Iris sudah cukup puas dengan liburan seminggu nya, saatnya menjalani kehidupannya di guild.
"Zola apa ayah sudah pergi?"tanya Iris yang sudah selesai memakan sarapan dan tengah bersiap.
seingatnya, ayahnya mengatakan bahwa dia akan pergi seminggu. jadi Iris tidak bisa menghabiskan waktu malamnya di markas, sebagai pewaris keluarga dia yang harus melindungi rumah.
"Tuan sudah pergi tadi malam nona,"
Iris mengangguk, mengambil jaketnya. disini memang tidak ada larangan memakai jaket untuk perempuan, tapi jika seperti ini Iris tidak akan dikira anak kecil.
Dengan tuan Watson dia pergi menuju markas, saat membuka pintu kereta dia di kejutkan dengan kedatangan tiba-tiba seseorang, itu Rin.
"Selamat pagi nona." sapa Rin sembari mengulurkan tangannya kepada Iris.
Iris menatap uluran tangan itu, dia ingin menolak tapi dia ingin menghargai Rin. Iris menerima uluran tangan itu dan turun dari kereta, melihat di teras sudah ada Kanna dan Kei.
tap! tap!
"Kau kenal dia?" tanya Kanna setelah menghampiri iris.
"Nanti kujelaskan," balas Iris sambil masuk ke dalam markas.
Kanna yang mendengar itu mengangguk, Iris ketua disini dia tidak bisa membantah. lagipula apakah pria blue ini adalah tamu penting?
"Ketua Ris, apa anda ingin memesan sandwich seperti biasa?" sapa penjaga bar yang sedang melakukan gilirannya.
Iris mengangguk, "Albert tolong antarkan kopi lima dan camilan seperti biasa."
pria itu mengangguk lalu segera pergi menuju dapur.
Ruang rapat.....
Iris menyuruh Rin untuk duduk di salah satu meja rapat yang tersisa, lalu menoleh ke arah bagian barat ruang rapat.
"Azura dimana?"
"Dia agak sedikit terlambat, mungkin." jawab Kei.
Iris duduk di kursinya yang berada tepat di ujung, lalu mengambil sebuah berkas dari lacinya.
"Baca ini."
tiga orang itu mengambil masing masing satu berkas dan membacanya dengan cermat.
Wush!
ketika sedang serius membaca, Azura langsung masuk ruangan dengan sihir teleportasi miliknya.
Azura langsung menunduk, "Azura eksekutif sihir masuk ruangan."
Iris menatapnya yang diartikan sebagai perintah untuk langsung duduk, dan langsung di berikan berkas oleh Iris.
"Hari ini kita kedatangan seorang eksekutif baru." Iris memulai percakapan setelah semua selesai membaca.
Iris menatap Rin dan menunjuknya, "Rin Sanders, eksekutif bagian koordinat dan pemilah."
semua terkejut (Minus Iris) terkejut, maksudnya Bagaimana? bagaimana bisa ada anggota baru tiba-tiba? lagipula tingkatannya langsung naik begitu!? sementara Rin tidak percaya langsung dijadikan eksekutif bagian tersebut.
"Kenapa?" Iris bertanya sambil mengangkat satu alisnya.
"Kami tidak tahu siapa dia, ya aku tahu tidak saling mengenal itu tidak apa tapi tetapi saja kita tidak tahu tentangnya." Protes Kei, dia yabg berani angkat bicara.
"Ini ambil,"
Iris kembali memberikan satu berkas pada Kei, dan langsung di terimanya.
"Jadi dia bangsawan." Ucap Kei dia langsung menatap Rin. "Jangan merepotkan kami tuan muda."
Kanna merebut berkas itu, lalu langsung tersenyum. "Menarik juga!"
Azura balik merebutnya dari tangan Kanna, "Hei aku tidak terlalu keberatan. tapi aku harap anak bangsawan manja sepertimu tidak menyusahkan."
Iris mengangguk, dia sudah hafal tentang orang-orang ini. mereka memang akan menolak (minus kanna) itu wajar memangnya siapa yang akan percaya orang yang tuan tiba datang begini?
"Tapi jika dilihat dari sini, yang akan ikut misi dibagi menjadi dua tim. jangan bilang..." Kei menatap curiga Iris.
"Kanna dan Kei bereskan masalah countess. Azura, Rin, dan aku di misi lainnya," Iris menatap balik tatapan Kei dengan tersenyum.
Kanna lumayan kesàl juga seenaknya memasangkan dengan Kei padahal mereka sedang bertengkar. Azura balik senang karna tidak usah mengurus masalah countess tapi terlanjur kembali kesal mengingat dia sekelompok dengan laki-laki bangsawan.
tok! tok!
salah satu anak buah peringkat tengah masuk, biasanya dia dipanggil tuan Yoren.
Iris berdiri, "Lanjutkan pekerjaan kalian yang tertunda kemarin, Rin kau akan dipandu tuan Yoren. besok kita mengerjakan misi masing masing!"
para eksekutif kembali ke ruangan masing-masing, sementara Rin masih belajar tentang tempat itu dengan tuan Yoren.
Esoknya...
sesuai perintah Iris, Azura dan Rin menunggu di sebuah jembatan batu di sudut kota.
