Part 3

Hari ke hari telah di lewati Rinjani selama berada di rumah sakit Rinjani selalu mendapat perhatian lebih dari keluarga hingga dengan Sahabatnya Rinjani sangat senang dan bahagia mempunyai keluarga dan juga sahabat yang begitu sayang padanya. Hari ini pemeriksaan terakhir untuknya sebelum keluar dari rumah sakit dokter Kevin telah berada di dalam kamar Rinjani sembari memeriksa kondisi Rinjani dan memantau perkembangan penyakit Rinjani selama di rumah sakit, Rani yang di temani dengan Angga dan thisa menunggu mereka yang berada di dalam keluar kamar Kevin memeriksa semua kondisi organ tubuh Rinjani yang mulai pulih Kevin memberi resep obat yang harus di minum rutin agar penyakitnya bisa di tagani dengan mudah tanpa harus di bawa ke rumah sakit Rinjani hanya tersenyum simpul mendengar penjelasan dokter tampan di depannya Kevin pamit bersama asistennya setelah mengecek semua dengan benar Anjani mengganggukkan kepalanya Kevin pun berlalu keluar kamar dan tersenyum ramah kepada teman-teman Rinjani.

Setelah Kepergian dokter Kevin Rani dan yang lain bergegas masuk membantu Rinjani hari ini bisa pulang usai di periksa dengan dokter Kevin Rinjani memberi resep obat ke pada Angga untuk di tebus sebelum mereka kembali ke rumah, Angga dengan senang hati membantu Sahabatnya Dan berlalu pergi meninggalkan ketiga wanita cantik yang tengah bersiap-siap Angga menelusuri jalan ke apotik rumah sakit tanpa sengaja melihat keberadaan musuh terbesar Rinjani dari Jakarta Angga berbalik badan agar tidak bertemu dengan wanita itu. Lepas Kepergiannya Angga segera berlari ke arah apotek dan menebus semua resep obat yang di butuhkan teman baiknya dan pergi dari sana kembali ke dalam kamar Rinjani dengan nafas yang memburu membuat mereka bingung dan heran dengan Angga yang habis di kejar hantu.

Angga mencoba mengatur nafasnya dengan benar sambil menarik nafas dan membuangnya beberapa kali dan di ulangi terus menerus hingga nafasnya kembali normal dan berjalan menuju Anjani yang menatapnya heran.

Gawat Anjani." Ucap Angga yang masih panik.

Gawat kenapa kau habis di buru hantu atau apaan ngomong yang jelas dong." Ucap Rinjani dengan kesal.

Kalian tau nga tadi gua habis ketemu dengan siapa." Tanya Angga membuat mereka penasaran.

Ketiga wanita itu hanya menggelengkan kepalanya dan kembali fokus dengan kerja mereka Angga hanya berdengus kesal melihat ekspresi wajah teman-temannya yang nampak biasa-biasa saja.

Gua ketemu dengan dia." Bisik Angga di telinga Rinjani membuat mata Rinjani terbelalak kaget.

Apa." Sedikit berteriak dan Angga langsung menutup mulut Rinjani dengan keras Rinjani mencoba menenangkan pikirannya agar tidak berfikir dengan keras Angga melepas tangannya ketika Anjani sudah normal kembali." Apa kau nga salah liat akan." Ucap pelan Rinjani walaupun masih terdengar di telinga kedua wanita yang menatap mereka.

Iya gua nga salah liat makanya gua lari ke sini dengan cepat memberitahukan kalau kau jangan keluar dulu agar mereka tidak menemukan keberadaan kita saat ini." Ucap Angga memperingati.

Kalian bicarakan apa sih kayanya serius banget." Timpal Rani di sela-sela pembicaraan mereka.

Nga papa sibuk aja luhh sana bereskan barang-barang gua lepas ini kita balik bosen gua di sini." Ketus Rinjani dan Rani hanya kesal dan Kemabli melanjutkan kerjanya.

Angga dan Anjani hanya melempar pandangan dan langsung terdiam ketika semua barang-barangnya telah siap Rinjani memakai masker dan juga jaket Hoodie dan bergegas menyusul kedua wanita yang telah lebih dulu berjalan keluar, Rinjani melirik ke sana kemari sembari mengecek kondisi koridor rumah sakit aman dan beranjak keluar berjalan seperti biasanya namun tetap waspada dengan bahaya di depan matanya Angga hanya berjalan biasa di belakang Rinjani sambil menjaga jika ada serangan mendadak dari wanita musuh masa lalu Rinjani. Setibanya di depan pintu rumah sakit dengan selamat membuat Rani terheran heran dengan dua manusia yang seperti sembunyi dari kejaran musuh dan membuatnya tertawa terbahak-bahak sehingga semua mata tertuju kepada mereka sebab Rani tertawa tidak melihat tempat dengan cepat Rinjani menutup mulut adiknya agar segera diam karena wanita itu telah mulai curiga dengan dirinya saat ini.

Tanpa basa-basi Rinjani mendorong tubuh Rani hingga hampir jatuh ke dalam mobil di susul Angga dan thisa wanita itu berlari mengejar mereka yang telah curiga dengan wanita yang memakai masker dan juga Hoodie yang berada di dalam mobil bersama mereka. Rinjani akhirnya bernafas lega karena telah sampai dengan selamat di kediamannya dan berlari masuk ke dalam rumah dan membuka pintu kamarnya dan segera baring memikirkan wanita itu.

Sial sedang apa dia di sini kalau mereka tau rahasia Rani bisa gawat nih." Batin Rinjani memejamkan matanya sejenak.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka lebar nampak Rani berjalan kearahnya dengan tatapan mematikan Rinjani membaringkan tubuhnya bersandar di balik tempat tidurnya, Rani segera masuk dan duduk di tepi ranjang menatap tajam manik mata kaknya Rinjani yang seolah-olah tertangkap basah oleh musuh mulai gugup dan gemetaran membuat Rani panik akan perilakunya yang hanya mengerjai kakaknya.

Ada apa." Panik Rani dan mencari obat Rinjani.

Kau ngapain kemari." Rinjani mulai tenang.

Gua cuman mau nanya doang."

Nanya apaan kalau nga penting mendingan kau pergi dari sini gau mau istirahat dulu ngantuk." Pura-pura menguap agar Rani pergi dari kamarnya.

