George Gabriel Giorgio, meskipun terlahir dari keluarga yang kaya raya, pengusaha kedua di Eropa. Ia tak pernah mau menjalankan perusahaan milik keluarganya. Ia memilih menjadi asisten sahabatnya—Davis. Ada alasan tersendiri mengapa dirinya tak mau menjadi penerus papanya.
Setelah memergoki kekasihnya berselingkuh di apartemen yang diberikan olehnya, bertepatan dengan niatnya ingin melamar sang kekasih yang sudah lima tahun terjalin, membuatnya menjadi pria yang sangat dingin dan menutup rapat hatinya dengan wanita manapun.
Setelah kejadian itu, ia merasa bahwa ini adalah balasan karena melupakan janjinya dengan bocah kecil yang bertemu dengannya empat belas tahun silam. Ia menganggap janjinya dengan bocah itu hanya sebuah angin lalu saja. Namun kenyataannya, ia sungguh terikat dengan janjinya sendiri. Ia terus memikirkan apakah bocah itu masih hidup atau tidak, dan mencoba mencari keberadaannya.
Setelah memberitahukan ruangan pengantin wanita pada Gabby. George langsung mengecek kembali seluruh persiapan pernikahan Davis dan Diora. Ia tak mengenali wajah Gabby, yang tak lain adalah gadis kecil yang ia cari. Sebab wanita itu lebih cantik dibandingkan saat kecil.
“Ada keributan apa itu?” gumam Geroge saat dirinya berada di dekat ruangan pengantin wanita.
George langsung membuka pintu yang sedikit terbuka itu, terlihat di depan matanya jika sahabatnya sedang berdebat dengan seorang pria yang tak lain adalah Danzel—mantan kekasih Diora.
“Keluar kau!” raung George dengan wajahnya yang tak menunjukkan ekspresi apapun. Ia langsung menyeret paksa Danzel untuk keluar ruangan. Rasa setia kawannya yang begitu besar dengan sahabatnya membuatnya bertekad untuk menyingkirkan siapa saja yang menggangu kebahagiaan Davis.
George kembali masuk ke dalam ruangan, dengan santai dan tak memperdulikan Gabby, Diora, dan Davis yang sedang saling berdebat. Ia langsung menghempaskan tubuhnya di sofa dan menonton drama yang ada di depan matanya.
Mata Gabby tak pernah lepas dari gerak-gerik yang dilakukan George, bahkan ekspresi wajah pria itu pun tak luput dari pengamatannya.
“Kondisikan matamu jika kau masih ingin bisa melihat!” ancam George yang merasa diperhatikan dan tak suka dirinya menjadi objek penglihatan orang lain, terlebih itu adalah wanita. Ia berucap tanpa memandang Gabby yang hendak keluar ruangan, matanya terus menatap lurus kedepan.
“Mata-mataku, terserah aku ingin melihat siapa! Kau fikir aku akan takut dengan gertakanmu itu! Cih! Pria sepertimu tak pantas untukku takuti,” sembur Gabby dengan wajah galaknya.
George mengalihkan pandangan matanya ke arah Gabby. Kedua mata mereka saling beradu. Sorot mata George yang dingin dan tak terbaca, menangkap jelas ada kebencian yang mendalam di dalam mata Gabby. Ia tak tahu apa yang membuat wanita itu begitu menatap benci ke arahnya, tak mungkin hanya karena ancaman yang dilayangkan olehnya bisa membuat seseorang sangat membenci dirinya. Namun dia tak perduli dengan tatapan itu, ia tak ambil pusing.
“Berani sekali kau denganku!” George melipat kedua tangannya di dada seolah menunjukkan bahwa dirinya tak main-main dengan ucapannya.
“Memangnya ada alasan untukku takut denganmu? Ha! Pria sok dingin!” Gabby mengucapkannya dengan penuh penekanan, tak lupa ia tersenyum sinis menanggapinya.
Wanita yang menarik! Tak kenal takut. gumam George dalam hati.
“Kali ini, ku maafkan kau.” George mengibaskan tangannya mengusir Gabby yang sudah diambang pintu untuk segera keluar.
“Aku tak meminta pengampunanmu ataupun maafmu!” raung Gabby, giginya bergemelatuk dan matanya mendelik kesal dengan George yang sangat percaya diri itu.
“Keluarlah, sebelum aku berubah fikiran,” usir George lagi dengan sangat dingin.
“Tanpa kau suruh, aku akan keluar!” Gabby langsung melangkahkan kakinya dan menutup pintu dengan sangat kencang hingga membuat semuanya menatap ke arah suara keras itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
pipi gemoy
dulu Gabby ompong ya Goerge 👻
2024-07-22
0
Anisa Cayank Qmu
nyimak dulu klo rame bertahan..
2023-08-09
0
Riyu
Thor, diawal2 kisah davis qan mabuk, waktu mabuk george qan pergi dipanggil kelasihnya, lha waktu itu sdh putus blm?
2023-05-12
0