Gabby terdiam setelah Davis menjelaskan tentang kondisi sahabatnya yang memiliki fobia terhadap cahaya terang atau matahari. Jika terkena cahaya terang maka bisa berefek hingga tak sadarkan diri atau lebih parah lagi.
Wanita itu menggeleng pelan ketika Davis menanyakan apakah dirinya mengetahui tentang hal itu atau tidak. Sungguh dirinya tak tahu dengan fakta itu. Diora tak pernah bercerita dengannya tentang fobia. Memang penampilan sahabatnya terlihat aneh ketika musim panas, tapi ia tak pernah bertanya dan tak pernah keberatan jika Diora berpakaian tertutup saat matahari terik.
“Ck! Dasar sahabat tak berguna,” cibir George. Dia yang merasa persahabatannya begitu dalam hingga mengetahui baik buruknya satu sama lain menilai persahabat kedua wanita itu sungguh buruk.
“Diam kau! Bersahabat tak harus memaksa untuk menceritakan segala sesuatunya kepada sahabatnya juga, kan? Ada kalanya orang memiliki rahasia atau privasi yang ingin dia jaga, aku tak ingin mengusik itu, karena aku pun tak ingin diusik. Aku hanya memperlakukan orang lain sebagaimana aku ingin diperlakukan. Jika dia tak bercerita maka aku tak akan memaksanya, namun jika dia bercerita aku akan mendengarnya dan mengingatnya. Bagiku, sahabat cukup ada disaat suka dan duka, saling membantu, menjaga, dan menghibur. Setiap orang memiliki definisi persahabat menurut mereka masing-masing! Kau tak berhak menghakimi baik buruknya persahabatan orang lain!” Gabby yang tak terima dikatakan sahabat tak berguna pun menyembur George dengan omelan yang begitu panjang lebar.
Wanita itu sungguh tak suka dihina untuk kesekian kalinya. Sudah banyak yang Gabby lakukan untuk sahabatnya tanpa banyak orang ketahui. Lagi pula untuk apa ia mengumbar dan menjelaskan apa saja yang sudah dilakukannya kepada George, sungguh tak penting menurutnya.
“Cukup! Kalian malah berdebat! Mana psikiater yang aku minta?” Davis melerai pertikaian antara Gabby dan George yang bisa jadi tak ada ujungnya karena keduanya sama-sama keras kepala dan tak mau kalah.
Sophie yang sedari tadi hanya diam saja melihat perdebatan itu tanpa berani berkomentar apapun akhirnya dibutuhkan juga. Ia kira hanya akan menonton adu mulut dan fisik terus.
“Saya, tuan.” Sophie mengangkat tangannya.
“Masuk!” titah Davis.
Mengelus dadanya, Sophie bisa bernafas lega saat ini karena akhirnya tak menjadi kambing congek lagi.
“Lakukan apapun pada istriku agar dia mau membuka matanya kembali,” titah Davis lagi pada Sophie yang sudah berada di samping Diora.
Sophie segera melakukan pekerjaannya setelah diceritakan oleh Davis penyebab tak sadarnya Diora. Psikiater itu mengangguk mengerti.
Davis, George, dan Gabby duduk di sofa. Mereka mendengar dengan seksama pembicaraan Sophie dan Diora. Akhirnya mereka semua tahu apa penyebabnya.
Setelah selesai, mereka pun keluar meninggalkan Diora sendirian.
Sebelum keluar ruangan, Gabby membisikkan sesuatu kepada Diora. “Bangunlah, jika kau merasa tak ada yang mencintaimu, masih ada aku sahabatmu yang selalu ada untukmu.”
Lalu Gabby menyusul yang lainnya keluar juga.
“Hei, wanita kasar!” George menyapa dengan kakinya ia gunakan untuk menendang pelan kaki Gabby yang terbalut sepatu cats itu, serta kedua tangannya berada di dalam saku celana.
“Apa!” Gabby menginjak kaki George lagi untuk kedua kalinya, membuat pria itu meringis karena injakan kali ini lebih kuat dibanding yang pertama. Ia tak terima kakinya ditendang, meskipun pelan tapi tetap saja menurutnya itu tak sopan.
“Kau, antar Sophie ke kamarnya, dan terserah kau mau apa,” terang George dengan nada dan ekspresi dinginnya lagi. Ia menahan sakit di kakinya, sebab dirinya tak mau terlihat kalah apa lagi di depan wanita.
Gabby mendengus sebal, lalu menengadahkan tangannya. “Mana,” ketusnya.
George yang tak mengerti maksud Gabby mengernyitkan keningnya. “Apanya?”
“Kuncinya lah, kau fikir apa lagi ha!” bentak Gabby dengan wajah galaknya.
“Kau, mintalah ke resepsionis!” balas George tak kalah ketus.
Gabby menggemelatukkan giginya, menatap tajam dengan mata mendeliknya ke pria mengesalkan itu. Sorot matanya seolah menggambarkan ‘i hate you’. Dan langsung mengajak Sophie untuk melenggang pergi meninggalkan dua pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Dewi Dina
George dan Gaby sama sama tak mau mengalah .
2022-10-03
0
sakura🇵🇸
i love you kali gaby.....
2022-09-27
0
Habib Hamzah
visuanya thorr
2022-07-10
1