Queen benar-benar tenggelam dalam kesedihannya. Hingga suara seseorang mengagetkannya.
''Danau ini angker lho. Siapapun yang menangis disini akan di jadikan tumbal,'' goda Nathan. Seketika Queen menghentikan tangisnya dan menoleh kebelakang.
''Pak Nathan!" seru Queen.
''Kenapa nangis disini? danau disini angker. Danau ini tidak diperuntukkan untuk orang yang sedang bersedih. Tempat ini hanya untuk orang yang bahagia saja.''
''Memangnya Pak Nathan tahu saya siapa?''
''Queen kan?''
''Ah syukurlah kalau ingat.''
''Soalnya saya ingat bando warna biru di rambut kamu tadi. Memangnya kenapa nangis? apalagi sampai sesenggukan gitu? masalah cinta?''
''Nggak! Sudahlah jangan sok tahu, Pak.'' Kata Queen sembari menyeka air matanya.
''Sejujurnya saya juga sangat sedih.''
''Sedih kenapa, Pak?'' selidik Queen.
''Saya sedih karena sejujurnya saya keberatan di panggil Bapak. Berasa tua banget. Tapi mau gimana lagi, nanti kalau saya di panggil Mas, Abang atau Kakak, dosen yang berusia lebih tua dari saya, pada cemburu lagi. Mereka pasti berasa semakin tua jadi saya harus mengalah untuk menghindari kecemburuan usia,'' kata Nathan. Queen pun lalu tertawa mendengar cerita dari Nathan. Nathan pun tersenyum melihat Queen kembali tertawa.
''Kalau kamu tertawa kayak gitu, saya yakin danau ini tidak akan angker lagi. Karena terlalu banyak kesedihan disini.'' Kata Nathan.
''Dan itu juga pasti karena Pak Nathan yang sering menangis karena merasa tidak adil antara panggilan dan usia bapak kan?'' kata Queen.
''Iya kamu benar sekali,'' ucap Nathan terkekeh.
''Kenapa senyum dan ketawanya mirip Kak Raja?'' gumam Queen dalam hati sembari menatap wajah Nathan.
''Kalau begitu boleh nggak saya panggil Kakak kalau di luar kampus. Usia Bapak juga pasti lebih tua dari saya. Kalau panggil nama kayaknya nggak sopan.''
''Syukurlah kalau kamu sadar. Karena kemarin kamu tidak sopan, manggil dosen cuma nama saja,'' kata Nathan sembari berlalu meninggalkan Queen.
''Ihhh, nyebelin banget. Habis diangkat eh di banting lagi,'' gerutu Queen sambil menatap punggung Nathan yang semakin jauh dari pandangannya.
''Queen!" panggil Mona dan Nina. Queen pun menghentikan langkahnya.
''Elo darimana aja sih? kita cari nggak nemu-nemu,'' kata Mona dengan nafas terengah.
''Gue mau pulang aja,'' kata Queen dengan nada malas.
''Kita tadi udah marahin si Virgo. Keterlaluan banget dia.'' Kata Nina.
''Kita mahasiswa baru lho. Masak iya mau cabut.'' Kata Nina.
''Ya udah deh, ayo. Tapi gue ogah duduk sama Virgo.''
''Ya udah nanti elo pindah tempat duduk aja ya,'' hibur Mona.
...****************...
Saat jam kampus selesai, Virgo buru-buru mengejar Queen. Ia tak terima jika Queen mengacuhkannya begitu saja.
''Queen, berhenti!" teriak Virgo. Queen dengan kesal terpaksa menghentikan langkahnya.
''Gue minta maaf,'' kata Virgo. Virgo kemudian menarik tangan Queen dan membawanya menuju gudang belakang sekolah.
''Ngapain kesini?''
''Gue mau minta maaf, Queen. Kalau disini nggak bakal ada yang denger. Queen, gue cinta sama elo. Please, elo mau kan mencoba hubungan kita ini. Gue kembali cuma buat elo, bukan untuk yang lain.''
''Sorry, Vir. Gue tetap nggak bisa. Lebih baik kita berteman saja.''
''Queen, elo yang terbaik. Gue nggak pernah secinta ini sama cewek,'' kata Virgo sembari mengenggam kuat kedua tangan Queen.
''Apa ini karena Raja? siapa sih dia? sehebat apa dia?'' kata Virgo dengan suara meninggi.
''Dia baik, dia penyayang dan dia lembut,'' kata Queen dengan tegas. Virgo lalu mendorong tubuh Queen hingga menyentuh dinding.
''Virgo! elo apa-apaan sih! kok jadi kasar gini,'' kata Queen yang merasa takut pada Virgo.
''Ini gue, Queen! Please, Queen.'' Virgo lalu mendekat ke arah Queen.
''Virgo, please jangan,'' ucap Queen yang mulai ketakutan. Virgo lalu mengangkat kedua tangan Queen dan menempelkannya pada dinding.
''Virgo, elo mau ngapain?'' lirih Queen dengan air mata yang keluar dari sudut matanya.
''Gue pingin elo cinta sama gue seperti elo cinta sama Raja,'' kata Virgo.
''Tolong! Tolong! Tolong!" teriak Queen ketakutan. Queen tidak bisa lagi membendung rasa takutnya. Virgo lalu membekap mulut Queen. Tangan kiri Virgo berusaha membuka kancing baju Queen. Queen benar-benar takut, ia seperti tak mengenali Virgo sama sekali. Queen sekuat tenaga menendang alat vitak Virgo dan berusaha kabur. Queen kemudian mengambil langkah seribu. Queen berlari semakin kencang untuk menghindari Virgo.
