matahari telah muncul cahayanya muncul lewat jendela yang berada di kamar Iris. kelopak mata itu terbuka membuat manik golden itu melihat keadaan sekitarnya. helaian rambutnya yang menghalangi pemandangannya di sisipkan di belakang daun telinganya.
Iris segera bangun dari ranjangnya dan mencuci mukanya, dia menoleh ke arah meja di kamar yang sudah di siapkan buah juga air putih dia yang memesannya setiap pagi pada pelayan di sana.
membuka tirai kamarnya dan jendelanya dia melihat bahwa hari masih sangat pagi walau memang cahaya mataharinya sedikit lebih terang dan hangat dia melihat ke arah taman belakang disana adiknya sedang berlatih setelah puas melihat keadaan luar dia mengambil satu buah apel di keranjang yang disiapkan.
tok! tok! tok!
"Nona sudah bangun?" sepertinya itu salah satu pelayan yang akan mengurusku pagi ini.
"Masuk," iris menjawab
pintu kamarnya terbuka, masuklah dua pelayan muda. satu pelayan segera langsung pergi ke kamar mandi menyiapkan air hangat dan keperluan mandi dan yang lain meminta Iris untuk menunggu sembari bertanya apakah ada gaun yang ingin di pakainya.
"Hari ini aku libur. gaun yang kasual saja," Iris menolak dua gaun pesta yang di berikan pelayan itu dan memilih gaun hijau sederhana, pelayan itu mengangguk dan temannya mempersilahkan Iris masuk kamar mandi.
selesai dia mandi dan berhias, Iris memilih tetap di kamarnya dan menolak ikut sarapan bersama keluarganya,sebaliknya dia sarapan di ruang kerjanya.
"May apa hari ini persediaan bahan makanan sudah habis?" tanya Iris pada salah satu pelayan.
"Benar nona," pelayannya mengangguk.
"Aku ikut pergi ke gudang Sweeney," Iris membereskan berkas berkas yang ada di mejanya dan mulai memakan sandwich yang di jadikan sarapannya.
"Baik nona, kereta kuda yang biasa yang akan anda pakai?"pelayannya bertanya sembari membereskan peralatan makan Iris.
"Tidak, aku ingin memakai kereta pelayan. aku akan minta izin dengan ayah," Iris berdiri dan pergi menuju ruangan ayahnya.
setelah mengetuk pintu dan di perbolehkan masuk, iris duduk di kursi yang berhadapan dengan ayahnya.
"Ada apa?" ayahnya bertanya sambil menatap putri sulungnya.
"Saya ingin meminjam satu kereta pelayan," iris menjawabnya.
masih dengan melihat wajah putrinya beliau mengangguk, "pergilah,"
iris mengangguk, dia pergi dari ruangan ayahnya. ayahnya menatap Lamat kepergian putrinya lalu dia menatap langit-langit ruangan kerjanya.
"Sebenarnya diperbaiki dari bagian mana..."
bersama kepala pelayan rumah Rupert, Zola. Iris berangkat menuju pusat kota. selama perjalanan dia sedang memikirkan tentang pembicaraan para pelayan yang dia dengar saat mereka membersihkan koridor, katanya ada kasus penggelapan uang diantara para kepala pelayan.
Iris sedikit tertarik, dan mendengar bahwa salah satu pelayan dengan tidak sopannya masuk ke ruangan mendiang ibunya. tentu saja itu membuat Iris kesal, dan dari itu dia meminta Zola yang ikut menemaninya apalagi Zola di kenal orang yang tegas dalam bertugas dan dia yang sering mengambil bahan makanan.
"Zola selama pergi ke pusat apa kau mendengar berita yang menarik?" Iris bertanya dia juga ingin mendengar beberapa berita yang menarik.
"Saya tidak terlalu tahu pasti Nona. tapi yang saya dengar dari adik saya banyak pedagang yang takut berjualan lagi," Zola menjawab.
Iris tertegun, adiknya Zola? berarti dia sempat bertemu keluarganya bukan? sementara keluarganya jarang memberikan liburan.
Iris mengangguk dia mengerti kenapa Zola sering kembali ke rumah Rupert dengan telat saat ke pusat kota dia berkunjung ke rumahnya sesekali. tapi apa berarti Zola memakai sebagian uang bahan makanan untuk keluarganya?
"Atas dasar apa? biasanya mereka selalu berdagang bahkan walau ada petugas keamanan," Iris bertanya.
"Katanya pajak Yang ada di wilayah itu terlalu di besarkan oleh Ketua disana,"
"Sebanyak apa? harusnya mereka memberi keringanan,"
"30% melebihi pajak normal,"
"Rupanya penguasa disana tidak waras. bagaimana bisa mereka memberi penanganan wilayah perdagangan kepada orang tamak seperti itu," Iris terkekeh, tamak juga ada batasnya.
"Maka dari itu biaya bahan makanan sedikit naik 5% tuan Baron tidak mau kehilangan pelanggannya dan juga wilayahnya. apa boleh buat, nona."
ahh, sekarang Iris mengerti. maksudnya penggelapan uang yang dibicarakan pelayan karna Zola meminta uang yang lebih dari harga biasanya jadi mereka mengira Zola sengaja melakukannya dan yang lebih itu untuk kepentingan pribadi.
