Keesokan harinya, Queen begitu bersemangat. Ia sedang merias dirinya secantik mungkin untuk bertemu dengan Raja. Tak lupa sapu tangan dari Raja ia bawa.
''Queen! Ayo sarapan sayang!" panggil Dira dari lantai bawah.
''Iya Ma, sebentar." Sahut Queen.
''Kakak pasti lagi sibuk dandan,'' sahut Arsen samb menyantap roti di hadapannya. Kini Arsen sudah berusia 10tahun. Dan ia tumbuh menjadi seorang anak laki-laki yang sangat tampan.
''Wajar lah kan Kakak cewek, sayang.'' Kata Dira.
''Pa, Arsen bareng Papa aja ya. Udah lama kita nggak ngobrol, soalnya Papa sibuk.''
''Siap jagoan Papa yang tampan,'' kata Keenan sambil mengusap kepala putranya.
''Kalau mau sarapan nungguin Kakak, keburu lapar,'' sindir Arsen yang melihat kakaknya berjalan menuruni anak tangga.
''Biarin. Anak kecil cerewet banget,'' kata Queen sambil mengacak rambut adiknya.
''Ihhh Kak! Aku paling benci ya kalau rambut aku di pegang-pegang. Kakak tahu berapa lama aku menata rambut ini?'' kata Arsen dengan kesal.
''Hmmmm masih SD aja kebanyakan gaya.'' Kata Queen.
''Bukan gaya kan kita harus selalu rapi dan sempurna. Aku kan pingin kayak Papa.''
''Tuh, Ma. Arsen benar-benar persis kayak Papa.'' Kata Queen.
''Kan bibit unggul, jadinya ya seperti ini,'' timpal Keenan terkekeh.
''Udah ah, ayo makan dulu. Kalau di meja makan pasti ramai gini.'' Kata Dira.
''Queen kamu ke Dream Land sama siapa?'' tanya Keenan.
''Sama Mona dan Nina, Pa. Ini mereka juga udah di jalan.''
''Kakak mau nemuin pangeran kakak itu ya? Kenapa nggak sama yang lain aja sih? Untuk apa menunggu yang tidak pasti,'' celetuk Arsen.
''Wah, wah, adik aku bijak banget. Ma-Pa lihat nih anak kecil udah mulai ikut campur urusan orang dewasa,'' kata Queen.
''Tapi yang di katakan Arsen benar juga lho,'' timpal Keenan.
''Tuh, Papa juga ikut belain Arsen.'' Rengek Queen.
''Arsen, Papa, nggak boleh gitu. Kakak ngambek nanti mogok makan,'' bela Dira.
''Sorry, Mom!" Jawab Keenan dan Arsen dengan kompak.
...****************...
Queen bersama Mona dan Nina pun akhirnya sampai di Dream Land. Queen sangat antusias untuk bertemu dengan Raja.
''Queen, serius pangeran elo mau datang sekarang?'' tanya Mona.
''Iya lah. Kita udah janji untuk ketemu tepat saat gue berusia tujuh belas tahun.''
''Hhh, sebenarnya gue ragu sih kalau dia bakalan datang. Kalau emang dia mau datang, kenapa dia nggak telepon elo, chat elo atau kirim email. Kita kan sudah hidup di jaman modern.'' Sambung Nina.
''Justru itu yang namanya cinta sejati, Nin. Hati kita yanh saling menyatu, meskipun terpisah oleh jarak dan waktu,'' kata Queen.
''Cieeee, sok puitis banget.'' Kata Mona.
''Ya udah lah, elo tungguin aja tuh pangeran. Gue sama Mona mau jalan-jalan dulu. Rugi dong udah nyampe sini cuma nungguin elo.''
''Iya-iya, kalian senang-senang sana!" kata Queen. Queen lalu duduk di bawah pohon cemara, tepat dimana ia dan Raja mengikat janji bersama. Hari pun sudah semakin siang, matahari semakin terik tapi Raja pun tak kunjung datang. Pandangan Queen terus mengedar, mengamati setiap laki-laki yang mengenakan syal. Namun tidak ada satupun yang memakai syal di hari itu. Tentu saja tidak ada karena ini Indonesia yang mempunyai iklim tropis. Queen yang mulai bosan dan haus, beranjak dari duduknya. Queen menuju sebuah food truck dan membeli minuman disana.
''Apa kamu tidak datang? Apa kamu lupa akan janji kamu? Ini adalah usia tujuh belas yang aku nanti sejak dulu. Apa kamu lupa? Atau memang sengaja?'' gumam Queen dalam hati dengan perasaan yang semakin gelisah. Perlahan, matahari mulai berjalan kembali ke peraduannya. Senja pun mulai menyapa, namun tak ada tanda-tanda bahwa kekasih yang di puja, tak jua terlihat nyata.