Bentar doang gua mau nanya serius nih." Ucap Rani dengan wajah seriusnya.

Rinjani menatap tajam arah manik mata adiknya mencari tahu apa yang akan di sampaikan dengannya namun nihil Rinjani tak menemukan apa-apa." Cepat bilang ada apa." To the point dengan Rani.

Kenapa kau dan Angga seperti maling yang akan tertangkap saat di rumah sakit apa yang kalian sembunyikan sebenarnya." Tanya Rani dengan serius.

Astaga cuman itu doang nga ada apa-apa cuman tadi gua emang udah mau balik makanya buru-buru nga ada yang lain kok percaya sama gua." Elak Rinjani.

Serius nihh nga ada apa-apa tapi kok muka Lo langsung panik gitu apa yang sebenarnya terjadi jangan bohong sama gua." Rani mulai curiga dengan kakaknya.

Gua panik karena takut kalau penyakit gua kambuh doang itu aja udah sana keluar gua mau tidur ngantuk nih." Pura pura menguap dan langsung membaringkan tubuhnya menarik selimutnya dan menutup matanya dengan terpaksa.

Rani hanya berdengus kesal karena tidak mendapat jawaban dari pertanyaan yang di ajukan ke kaknya Rani pergi keluar kamar menghampiri thisa dan Angga yang tengah asik menonton tv dengan siaran favorit mereka jika berkunjung ke rumah Rani dan Rinjani, Rani duduk di samping thisa dan langsung berhadapan dengan Angga dengan memasang wajah di tekuk membuat thisa tertawa kecil dan memakan kembali cemilan yang ada.

Kenapa muka Lo di tekuk gitu." Ucap Angga sambil memakan cemilan.

Rani mengitari meja berpindah tempat ke samping Angga dan membuat Angga tersentak tiba-tiba saja Rani menatap tajam kearahnya." Jawab dengan jujur kenapa kau dan Rinjani seperti maling yang akan tertangkap saat di rumah sakit." Suaranya mengintrogasi.

Deg seketika jantung Angga seperti lari maraton yang membuat pikirannya menjadi beku dan tidak dapat ide sama sekali Angga berusaha mencairkan suasana hatinya dan melirik manik mata Rani." Oh soal itu tadi Rinjani bilang sama gua kalau dia bosen lama-lama di rumah sakit makanya buru-buru pengen pulang gitu aja emang kenapa." Untung saja ide itu terlintas di benak Angga yang sementara beku.

Jawaban kau sama Rinjani kok sama ya." Lirih Rani.

Ya samalah orang Anjani yang bilang sendiri seperti itu saat di rumah sakit nga usah berfikir macem-macem pikirkan kondisi Anjani saat ini." Kilah Angga dan mengalihkan perhatian Rani.

Tiba-tiba suara deru mobil sport yang tidak asing di telinga mereka memasuki halaman rumah mewah dan megah di dalam kompleks perumahan elit yang hanya mampu di tinggali dengan pengusaha dan juga kolongmerat, dua pria tampan turun dari dalam mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah mewah bergaya klasik Eropa dengan interior yang sangat menakjubkan di pandang mata Ken dan Brama tercengang melihat pemandangan indah di depan matanya yang begitu megah saat masuk ke dalam rumah Rani segera berdiri menyambut kedatangan kedua senior menyebalkan di kampus mereka. Setelah mendapat sambutan dan di persilahkan duduk Ken dan Brama duduk di samping Angga yang tengah asik nonton drama action favorit mereka jika bersama Rani bergegas masuk ke dalam kamar Rinjani membangunkannya yang asik molor dengan mimpi entah di mana.

Rinjani berusaha keluar dari dalam mimpinya yang membuat tubuhnya gemetaran hebat dan basah akan keringat yang bercucuran dari wajah hingga seluruh tubuh membuat seluruh tempat tidur basah akan keringatnya, Rani cemas dan segera berteriak memanggil semua temannya yang berada di luar untuk membantunya Rani sendiri tidak tau obat apa yang akan di berikan terlebih dahulu mereka yang mendengar Keributan dari dalam kamar Rinjani segera berlari masuk dan mendapati Rinjani dengan tubuh yang gemetaran dan seluruh tubuhnya berkeringat membasahi kasur dan juga pakaiannya. Ken mengambil alih pekerjaan Rani yang tidak tau menahu soal keadaan kakaknya dengan telaten Ken membangunkan Rinjani dengan mengusap lembut pipinya yang di basahi keringat seketika Rinjani terbangun dengan teriakan menulikan telinga mereka dan mencoba mengatur nafasnya yang memburu seperti sedang lari.

Rinjani menatap satu-persatu teman-temannya yang khawatir dengan cepat melempar senyumannya Ken membantunya untuk duduk bersandar dan mengambilkan obat yang harus di konsumsi Rinjani saat keadaan seperti ini. Brama hanya bengong menyaksikan adengan Ken yang sangat tahu bagaimana cara menenangkan Rinjani saat penyakitnya melanda Rani dan lain hanya menyaksikan dengan diam dan belajar obat apa saja yang harus di berikan ketika Rinjani seperti ini setelah merasa tenang nyaman dan nafasnya teratur Rinjani berusaha untuk terlihat kuat agar teman-temannya lebih tenang Rinjani tersenyum manis kearah Mereka semua.

Kalian belum pulang." Ucap Rinjani basa-basi.

Lo ngusir kita." Dengus kesal thisa.

Nga gitu kalian pasti lelah kan bukannya gua ngusir." Mengatur nafasnya yang masih memburu.

Bagaimana keadaan kamu." Ucap Ken dengan datar.

Udah baikan ngapain kau di sini." Ucap Rinjani tak kalah datar.

Dihh udah di jenguk malah gitu responnya." Kesal Brama.

Maafin kak gua ya udah kita keluar biarkan dia istirahat mungkin aja kak gua mau istirahat kan." Rani mengalihkan pembicaraan mereka dan menyuruhnya keluar meninggalkan Rinjani sendiri.