Iris merasa agak salah karna sebelumnya mengira Zola yang benar-benar menggelapkan uang bulanan kebutuhan, kalau begitu yang harus di perbaiki adalah pajak yang membengkak dari penguasa disana.
kereta berhenti, Iris segera memakai tudungnya untuk menutupi wajahnya.
"Kita sudah sampai, nona." Zola membukakan pintu kereta dan mengisyaratkan Iris untuk mengikutinya. mereka berjalan kaki melewati gang kecil lalu di sambut pria muda yang menunggu mereka.
"Nyonya Zola dari kediaman Rupert, saya telah menunggu anda." sambut pemilik gudang itu baron Sweeney.
Zola mengangguk, memberi bayaran atas persediaan makanan bulan ini. mereka berbincang sesaat, mungkin Zola sedang menawar harga atau sedikit basa-basi.
Iris hanya melihat lihat bahan makanan yang sudah di kemas dalam kotak kayu totalnya ada 3 kotak besar berisi berbagai macam bahan makanan.
Setelah selesai berbicara dan memberikan bayaran Zola meminta untuk pergi ke rumahnya sebentar dia ingin melihat keadaan adiknya dan anaknya, Iris memberi izin. Zola mohon diri dan pergi ke rumah kediamannya sementara Iris sendiri berkeliling area pedagang.
Sempat pergi belanja permen kapas dan memakannya sambil berjalan sampai permennya jatuh karena dia ditabrak seseorang.
Iris kesal dan menengadahkan kepalanya melihat siapa yang menabraknya saat dia melihat laki laki muda berambut biru muda bertudung yang berlalu saja setelah menabraknya. malas ingin mengejar iris melanjutkan jalan jalannya lalu terhenti melihat sebuah kerumunan.
Dibalik kerumunan itu ternyata ada seorang pedagang yang kiosnya di obrak abrik dan aset asetnya diambil oleh beberapa orang para pedagang itu memohon mohon agar di kembalikan, sialnya orang-orang ini hanya berkerumun untuk melihat drama atas di rampasnya pedagang ini.
Dimana lagi seorang wanita tua beserta anak laki lakinya yang masih kecil dan sama sekali tidak berkeinginan menghentikan dan ini membuat jalur pulang Iris di blokir.
"Kami akan membayarnya. tolong beri waktu satu bulan lagi." pinta wanita pedagang itu tersedu sedu.
"Hei wanita tua dari kemarin kau membicarakan pemberian waktu saja. jika tidak bisa hidup saja di jalanan," salah satu orang yang menghancurkan tempat itu mencelanya.
Iris merasa sangat kesal jalan jalan paginya rusak karena hilangnya permen kapasnya dan juga keributan tidak jelas ini lantas dia langsung maju dan menendang salah satu dari orang yang membuat keributan itu.
melihat temannya mengasuh kesakitan karna di tendang, salah satu yang mungkin ketua menghampiri iris.
"Hei nak, tidak sopan sekali kau," hardiknya. air liur si sialan ini muncrat dan membuat Iris semakin kesal apalagi di panggilnya dia dengan sebutan 'nak'.
"Apa peduliku? aku begini karna kau memblokir jalan pulangku." Iris menjawab dengan malas.
"Hahaha, memangnya apa yang bisa kau lakukan." orang itu tertawa meremehkan.
dalam hitungan detik orang itu sudah tersungkur di tanah. kerumunan itu terkesiap mereka terkejut. salah satu dari anggota dari orang yang jatuh tadi bertanya apa maksud Iris melakukan itu, Iris menatapnya dengan mata emasnya yang nyalang.
"Kalian berisik sekali. lalu bisakah kalian mengurangi pajak yang membludak itu? tamak juga ada batasnya." iris menjawab.
"Memangnya kau siapa? kami memang di beri amanat mengurus wilayah ini." jawab salah satu dari mereka.
"Siapa yang memberi amanat seperti itu?" tanya seseorang suaranya berat dan tepat di belakang Iris jelas saja dia terkejut dan menoleh, itu laki laki yang menabraknya tadi.
"Memangnya kau harus tahu itu? jelas saja yang mulia tuan Duke Sanders yang memberi izin," dengan percaya dirinya orang itu menjawab.
"Seingatku, paman tidak memberi perintah semacam itu," jawab laki laki tadi.
"Paman? memangnya kau sia--" perkataannya terputus saat laki laki tadi maju di depan Iris dan membuka tudungnya.
mereka lari cepat sekali, namu sepertinya kurang cepat dengan pasukan yang berpatroli dari arahan laki laki tadi mereka di tangkap dan di bawa pergi.
Iris tertegun sepertinya laki laki ini mempunyai jabatan tinggi di sini. iris membantu membereskan sekitar kejadian yang berantakan dibantu lelaki tadi dan di beri ucapan terimakasih dari wanita pedagang tadi.
Merasa dia sudah lama di sana dan takut Zola mencari ini saatnya Iris pulang namun dia masih penasaran dengan lelaki tadi, saat dia berbalik dia melihat laki laki itu rambutnya yang biru bersinar beserta mata sapphire yang mengkilat sedang melihatnya mereka bertatapan dan kontak mata itu di putuskan oleh laki laki tadi sambil tersenyum tipis melambaikan tangannya.
Iris seketika menyadari pria tadi menarik perhatiannya, sambil berbalik ingin pulang dia memikirkan bahwa mungkin akan menjuluki laki laki tadi 'laki laki sebiru langit'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments