Arsen kemudian memberikan tisu pada Kakaknya.
''Hapus air mata Kakak. Kakak pasti menangis karena Kak Raja kan?'' kata Arsen. Queen hanya tersenyum dan berusaha menyeka air matanya.
''Kak, aku disini mau ngajak makan. Bukan untuk membuat kakak menangis. Kalau kakak menangis lebih baik kita pulang,'' ketus Arsen. Arsen bersikap seperti itu supaya Kakaknya tidak bersedih lagi. Karena hanya kebawelan Arsen, yang bisa membuat mood Queen berubah.
''Iya, iya, maaf ya. Habis lagunya sedih banget. Dan nggak nyangka suara Kak Nathan bagus banget,'' kata Queen. Semua pengunjung pun memberi tepukan yang meriah untuk Nathan. Bahkan semua pengunjung memberikan standing applause untuk Nathan. Arsen lalu berdiri dan melambaikan tangan pada Nathan. Setelah membungkuk sebagai ucapan terima kasih, Nathan yang melihat lambaian tangan Arsen pun segera mendekat.
''Ada apa adik kecil? Kakak lihat kamu tadi melambaikan tangan.'' Kata Nathan yang bersikap seperti tidak mengenal Arsen.
''Suara Kak Nathan bagus banget. Sampai Kakak saya nangis.''
''Maaf ya kalau sampai buat kakak kamu nangis. Tapi kamu kok tahu nama Kakak?'' kata Nathan. Arsen pun menjadi bingung dengan ucapan Nathan.
''Lho Kak Nathan lupa sama aku? Ini aku?''
''Tapi maaf aku tidak mengenal kamu dan kakak kamu. Tapi terima kasih ya untuk pujiannya,'' kata Nathan sembari mengusap kepala Arsen. Queen juga di buat bingung oleh sikap Nathan. Nathan kemudian berlalu meninggalkan meja Queen dan Arsen.
''Kak, Kak Nathan kok gitu sih. Kenapa dia pura-pura nggak kenal kita? Apa karena merasa seperti artis ya dia jadi sombong dan nggak ingat kita. Padahal kan baru beberapa hari lalu kita bertemu.'' Ucap Arsen penuh rasa heran. Queen sendiri sering merasa heran dengan sikap Nathan. Entah benar lupa atau memang pura-pura lupa, setidaknya itulah pertanyaan yang hinggap dalam benak Queen. Queen lalu beranjak dari duduknya dan mengejar Nathan.
''Kak RAJA....!" teriak Queen memanggil Nathan. Seketika Nathan menghentikan langkahnya. Air mata Queen pun menetes membasahi wajahnya saat melihat Nathan berhenti karena panggilannya. Nathan kemudian berbalik ke arah Queen. Karena Nathan mengenali suara Queen. Sembari menangis, Queen berlari dan menghambur ke pelukan Nathan. Queen pun memeluk erat Nathan dan menganggap Nathan seperti Raja.
''Ka-kamu siapa?'' tanya Nathan tanpa berani membalas pelukan Queen.
''Aku Queen, Kak. Queen,'' ucap Queen dalam pelukan Nathan.
''Queen, kenapa kamu disini? dan kamu kenapa memelukku seperti ini?'' ucap Nathan.
''Kamu bukan Raja?'' tanya Queen sambil melepaskan pelukannya.
''Raja? siapa Raja? Pasti pacar kamu ya?'' kata Nathan dengan santainya. Queen hanya diam dan tidak bisa menjawab.
''Kenapa kamu bukan Raja? kenapa kamu Nathan? Aku beraharap bahwa kamu adalah Raja. Raja yang aku nantikan selama ini. Aku selalu melihat sosok Raja di dalam diri kamu,'' kata Queen yang tampak meracau. Dirinya benar-benar merasa di permainkan oleh takdir.
''Hei, berhentilah menangis,'' kata Nathan sambil memegang wajah Queen.
''Apa kamu mencintai dia? Apa dia Raja yang kamu nanti?''
''Aku selalu menantinya sejak sepuluh tahun yang lalu. Tapi dia tidak pernah kembali, dia berjanji akan menemuiku saat aku berusia 17 tahun. Aku sudah menunggunya. Bahkan aku menutup pintu hatiku untuk lelaki manapun demi dia. Kenapa dia tidak kembali? Bahkan menghilang tanpa jejak. Kenapa?'' kata Queen dengan emosional. Ia pun menangis sesenggukan, dadanya terasa sesak sekali. Nathan kemudian mendekat lalu memeluk Queen. Tangisan Queen semakin menjadi saat Nathan memeluknya erat. Nathan menepuk lembut punggung Queen untuk menenangkannya.
''Kenapa aku selalu bertemu kamu di saat seperti ini? disaat kamu menangis dan merindukan orang itu. Apakah dia begitu penting untukmu?'' gumam Nathan dalam hati.
