Nathan pun segera pergi meninggalkan kampus untuk menenangkan dirinya. Sementara tiba-tiba Mona dan Nina menarik dan membawa Queen menuju tepi danau kampus.
''Katanya elo sakit?'' tanya Mona.
''Aduh, kalian apaan sih? sakit tahu,'' gerutu Queen.
''Maafin kita ya. Habis kita kepo,'' sahut Nina.
''Sebenarnya ada hubungan apa elo sama Pak Nathan?'' selidik Mona.
''Ini semua kerjaan Virgo. Kemarin Virgo kayak orang kesetanan. Dia hampir perkosa aku, Mon-Nin. Dia bawa aku ke gudang belakang kampus. Pas gue kabur, ketemu sama Pak Nathan.''
''Apa? Virgo? Gila tuh anak,'' kompak Mona dan Nina.
''Terus apa yang elo lakuin di ruangan rektor tadi?'' tanya Mona.
''Yang jelas gue minta sama pihak kampus, untuk nggak percaya dulu dan nyuruh mereka untuk melihat CCTV kampus. Karena itu benar-benar fitnah dari Virgo. Sebelum Virgo pergi, dia udah mengancam Pak Nathan. Bahkan dia sendiri yang memotretnya.''
''Apa Virgo sebenarnya sakit ya?'' ucap Nina.
''Entahlah, Nin. Gue kemarin bener-bener takut banget. Gue kayak lihat orang orang lain dalam diri Virgo. Dia kasar, dia dorong gue bahkan hampir perkosa gue. Tadinya gue nggak mau masuk karena takut, tapi denger berita tentang Pak Nathan, membuat rasa takut gue hilang. Gue kasihan aja, dia baik tapi dia di fitnah. Kurang ajar emang si Virgo.''
''Ya ampun, Queen. Elo juga kenapa kemarin nggak sama kita sih? Elo juga kenapa nggak cerita?'' timpal Nina.
''Sorry ya. Gue kemarin benar-benar syok. Please jangan kasih tahu Arsen atau Papa sama Mama. Gue nggak mau mereka khawatir. Karena Arsen sendiri sempat curiga sama gue. Karena gue pulang kampus dalam keadaan lusuh dan mata sembab.'' Mona dan Nina lalu kompak memeluk Queen.
''Maafin kita ya. Ternyata kemarin elo melewati hari yang benar-benar berat.'' Kata Mona.
''Terus si Virgo kemana?'' tanya Queen.
''Nggak tahu. Dari tadi kita nggak lihat si Virgo. Ya ampun gue masih nggak nyangka Virgo kayak gitu.'' Kata Nina.
''Ya udahlah semoga Virgo berubah dan mengakui kesalahannya,'' kata Queen penuh harap.
Perasaan Queen pun tidak tenang saat memikirkan Nathan. Ingin sekali menghubungi Nathan tapi ia sama sekali tidak punya nomor ponsel Nathan. Bahkan alamat rumahnya pun tak ada. Queen lalu memutuskan kembali menuju Dream Land. Berharap Nathan ada disana.
''Ya Tuhan, banyak sekali laki-laki yang aku kenal. Tapi kenapa perasaan aku biasa saja pada mereka. Dan kenapa dengan Nathan, aku merasakan hal yang berbeda. Aku bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta. Apalagi aku begitu sabar untuk menunggu Kak Raja. Tapi kenapa Nathan begitu mudah menggoyahkan aku?'' gumam Queen dalam hati.
...****************...
Sesampainya di Dream Land, Queen terbayang dan teringat semua kenangan masa kecilnya bersama Raja. Tak pernah sedikitpun luput dari ingatan Queen tentang Raja. Entahlah tempat itu terlalu banyak kenangan yang sangat indah. Dan benar saja, disana Queen melihat Nathan sedang duduk di sebuah saung gazebo dekat danau. Nathan tampak menyandarkan kepalanya dengan mata yang terpejam. Melihat Nathan membuat Queen merasa sangat bahagia. Ada rasa yang tak biasa saat melihat wajah Nathan. Namun Queen mengurungkan niatnya untuk mendekati Nathan. Queen berinisiatif untuk membeli dua buah ice cream cone rasa coklat untuknya dan vanilla untuk Nathan. Setelah membeli dua buah ice cream, Queen kembali menghampiri Nathan.