BRUK! Queen menabrak Nathan.
''Tolongin aku,'' kata Queen terisak dalam tangisnya.
''Kamu kenapa?'' tanya Nathan dengan khawatir. Ia melihat Queen berantakan bahkan kancing bajunya terbuka dan terlepas.
''Tolongin aku,'' hanya kata itu yang terucap dari bibir Queen. Nathan lalu membantu Queen berdiri. Spontan, Queen memeluk Nathan dengan sangat erat.
''Kak Raja tolongin aku,'' gumam Queen yang masih terisak. Nathan merasa bingung dengan sikap Queen. Tiba-tiba Nathan melihat Virgo terengah-engah teriak memanggil nama Queen.
''Dia mau jahatin aku, Kak Raja,'' ucap Queen meracau. Nathan lalu menatap dengan kesal wajah Virgo.
''Pak Nathan. Kenapa anda memeluk Queen?''
''Apa yang kamu lakukan sama dia?'' tanya Nathan.
''Biasa, Pak. Kita sedang bertengkar sebagai pasangan, Pak. Jadi tolong lepaskan dia. Anda bisa saya laporkan karena perbuatan tidak senonoh pada mahasiswi anda,'' ancam Virgo.
''Jangan lepasin aku,'' suara Queen pun bergetar dalam pelukan Nathan. Virgo kemudian mendekat dan menarik paksa Queen namun tangan Nathan mencegahnya.
''Dia tidak mau. Lebih baik kamu pergi dari sini,'' kata Nathan dengan tegas.
''Tapi saya bisa melaporkan anda,'' kata Virgo.
''Laporkan saja! Saya tidak takut.'' Kata Nathan. Virgo kemudian mengambil ponsel dalam sakunya dan memotret Queen yang berada dalam pelukan Nathan.
''Lihat saja nanti! Anda belum tahu siapa saya,'' ancam Virgo sembari pergi berlalu.
''Sekarang lepaskan. Dia sudah pergi.'' Kata Nathan. Nathan melihat Queen tampak pucat. Nathan kemudian melepaskan jaketnya kemudian memaikaikannya pada Queen dan mengancingkannya dengan rapat. Nathan merasa kasihan melihat wajah Queen yang tampak ketakutan. Nathan lalu merangkul bahu Queen dan mengajaknya menuju tempat parkir.
''Naiklah," pinta Nathan pada Queen untuk naik ke atas motornya. Tanpa banyak bicara Queen pun naik ke atas motor sport Nathan.
''Aku antar kamu pulang saja. Tolong beritahu supir kamu, supaya tidak usah menjemput kamu.''
''Iya,'' singkat Queen. Queen lalu melingkarkan tangannya pada pinggang Nathan dengan erat. Entah kenapa Queen merasa, Nathan itu Raja. Selama dalam perjalanan tidak ada banyak bicara di antara keduanya. Queen pun masih ketakutan dan merasa trauma dengan sikap Virgo.
Nathan akhirnya sampai di depan rumah Queen. Rumah yang besar dan sangat mewah. Namun entah kenapa Nathan merasa tidak asing dengan rumah tersebut.
''Queen, sudah sampai,'' kata Nathan sambil menepuk tangan Queen yang sedari tadi melingkar di pinggang Nathan. Namun tak ada jawaban. Nathan menoleh kebelakang dan ternyata Queen tertidur. Nathan mengklakson motornya supaya satpam membuka gerbang pintu rumah Queen. Mendengar klakson motor, Pak Satpam segera membuka gerbang rumah Queen. Dan Queen pun terbangun.
''Sudah sampai ya?''
''Iya. Ya udah kamu turun. Aku mau pulang.'' Mendengar ucapan Nathan, Queen segera turun dari motor Nathan. Tak lama kemudian, sebuah mobil masuk. Siapalagi kalau bukan Arsen dan Pak Imron. Arsen begitu antusias saat melihat Nathan disana.
''Kak Nathan!" sapa Arsen sambil menangkat telapak tangannya pada Nathan. Nathan tersenyum dan membalas tos Arsen.
''Kakak kenapa? Kakak habis nangis? Mata kakak sembab? Siapa yang sudah berani membuat Kakak seperti ini?'' cerocos Arsen.
''Apa Kak Nathan?'' kata Arsen sambil mengarahkan pandangannya pada Nathan.
''Bukan Kak Nathan, Arsen.'' Kata Queen sambil merangkul adiknya.
''Baiklah aku pulang dulu.'' Kata Nathan.
''Terima kasih, Kak Nathan,'' ucap Queen malu-malu.
''Sama-sama.''
''Arsen, kakak pamit ya.''
''Hati-hati ya, Kak. Terima kasih sudah mengantar Kak Queen. Kakak nggak masuk dulu?''
''Iya sama-sama. Lain kali kakak akan mampir karena masih banyak pekerjaan. Jaga kakak kamu ya karena dia cengeng sekali,'' kata Nathan sambil mengacak rambut Arsen.
''Siap!" Kata Arsen. Nathan pun segera pamit dan meninggalkan rumah Queen.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
KomaLia
amnesia nya lama juga ya raja
2021-12-03
0
Beci Luna
raja cepat ingat itu gafis manjamu
2021-03-15
0
Rosdelita Siregar
thor buat radja ingat sedikit demi sedikit lah pliiissss
2021-02-26
0