Mereka keluar kembali ke ruangan Tengah meninggalkan Rinjani tanpa terkecuali Ken yang masih betah duduk di tepi ranjang memperhatikan wajah pucat Rinjani yang masih terlihat cantik, Rinjani yang belum sadar akan kehadiran Ken hanya memejamkan matanya tanpa melihat sosok pria tampan di hadapannya dan fokus dengan wanita yang baru saja datang dalam mimpinya beberapa hari ini Ken yang melihat Rinjani kembali berkeringat memperingati agar tidak terlalu berfikir dan harus fokus dengan kesembuhannya.

Kau ini keras kepala banget gua kan udah bilang jangan berfikir lain-lain dulu." Ucap Ken dengan kesal.

Udah sana keluar ngapain masih di sini gua udah mendingan dan makasih sana." Dengan ketus dan masih memejamkan matanya.

Yakin gua keluar nih." Ejek Ken membuat mata Rinjani terbelalak.

Iya gua yakin gua udah gede sana ngapain masih betah di sini sihh empet gua liatin Lo Mulu." Mendorong sedikit tubuh Ken agar terjatuh.

Kau galak banget sih bisa kali minta baik-baik." Ken berpura-pura memasang wajah kasihan.

Nga usah masang wajah kek gitu udah sana gua nga muda luluh." Rinjani membaringkan tubuhnya dan menarik selimutnya.

Ken hanya kesal dengan Rinjani yang tidak mengerti dengan perasaan khawatirnya dan terpaksa meninggalkan Rinjani sendirian dan menyusul Brama yang tengah asik nonton dan makan cemilan. Ken duduk di samping Rani dan fokus dengan pikirannya yang masih saja panik dengan kondisi Rinjani saat ini hari semakin sore tanpa sadar mereka tertidur lelap dengan aktivitas menonton mereka yang sangat seru tiba-tiba sebuah vas bunga terjatuh tanpa ada yang menyentuh dan membuat mereka terbangun dari tidurnya dan panik setelah melihat vas bunga yang tiba-tiba saja jatuh Rani berlari ke dalam kamar kaknya dan mendapati Rinjani tengah asik tidur dengan mimpi yang entah ke mana dan keluar menemui temannya yang masih bingung dengan vas bunga yang jatuh begitu saja.

Tanpa terasa malam menjelang dan mereka berpamitan dengan tuan Arya dan juga Rani setelah mereka makan malam mereka bergegas melesat pergi dari kediaman keluarga terkaya se-Indonesia dengan interior menakjubkan di pandang mata. Rinjani baru saja tersadar dari tidurnya dengan perasaan yang sangat melelahkan dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dan masuk ke dalam bathtub dan merendam tubuhnya memakai sabun kesukaannya dan mulai memanjakan tubuhnya, Rani masuk ke dalam kamar kakaknya membawa makan malam di atas nampan dan keluar kamar setelah mendengar suara air dalam kamar mandi tiga puluh menit lamanya Rinjani beranjak membasuh tubuhnya di atas guyuran shower dengan air hangat membuat tubuhnya fresh kembali dan segera keluar kamar menggunakan baju santainya dan melihat makanan di atas meja riasnya dan menyantapnya dengan lahap seperti orang yang tidak pernah makan.

Setelah selesai dan rapi dengan rambutnya Rinjani keluar kamar membawa nampan berisi piring kotor dan menaruhnya di westafel dapur dan mengambil air minum dalam gelas dan berjalan ke kamarnya namun matanya menangkap sosok wanita yang beberapa hari ini selalu mengganggu pikirannya dan menaruh kembali gelas minumannya dan berjalan mengikuti wanita itu yang berjalan kearah kolam renang belakang rumahnya. Tiba-tiba wanita itu menghilang entah kemana meninggalkan sebuah buku diary begitu saja berada di atas meja dekat kolam renang Rinjani celingak-celinguk ke sana kemari mencari siapa yang meninggalkan buku diary di atas meja dekat kolam begitu saja Rinjani berjalan ke dalam kamarnya sembari membaca isi diary yang menceritakan hidup wanita cantik yang kuliah di Jakarta dan dapat beasiswa di sana namun halaman selanjutnya pudar tulisan yang tidak bisa di baca. Rinjani membaca nama pemiliknya dan alamat di mana wanita itu tinggal Rinjani menaruh buku itu di atas nakas dan membaringkan tubuhnya di atas kasur dan memejamkan matanya kembali tidur dengan mimpi yang sama.

Dunia lain Rinjani memasuki area kampus yang asing baginya Rinjani menelusuri lorong kampus tersebut dan bertemu dengan beberapa mahasiswa yang tengah menyiksa mahasiswa lain dengan tidak manusiawi, Rinjani hanya memperhatikan mereka yang tidak mengetahui keberadaan Rinjani wanita itu menatap dirinya dengan sangat berharap untuk menolong dirinya seketika wanita itu hilang dari mereka dan Rinjani kembali ke sebuah ruangan di mana wanita itu tergelatak tidak sadarkan diri dan beberapa warga masuk ke dalam dan membawanya masuk ke dalam mobil dan membawanya ke rumah ibunya di sebuah rumah sederhana namun sangat nyaman untuk mereka tinggali berdua Rinjani menatap sendu wajah wanita paruh baya yang menangis tersedu-sedu di depan mayat wanita cantik yang berpendidikan dalam jurusan SH tiba-tiba Rinjani merasakan genggaman tangan orang lain yang menariknya entah ke mana Anjani tidak tahu siapa namun hanya mengikuti langkahnya dan membuat dirinya gemetaran yang sangat hebat namun berusaha untuk tenang.

Mereka terus berlari ke sebuah kelas kampus yang sebelumnya Rinjani datangi dan duduk seorang wanita cantik yang di temui di rumah itu dan duduk manis sembari menunggu dirinya, dia terus berjalan menghampiri wanita itu dan duduk di tepat di hadapannya berusaha tenang memperhatikan wajah itu yang asing baginya.

Apa tujuan mu membawaku kemari." Rinjani mulai membuka suara agar tidak terlihat gugup.

Saya hanya ingin anda menyelidiki kasus pembunuhan ku sekitar 15 tahun yang lalu." Ucapnya dengan setenang mungkin.

Apa." Tersentak dari duduknya dan hanya diam saja mendengarnya." Kau gila bahkan gua belum lulus bagaimana bisa saya mengusut kasus yang sudah lama di tutup." Rinjani menolak karena menurutnya kasus itu sudah lama tidak di buka oleh siapapun.

