Dokter segera memeriksa kondisi Gabby. Sedangkan George duduk menunggu di ranjang, ia tak tahu mengapa dirinya merasa khawatir dengan wajah pucat itu.
Pria berjas putih itu melepaskan stethoscopenya. Pertanda pemeriksaan sudah selesai.
“Sakit apa dia?” tanya George dengan tenang menutupi rasa khawatirnya.
“Pasien hanya pingsan karena asam lambung, dehidrasi, dan kelelahan. Terjadi karena terlambat makan dan minum ditambah mengeluarkan tenaga banyak,” jelas Dokter itu. “Saya resepkan obatnya, bisa dibeli di apotik terdekat. Jika, pasien sudah bangun, langsung diminumkan obatnya baru disusul makan,” imbuhnya menjelaskan dengan detail.
“Hmm.” George memberikan uang Euro dengan tangan kanannya dan tangan kiri ia gunakan untuk menerima secarik kertas resep obat. “Kau bisa pergi.” Ia mengibaskan tangannya mengusir tanpa mengucapkan terima kasih.
“Permisi.” Dokter itu pun berlalu meninggalkan kamar George.
Ditatapnya lagi tubuh yang tak berdaya itu. “Bisa sakit juga ternyata kau.”
George tak sadar jika penyebab Gabby seperti itu adalah dirinya yang membius hingga tak sadarkan diri selama satu hari dan tak memberikan makanan serta minuman. Ditambah pria itu selalu memancing emosi Gabby terus.
Bagaimana tubuh wanita itu tak lemas jika terus mengeluarkan tenaga tanpa mendapatkan asupan nutrisi? Sungguh tak berperasaan sekali George!
Matanya beralih membaca selembar kertas dengan tulisan tangan yang sulit dibaca itu. George segera meraih jaketnya dan keluar meninggalkan Gabby sendirian.
Langkah kaki panjangnya menyusuri lobby villa. Namun seketika terhenti tatkala ada suara yang memanggilnya.
“George!” panggil Davis, tanpa berteriak pun suara itu terdengar hingga ke telinga orang yang dipanggil.
George membalikkan tubuhnya menghadap Davis. Kepala ia sedikit gerakkan ke atas seolah mengisyaratkan ‘apa?’.
Davis mendekat. “Kau mau keluar, kan? Sekalian sewa motor untuk transportasi kita disini,” titahnya.
“Sudah?”
“Hm.” Davis sedikit menganggukkan kepalanya.
“Oke.” George langsung berbalik dan melanjutkan lagi jalannya.
Pria itu berjalan kaki hingga ke apotik. Baginya itu biasa dan tak melelahkan, hanya saja cuaca begitu terik membuat kulit putihnya langsung memerah.
“Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?” Kalimat pertama yang didengar oleh George setelah masuk ke dalam tempat tujuannya.
George langsung memberikan kertas pemberian Dokter kepada penjaga apotik. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Penjaga apotik itu sudah paham apa yang harus ia siapkan.
“Dua ratus lima puluh ribu rupiah, tuan.” Seraya tangannya memberikan kantong plastik berisi obat.
George mengeluarkan dompetnya dari saku jaketnya. Mengambil uang rupiah yang baru saja ia tukarkan ketika berjalan mencari apotik dan melewati money changer. Tiga lembar berwarna merah ia berikan.
Pegawai itu menunduk sebentar untuk mengambil kembalian. “Ini ke—”
Ternyata George sudah tak ada, pria itu langsung pergi setelah mendapatkan apa yang ia cari.
Kini tujuannya adalah tempat penyewaan sepeda motor yang berada tak jauh dari lokasinya saat ini.
“Sewa empat sepeda motor.” George langsung mengutarakan maksudnya kepada sang pemilik usaha penyewaan itu. Ia sengaja menyewa sebanyak itu agar setiap orang bisa mengendarai masing-masing tanpa harus berboncengan.
“Maaf, hanya ada dua sepeda motor, dan itu motor vespa. Harga sewa paling mahal.”
“Ambil semua.” Tanpa basa basi langsung George setujui. Daripada ia tak mendapatkan apapun. “Satu aku bawa sekarang dan satu lagi kirimkan ke villa pinggir pantai Canggu,” titahnya.
Setelah menyelesaikan segala administrasi penyewaan, George pun menancap gas motor vespa berwarna kuning itu. Ia membeli makanan terlebih dahulu sebelum kembali ke villa. Tak lupa juga membeli minuman isotonic di minimarket.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Dewi Purwati
haduh larang ee ...mbas promag ae po oo 🤗🤗
2022-10-05
0
sakura🇵🇸
mbak apoteker seneng dapet uang tips 50rb😅
2022-09-28
0
❁્᭄͜͡🐈⚞ል☈⚟ᝰ
ternyata disini toh penyebabnya si G2 terjungkal 🤣🤣🤣🤣
2022-07-09
2