Hembusan angin pantai itu terasa panas membelai kulit. Ditambah cuaca yang begitu terik membuat George ingin sekali menenggak sesuatu yang segar.
Pria itu tak memperdulikan pertanyaannya tadi yang diabaikan oleh orang di sampingnya. Meskipun sedikit terusik karena tiba-tiba saja suasana menjadi hening tak ada keributan seperti biasanya, namun ia mencoba untuk biasa saja.
Ia terus menikmati pemandangan indah di hadapannya tanpa menoleh sedikitpun ke samping.
Sesungguhnya ada rasa penasaran yang menyeruak pada diri George. Ingin ia menoleh, namun diurungkan. Sebab ia tak ingin terlihat memperhatikan wanita itu.
Tak mungkin juga Gabby tiba-tiba pergi meninggalkannya. Sebab tak ada pergerakan kaki yang didengar atau dirasakan olehnya. Pertanda Gabby masih menemaninya disana.
Seolah lenyap wanita itu dari muka bumi saat suara galaknya tak menggema disapu oleh angin dan masuk ke gendang telinganya.
Kornea mata pria itu memilih memandang ke arah beberapa wisatawan yang asik menyeruput kelapa muda langsung dari buah utuhnya. Seperti terlihat sangat segar.
Segera berdiri dan membersihkan celananya yang sedikit terdapat bulir-bulir pasir. Kakinya mengayun membawa ke pedagang es kelapa muda.
Beruntung ia berteman dengan Davis yang selalu mengajaknya belajar bahasa asing. Terbukti saat ini ia tak kesulitan berkomunikasi dengan pedagang menggunakan Bahasa Indonesia.
“Kelapa muda dua,” pesan George lengkap dengan wajah yang tak pernah berubah, tetap datar dan suara terdengar begitu dingin.
Pedagang itu terlihat berbinar mendengar seorang bule berbicara menggunakan bahasanya. “Kenalan dulu, Mang Suep.” Ia mengulurkan tangannya. Siapa tahu dia akan tertular menjadi tampan juga setelah berjabatan.
George sadar ia sedang di negara yang penduduknya terkenal ramah. Ia membalas Mang Suep. “George.”
Di telinga Mang Suep, ia mendengar Joss. “Ada extranya gak itu namanya?” kelakarnya. Bukannya segera menyiapkan pesanan George, ia malah antusias untuk mengobrol dengan bule.
George mengernyitkan dahinya, tak paham dengan yang dimaksud oleh Mang Suep.
Mang Suep tertawa melihat raut kebingungan George. “Ini loh maksud saya.” Ia menunjukkan bungkus bubuk minuman saset berwarna kuning.
George hanya bisa menghela nafasnya pelan mendengar candaan yang tak terdengar candaan di telinga pria dingin itu.
“Es kelapa muda dua.” Ia memilih mengulangi mengucapkan pesanannya dengan wajah yang terlihat menakutkan di mata Mang Suep.
Membuat Mang Suep langsung mengurungkan niatnya untuk melayangkan candaan lagi. “Oke oke, tunggu sebentar.”
Dua buah kelapa muda yang sangat segar sudah berada di tangan George setelah ia membayarnya dengan uang Euro yang belum sempat ia tukarkan.
“Minum!” Langsung meletakkan buah itu ke samping Gabby yang tengah tidur terlentang.
Pantas saja wanita itu tak merespon George, ternyata sudah memejamkan matanya.
Mata George lagi-lagi mencuri pandang pada wajah cantik itu. Ada yang aneh, tapi apa?
Terus ia menelisik setiap inchinya. Pandangannya terhenti pada bibir yang terlihat sangat pucat.
“Bangun!” Ia mencoba menggoyang-goyangkan tubuh lemas itu.
“Apa dia sakit?” gumamnya.
Tanpa banyak bicara, George langsung menggendong Gabby, meninggalkan es kelapa mudanya begitu saja yang belum sempat ia cicipi, dan memilih membawa Gabby ke kamarnya. Sebelumnya ia meminta kunci pada resepsionis dan berpesan untuk mencarikan dokter.
Ia tak ingin disalahkan oleh Lord nantinya jika tak menjaga anak bos mafia itu.
Hati-hati George membaringkan Gabby.
Tak berselang lama, pintu pun diketuk. George segera membukanya.
“Periksa dia,” titahnya pada Dokter yang baru saja masuk ke dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
sakura🇵🇸
pengsannnn😅😅
2022-09-27
0
❁્᭄͜͡🐈⚞ል☈⚟ᝰ
🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2022-07-09
1
Pratiwi Ratih
mang suep...urang garut atawa urang bandung kitu??🤭🤭🤗
2022-06-14
1