Aku tau kau pasti menolak makanya beberapa hari ini aku masuk ke dalam mimpi mu dan membawa mu ke sini agar kau membantu ibu ku." Tanpa sadar papan tulis di hadapannya menunjukkan adengan seorang ibu yang kehilangan jiwanya menatap kepergian putrinya.

Rinjani hanya menyaksikan adengan demi adengan tanpa sadar Rinjani meneteskan air matanya membasahi pipinya." Bukan kah dia ibu mu." Tanya Rinjani dengan gugup.

Iya dia ibu ku dia belum terima kepergian ku selama 15 tahun ini harusnya aku sudah menjadi pengacara yang hebat namun insiden itu menimpaku." Terlihat jelas penyesalan di wajah cantik wanita itu.

Apa yang bisa aku bantu untuk membuka kembali kasus yang telah lama di tutup." Rinjani to the point.

Ternyata kau blak-blakan juga rupanya tidak semua orang mempunyai kemampuan yang kau miliki saat ini, semua bukti yang akan kau cari sudah ada di buku diary yang ku letakkan di atas meja dan juga ruangan di mana tubuh ku terakhir kali menghembuskan nafas terakhir semua sudah Ki catat dengan rapi silahkan kau cari sendiri petunjuknya." Wanita itu hilang begitu saja.

Rinjani tersadar dari tidurnya nampak wajah wanita cantik yang tengah cemas dengan dirinya dan pria paruh baya yang menangis melihat keadaannya, Anjani membuka matanya perlahan dan mengedarkan pandangannya dan melihat tuan Arya dan Rani serta teman-temanya yang tidak tahu kapan datangnya dan melihat jam dinding menunjukkan pukul 7 pagi.

Apa yang kalian lakukan di kamar ku sepagi ini apa kalian tidak pulang semalam." Dengan khas bangun tidur dan dengan santainya berbicara.

Kau sesantai ini bahkan sedari subuh tubuh mu dingin dan entah ke mana jiwa mu melayang." Bentak Rani.

Kau berani sekali membentak ku lagian ucapan Luh itu ngaco gua tidur sedari malam mana ada jiwa melayang luhh doain gua mati ya." Sahut Rinjani berdengus kesal.

Tapi yang di katakan Rani benar Anjani Lo habis dari mana bahkan Lo nga bisa napas kirain luhh udah tiada." Lesuh Angga dengan wajah sendu.

Rinjani memperhatikan satu-persatu orang-orang yang berada dalam kamarnya nampak wajah sembab habis menangis namun siapa yang di tangisi entalah." Wajah kalian kenapa apakah kalian habis nonton film sedih sampai-sampai wajah kalian sembab seperti itu." Ucap Rinjani membuat mereka kesal.

Kami menangis karena sedari tadi subuh badan Lo dingin nafas Lo nga ada berarti Lo udah mati nga ngerti juga ya Lo makanya kita nangis kek gini." Timpal Brama yang kesal dengan Rinjani.

Rinjani tertawa terbahak-bahak dengan ucapan Brama." Apa mati kau gila ya gua baik-baik aja kek gini kira mati udah sana keluar gua mau mandi mau ke kampus ladenin kalian bisa-bisa gila gua." Beranjak pergi namun tertahan oleh tuan Arya.

Kami tidak bercanda dan kau sesantai ini bahkan kami kira kamu sudah tiada jelaskan sama opa." Ucap Arya dengan serius.

Opa apa yang harus Anjani jelaskan bahkan aku sendiri nga tau maksud kalian walaupun aku tadi nga nafas terus sedari malam aku ke mana opa." Tanya Rinjani bingung.

Itu yang seharusnya kami tanyakan dengan mu." Ucap Ken yang baru saja bersuara.

Rinjani terus menatap wajah orang-orang yang di depannya tidak ada ekspresi bercanda atau pun main-main." Jadi sedari malam aku tidak ada jadi tadi aku di mana." Rinjani bingung dengan mimpinya semalam.

Jelaskan sama kami apa yang kamu sembunyikan." Arya semakin panik dengan cucunya.

Opa Anjani cuman mimpi doang itu pun Anjani juga nga tau mimpiin siapa aku nga kenal sama dia." Rinjani memasang wajah meyakinkannya.

Ya udah kamu sekarang mandi biar kami keluar dari sini sayang." Arya berdiri dan mengecup puncak rambut cucunya dan berjalan keluar kamar di ikuti dengan semua teman-temannya.

Rinjani terus memikirkan mimpinya yang membuatnya tiada walau sebentar saja setelah memikirkan semuanya Anjani berjalan menuju kamar mandi dan segera membasuh tubuhnya di bawah guyuran shower, Angga dan yang Lainya pamit untuk pulang dan segera melesat pergi dari kediaman keluarga Rinjani pulang ke rumah mereka masing-masing, setelah dua puluh lima menit di dalam kamar mandi Anjani beranjak keluar kamar mandi menuju meja riasnya berdandan dengan senatural mungkin hanya memakai sedikit bedak dan lipstik dengan warna bibir yang senada yang menampakkan wajah imut dan cantik memakai baju yang cocok dengan make up nya dan berjalan keluar kamar setelah rapi dan cantik Anjani melihat Rani dan kakeknya tengah sarapan bersama.

Dia pun duduk di samping Rani dan segera menghabiskan susunya dan menyantap makanan yang telah di sajikan oleh pelayan tanpa suara apa pun mereka hanya sekedar makan tanpa membicarakan tentang Rinjani mereka hanya diam saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa, setelah selesai Rinjani pamit lebih dulu dan mencium kening opanya dan berjalan keluar rumah menuju garasi menaiki motor kesayangannya untuk ke kampus hari ini Rinjani melesat pergi dengan motor trail menelusuri jalan yang padat akan kendaraan Rani yang baru selesai dengan sarapannya pamit pergi dengan opanya dan memasuki mobil mewahnya dan melajukan dengan kecepatan tinggi menyusul Rinjani yang lebih dulu pergi dari rumah. Setelah dua puluh menit berkendara di jalan Rinjani memasuk area parkiran kampus di mana para seniornya berkumpul sembari mengerjai juniornya yang lugu dengan penampilan yang tidak biasanya Rinjani membuka helm yang di gunakan nampak wajah cantiknya membuat semua yang berada di sana terpesona dan tak menyangka jika Rinjani akan berpenampilan seperti itu walaupun sebenarnya Rinjani sudah berdandan senatural mungkin namun di mata orang Rinjani adalah bidadari kampus mereka.

