Sesampainya di rumah Queen segera masuk ke dalam kamar untuk mandi dan merias diri. Rumah Queen sudah penuh dengan hiasan dan pernak-pernik ulang tahun ala gadis remaja tujuh belas tahun. Ulang tahun ini sekaligus sebagai syukuran atas kelulusan Queen, yang bisa lulus SMA satu tahun lebih cepat. Karena dunia baru di bangku kuliah sudah menantinya.
''Queen, Mama masuk ya,'' kata Dira sembari membuka pintu kamar Queen. Bukanya bersiap justru Queen malah duduk di sofa dekat jendela kamarnya. Bahkan ia pun masih mengenakan handuk kimono dengan rambut yang terbungkus handuk.
''Lho kamu kok belum siap-siap sih? Sebentar lagi teman-teman kamu udah pada datang lho,'' ucap Dira. Dira tahu bahwa Raja tidak datang namun ia berusaha menyembunyikan kesedihan saat melihat kekecewaan putrinya. Dira kemudian duduk di samping Queen, ia melihat mata Queen tampak sembab. Dira mengangkat wajah anak gadisnya itu.
''Mama,'' ucap Queen lirih. Queen lalu memeluk Dira dengan sangat erat. Tangisan Queen pun pecah dalam pelukan Mamanya.
''Ma, Kak Raja nggak datang. Kak Raja bohongin Queen. Kak Raja jahat,'' ucap Queen dengan tangisannya. Sebagai seorang Ibu, Dira juga merasakan betapa kecewa dan sedihnya hati putrinya. Dira pun ikut menangis sembari mengusap lembut punggung putrinya.
''Pasti ada alasan kenapa Kak Raja nggak datang, sayang. Ini adalah hari bahagia untuk kamu jadi jangan ada tangisan ya. Setidaknya tersenyumlah untuk beberapa saat sayang.'' Kata Dira sembari menyeka air mata putrinya itu. Dira lalu mulai merias wajah putrinya dan Queen hanya bisa diam dengan tatapan mata kosongnya. Sementara di halaman rumah Queen, teman-teman sekolahnya pun telah datang. Keenan menyapa ramah semua teman-teman Queen. Sesekali Keenan melihat ke arah dalam rumah kenapa Queen belum muncul juga. Sementara Arsen sudah di kerumuni para gadis, mereka begitu gemas melihat Arsen yang sangat tampan. Keenan tersenyum melihat putranya menjadi pusat perhatian di pesta malam ini. Keenan lalu segera menuju kamar Queen.
''Queen, ayo turun!" panggil Keenan sembari membuka pintu kamar putrinya. Keenan terpukau melihat putrinya yang sangat cantik malam itu.
''Wow, kamu cantik sekali sayang. Bahkan lebih cantik dari Mama.'' Puji Keenan sembari mengecup pipi putrinya.
''Oh berarti aku sudah tua ya, Pa,'' kata Dira.
''Tidak sayang. Aku yang sudah tua, hehehe. Terima kasih ya kamu sudah membuat Queen sangat cantik,'' kata Keenan sambil mengecup pipi istrinya. Keenan melihat wajah putrinya dari pantulan cermin yang tampak murung. Dira memberi kode dengan mencolek tangan suaminya, untuk tidak menanyakan apa yang terjadi. Keenan pun paham dengan kode yang di berikan oleh istrinya.
''Baiklah Queen, ayo kita turun. Teman-teman kamu sudah datang. Dan kamu tahu adik kamu, udah di kerumuni teman-teman cewek kamu. Entahlah bagaiman nanti kalau Arsen sudah dewasa,'' ucap Keenan terkekeh sembari berusaha menghibur Queen. Namun Queen juga tak menampakkan senyumnya. Keenan lalu berlutut di hadapan putrinya dan menggenggam tangan putrinya.
''Selamat ulang tahun, sayang. Usia yang begitu kamu nanti yaitu usia tujuh belas. Sekarang kamu sudah dewasa, sudah saatnya Papa dan Mama memberikan kebebasan untuk kamu. Tapi ingatlah kebebasan yang betanggung jawab ya. Papa dan Mama belum menyiapkan hadiah untuk kamu tapi apapun yang kamu minta, akan Papa dan Mama berikan.''
''Apa Papa dan Mama bisa membuat Queen bertemu dengan Kak Raja?'' kata Queen lirih dan bulir air mata yang sedari tadi tertahan, akhirnya tak kuasa untuk di bendung. Keenan dan Dira terhenyak dengan permintaan putrinya itu. Keenan menatap istrinya untuk meminta jawaban dan Dira pun tersenyum lalu mengangguk. Keenan dengan mata berkaca-kaca mengangguk di hadapan putrinya. Queen lalu memeluk Papanya dengan erat.
''Terima kasih, Pa.'' Ucap Queen.
''Sekarang kamu harus turun. Semua teman-teman kamu dudah nungguin kamu. Papa tunggu di bawah ya,'' ucap Keenan sembari menyeka air matanya.
Acara sweet seventeen pun di mulai. Acara berjalan dengan lancar dan sangat meriah. Semua pun ikut hanyut dalam suasana pesta. Hingga tiba saat acara tiup lilin.
''Make a wish dulu ya, sayang.'' Bisik Dira pada Queen. Queen mengangguk dan menyatukan kedua tangannya.
''Ya Allah, terima kasih atas segala kebahagiaan yang kau berikan padaku. Mempunyai Papa dan Mama yang sangat menyayangi. Sayangi dan lindungi mereka selalu seperti mereka menyayagi dan melindungi aku. Dan aku punya satu permintaan penting, aku ingin bertemu dengan Kak Raja. Pertemukan aku kembali dengannya. Amin.'' Ucap Queen dalam hati. Queen kemudian meniup lilin di kue ulang tahunnya. Semuanya bertepuk tangan dengan kebahagiaan yang Queen rasakan.
...****************...
Acara ulang tahun pun berjalan lancar, setelah acara selesai Queen kembali ke kamarnya. Queen mengambil sebuah kotak yang ada di almari kamarnya. Kotak itu berisi foto masa kecilnya bersama Raja dan juga semua surat yang Raja kirim untuknya. Terakhir kali Queen menerima surat saat Raja mengaku telah lulus SMA dan berpamitan pada Queen untuk melanjutkan kuliah di Swiss juga. Ia memeriksa kembali semua surat dari Raja. Queen kembali membaca isi surat itu satu persatu. Namun tiba-tiba Queen merasa ada yang aneh dengan isi surat itu. Antara satu surat dengan surat yang lain kenapa tulisannya berbeda.
''Kenapa tulisannya berbeda? Semua surat yang di kirim Kak Raja, tulisannya seharusnya tidak serapi ini. Karena saat itu Kak Raja juga masih kelas 6 sekolah dasar. Bahkan terkahir mengirimiku surat terakhir saat SMP. Itu juga tulisannya sangat rapi tapi dengan gaya tulisan yang berbeda. Yang ini tulisannya tegak dan yang satu lagi seperti tulisan bersambung dan sangat mirip dengan tulisan tangan Papa. Apa Kak Raja saat menulis surat meminta orang lain untuk menulisnya. Dan tulisan surat Kak Raja pertama kali sangat berbeda jauh dengan surat setelahnya. Kalau surat pertama kali yang di kirim, ini benar tulisan Kak Raja. Karena Kak Raja selalu memberikan emoticon senyum lebar di beberapa surat yang ia kirim. Tapi kenapa tiba-tiba semuanya berubah. Dan kenapa aku baru menyadarinya sekarang?'' kata Queen yang merasa ganjil dengan semua surat dari Raja.
''Email? Aku harus melihat email terkakhir dari Kak Raja yang di kirim lewat email Papa. Semoga laptop Papa masih di ruang kerjanya,'' kata Queen yang merasa semakin aneh dengan semua ini. Selama ini Keenan dan Dira benar-benar menjaga Queen dari sebuah gadget. Meskipun berasal dari keluarga orang kaya, Kenan dan Dira tak serta memberikan semua fasilitas gadget untuk Queen. Bahkan semua email yang dikirim Raja, semua masuk pada email pribadi Keenan. Saat mendapat email itu, Keenan dan Dira hanya menunjukkan saja pada Queen. Dan membiarkan Queen untuk membacanya tanpa mengajari lebih detail. Karena Keenan dan Dira sangat membatasi akses gadget untuk Queen. Terlebih untuk menghindari berita tentang kecelakaan yang di alami oleh Raja. Sebagai anak, Queen hanya bisa menurut dengan peraturan yang di buat oleh Papanya. Masa berlaku itu habis di saat usia Queen berusia 17 tahun. Karena bagi Keenan, di usia 17 tahun adalah usia yang di anggap Keenan cukup matang untuk putrinya dalam memahami sebuah kehidupan.
Next...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Dwi Indraswati
Baru baca belom apa² udah mewek aja Aku. Thor
2022-01-11
0
KomaLia
nyesek banget
2021-12-03
0
Nanaa Nanan
ya ampun thor aku jadi nangis niiiiihhhh
2021-03-14
0