok ruangan. Mendengar kata 'menerima tawaran,' membuat Bian yakin, yang menelpon Morgan sekarang adalah Zeeviana--gadis kecilnya.

"Sebelumnya, saya berterimakasih pada Tuan karena sudah memberikan tawaran pekerjaan pada saya. Dan setelah saya pikir-pikir..., Saya memang butuh pekerjaan saat ini, dan saya menerima tawaran dari Anda. Kapan saya bisa mulai bekerja?" ucap Zeeviana membuat Morgan sempat menahan napasnya.

"Ah, saya bahagia mendengarnya. Nona bisa bekerja mulai besok. Untuk alamat rumah Tuan Bian. Nanti saya kirim lokasinya, atau saya saja yang datang menjemput Anda untuk hari pertama. Bagaimana?"

"Tidak apa, kirim lokasinya saja. Saya bisa datang sendiri ke sana," tolak Zeeviana.

"Baiklah, saya akan menjelaskan semua tugas Anda besok. Sampai bertemu lagi di rumah Tuan Bian. Selamat siang, Nona," ucap Morgan lalu memutuskan sambungan. Padahal Zeeviana hendak membalas ucapan selamat siang tadi padanya!

"Bagaimana?" tanya Bian dengan mata yang kembali berbinar.

"Dia mau Kak," jawab Morgan dengan wajah yang tersenyum karena melihat senyuman bahagia pada wajah tampan Bian. Bian tidak pernah tersenyum sebahagia ini sebelumnya.

"Langkah pertama yang bagus, Morgan. Aku suka dengan apapun yang sedang kamu rencanakan!" Bian menepuk pundak Morgan lagi. Dia benar-benar beruntung karena memiliki orang seperti Morgan. Yang setia dan bisa diandalkan kapan saja!

...*****...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Apa selama ini Ayunda gak kerja ya? Terus dari mana dia dapat uang untuk membesarkan nyekolahin Zee..

2024-06-10

1

Julia

Julia

pusing dah gk ada kerjaan

2022-10-23

1

Juliezaskia

Juliezaskia

lanjuut

2021-11-21

1

lihat semua
Episodes
1 Janji
2 Pelayan Kafe
3 Dia Gadisku!
4 Tawaran Bekerja
5 'Demi Ibu.'
6 Hari Pertama Bekerja
7 Tontonan Baru Bian
8 Makan Siang Bersama
9 Tamu Tak Diundang
10 Roti Sobek
11 Tangan Beruntung Bian
12 "Jangan goyah, Zee!"
13 "Siapa dia?"
14 Kunjungan Ke Panti
15 "Simpanan Om-Om?"
16 Omong Kosong Sandra
17 "Ibu percaya padamu, Zee."
18 Secangkir Susu Hangat
19 "Kita berteman sekarang?"
20 Dugaan Ayunda
21 "Nadiku."
22 Ucapan Terimakasih?
23 "Aku Mencintaimu, Zee."
24 "Maafkan aku, Teng."
25 Obat Termanjur
26 Obat Tambahan
27 Harapan Bian
28 Restu Ayunda
29 Kencan?
30 Gadis Bunglon
31 Obat Nyamuk
32 Pengganggu Atau Penyelamat?
33 Ketulusan Cinta Bian.
34 Ular Kobra
35 Jiwa Iri Dengki Sandra
36 Ibu
37 Sebuah Rasa
38 Tentang Bian
39 Fathia
40 Harapan Kecil
41 Tuan Yosi & Nyonya Dara
42 "Calon Kakak Ipar, ya?"
43 "Rindu, ya, Nona?"
44 Berkirim Pesan
45 Prank Alam!
46 Digigit Semut
47 Ibu Ayunda
48 Keceplosan
49 Tante Galak
50 Tapi Bo'ong
51 Meminta Batuan
52 "Namanya Zeeviana."
53 Salah Orang
54 Hati Zeeviana
55 Kafe Nirwana
56 I Love You
57 Janji Bian
58 Tante Zuanda
59 Rumah Sakit Kota
60 Pangeran Tanpa Kuda & Putri Tanpa Mahkota
61 Senyum Bahagia
62 "Jaga Dia."
63 Pusing
64 Sedikit Tentang Morgan
65 24 Tahun Yang Lalu
66 Langit Malam
67 Uncle Bian!
68 Persiapan Karlina
69 Keluarga Yang Baik
70 The Best Family
71 "Calon Suamiku."
72 Janji Suci ~ End
73 Terimakasih ^_^
74 Episode Spesial : Morgan & Fathia (1)
75 Episode Spesial : Morgan & Fathia (2)
76 Episode Spesial : Morgan & Fathia (3)
77 Episode Spesial : Morgan & Fathia (4)
78 Episode Spesial : Morgan & Fathia (5)
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Janji
2
Pelayan Kafe
3
Dia Gadisku!
4
Tawaran Bekerja
5
'Demi Ibu.'
6
Hari Pertama Bekerja
7
Tontonan Baru Bian
8
Makan Siang Bersama
9
Tamu Tak Diundang
10
Roti Sobek
11
Tangan Beruntung Bian
12
"Jangan goyah, Zee!"
13
"Siapa dia?"
14
Kunjungan Ke Panti
15
"Simpanan Om-Om?"
16
Omong Kosong Sandra
17
"Ibu percaya padamu, Zee."
18
Secangkir Susu Hangat
19
"Kita berteman sekarang?"
20
Dugaan Ayunda
21
"Nadiku."
22
Ucapan Terimakasih?
23
"Aku Mencintaimu, Zee."
24
"Maafkan aku, Teng."
25
Obat Termanjur
26
Obat Tambahan
27
Harapan Bian
28
Restu Ayunda
29
Kencan?
30
Gadis Bunglon
31
Obat Nyamuk
32
Pengganggu Atau Penyelamat?
33
Ketulusan Cinta Bian.
34
Ular Kobra
35
Jiwa Iri Dengki Sandra
36
Ibu
37
Sebuah Rasa
38
Tentang Bian
39
Fathia
40
Harapan Kecil
41
Tuan Yosi & Nyonya Dara
42
"Calon Kakak Ipar, ya?"
43
"Rindu, ya, Nona?"
44
Berkirim Pesan
45
Prank Alam!
46
Digigit Semut
47
Ibu Ayunda
48
Keceplosan
49
Tante Galak
50
Tapi Bo'ong
51
Meminta Batuan
52
"Namanya Zeeviana."
53
Salah Orang
54
Hati Zeeviana
55
Kafe Nirwana
56
I Love You
57
Janji Bian
58
Tante Zuanda
59
Rumah Sakit Kota
60
Pangeran Tanpa Kuda & Putri Tanpa Mahkota
61
Senyum Bahagia
62
"Jaga Dia."
63
Pusing
64
Sedikit Tentang Morgan
65
24 Tahun Yang Lalu
66
Langit Malam
67
Uncle Bian!
68
Persiapan Karlina
69
Keluarga Yang Baik
70
The Best Family
71
"Calon Suamiku."
72
Janji Suci ~ End
73
Terimakasih ^_^
74
Episode Spesial : Morgan & Fathia (1)
75
Episode Spesial : Morgan & Fathia (2)
76
Episode Spesial : Morgan & Fathia (3)
77
Episode Spesial : Morgan & Fathia (4)
78
Episode Spesial : Morgan & Fathia (5)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!