''Permisi,'' kata Queen. Entah kenapa telinga Nathan kini begitu peka dengan suara Queen. Nathan pun perlahan membuka matanya.
''Kamu siapa?'' tanya Nathan yang sengaja pura-pura lupa.
''Tuh kan lupa lagi. Queen! Saya Queen! Q-U-E-E-N!" ucap Queen sembari mengeja namanya. Melihat ekspresi kesal Queen, membuat Nathan tertawa.
''Kenapa tertawa? ada yang lucu?'' kata Queen.
''Iya. Kamu lucu. Aku tahu itu kamu,'' ucap Nathan terkekeh.
''Ini untuk Kak Nathan. Boleh kan di luar kampus manggilnya Kakak?''
''Ya tidak masalah. Lebih baik daripada memanggil nama,'' singkat Nathan.
''Ish, gila hormat juga ya.'' Kata Queen sembari menyodorkan ice cream pada Nathan.
''Untukku?''
''Iya. Untuk Kakak,'' kata Queen.
''Oke, makasih ya.''
''Sama-sama.'' Mereka berdua lalu duduk bersama di saung tersebut dengan kaki menggantung.
''Apa kamu ikutin aku?'' tanya Nathan penasaran.
''Tidak! Justru sebelum aku ke kampus, aku kesini dulu. Dapat telepon dari Mona tentang berita Kakak, aku segera menuju kampus. Karena sudah pasti pelakunya Virgo.''
''Tapi terima kasih ya kamu sudah bantu memberi kesaksian tadi.''
''Sama-sama. Sudah seharusnya kan aku melakukan itu.''
''Oh ya apa kamu sering kesini?'' tanya Nathan.
''Iya. Ini adalah tempat favorit aku. Tempat yang bisa membuat moodku seketika berubah. Kakak juga sering kan kesini? Dan untuk apa kakak mengamen disini?''
''Sama seperti kamu. Aku juga sangat suka tempat ini. Entahlah tempat ini selalu membuat aku menjadi lebih baik. Aku memang suka bermain musik dan menghibur. Jadi aku sebenarnya hanya mengisi waktu kosong saja. Uang dari para penonton kemudian aku belikan permen kapas dan aku bagikan untuk anak-anak yang ada disini.''
''Kakak baik sekali ya. Jarang sekali lho ada anak muda yang seperti kakak. Apa kakak tahu tempat ini ada ceritanya lho?''
''Sungguh? Memang ada cerita apa?'' tanya Raja penasaran.
''Dulu tempat ini adalah sebuah pemukiman yang sangat kotor dan kumuh. Awalnya disini akan di bangun sebuah mall namun karena kecerdasan seorang gadis, tempat ini akhirnya berubah menjadi arena sebagus ini.''
''Kok bisa?''
''Iya. Gadis itu menentang bosnya di hadapan para warga disini. Justru warga disini setuju dengan pendapat si gadis ini. Karena bagi mereka terlalu banyak mall dan kurangnya sebuah taman hiburan seperti ini.''
''Kamu serius ada cerita seperti itu?''
''Serius. Kakak tanya saja pada pemilik kedai disini. Mereka yang tadinya pemulung kini kehidupannya jauh lebih baik dari sebelumnya, Kak. Bos itu awalnya marah, marah sekali dan menantang seorang gadis, yang mana dia hanya seorang mahasiswa magang saja. Bos itu meminta si gadis itu untuk menghadapi klien dan investor yang terlibat dalam pembangunan tempat ini sesuai kesepakatan awal. Gadis itupun menerima tantangan tersebut. Dan kakak tahu apa yang terjadi?'' kata Queen yang bercerita begitu antusias.
''Apa yang terjadi? Gadis itu berhasil nggak? Atau justru di keluarkan?''