Rinjani hanya cuek dengan tatapan para seniornya dan berjalan masuk melewati kaum hawa yang menatapnya berbeda dengan geng Fani hanya diam melihat kecantikan Rinjani yang melebih apapun membuatnya iri, dan menatapnya tajam namun Rinjani hanya berjalan melewati mereka semua menuju kelasnya Rani yang baru saja sampai di susul dengan yang lainnya membuat Fani heran dengan Rani dan juga idola kampusnya bisa datang secara bersamaan Ken dan Brama langsung keluar dalam mobil berjalan ke kelasnya meninggalkan para fansnya yang bersorak memanggil namanya setelah Kepergian dua idola kampusnya Rani berjalan melewati Fani dan juga teman-temannya yang menanti kedatangannya Rinjani yang belum terlalu jauh berjalan menyaksikan adengan Fani dan juga teman-temannya tengah menghadang jalan Rani yang hendak berjalan ke kelasnya. Dengan cepat Rinjani melangkahkan kakinya menuju arah mereka sembari menyaksikan apa-apa saja yang akan di lakukan dengan adiknya Rani hanya memutar bola matanya malas ketika berhadapan dengan seniornya yang begitu menyebalkan Fani menatap Rani dengan ujung kaki hingga rambutnya.

Kalau di lihat-lihat Lo nga ada apa-apanya di bandingkan sama gua tapi kenapa Brama dan Ken begitu senang berteman sama kalian." Ucap Fani meremehkan.

Apa kau cemburu dengan kedekatan kami bahkan Ken dan Brama tak pernah melirik mu sama sekali bukan begitu kan." Ejek Rani.

Apa kau bilang nga usah so kecantikan mungkin saja Brama dan Ken itu ngedeketin kalian cuman menjadi koleksi pajangan mereka." Ucap Fani mengompori Rani.

Rani hanya tertawa kecil." Apa pajangan bahkan gua nga ngerasa dekat sama siapa pun kalaupun iya bukan urusan Lo juga kan." Berjalan melewati mereka namun Fani mencengkram tangan Rani dengan kuat.

Rani berusaha melepaskan tangannya namun Cengkaraman Fani sangat erat membuat tangan Rani memerah di buatnya Rinjani yang sedari tadi menyaksikan mereka berjalan maju dan segera melepaskan tangan adiknya dan menendang kaki Fani hingga terjatuh, membuat semua orang berkumpul menyaksikan adengan mereka Fani yang sangat kesal dan marah di permalukan dengan adik kelasnya segera bangkit dan melayangkan satu pukulan namun di cegah oleh Rinjani dan melintir tangannya ke belakang membuat empunya kesakitan.

Sekali lagi Lo cari masalah sama adik gua Lo bakal tau akibatnya." Melepaskan tangannya membuat Fani tersungkur ke lantai.

Anjani menarik tangan Rani pergi dari kehebohan mahasiswa yang berada di sana Fani mengepalkan tangannya dan berteriak-teriak dengan lantang membuat semua orang hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Fani yang berusaha membuat malu kedua wanita yang sejak kedatangannya menjadi pusat perhatian semua orang melupakan dirinya yang dulunya membuat primadona kampus dan segera pergi dari sana dengan perasan malu. Rinjani membawa Rani masuk ke dalam kelasnya mengobati tangan adiknya dengan telaten mengompres bagian yang merah dan membalurkan obat anti nyeri dan membalurkan dengan perban dan mengantarnya kembali ke dalam kelas Rani teman-teman Anjani salut dengan dirinya meski di kenal dingin dan cuek namun di mata Sahabatnya Rinjani wanita yang kuat dan juga pemberani tidak semua teman kelasnya bisa dekat atau pun hanya sekedar berteman dengannya. Rinjani memasuki kelas Rani seketika menjadi pusat perhatian kaum Adam yang memperhatikan kecantikan kakaknya yang tidak di ragukan lagi mereka hanya menyaksikan adengan Rinjani yang dengan lembut mendudukkan adiknya dan menatap tajam kearah teman kelas Rani seketika wajah yang begitu berbinar-binar hilang sekejap mata.

Jangan ada yang berani mengganggu Rani atau pun hanya mengusiknya jika kalian tidak mau berhadapan dengan gua paham." Rani tercengang dengan wanita yang selama ini melindunginya.

Rinjani tersenyum manis ke Rani dan berjalan keluar kelas adiknya Angga yang berpapasan dengannya hanya melewati Sahabatnya berjalan keluar pintu dan meninggalkan kelas Rani menuju kelasnya sepanjang perjalanan menuju kelasnya Rinjani menjadi perbincangan hangat para mahasiswa dan juga seniornya yang tidak menyangka jika Rinjani berani melawan Fani yang terkenal sangat kasar dan juga nekat namun Anjani hanya mendengar tidak ingin menjawab dan masuk ke dalam kelas di sana thisa menunggunya dengan khawatir tanpa rasa bersalah Rinjani duduk di kursinya dan hanya melewati wanita cantik yang menunggu kedatangannya.

Thisa kesal dengan Rinjani yang begitu santai dengan masalah di depan mata." Apa kau bisa sesantai ini setelah membuat Fani murka." Ucap thisa menggebu-gebu.

Terus kenapa." Dengan santainya.

Rinjani hidup kita akan dalam masalah kalau kita berurusan dengannya Fani terkenal sangat nekat jika dia nekat ngapain-ngapain kita gimana biasa gawat." Dengan ekspresi wajah yang sangat lucu.

Rinjani hanya tertawa merasa ada hiburan di depan mata secara gratis." Apa kau selucu itu jika khawatir sudah lah nga usah khawatir seperti itu bahkan jika dia nekat gua juga nga sengan-sengan dengannya kau tenang saja." Memasang wajah datarnya.

Thisa hanya diam dan duduk kembali ke kursinya setelah dosen masuk ke dalam kelasnya mereka belajar dengan damai dan hening setelah dua puluh menit berlalu pelajaran mereka usai dan segera pamit pulang, Rinjani mengemasi barang-barangnya dan memasukinya ke dalam tasnya dosen pun pamit untuk keluar setelah Kepergian dosennya Fani dan di temani dengan wanita cantik membuat Rinjani dan thisa kaget seketika dan tidak bisa berkata-kata ketika melihat wajah yang selama ini di hindarinya. Fani menyuruh semua teman kelas Anjani keluar meninggalkan mereka berdua thisa mulai ketakutan dengan wanita itu Rinjani hanya bersikap biasa-biasa saja setelah berusaha tenang dengan situasi ini Rani yang baru saja keluar dari dalam kelasnya melihat kelas Rinjani tertutup rapat dan semua teman kelasnya menunggu di luar membuatnya panik akan kondisi kaknya dan berlari bersama Angga dan langsung menerobos masuk, seketika Rani mundur melihat wajah yang tidak asing baginya Rinjani memelototinya namun Rani tak mengerti dengan kode yang di berikan Anjani Angga yang sangat paham dengan kode itu menarik pelan tangan Rani untuk keluar dari dalam namun kakinya berasa beku ketika melihat wajah yang tidak ingin di lihatnya.

Wanita itu berjalan kearah Rani dan juga Angga dengan cepat Rinjani mencegah tangannya dan melemparnya ke sudut ruangan membuat Fani dan juga teman kelas Rinjani tercengang seketika melihat adengan Rinjani yang begitu cepat melempar wanita itu. Thisa berlari kearah Angga dan bersembunyi di balik tangannya Rinjani memberi kode menggunakan tangannya dan melirik tajam kearah Fani dan juga teman-temannya Angga terpaksa mengangkat Rani yang masih tidak percaya dengan wanita itu thisa segera menyusul langkah kaki Angga keluar kelas dan menutupnya dari luar menunggu kan alat seadanya. Fani dan juga teman-temannya heran dengan situasi ini membuat mereka gemetaran karena terlibat dengan situasi ini Rinjani berjalan kearahnya dan mengangkat kera baju wanita itu dan tersenyum kecil yang tidak mampu di artikan dan melemparnya kembali kearah pintu membuat pintu itu ambruk dan semua orang terkejut.

Gua udah pernah bilang jangan pernah mengganggu ku ataupun teman-teman ku tapi sepertinya kau tidak paham akan itu." Bentak Rinjani kepada Fani dan juga teman-temannya.

Fani berusaha tenang menatap manik mata Rinjani yang terlihat sangat marah." Wanita itu mencari mu makanya ku bawah ke sini emang apa salahnya." Tantang Fani.

Sangat salah karena wanita ini akan mati di tangan ku dan kau yang akan menjadi pelakunya." Bisik Anjani seketika kaki Fani melemas tak mampu menatap Rinjani.

A-apa maksud Lo." Tanya Fani dengan gugup.

Rinjani hanya tertawa terbahak-bahak dan melangkah kearah wanita yang baru saja sadarkan diri dari pingsannya." Udah sadar ternyata langkah kau ternyata sudah sejauh ini gua nga nyangka akan ke sini mencari ku dan teman-teman ku tapi sayangnya harapan Lo bakal pupus sampai di sini karena gua akan melindungi mereka apapun caranya." Ucap Anjani mengcengkram kera baju wanita itu.

Ternyata kau tidak pernah berubah masih menjadi wanita berandalan yang so berkuasa dengan satu wilayah." Ucap wanita itu dan menatap manik mata Rinjani namun membuatnya terkejut sebab dirinya mengenal manik mata tersebut.

Apa kau selama ini mencari tahu keberadaan ku ternyata kau masih penasaran dengan masa lalu kita dan inilah gua yang tidak akan berubah karena itu lah gaya ku tapi kau ingat baik-baik semua harapan Lo bakal hilang begitu saja." Bisik Rinjani pergi meninggalkan wanita itu dengan beberapa pertanyaan.

Mata itu siapa dia sebenarnya bukan kah dia sudah mati 15 tahun yang lalu tapi kenapa dia sekarang menjelma menjadi Rinjani." Guman wanita itu dalam hati.

Thisa dan yang lainnya segera menyusul langkahnya menuju parkiran di sana Rinjani mengepalkan tangannya membanting apa saja yang ada di dekatnya bahkan motor kesayangannya pun ikut jadi korban membuat Rani Angga dan thisa tercengang dengan sikap Rinjani jika bertemu dengan wanita itu. Rani mendekati kaknya namun aneh rasanya Rinjani tidak seperti biasanya membuat semua teman-temannya panik bukan main tiba-tiba saja semua tubuhnya gemetaran pandangannya kosong dan seketika terjatuh tak sadarkan diri dengan langkah cepat Angga membawa Anjani ke dalam mobil sebelum ada yang melihat mereka dan melajukan mobilnya kecepatan tinggi menuju rumah sakit. Rani terus menangis dengan kejadian yang menimpa Rinjani saat ini hampir saja ada yang mengetahui kelemahan Rinjani sesampainya di rumah sakit Angga memapah tubuh Rinjani sampai ke depan pintu rumah sakit di sana dokter Kevin sudah lebih dulu berada setelah dapat telpon dari thisa sebelum mereka ke rumah sakit.

Dengan nafas memburu mereka semua di Landa kepanikan sebab tubuh Rinjani kembali dingin seperti pagi ini membuat mereka tambah khawatir dengannya, setibanya di depan ICU Kevin menghentikan langkahnya dan memberi pengertian jika Anjani akan baik-baik saja mereka hanya mengganggukkan kepalanya dan menunggu mereka keluar dari dalam ICU. Ken dan Brama yang baru saja sampai di parkiran melihat banyak kerumunan anak kampus yang tengah melihat adengan di mana semua pot Bunga dan juga motor Rinjani hancur tidak tersisa motor kesayangan Rinjani rusak dengan kap yang tidak terlihat lagi bentuknya mereka menjadi panik jika Rinjani mengalami kecelakaan lagi dan segera menghubungi Rani namun tak ada jawaban Brama mencoba menghubungi thisa namun sama tidak ada jawaban Ken berfikir ada apa sebenarnya kenapa motor Rinjani saja yang hancur setelah mendapat informasi dari Angga Brama memberitahu Ken jika Rinjani saat ini berada di rumah sakit karena penyakitnya kembali menyerang dan saat ini di tangani oleh dokter Kevin.

Sebelum mereka meninggalkan area parkiran kampus Ken menghubungi seseorang untuk segera ke kampus mereka untuk membereskan semua kepingan motor Rinjani dan membawanya ke bengkel, setelah berbincang mereka masuk ke dalam mobil dan melajukan dengan kecepatan tinggi menerobos jalan yang di penuhi dengan para mahasiswa yang masih penasaran dengan kejadian ini banyak argumen jika Rinjani di serang atau pun tengah kecelakaan itulah pemikiran mereka setelah beberapa orang datang membersihkan semua kepingan motor Anjani dan pergi dari tempat kejadian. Tiga puluh menit berlalu mereka sampai di depan rumah sakit Ken dengan buru-buru masuk ke dalam rumah sakit tanpa memperdulikan teriakan para fansnya yang tengah melihat idolanya masuk ke dalam rumah sakit lagi, Brama hanya berjalan layaknya model tanpa harus berlari-lari ke dalam menikmati suasana seperti artis dadakan Ken melihat ruangan ICU dan menyapa Angga dan thisa yang masih normal dalam berfikir namun Rani bahkan tak mau melihat keberadaan dua pria tampan idola kampusnya.

Setelah menunggu lama dan menjelang malam hari akhirnya mereka keluar dari dalam ruangan ICU terlihat Rinjani di atas bangkar belum sadarkan diri dan masih dingin, Kevin hanya tersenyum seadanya tak mampu menjelaskan bagaimana keadaan Pasiennya tanpa memperdulikan semua orang Kevin terus berjalan dan membawa Rinjani ke dalam kamar inapnya dan pergi begitu saja dari sana. Rani tak henti-hentinya hanya menangis meratapi kaknya yang belum sadarkan diri detak jantung yang melemah membuat mereka waspada akan situasi seperti sebelumnya, Dunia lain tepatnya di sebuah bangun tua memperlihatkan wanita duduk manis sembari menunggunya Rinjani berjalan kearahnya dengan wajah biasanya dan duduk tepat di hadapannya menatap tajam wanita itu lagi.

Kenapa kau bertindak sejauh ini bukan sudah ku katakan jangan pernah lepas kendali jika bertemu dengannya apa kau lupa." Ucap Anjani dengan emosi.

Apa kau tau sudah sangat lama aku menunggu waktu di mana aku akan menghabisinya tapi kenapa kau malah menahan ku harusnya tadi dia sudah mati bukan dan dia bukannya musuh mu di masa lalu." Ucap wanita itu.

Apa kau bodoh saat itu kau berada di mana aku akan masuk ke dalam penjara jika aku membunuh dia dengan tangan ku sendiri, bukannya gua sudah bilang akan memakai cara sendiri untuk dia dan juga para rekannya mengakui kejahatannya bukan begitu tapi kenapa kau seolah-olah ingin ingkar janji walaupun kita satu musuh tapi aku akan menyelesaikan dengan cara ku sendiri." Rinjani semakin emosi.

Sudahlah jangan terlalu terbawa emosi mereka tidak akan mendapatkan bukti jika diri mu lah yang membunuh wanita itu." Tanya wanita itu.

Cukup jika kau tidak ingin mengikuti cara ku jangan harap aku akan membantu mu." Ucap Rinjani dan pergi meninggalkannya.

Akhirnya Rinjani tersadar dan membuka matanya secara perlahan memperhatikan ruangan serba putih tersebut yang tidak asing lagi baginya, Rani yang melihat Rinjani telah sadar menggenggam erat tangannya dan tersenyum terpaksa Rinjani melirik ke sana kemari memperhatikan mereka semua yang tengah cemas dan panik namun beda hal dengan pria tampan idola kampusnya yang bersikap biasa-biasa saja.

Sedang apa kita di sini." Ucap Rinjani berusaha untuk duduk dan bersandar di bantal.

Apa kau gila jika seperti ini lagi kau akan membuat ku mati mendadak Anjani." Tatapan Rani mampu membuatnya tersadar.

Apa aku seperti itu lagi sampai-sampai kalian membawa ku ke sini." Tanya Anjani dengan serius.

Kau sudah tau nanya pula ada apa sebenarnya cerita sama kita jangan ada yang kau tutupi, dan ku perhatikan sedari tadi sejak ketemu sama dia kau bukan Anjani teman kita ada apa jujur sama kita." Ucap Angga mengintrogasi.

Oh ya bahkan gua rasa gua sangat benci ketika bertemu dengannya dan memikirkan masa lalu yang tidak pernah hilang di benak dan juga pikiran ku kalian tau itu kan jadi jga usah banyak nanya kenapa gua bukan seperti biasanya ketika berhadapan dengannya." Kilah Anjani dia tau jika saat itu bukanlah dirinya.

Apa kalian punya musuh di masa lalu sampai-sampai kau seperti ini membuat kita semua khawatir seakan kau itu sudah tiada ada apa dengan mu." Timpal Ken.

Sudah lah nga usah banyak nanya yang penting gua udah baik-baik saja apa lagi yang kalian ingin tahu panggilkan dokter Kevin ke sini sekarang dan tinggalkan gua sendiri." Rinjani memejamkan matanya mengingat kejadian tadi tidak seperti dugaannya.

Mereka akhirnya keluar dari dalam kamar Rinjani dan memanggil dokter Kevin untuk segera ke dalam kamar rawat Rinjani, setelah mendapat laporan dari suster Kevin berlari ke dalam kamar Rinjani di saksikan dengan semua teman-teman Rinjani yang berada di luar kamar Rinjani hanya memasang wajah datarnya melihat dokter tampan masuk ke dalam kamarnya Kevin berjalan mendekatinya dan Kevin memulai memeriksa semua keadaannya dan semua cukup normal dan juga sudah bisa pulang besok hari dan hanya di anggukkan kepala oleh Rinjani Kevin pamit keluar kamar namun di tahan oleh Rinjani.

Dokter." Ucap Rinjani ragu.

Iya ada apa nona." Ucap Kevin sembari menoleh.

Ada yang ingin saya tanyakan sama dokter." Kata Rinjani menatap lekat wajah tampannya.

Kevin kembali mendekat dan duduk di tepi ranjang Rinjani." Tanya soal apa ya dan sebaiknya kau panggil saya dengan Kevin saja jika dengan sebutan dokter terasa aneh bagiku." Ucap Kevin hati-hati.

