Saat Queen sedang sarapan, bel pintu rumah berbunyi. Queen segera berjalan untuk membukanya.
''Morning, my Queen," sapa Virgo dengan senyum manisnya.
''Elo pagi-pagi udah kesini aja.''
''Iya lah. I miss you.''
''Hmmm kebiasaan modus. Masuk yuk, gue lagi sarapan. Elo udah sarapan belum?''
''Kebetulan belum. Sengaja sih emang pingin minta makan,'' kata Virgo terkekeh. Queen kemudian mengajak Virgo untuk sarapan.
''Morning, Arsen. Makin cakep aja nih,'' goda Virgo sambil mengacak rambut Arsen.
''Kak Virgo, please! Jangan sentuh rambut aku,'' ketus Arsen.
''Ups sorry. Kakak lupa tapi tetap keren kok.''
''Arsen, nggak boleh gitu,'' tegur Queen.
''Kakak tahu sendiri kan, aku paling nggak suka kalau rambut aku di acak-acak.''
''Iya. Tapi kan kamu bisa bersikap lebih sopan.''
''Iya, iya, maaf.''
''Udah nggak apa-apa kok, Queen.''
''Ya udah kamu mau minta selai apa?''
''Seperti biasa selesai kacang.''
''Nih bikin sendiri ya,'' kata Queen.
''Yah, berharap disiapin malah bikin sendiri,'' protes Virgo.
''Aku aja bikin sendiri, masak Kak Virgo nggak bisa sendiri,'' sahut Arsen.
''Ah kamu masih kecil, belum paham modus seperti ini,'' lanjut Virgo tertawa.
''Udah cepat makan, nanti telat gue. Mesti antar Arsen juga.''
''Elo berangkat sama gue aja, Queen.''
''Ya udah deh kalau gitu. Arsen, kamu bisa berangkat dulu ya.''
''Iya, Kak.''
''Oh ya Om Keenan sama Tante Dira mana? kok sepi?''
''Papa sama Mama ke Swiss untuk urusan pekerjaan.''
''Wah, kesempatan dong.''
''Maksud elo apa? udah deh jangan aneh-aneh. Gue tonjok baru tahu rasa,'' kata Queen sambil mengepalkan tangannya.
''Hahahaha maksud gue kesempatan buat jagain elo, Queen.''
''Oh kirain apaan. Awas aja aneh-aneh!"
''Tenang, gue nggak se-bad itu kok.''
Pagi itu Queen memutuskan berangkat bersama dengan Virgo. Orang tua Virgo adalah teman bisnis Keenan. Orang tua mereka juga saling mengenal dan cukup dekat. Sesampainya di kampus mobil Virgo berpapasan dengan motor yang di naiki oleh Nathan.
''Gue turun dulu ya,'' kata Queen pada Virgo.
''Mau kemana?''
''Udah ah diam aja,'' kata Queen. Queen lalu berlari menuju tempat parkir motor. Ia melihat Nathan baru saja turun dari motornya. Sebenarnya Queen menyimpan bekal di dalam tasnya. Ia ingin memberikannya pada Nathan.
''Selamat pagi, Pak," sapa Queen.
''Mode bicara formal nih,'' gumam Queen dalam hati.
''Pagi. Ada apa? kamu siapa? apa salah satu mahasiswi di kelas saya.''
''Ya ampun, Pak. Saya Queen! Masak lupa lagi sih, Pak. Emang struktur wajah saya rumit sekali ya, sampai susah sekali mengenali saya," protes Queen dengan kesal.
''Maaf kalau saya suka lupa. Ada perlu apa?''
''Ini ada bekal untuk Pak Nathan.''
''Tapi saya sudah sarapan.'' Kata Nathan.
''Ya ampun, Pak. Di terima aja kali, jangan terlalu jujur.'' Kata Queen dengan kesal.
''Ya memang begitu adanya, Queen.''
''Ya udah Pak Nathan simpan saja,'' kata Queen sembari memberikan kotak makan itu pada Nathan. Queen pun kemudian memilih berlalu begitu saja, ia benar-benar kesal karena Nathan dengan mudah melupakannya. Bahkan dalam waktu sehari saja. Queen menatap dengan kesal, saat Nathan di kerubungi para mahasiswa. Mereka membawa bunga atau bahkan modus dengan bertanya sesuatu pada Nathan.
''Apa terlalu banyak gadis yang dia kencani, sampai mengingat wajahku saja lupa,'' gerutu Queen dengan bibirnya yang mengerucut.
