Tak ingin berdebat terlalu lama, sebab tak akan ada habisnya berdebat dengan wanita arogan, galak, dan suka berkata ketus itu. George langsung membuka jas yang ia pakai, ia mendekati Gabby dan mengikat wanita itu dengan jasnya.
“Pria gila! Apa yang kau lakukan!” Gabby memberontak, ia menggoyang-goyangkan tubuhnya agar ikatan yang melilit pada dirinya mengendur. Namun George mengikat dengan simpul mati yang kuat, sehingga sangat sulit terlepas.
“Kau, terlalu berisik!” George berucap dengan nada dan wajah dinginnya. Lalu ia menutup mulut Gabby dengan sapu tangannya, beruntung kain itu belum digunakan untuk apapun, sehingga masih bersih. “Inilah akibatnya, jika kau tak menurut dan bermain-main denganku.” Ia mengibaskan kedua tangannya seolah menghilangkan kotoran yang ada di tangannya setelah memegang Gabby.
“Emh ... em ....” Gabby ingin berbicara, namun suaranya tak dapat keluar dengan sangat jelas. Dalam hatinya ia berkata, aku membencimu sampai kapanpun!
Perbuatan George terhadap Gabby malah menambahkan bubuk mesiu di hati wanita itu. Kapan saja bisa meledak jika diberi api.
“Dimana kamarmu?” tanya George seraya mengedarkan pandangan matanya menyapu seluruh apartemen Gabby.
Gabby hanya mendelik sebagai jawaban. Ia merutuki kebodohan George yang bertanya dengannya tapi tak melepaskan bungkaman di mulutnya.
“Oh! Aku lupa, kau tak bisa berbicara,” sinis George. “Biar aku cari sendiri.” Ia tak ingin melepas sapu tangannya, sudah dipastikan wanita itu akan banyak berbicara jika mulutnya bebas untuk berucap.
George berjalan menuju pintu yang ada di sana. Ada tiga pintu, dan salah satunya pasti kamar Gabby. Ia akan mencari dengan membuka satu persatu.
Gabby tak suka kamarnya dimasuki oleh orang lain, apa lagi orang yang dia benci. Dengan kemampuan beladirinya, Gabby berdiri karena kakinya tak diikat oleh George.
Berani kau denganku! raung Gabby dalam hati.
Gabby berlari dengan jarinya sebagai tumpuan agar tak terdengar langkah kakinya. Dengan segenap tenaganya, ia langsung melayangkan tendangan seratus tiga puluh lima derajat pada George, hingga telapak kaki itu mengenai tepat di leher.
Gabby langsung berdiri dengan tegap setelah melayangkan tendangan.
Sedangkan George yang tak siap dengan serangan dadakan langsung tersungkur kedepan.
Gabby mendekati George, pria itu tampak diam dan tak bergerak. Cih! Hanya segitu kemampuanmu? Ingin macam-macam denganku!
Kaki Gabby menendang pelan tubuh George, ia ingin membangunkan pria itu dengan cara yang tak sopan. Jika tangannya bisa bergerak, pasti dia tak akan menggunakan kaki.
Hap!
George langsung menangkap kaki Gabby yang digunakan untuk menendang, ia sedikit menarik kaki itu.
Bruk!
Tubuh Gabby langsung jatuh tersungkur ke belakang. Ia merasakan sakit dibagian pantatnya yang jatuh menyentuh lantai terlebih dahulu.
“Ingin beradu kekuatan rupanya!” decak George. Ia langsung mengunci kaki Gabby dengan kakinya, sehingga wanita itu tak dapat bergerak lagi.
Gabby terus melawan ingin melepaskan kakinya, namun George lebih kuat dari dirinya.
George membuka kemejanya dan dia ikatkan pada kaki Gabby agar tak menyerangnya lagi. “Aku tak ingin bertarung denganmu saat ini.” Ia langsung menggendong Gabby dan meletakkan di sofa.
Kini George hanya menggunakan celana saja, perutnya ia biarkan terekspose. Tubuhnya begitu atletis dengan sixpack pada perutnya menambahkan kesempurnaan makhluk ciptaan Tuhan itu.
Gabby yang melihat pemandangan di depan matanya menelan salivanya, tenggorokannya tiba-tiba terasa kering kerontang. Ia juga wanita normal, jadi wajar jika mengagumi tubuh yang sangat menawan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
mamae zaedan
bang george mau diajak gebby gelut🤭😏
2023-11-18
0
Muhamad fajar Saputra pratama
aduh h Gebby jgn dulu tergoda ya jual mahal dullu Ok
2022-10-23
1
sakura🇵🇸
🤣🤣🤣🤣 aduh gab....baru dibukain yg atas udah g bisa gerak🤭 gimana klo yg bawah juga dibuka🙈🙊🙉
2022-09-27
0