''Queen! Pulang yuk!" Ajak Mona sembari berlari menghampiri Queen.
''Iya nih udah sore. Elo nggak lupa kan kalau Papa sama Mama elo, udah nyiapin pesta ulang tahun ke 17 tahun elo,'' kata Nina. Queen pun menunduk sedih, penantiannya selama ini sia-sia.
''Queen, mungkin kalian belum berjodoh. Elo jangan putus asa. Banyak hal terjadi selama sepuluh tahun disana, Queen,'' kata Mona.
''Queen, bukanya kita nggak ngedukung elo tapi kita nggak mau elo kecewa dan sakit hati. Masih banyak kok cowok yang baik di luar sana. Kita sahabatan udah lama, kalau elo sedih, kita juga sedih, Queen.'' Ucap Nina yang berusaha menyadarkan Queen.
''Iya, gue ngerti kok. Ya udah kalau gitu kita pulang. Nanti Papa sama Mama khawatir.'' Kata Queen yang sedari tadi berusaha menahan bulir matanya. Nina dan Mona lalu kompak memeluk Queen. Saat Queen bersama Mona dan Nina hendak berjalan menuju pintu keluar, langkah Queen tiba-tiba terhenti saat melihat suatu kerumunan.
''Eh ada apa tuh? Gue mau lihat.'' Kata Queen.
''Ini udah mau malam, Queen. Acara elo jam 7, kasihan Papa dan Mama elo,'' cegah Mona.
''Udah lah, gue nggak peduli sama ulang tahun gue. Gue mau kesana dulu,'' ketus Queen. Mona dan Nina hanya bisa menyerah dan mengikuti kemana langkah kaki Queen berjalan. Langkah Queen berjalan menuju pada tepi danau buatan, entah ada apa disana, yang membuat orang berkerumun. Tubuh mungil Queen pun berusaha menerobos kerumunan itu. Dan ternyata ada seorang pengamen jalanan yang sedang menghibur para pengunjung. Tetapi untuk seorang pengamen, penampilan pria mudah itu terlalu keren.
''OMG, Queen! Sejak kapan disini ada pengamen yang ganteng kayak gini. Bukan pengamen sih ini tapi apa ya? Mungkin artis lagi ngeprank kali,'' cerocos Nina yang sudah berdiri di samping Queen.
''Iya nih, terlalu keren penampilannya,'' sahut Mona. Namun Queen sama sekali tidak menghiraukan celotehan Nina dan Mona. Queen justru menikmati suara petikan gitar akustik dan suara merdu pengamen itu. Queen pun bertepuk tangan mengikuti penonton yang lain karena pengamen itu membawakan lagu yang sangat ceria. Nina dan Mona pun ikut terhanyut dalam suasana sore yang syahdu itu. Tiba-tiba Mona meraskan ponselnya bergetar. Ada nama Tante Dira dalam layar ponselnya.
''Iya, tante.''
''Kalian dimana? Queen juga di telepon nggak di angkat.''
''Kita masih di Dream Land, tante.''
''Ya udah cepat ajak Queen pulang ya. Ini udah jam 5, sedangkan acara jam 7 jangan sampai Papanya Queen marah karena Queen tidak disiplin. Apalagi ini kan pesta penting yang dia mau.''
''I-iya, tante. Mona segera ajak Queen pulang.''
''Ya sudah kalau begitu, kalian hati-hati ya.''
''Iya, tante.'' Mona pun mengakhiri panggilannya.
''Queen ayo pulang, Tante Dira udah telepon,'' bisik Mona.
''Bentar lagi dong.'' Kata Queen. Mona yang merasa kesal, terpaksa menyeret Queen untuk keluar dari kerumunan. Mata Queen seolah enggan berpisah dari pengamen itu. Dan tiba-tiba mata mereka pun bertemu satu sama lain meskipun dari kejauhan. Nina pun juga ikut menyeret Queen keluar dari kerumunan.
''Ihh kalian apaan sih,'' ketus Queen.
''Queen please, Mama elo udah telepon. Elo sendiri kan yanh mau di buatin pesta. Elo tahu sendiri kalau bokap elo itu disiplin, kalau sampai elo telat pulang, kita juga bakal denger ceramah Om Keenan yang super killer,'' kata Mona dengan kesal.
''Iya Queen ayo pulang. Besok kesini lagi deh.'' Bujuk Nina.
''Iya, iya,'' ucap Queen mengalah. Untuk sejenak Queen melupakan Raja saat melihat penampilan pengamen yang sangat menghibur tadi.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Dirah Guak Kui
kasian dipertemukan dgn begini😂😂😂😂😂
semoga berkelanjut setelah ini😇
2021-06-11
1
Neni Cahyani
itu raja Quin
2021-05-20
1
Beci Luna
pastibraja jd pengen
2021-03-15
1