“Jaga mobilku baik-baik!” titah George pada sekretarisnya yang tadi sengaja ia hubungi untuk mengambil mobilnya di bandara. Ia memberikan kunci mobil dan juga sejumlah uang sebagai bayarannya. Selain menjadi asisten pribadi, dia juga seorang Wakil Direktur di Triple D Corp. Jadi wajar saja jika memiliki seorang sekretaris.
“Baik, tuan.” Sekretaris bernama Joe itu menunduk mengerti.
George melanjutkan langkah kakinya untuk melakukan check-in dan menimbang barang untuk dimasukkan ke dalam bagasi. Ia menggunakan pesawat first class untuk menemani perjalanan hingga ke Bali.
Setelah selesai, mereka langsung menuju pesawat. Sebab, keberangkatan akan dilakukan lima belas menit lagi.
Seluruh penumpang terlihat berbondong-bondong memasuki kabin burung besi itu.
“Mari, saya bantu.” Salah satu pramugari menawarkan bantuan untuk mendorong kursi roda Gabby. Tatapan wanita itu seolah mencari perhatian George.
“Kau bawa saja kursi roda ini, kembalikan ke tempat peminjaman.” George langsung menggendong Gabby untuk dia bawa masuk ke dalam pesawat dan tak memperdulikan pramugari itu.
Aku juga ingin menjadi wanita itu, beruntung sekali dia memiliki kekasih seperti pria tadi, meskipun dingin tapi terlihat perhatian sekali. puji Pramugari itu.
Pramugari yang tak tahu jika Gabby dan George sesungguhnya seperti Tom dan Spike (tokoh kartun Tom and Jerry, Tom—si kucing rese yang suka memancing emosi dan Spike—anjing galak) menatap iri kepergian dua orang tersebut.
Sophie terus setia berjalan di belakang George agar tak ketinggalan. Ia tak banyak bicara, lebih tepatnya tak berani. Aura George terlalu mendominasi dan mudah membuat orang lain merasa terintimidasi.
George segera mendudukkan Gabby setelah sampai pada tempat duduk mereka yang bersebelahan. Memposisikan kursi Gabby agar lurus dan nyaman digunakan untuk tidur.
“Ma-maaf, tuan.” Hati-hati Sophie berucap agar tak mendapatkan tatapan tajam lagi.
“Hmm.” George nampak acuh dan memilih mencari posisi terenaknya.
“Kursiku yang mana?” tanya Sophie.
“Tiketmu, kau cari sendiri!” George memberikan selembar kertas yang tadi diberikan oleh petugas bandara setelah melakukan check-in. Pria itu enggan menatap lawan bicaranya.
Sepertinya pria itu butuh kehangatan, agar hatinya tak terlalu dingin.
Sophie langsung mengambil kertas itu. “Terima kasih.” Ia kemudian mencari tempat duduknya.
Tak berselang lama, pesawat pun mulai mengudara. Membawa mereka terbang ke atas awan.
Tanpa sadar, mata George terus saja mencuri pandang ke arah Gabby yang terpejam dan tak bergerak sedikitpun. Semua itu terjadi bukan karena kehendaknya.
“Apa yang kau lakukan George! Kondisikan matamu!” rutuknya untuk diri sendiri setelah menyadari apa yang dia lakukan.
George tak menyadari jika hati, fikiran, dan mata sudah seirama. Hatinya terus mengelak agar tak membuka untuk wanita manapun kecuali gadis kecilnya, fikirannya terus melayang kepada gadis kecilnya, dan matanya selalu ingin menatap ke arah Gabby. Ketiganya adalah wanita yang sama, namun ia tak menyadari itu.
George memilih untuk memejamkan matanya agar tak terusik dengan wanita yang berada di sampingnya.
“Shit!” umpat George mengusap wajahnya kasar. Ketika ia memejamkan matanya, wajah cantik Gabby malah semakin terlihat jelas. Wanita itu seolah sedang mengejek dirinya.
George tak ingin kurang tidur, sebab perjalanannya menempuh hampir satu hari penuh. Ia memanggil pramugari.
“Ada yang bisa dibantu?” Ramah sekali pramugari itu berucap.
“Ada obat tidur?” Mata George terus lurus ke depan menatap layar.
“Sebentar.” Pramugari berlalu pergi, dan langsung kembali lagi membawa apa yang diminta oleh George. “Silahkan.” Menyerahkan satu butir pil. “Ada lagi yang bisa dibantu?” tawarnya.
“Tidak,” jawab George dingin, singkat, padat, dan jelas.
Selepas kepergian wanita berseragam itu, George langsung bisa memejamkan matanya dengan nyenyak. Bahkan dirinya sampai tertinggal makan siang, malam, dan pagi yang disediakan oleh maskapai.
Pria itu terbangun karena mendengar suara informasi jika pesawat akan mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai—Bali.
George melihat pada jam tangannya. Seharusnya efek biusnya sudah hilang, namun Gabby belum juga membuka matanya.
Mau tak mau, ia harus menggendong lagi. Saat tubuh Gabby sudah berada di atas tanggannya dan melayang di udara, wanita itu membuka matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Muhamad fajar Saputra pratama
sebenar nya George ituh nunggu gadis kecil nya si Gebby dan si Gebby nunggu cowo masa kecil nya yaitu George tpi si Gebby salah paham mengira si George melupakan janji nya inti nya dua² nya tinggal nunggu waktu yg tepat untuk bucin 😉
2022-10-23
1
sakura🇵🇸
jangan2 gaby sengaja pura2 pingsan biar digendong😁
2022-09-27
0
❁્᭄͜͡🐈⚞ል☈⚟ᝰ
serba salah saja nih dokter nya😂😂
2022-07-04
2