Iris yang biasanya menolak sarapan keluarga hari ini sarapan bersama adik dan ayahnya.
Sarapan dengan sunyi diiringi suara peralatan makan yang berdenting, tidak ada yang mau membuka pembicaraan apapun. Sampai pada akhirnya ayah mereka yang membuka percakapan.
"Harry ayah sudah dengar tentang kenaikan statusmu." Ujar ayah mereka.
Harry terdiam sebentar, "Benar,"
Hening kembali...
"Kalau begitu Iris apa yang akan kau lakukan hari ini?" Tanya Ayah mereka.
"Mengurus beberapa pekerjaan dan pergi ke suatu tempat." Jawab Iris.
Ayah mereka sudah terbiasa dengan jawaban singkat anak-anaknya. Walaupun dengan si bungsu dia lumayan dekat tapi si sulung yang sudah di dekati, walaupun kadang di saat santai mereka bicara berdua tentang bisnis dan semacamnya. Ayah mereka mengharapkan kedua anaknya yang kembali menjadi saudara bukannya seperti orang lain dan saling menghindarkan diri
"Hari ini aku pinjam salah satu kereteranya, ayah." Ucap Iris sambil mengambil minumannya.
"Kau bisa pergi dengan pak Dawson," jawab ayahnya.
Iris mengangguk, dia berdiri dari tempatnya. Namun berhenti karna dipanggil kembali oleh sang ayah.
"Ada apa?"
"Bisa tolong hadiri undangan dari countess Midley?" Pinta ayahnya.
"Undangan bisnis?"
"Ini undangan untuk ayah, tapi ayah tidak bisa menghadirinya. Mungkin akan membicarakan bisnis juga," jawab ayahnya.
"Baiklah," balas Iris dia kembali berjalan menuju kamarnya.
Di meja makan ayahnya dan Harry masih belum selesai menyelesaikan santapannya, biasanya mereka cepat. Namun karna tiba-tiba iris ingin ikut membuat mereka terus menatapnya selama makan.
"Aku akan ikut juga di pesta itu," ujar Harry.
"Pesta yang mana yang kau katakan?" Tanya ayahnya.
"Pesta countess Midley." Balas Harry
"Kakakny sudah menghadirinya,"
"Anaknya adalah seniorku aku mendapat undangan terpisah, aku akan ikut berbeda kereta dengan kakak."jawab Harry.
Jika begini, maka Ayah mereka tidak bisa berkata apa-apa.
Di ruangannya, Iris menatap foto ibunya. Tidak biasanya memang melihat foto ibunya seperti ini, tapi hari ini dua sangat rindu dengan ibunya. Dulu saat masih belasan dia takut sekali bicara dengan ayahnya karna mau memasukkannya pada rumah penahanan anak, dia merasa bahwa dia dibuang karena kejadian sebelum itu. Lagipula dari awal dia dan ibunya memang sudah dibuang oleh ayahnya, entah dia merasa ibunya yang bodoh karna cinta atau ayahnya yang tamak. Ayahnya menikah dua kali, dengan ibu Iris dan ibu Harry.
Iris kehilangan ibunya saat berumur enam tahun dimana ibunya meninggal karna sakit, setiap hari semakin melemah dan mengeluarkan darah. Ayahnya dulu sering keluar untuk mengurus wilayah atau bisnis keluarga, jadi dia jarang pulang bahkan melihat keluarganya. Yang pada akhirnya setelah dua bulan sakit ibu Iris wafat.
Setelah puas melihat wajah ibunya, Iris meletakkan pigura foto ibunya di rak buku paling atas miliknya. Lalu membunyikan lonceng pelayan, menyuruh mereka untuk membawakan gaun untuk Iris dan juga membelikan bunga.
Iris memakai gaun biru tua serta topi biru tua, lalu masuk kedalam kereta sambil membawa bunga. Meminta tuan Dawson untuk mengantarkannya ke sebuah tempat, tidak berapa lama mereka sampai di tempat itu.
Iris turun dari kereta dan berjalan perlahan pada sebuah tempat yang luas dan berumput di depannya sekarang ada sebuah makam dengan tanda nama 'Ash Vine', Iris meletakkan bunganya di atas makam itu. Setelah menatap cukup lama Iris pergi dari sana, dan menengadahkan kepalanya melihat bunga-bunga yang berguguran sepertinya sudah masuk musim semi di sini.
Perasaannya seperti bunga bunga itu sekarang luruh dengan pasrah mengikuti angin.
Iris masuk ke dalam kereta lagi, laku memutuskan untuk pulang segera. Sampainya di kediaman Rupert, ternyata sudah ada Kanna menunggunya. Lalu Iris mengajaknya untuk ke taman, lalu kanna menjelaskan kedatangannya ke sini adalah karna permintaan Kei.
"Ada apa dengan Kei?"
"Dia memintamu untuk mengajari anak-anak juga. Banyak yang tidak bisa cepat mengendalikan mana, Azura kesulitan mengajari mereka." Ujar Kanna.
"Kei terlalu rajin sepertinya, padahal aku memberi libur untuk kencanmu, Kanna."
"Dia tidak mau, bagaimana bisa aku memaksa."
Iris mendengus, Kei menganggap Kanna kakaknya sementara Kanna menatapnya bukan sebagai saudara padahal mereka sudah kenal hampir delapan tahun.
"Jadi aku harus membantunya sekarang, begitu?"
"Ya, kau tahu murid di markas ada 15 orang dan Kei seorang akan bingung mengajarinya." Ujar Kanna.
Iris mengangguk, "Bagaimana jika aku akan mengorganisir kembali kelas kelas mereka hari ini."
"Itu bagus, dari awal aku berpikir tidak semua cocok pada sihir." jawab Kanna.
"Aku akan bersiap sebentar,"
Kanna menunggu Iris yang sedang bersiap, dilihat dari pakaian yang dipakai Iris kanna langsung paham. Iris masih sering mengunjungi makam teman akademinya dulu dan sekaligus mantan kekasihnya, padahal dari dulu Kanna meminta iris untuk melupakannya tapi tidak bisa.
setelah Iris selesai bersiap, mereka berangkat menuju tempat mengajar anak-anak guild. yang mengajar disini hanya dua orang Kei dan Azura namun sepertinya mereka tidak kuat mengajar 15 orang sekaligus dengan hanya 2 mata pelajaran utama sihir dan fisik.
"Kei ada berapa orang yang masuk hari ini?" tanya Kanna di ruang guru.
"Hanya delapan, tapi aku masih tidak bisa mengajarkan mana dengan benar pada mereka." jawab Kei.
Iris paham, tidak semua murid mau mendengar penjelasan guru. jelas sekali dia juga begitu pada gurunya di akademi, secara jelas dia murid tercerdas di jurusan pedang. Iris remaja dan Iris dewasa lumayan berbeda karena dulu dia sangat angkuh karna merasa dirinya pintar jadi Iris maklum Kei kesulitan, apalagi Kei ini tipe pria lemah lembut tapi jika di mode ganas iris lumayan bergidik melihatnya.
"Jadi mereka dicampur?" tanya Iris, melihat anak-anak yang menunggu di taman. ada anak laki-laki dan perempuan, ada juga yang masih kecil umurnya jika dilihat enam tahun.
"Tentu, memangnya ini sekolah khusus satu gender." ujar Kanna.
Iris membuka jendela. "Kita harus turun untuk mengatur mereka,"
wush! tap!
Kei dan Kanna kaget melihat Iris yang turun kebawah melewati jendela, harusnya mereka tahu sikapnya yang lumayan bar-bar masih ada. mereka langsung menyusul ke bawah, tidak mau sampai Iris berkata dua kali.
anak-anak yang berada di lapangan langsung diam melihat Iris turun dari jendela, sementara mereka tidak pernah boleh lewat dari sana. apalagi lewat tinggi Iris yang 168 cm itu membuat mereka melihatnya sebagai anak ajar Kei juga, mereka langsung bertepuk tangan.
"Kalian semua berbaris sesuai kemampuan kalian!" ucap Iris dengan tegas sambil menunjuk arah depannya.
anak-anak jelas saja tidak mau, 'apa-apaan anak sekecil ini mau memerintah kami?' -kira-kira begitu isi hati mereka-
"Cepat." perintah Iris dengan nada mengintimidasi.
melihat mata kuning milik Iris yang seperti bersinar karena dia marah, mau tidak mau mereka langsung berbaris dengan 3 barisan setelah mereka ribut sebentar untuk mengikuti barusan yang mana. Kei dan Kanna yang entah melakukan apa hingga baru datang sekarang, langsung tahu kenapa anak-anak yang bandel ini langsung menurut.
15 murid yang terbagi menjadi tiga yaitu, enam orang yang menyukai sihir dan sudah bisa memanggil spirit alam bawah, lima orang yang bisa latihan fisiknya bagus seperti bisa berperang dengan baik dan kemampuan mengendap endap yang bagus, sisanya Lima orang yang di ceritakan Kei dan Azura mereka yang kesulitan latihan fisik dan mengendalikan mana.
"Yang bagus dalam fisik ikut dengan Kanna dan Kei,"
"Yang sihir mengikuti Azura,"
"Yang tidak bisa ikuti aku,"
itu semua perintah Iris, Iris mengajari lima orang itu di ruang pelatihan, Kanna dan Kei membawa muridnya ke arah lapangan, dan Azura membawa muridnya sendiri ke arah ruangan pelatihan dua.
"Namaku Iris, walaupun tinggiku segini umurku lebih dari 20," ucap iris, dia mengerti bahwa semua muridnya menganggapnya seumuran.
sontak saja, muridnya kaget karna yabg di depannya sekarang adalah pemimpin guild, 'nona S' (nama samaran Iris di guild) yang sudah di bicarakan Kei kepada mereka saat awal masuk.
"Kalian tidak mau menyebut nama dan umur masing-masing?"
ah mereka kaget karna iris bicara dengan mereka, jadi mereka langsung menyebutkan nama masing masing.
"Oliver stunt, empat belas tahun."
"Marie Antoinette, tiga belas tahun."
"Yosa Curie, sebelas tahun."
"Adam Huvient, sembilan tahun."
"Nora Danish, enam tahun."
iris mengangguk, dia sudah hafal nama anak-anak itu. sekarang waktunya mengajari mereka cara mengetahui di bidang apa seharusnya mereka di guild.
"Danish kamu yang paling kecil, kenapa kau masuk disini?" tanya Iris menatap gadis yang paling kecil disana berambut pirang.
mendengar namanya dipanggil dia langsung menengadahkan kepalanya menatap balik Iris, "Saya masuk kesini karna ingin mengubah hidup saya."
Iris tertegun, anak sekecil itu? baiklah tidak apa bagaimana kita mengetesnya dahulu.
beralih dari Danish, Iris menatap wajah Stunt sepertinya dia bangsawan. Antoinette kelihatannya dia anak dari anggota Antoinette anggota dari eksekutif Azura. Curie dengan rambut ikal oranye kemerahannya Iris melihat potensi mana yang besar dan wajahnya yang penuh bintik itu rasanya familiar. dan Huvient sepertinya salah satu anak gelandangan yang sering mencuri di pasar yang di masukkan kesini oleh Kei, dia pasti tidak punya nama keluarga tapi Kei memberikannya.
"Aku punya tugas untuk kalian."
kelima orang itu menatap Iris penasaran. Iris mengeluarkan sesuatu dari tangannya, seperti sihir kertas dan pena angsa sihir keluar dari tangannya dan dia memberikannya pada mereka.
"Tulis impian kalian dan potensi kalian, aku akan memberikan yang kalian impikan seminggu kemudian saat pertemuan selanjutnya." Iris mengatakan itu dan langsung berbalik arah menuju pintu keluar.
"Dan semoga beruntung,"
Tap!
Iris sudah menutup pintu, dan kelima anak itu masih berpikir sebaiknya mereka menulis apa. beruntungnya di beri waktu seminggu.
Iris mencari kereta untuk pulang, sekarang pukul satu siang. pesta nyonya Midley dimulai jam 8, dan kebiasaan para pelayan dia harus didandani setidaknya paling sebentar tiga jam dan paling lama lima jam. karna itu dia harusnya sekarang pulang dan tidur sebentar.
15.10 pm, kediaman Rupert...
Iris terbangun, dia sudah cukup tidur. bangun bangun dua langsung diajak makan oleh pelayannya dengan menu berisi sayuran semua, dan disana musuh Iris muncul. T-O-M-A-T. dia tahu bahwa tomat bagus untuk kesehatan dan selama di akademi dulu dia menghabiskan hidupnya dengan makan tomat, maak dari itu dia adalah musuh nya.
sehabis makan Iris ingin latihan pedang sebentar, lalu setelah itu mandi dan berhias itu selama empat jam. sekarang waktunya berangkat ke kediaman countess Midley.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
🐦🍫TRIST4N 20🍓🌤
keren kk
2021-10-10
1
YoYoOh_
dandan aja selama 4 jam, jadi pengen lihat hasilnyaa
2021-10-03
0
imah umaraya
ngapain aja yaa selama 4 jam itu..😅
2021-10-03
1