''Menangislah. Menangislah sepuas hatimu. Jika itu membuatmu lebih baik. Tapi melihatmu selalu tersenyum itu jauh lebih menyenangkan. Kenapa setiap kali bertemu denganmu, kamu selalu saja menangis.'' Ucap Nathan. Mereka berdua pun masih terus berdiri di tepi jalanan depan cafe. Queen bahkan enggan untuk melepaskan pelukannya. Setelah merasa tenang, Nathan berusaha melepaskan pelukan Queen. Nathan memegang pundak Queen dan membungkukkan wajahnya, untuk melihat wajah cantik Queen yang menunduk sedih.
''Apa sudah selesai menangis? kamu tahu pepohonan disini angker dan banyak penghuninya. Dia akan menjadikan tumbal orang yang berisik dan suka menangis di tempat ini,'' hibur Nathan. Nathan lalu mengangkat wajah Queen yang menunduk.
''Lihatlah setiap kali bertemu kamu, bajuku selalu penuh dengan ingus,'' kata Nathan sambil menunjuk ke arah bajunya. Queen melirik sekilas ke baju Nathan dan memang benar bajunya basah karena terkena ingus dan buliran air matanya.
''Ma-maaf. Aku selalu merepotkan Kakak,'' ucap Queen malu-malu.
''Apa kamu tidak lelah menangis?''
''Lagu yang kakak bawakan sangat menyentuh dan membuatku mengingatnya.''
''Tapi aku bukan dia. Aku adalah Nathan. Percayalah, jika memang dia milikmu, pasti dia akan kembali untuk kamu. Cukup doakan dia, supaya dia cepat kembali. Masa depan kamu masih panjang, Queen. Kamu cantik dan pintar, pasti orang tua kamu menaruh harapan besar pada kamu. Apalagi kamu adalah putri sulung mereka. Kenang dia di dalam hatimu. Terkadang kita perlu berpisah untuk kembali bersama dalam keabadian.'' Kata Nathan dengan bijak. Dan entah kenapa ucapan Nathan selalu mampu menenangkan hati Queen.
''Sekarang kamu lebih baik pulang ya. Atau akau akan mengantarmu?''
''Tidak usah. Aku bersama Arsen. Dan Arsen marah karena kakak tidak mengenalinya. Arsen menganggap kakak sombong karena merasa kakak sudah menjadi artis.''
''Oh, benarkah? baiklah bawa aku menemuinya. Aku akan meminta maaf.'' Kata Nathan. Nathan kemudian mengajak Queen masuk kembali. Nathan lalu duduk di samping Arsen dan mengulurkan tangannya pada Arsen.
''Arsen, maafkan kakak ya? Kakak hanya menggodamu saja,'' ucap Nathan terkekeh.
''Kakak nggak bohong kan?'' kata Arsen.
''Tidak, Arsen.'' Nathan kemudian memperhatikan wajah Arsen dengan sangat detail, berharap saat bertemu Arsen di lain waktu, ia tetap mengingatnya. Nathan mengusap lembut kepala Arsen, kemudian Nathan membelai wajah Arsen. Hingga Nathan melihat tahi lalat di ujung mata Arsen.
''Berjanjilah kakak tidak akan melupakan aku.''
''Iya. Kakak janji tidak akan melupakanmu.'' Kata Nathan seraya mengaitkan jari kelingkingnya dengan Arsen.
''Arsen, kenapa Arsen juga cepat sekali akrab dengan Nathan? Bahkan dengan Virgo yang bertahun-tahun dia selalu dingin dan jutek. Baru kali ini aku melihat Arsen dengan mudah bergaul dengan orang asing,'' gumam Queen dalam hati.
''Oh ya maafkan kakak ya, sudah membuat Kakak Queen menangis.''
''Its okay. Cewek kan emang cengeng dan mudah baper, Kak.'' Celetuk Arsen yang di sambut tawa Nathan.
''Baiklah sebagai gantinya, makanan yang kalian makan aku yang traktir,'' kata Nathan.
''Yeay asyikkk....'' kata Arsen dengan rona bahagia.
''Kak Nathan, tidak perlu.'' Kata Queen.
''Tidak apa-apa. Ini sebagai ganti karena aku tadi sempat melupakan Arsen.''
''Dia memang sangat baik sekali. Tapi apakah dia sama sekali tidak punya pacar? tidak mungkin juga kan dia single'' gumam Queen dalam hati penuh tanya.
Bersambung.... Jangan lupa like, komen dan votenya ya, makasih 🙏😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
KomaLia
coba kalau di temukan sama adek nya dira ya mungkin inget,secara kan raja di urus sama dia
2021-12-03
0
Nayla Sasa
thorr jngn bkin nathan kyk orng bego atw pun pikun ceritamu seru.sumpahh tpi tolong pliess jngn bkin nathan kyk orng pikun 🙏🙏
2021-08-12
0
Solaichah Solaichah
jd keinget mister carming yg ganteng itu tepatnya adik nya dira yg pinter jg menyanyi
2021-03-19
1