''Gadis itu berhasil merebut hati para klien dan investor. Si bos itu hanya bisa terdiam dan tidak menyangka, bahwa ide gadis itu disetujui. Karena sebelumnya warga disini menolak untuk digusur dan berkat gadis itu, warga disini akhirnya mau mengembalikan tanah ini pada perusahaan itu. Sebelumnya warga di tipu dan mereka menerima sertifikat tanah palsu, itulah yang membuat mereka ngotot. Dan gadis itu juga yang memecahkan kasus penipuan bertahun-tahun itu. Dan jadilah Dream Land yang indah ini.''
''Lalu bagaimana kisah si bos dan gadis itu? pasti bos itu akhirnya mengakui kehebatan gadis itu kan?''
''Iya, tentu saja. Bos itu akhirnya jatuh cinta pada gadis itu. Dan tempat ini akhirnya di persembahkan si bos untuk gadis yang telah menjadi istrinya sekarang. Mereka pun menikah dan hidup bahagia.''
''Mmmmm sungguh cerita yang sangat romantis dan indah ya. Apa kamu mengenal mereka? Kenapa kamu begitu tahu tentang detail tempat ini?''
''Karena aku adalah anak mereka,'' celetuk Queen.
''Hah? sungguh? kamu pasti bohong,'' kata Nathan seolah tak percaya.
''Terserah sih kalau kamu tidak percaya. Karena tempat ini di buat Papa untuk Mama. Papa juga membuat ini supaya Papa bisa selalu meluangkan waktu bersama kami, di setiap akhir pekan. Dan tempat ini memiliki banyak cerita yang sangat indah.''
''Kamu sangat beruntung mempunyai orang tua seperti mereka ya. Berarti Papa kamu bukanlah orang yang sembarangan. Mereka adalah orang tua yang sangat hebat dan juga pasangan yang sangat romantis.''
''Iya kamu benar sekali. Aku ingin sekali menjadi seperti mereka. Selalu saling berpegangan dalam suka dan duka.'' Kata Queen yang menceritakan impiannya pada Nathan. Mereka kemudian saling menatap. Namun Nathan tiba-tiba tertawa.
''Kenapa kamu tertawa? Emang ada yang lucu?'' protes Queen.
''Apa kamu tidak sadar, kalau sedari tadi bibir kamu belepotan. Makan ice cream kayak anak kecil aja,'' kata Nathan dengan tawa kecilnya.
''Kenapa diam saja dari tadi?''
''Ya aku senang mendengar cerita kamu,'' kata Nathan. Saat Queen berusaha menyeka bibirnya, Nathan menahan tangan Queen.
''Jangan! Nanti tangan kamu jadi kotor kan sama saja,'' ucap Nathan. Nathan kemudian mengeluarkan sapu tangan dari saku kemejanya. Nathan kemudian menyeka bibir Queen yang belepotan. Entah kenapa Queen merasa jika sekarang Raja benar-benar ada di hadapannya. Raja yang selalu memperlakukannya dengan lembut seperti seorang ratu.
''Nah gini kan bersih,'' kata Nathan.
''Mmm te-terima kasih. Sini, biar aku bawa dan cuci sapu tangan milik mu.'' Kata Queen sambil merebut sapu tangan dari tangan Nathan.
''Terima kasih ya. Aku senang karena hari ini, aku melupakan masalahku. Dan terima kasih juga untuk ice creamnya,'' ucap Nathan sembari meleparkan senyuman untuk Queen.
''Sama-sama. Terima kasih sudah mendengarkan ceritaku.''
''Aku harap kamu punya cerita lain. Karena aku begitu antusias untuk mendengarnya.'' Kata Nathan.
Bersambung.... Jangan lupa like, komen dan vote ya, makasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Dahlia Anwar
cerita nya keren
2023-11-25
0
KomaLia
cerita lah quin biar nathan ingat dikit dikit
2021-12-03
0
Mala Wafik
q ikut sdih dngan queen
2021-04-02
1