Baiklah panggil aku juga dengan Rinjani nga usah nona kau bukan pekerja di rumah ku." Jawabnya dengan ketus.

Kevin hanya menggelengkan kepalanya dan kembali fokus dengan pertanyaan Rinjani." Apa yang akan kau katakan karena waktu ku tidak lama." Sahut Kevin sambil memperhatikan jam tangan yang melingkar di legamnya.

Saya cuman mau bertanya soal kasus mahasiswa yang meninggal di universitas terbaik di Jakarta bukan kah kau kuliah di sana." Rinjani menatap kearah jendela dengan setenang mungkin.

Kevin hanya diam dan memperhatikan wajah Rinjani dengan seksama." Dari mana kau tau dengan kasus itu dan apa hubungannya dengan mu." Tanya Kevin hati-hati.

Nga usah banyak nanya saya cuman mau kau ceritakan sedikit tentang kasus itu saja." Ucap Rinjani kembali menatapnya.

Saya tidak tau jelas bagaimana kronologi kejadiannya hanya saja yang saya tahu wanita itu sering menjadi olokan mahasiswa lain sebab karena kecantikan dan juga kepintarannya yang membuat semua orang iri padanya dan juga dia berbakat dalam seni suara dan menjadi mahasiswa terbaik, namun sebelum dia mendapatkan gelar sarjananya dia di temukan di sebuah ruangan belakang kampus dengan tubuh yang di ikat dan penuh luka sebelumnya kasus itu sudah menemukan titik terang siapa pembunuh sebenarnya namun berkat kekuasaan yang mereka miliki terpaksa pihak berwajib menutupnya membuat ibu dari wanita itu sempat gila dan di larikan ke rumah sakit jiwa itu yang aku ketahui emang kenapa." Tanya Kevin penasaran.

Rinjani menyaksikan setiap kata yang di lontarkan Kevin tanpa terkecuali." Aku dapat tugas dari dosen untuk mencari kasus lama untuk di ungkap kembali sembari menunggu ujian yang akan di adakan enam bulan lagi dan aku mendapat rekomendasi dari beberapa pengacara terbaik untuk mengusut Kemabli kasus itu." Kilah Rinjani.

Sebaiknya kau kubur dalam-dalam harapan itu karena kasus itu sudah sangat lama sekali bahkan dua tahun lalu ada yang mencoba mengungkapkan namun mereka hilang entah kemana." Kata Kevin memperingati Rinjani.

Kau tidak usah khawatir aku cuman mau tau di mana orang tua wanita itu sekarang." Tanya Rinjani.

Setau ku dia tinggal di Bandung sekarang sejak kepergian Putrinya ibunya kembali ke Bandung melanjutkan hidupnya dengan berkebun."

Apa kau punya alamatnya."

Nanti akan aku carikan dan memberikan mu tapi dengar saran ku baik-baik karena lawan yang kau hadapi bukan orang yang sembarangan." Ucap Kevin beranjak.

Terima kasih kau tidak usah khawatir itu sudah menjadi resiko yang akan saya hadapi." Rinjani tersenyum manis dan Kevin pun keluar kamar untuk memberikan Rinjani waktu istirahat.

Mereka yang menunggu satu jam lamanya di buat khawatir dengan kondisi Rinjani saat ini namun pikiran mereka sinar ketika melihat Kevin keluar dari dalam kamarnya dan tersenyum ramah kepada mereka.

Kalian tidak usah khawatir sebaiknya kalian pulang istirahat karena Rinjani baik-baik saja besok dia sudah bisa pulang." Ucap Kevin dengan ramah.

Apa dokter serius dengan kondisi kak saya." Tanya Rani.

Iya pulanglah kalian butuh istirahat besok kembali lah ke sini kalian Tidak usah khawatir sebab di sini banyak yang akan menjaganya." Kevin pamit pergi meninggalkan mereka.

Rani memikirkan perkataan Kevin jika saat ini Anjani butuh istirahat yang cukup setelah mereka berpamitan dengan Rinjani mereka meninggalkan rumah sakit tanpa terkecuali Ken yang masih betah menemani Rinjani di dalam kamar dengan permintaan wanita itu sendiri, dengan senang hati Ken menerima tawaran Rinjani sebab dia pun juga ingin Rinjani di awasi dengan dirinya langsung awalnya Brama dan Angga merasa cemburu jika Ken bisa sedekat itu dengan Rinjani namun mereka menepis perasaan itu karena Ken lebih tahu bagaimana keadaan Rinjani jika penyakitnya datang melanda. Sejak kepulangan teman-temannya Rinjani memikirkan perkataan Kevin jika tidak usah ikut campur dengan kasus itu namun karena sudah janji dengan wanita yang berada di dalam mimpinya sejak tadi Ken memperhatikan Rinjani yang hanya diam saja sembari menatap arah jendela dengan tatapan kosong Ken beranjak dan duduk di tepi ranjang membuat Rinjani terkejut dengan keberadaan Ken yang sedekat itu dengannya.

Ada apa." Dengan dinginnya.

Kau seharusnya tidur nga usah mikirin apa-apa." Kata Ken tak kalah dingin.

Bukan urusan Lo gua meminta Lo sini sebab cuman kau yang tau bagaimana cara mengatasi ku jika dengan keadaan seperti biasanya." Kata Anjani dengan ketus.

Baiklah sebaiknya kau istirahat gua juga mau tidur udah ngantuk." Berpura-pura menguap.

Rinjani tak menjawab dia hanya membaringkan tubuhnya dan menutup paksa matanya agar Ken menjauh darinya, Ken kembali ke sofa merebahkan tubuhnya dan terlelap dengan aktivitasnya hari ini Rinjani yang belum tidur hanya memperhatikan wajah Ken yang tengah asik tidur di sofa dan memejamkan matanya menyusul Ken dengan mimpi indahnya.

Masa lalu.

Sejak membaca diary wanita itu Rinjani mencari tahu di mana mereka kuliah dan jurusan apa setelah mendapat informasi dari salah satu teman intelejen dan mengetahui jika musuh masa SMA nya kuliah dengannya dengan sangat yakin jika mereka adalah target utama untuk di selidiki setelah mendapat informasi dari temannya Rinjani meletakkan kembali buku itu dan tidur ke dalam mimpi yang sama.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!