Azura menatap Rin, "Kau kenapa masuk kesini?"
Rin menatapnya balik, "Ketua yang merekrut,"
Azura menatap aneh Rin, 'Hah apa-apaan jangan bilang dia hanya bersikap manis di depan iris.'
kereta kuda yang akan membawa mereka ke arah client mereka datang, dan mereka sampai pada wilayah barat daya kekaisaran dimana kebanyakan orang disini adalah orang orang bersikap angkuh. disini juga ada beberapa tempat prostitusi juga bar dan kasino.
mereka sampai pada rumah client mereka, putri Baron Aline Barros.
mereka disambut masuk, lalu Nona Aline mengajak mereka bicara.
"Aku ingin lepas dan pergi dari kekangan ayahku," ucap Aline sambil menyesap tehnya dengan tenang.
"Baron Barros? sepertinya anda memiliki alasan yang kuat untuk melakukan ini." Ucap Iris menatap Aline dengan mata serius.
"Aku ingin hidup mandiri, aku sudah memimpikannya dari dulu." Jawab Aline. "Tentu aku melakukan ini tanpa alasan, namun inilah janjiku pada ibuku."
"Anda punya janji yang menarik yah." Azura bertanya sambil menunjukkan pulpen sihirnya pada Aline berniat menginterogasi.
"Ayahku tidak akan puas dengan satu orang perempuan saja, saat ibuku wafat apa yang dia lakukan? mencari wanita baru."
"Aku sebenarnya tidak terlalu kesal karna sudah mengetahui sifatnya itu, dari kecil aku berinisiatif untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya lalu aku pergi."
"Sayangnya ibuku tidak bisa ikut, aku tidak akan berhenti begitu saja. aku terus mengumpulkannya dan sampai hingga satu juta gold sekarang."
Aline berhenti sebentar, mengambil satu kue boneka dan mematahkan kepalanya.
"Jika bisa aku ingin membinasakannya, tapi aku lebih suka jalur aman."
"Jadi yang aku minta sekarang hanya pergi dari sini, begitu?" tanya Rin.
"Benar, tidak terlalu susah bukan? aku akan membayar dengan 50 keping gold." balas Aline.
"Saya mendengar anda ingin di jodohkan?" tanya Azura.
"Benar, dengan seorang count. acara pertunangannya dilaksanakan tiga hari lagi, aku ingin kalian sudah menghilangkan aku sebelum acara dilakukan."
"Tapi Count Wisel sangat terobsesi dengan anda, bahkan sekarang pesuruhnya mengawasi kita." Iris mengatakan itu sambil menaruh telunjuknya pada mulutnya.
Aline tampak syok, dia sangat tidak menyadarinya. Maksudnya bagaimana bisa ada yang memperhatikan pembicaraan mereka ini.
"Anda tidak bisa mempercayai semua secepat itu, beberapa pelayan anda pasti ada yang bekerjasama dengan tuan Count."
pelayannya benarkah? bagaimana bisa mereka mengkhianatinya.
"Tidak apa nona, kami akan membantu anda. besok kita akan mulai pelariannya." Iris mengetahui kegelisahan client nya saat ini jadi dia akan menenangkannya.
"Apa dia harus di awasi juga? aku takut ada yang akan mencelakai dia." ucap Azura.
Aline menatap Azura, "Namamu Ura bukan? tenang saja aku bisa menjaga diriku sendiri!"
Iris tersenyum, memang kali ini client mereka adalah wanita yang kuat. tapi apa kali ini benar-benar dia bisa menjaga dirinya sendiri?
mereka bertiga pamit, lalu pergi berbelanja di pasar untuk membeli beberapa makanan.
"Bagaimana dengan roti 6 dan juga daging 3 potong?" tanya Azura.
Rin dan Iris mengangguk, tidak buruk ini cukup sampai esok pagi. malamnya mereka menginap di sebuah penginapan dan makan malam dengan daging yang di bakar dan di beri bumbu khusus untuk daging panggang setelahnya mereka tertidur.
kediaman Baron Barros....
Aline putri pertama Baron Barros sedang bersiap tidur, saat hendak berbaring ada seseorang yang tiba-tiba sudah ada di belakangnya.
Aline tidak menyangka akan adanya orang di bawah kolong kasurnya, namun karna sudah berlatih dia langsung menancapkan belati pada perut orang itu.
orang itu mengaduh kesakitan, inilah kesempatan Aline. namun gerakannya tidak cukup cepat dengan orang itu yang sudah mencelanya kembali lalu memukul tengkuknya membuatnya pingsan.
'Tenang aku bisa menjaga diriku sendiri!"
Azura bangun dari tidurnya, kata-kata Aline tadi tiba-tiba membangunkannya. dia sudah curiga akan terjadi sesuatu tidak beres dan langsung memanggil spirit yang dia tugaskan untuk menjaga Aline, yang ternyata Iris juga sudah tahu dan menunggu mereka bangun untuk pergi menyelamatkan client mereka.
mereka keluar lewat jendela kamar masing masing, dengan bantuan sihir Azura berkendara melalui udara dan melihat ke arah bawah sementara Iris dan Rin membawa kuda untuk menyusul penculik Aline.
"Ck, semoga client kali ini baik baik saja..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments