Queen pun mengendap menuju ruang kerja Papanya. Di lihat ruangan itu masih terbuka.
"Papa masih disana lagi,'' gumam Queen. Queen pun memilih berjalan menuju dapur untuk mengambil minum.
''Queen, kamu belum tidur?'' kata Keenan yang sudah berdiri di belakang putrinya.
''Eh, Papa. Queen haus jadinya kebangun deh. Papa belum tidur?'' ucap Queen yang merasa terkejut.
''Papa juga lagi haus. Habis nyelesein pekerjaan Papa.'' Ucap Keenan sembari meneguk air.
''Ya udah Papa istirahat dulu ya. Kamu juga tidur.'' Sambung Keenan sembari mengecup kepala putrinya.
''Iya, Pa.'' Jawab Queen. Setelah melihat Papanya masuk ke dalam kamar, Queen melanjutkan menuju ruang kerja Papanya. Keberuntungan seolah berpihak pada Queen, laptop Keenan masih tertinggal di ruang kerja dan dengan posisi menyala.
''Masih menyala, syukurlah. Karena hanya Mama yang tahu password laptop Papa.'' Gumam Queen dengan wajah bahagianya. Queen lalu membuka email pribadi Papanya dan kebetulan sekali, halaman email pribadi Papa masih terbuka.
''Papa ini gimana sih? Masak masih ke buka semua sih task bar-nya. Mungkin pengaruh usia kalia ya, Papa jadi pelupa,'' gumam Queen terkekeh. Queen lalu mencari tahu semua email yang pernah masuk. Bahkan semua arsip email pun Queen buka. Queen bagai di sambar petir saat melihat arsip dalam email Papanya.
''Jadi, selama ini Papa membuat second email yang mengatasnamakan nama Raja. Jadi Papa mengirim pesan untuk diri Papa sendiri dan mengatasnamakan Raja. Apa maksud papa?'' gumam Queen dengan mata berkaca-kaca.
''Lalu kapan terakhir kali Raja mengirim email untukku?'' Queen lalu melihat kotak masuk dan menemukan email dari Pak Amir sepuluh tahun lalu yang masih tersimpan rapi. Queen berurai air mata saat melihat berita jatuhnya pesawat dan ada nama Raja, Riko dan Elisa dalam daftar korban.
''Jadi saat itu Papa bersama Om Arka pergi ke Swiss untuk menjenguk Kakek Sultan. Jadi saat itu Papa dan semuanya bohongin aku. Mereka semua bilang Papa dan Om Arka pergi ke Bali tapi nyatanya Papa dan Om Arka ke Swiss. Apa ini alasan Papa membatasi aku memakai gadget? Dengan beralasan aku belum cukup umur untuk memahami media sosial yang terkadang banyak kebohongan,'' Queen benar-benar merasa sedih, hatinya terasa sangat hancur mendapati bahwa Raja telah pergi.
Sementara Keenan terbangun karena teringat laptopnya masih menyala.
''Aduh, laptopku.''
''Ada apa, Mas?'' tanya Dira yang masih terjaga.
''Kamu belum tidur?''
''Belum, lagi meriksa laporan keuangan cafe. Kamu kenapa kebangun?''
''Aku lupa sayang. Laptop aku masih nyala. Emang ya kalau udah umur itu bawaannya lupa melulu.'' Ucap Keenan terkekeh sembari berlalu menuju ruang kerjanya.
Keenan begitu terkejut saat mendapati Queen berada disana. Ia melihat Queen menangis tersedu-sedu. Keenan pun panik dan khawatir, apa yang terjadi dengan putrinya.
''Queen, kamu kenapa?'' tanya Keenan. Queen menatap marah Papanya.
''Papa jahat! Papa bohong! Kalian semua jahat!'' ucap Queen dengan histeris sembari menangis.
''Maksud kamu apa nak?'' kata Keenan sembari memegang kedua bahu putrinya.
''Papa tanya diri Papa sendiri.'' Kata Queen sembari menghadapkan layar laptop pada Papanya.
''Kamu tahu sayang?'' ucap Keenan lirih.
''Sepuluh tahun Papa bohongin aku. Papa jahat." Teriak Queen. Dira yang mendengar kegaduhan segera menuju ruang kerja Keenan. Dira mendapati Queen marah dan membentak Papanya.
''Queen! Apa yang kamu lakukan sama Papa?'' sahut Dira.
''Mama juga jahat! Queen benci kalian! Kenapa kalian membohongi Queen dan memberikan harapan palsu pada Queen. Jawab, Pa!" ucap Queen sambil mengguncang tubuh Papanya. Keenan hanya bisa terdiam tak berdaya dengan air mata yang membasahi pipinya.
''Sayang, kita bisa mejelaskan semuanya,'' kata Dira.
''Tidak ada yang perlu di jelaskan lagi. Sudah cukup kebohongan ini. Sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar, Pa-Ma. Kalian memberi harapan kosong, membuat Queen seperti orang gila yang penuh harap.''
''Queen, kami juga tersiksa! Kami juga sedih, sayang. Tenanglah." Ucap Dira sambil memeluk putrinya. Queen pun memberontak melepas pelukan Mamanya. Queen lalu beranjak dari duduknya dan pergi.
''Queen! Kamu mau kemana sayang?'' panggil Dira. Namun Queen tak menghiraukan panggilan Mamanya.
''Sayang, biarkan dia sendiri.'' Kata Keenan. Dira lalu memeluk suaminya.
''Mas, ini yang aku takutkan. Ini yang aku khawatirkan. Aku takut Queen membenci kita, Mas.'' Ucap Dira yang terisak dalam pelukan Keenan.
''Aku yakin Queen hanya marah, biarkan dia tenang dulu. Setelah itu kita bicara pelan-pelan padanya. Ini semua salahku, aku juga yang meminta semuanya untuk merahasiakan ini,'' ucap Keenan dengan penuh sesal.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
CIVIA 💞💖🌹🥰
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
2023-05-07
0
Dwi Indraswati
Sedih banget Thor Airmataku tak hrnti menetes sampai tercekat leherku ikut aesak rasanya
2022-01-11
0
Nuri Bhawel
😭😭😭😭😭
2021-04-15
0