''Kemana aja sih lo?'' kata Virgo sambil menepuk pundak Queen. Queen pun terkaget.
''Bikin kaget aja sih, lo,'' gerutunya. Virgo hanya tersenyum sambil merangkul Queen berjalan menuju kelas.
...****************...
''Queen, hangout yuk!" ajak Virgo.
''Sorry gue nggak bisa, Vir.'' Tolak Queen sambil menyantap bakso di hadapannya.
''Kan bebas nggak ada Papa sama Mama kamu. Papa sama Mama aku juga lagi di luar negeri,'' kata Virgo.
''Elo jangan macam-macam ya, Vir. Nih hadepin kita dulu. Jangan samain kehidupan kita disini sama di Amerika,'' sahut Nina.
''Iya nih elo ini. Mending elo sana deh, elo cowok sendiri disini. Tebar pesona sana sama cewek lain, kita udah bosan lihat muka elo dari jaman SMA,'' timpal Mona.
''Ya ampun, jahat banget sih kalian. Dulu aja ngejar-ngejar gue, mentang-mentang sekarang ada si dosen muda itu. Emang kalian nggak bisa ya, lihat yang bening dikit. Bawaannya pingin nemplok aja,'' kata Virgo dengan kesal.
''Iya dong, kita kan cewek normal,'' kata Mona. Dari kejauhan mata Queen tertuju pada Nathan yang berjalan beriringan dengan seorang gadis cantik berambut panjang. Mereka tampak sangat dekat akrab.
''Kenapa aku jadi mikirin dia sih? Jangan bilang kamu semudah itu move on dari Raja, Queen,'' gumam Queen dalam hati.
''Queen, di hadapan Mona dan Nina, gue mau bilang sesuatu sama elo,'' kata Virgo sembari menatap lekat mata Queen.
''Apa Virgo? mau ngomong apa?'' kata Queen yang mengarahkan pandangannya kembali pada Virgo.
''Queen, jujur gue suka sama elo. Gue cinta sama elo sejak dulu, sejak pertama bertemu. Ya gue emang slengekan dan nggak serius tapi kali ini gue serius. Gue serius sama perasaan gue, Queen. Gue mohon, buka hati elo buat gue?''
''Tapi Virgo, gue cuma anggap elo teman dan nggak lebih,'' kata Queen.
''Owh sakit,'' ledek Mona dan Nina dengan kompak. Mendengar ledekan Mona dan Nina, Virgo hanya melirik tajam penuh kekesalan pada mereka berdua.
''Sampai kapan elo mau nunggu Raja? Dia udah pergi Queen! Dia nggak akan balik lagi. Gue tahu elo anggap gue teman karena elo sendiri mengunci hati elo cuma untuk Raja. Seseorang di masa lalu yang kamu tunggu seperti orang bodoh tanpa ada kejelasan apapun.''
''Cukup Virgo! Elo nggak tahu apa-apa soal perasaan. Gue yakin sampai detik ini Raja masih ada dan dia masih hidup. Hati kecil gue nggak akan pernah bohong. Gue bakalan nunggu dia sampai kapan pun juga, ingat itu!" tegas Queen dengan penuh emosional.
''Jangan bodoh, Queen! Jangan hidup dalam belenggu ketidakpastian," kata Virgo. Queen kemudian beranjak dari duduknya dan pergi.
''Tuh kan Queen marah, elo sih keterlaluan,'' kata Mona pada Virgo.
''Kok gue yang di salahin, emang bener kan yang gue bilang,'' bantah Virgo.
''Sikap elo yang kayak gini nih, yang dari dulu di benci sama Queen,'' tegas Nina. Mona dan Nina pun benar-benar kesal dengan sikap Virgo yang sangat mudah terpancing emosi. Terlebih Virgo terkadang suka tempramental. Queen pun berlari dan terus berali. Hingga akhirnya ia berhenti di tepi danau kampus. Disana ia menumpahkan segala kekesalannya. Ia mengambil sebuah sapu tangan pemberian Raja dan memeluknya dengan erat dalam dekapan dadanya.
''Aku yakin kamu masih hidup, Raja. Aku yakin kamu masih hidup. Tolong tepati janji kamu untuk kembali bersama ku,'' ucap Queen dengan deraian air mata yang membasahi wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
KomaLia
raja lupa ingat juga ya
2021-12-03
0
Sukma Suardi
lanjut thor..
2021-07-17
0
Andi Karta
Lanjut
2021-04-20
0