hari ini Iris berangkat siang, dia harus menyelesaikan tentang bisnis kain milik keluarganya. ayahnya menitipkannya selama dia pergi, inilah yang mengesalkan ketika mengetahui ayahnya pergi.
saat ini Iris sarapan bersama dengan Harry, sarapan yang sunyi sampai Harry membuka pembicaraan.
"Hei, semalam kau yang memanggil orang gila itu ya?"
Iris menghentikan tangannya yang memotong daging, menatap Harry dengan aneh.
"Maksudmu?"
Harry meminum minumannya, "Aaron,"
Iris menatap penuh selidik, "Jadi yang semalam ribut itu kau? yang benar saja."
"Hah, jadi bukan kau yang memanggilnya?" tanya Harry dengan nada tidak percaya.
"Yang benar saja, aku tidak ada urusan dengan musang itu." balas Iris. "Apa yang kalian lakukan malam-malam eh?"
"Maksudmu apa? dia datang seenaknya di balkon kamarku dan menyapaku tidak jelas juga bicara ngelantur." Harry membalasnya sambil memotong-motong dagingnya dengan wajah jengkel.
"Ya aku hanya bertanya, lagipula syukur saja kalian sama-sama laki-laki. jika kau perempuan..."
Harry menatap sinis,"Jika aku apa?"
Iris tersenyum simetris tipis, "Kalian akan ku berikan proposal istimewa."
Duk! Harry berdiri dari kursinya dan pergi dari ruang makan.
"Hei, apa makanan penutupnya tidak kau makan?" Iris menghentikan langkah Harry saat hendak membuka pintu ruang makan.
"Makan saja semua."
Brak!
"Ah, padahal umurnya sembilan belas tapi masih sangat kekanakan, rasanya aku melewatkan waktu dimana adikku yang satu itu berkembang," ujar Iris lalu memakan pancake yang di jadikan makanan penutup paginya.
...*****...
setelah keluar menyelesaikan sengketa pedagang kain keluarganya, iris memutuskan untuk pergi ke taman belakang rumahnya sebentar. rumahnya memiliki dua taman belakang, yang awalnya hanya satu namun Iris meminta taman untuk pribadi.
srak!
iris menyibak tanaman yang menjulur-julur kebawah yang dia gunakan sebagai penutup taman pribadinya, lalu iris masuk ke dalamnya.
di dalam taman itu hanya ada pohon yang besar dan rindang, sejenis pohon kersen tua yang rindang. yang dimana di salah satu ranting besarnya terdapat ayunan sedang berwarna serupa dengan buah-buah kersen yang sudah matang merah pekat.
taman pribadi milik iris memang cukup luas, namun isinya hanya Padang rumput mutiara dan pohon kersen saja. walau memang ada beberapa bunga atau tumbuhan liar di sana tapi itu tidak termasuk apa yang di rawat Iris, Iris berjalan pelan ke arah pohon kersen tua itu dan menyentuh batangnya.
wush!
"Mama! kersennya muncul."
"*Wah banyak juga ya," jawab mama Iris sambil memungut beberapa buah kersen yang terjatuh.
Iris juga memungut buah kersen itu lalu menaruhnya di dalam keranjang kecil yang di persiapkan pelayannya.
"Jangan dimakan yang sudah jatuh ya!" ujar mamanya.
Iris mengangguk kecil, rencananya buah-buah kersen itu nanti di tumbuk sampai keluar cairan merah yang akan dia pakai latihan pedang.
"Padahal pohonnya jarang di rawat ya," ujar mamanya sambil menyentuh daun daun pohon.
"Iris merawatnya tiap hari, mama saja yang tidak pernah liat," Iris membalas mamanya dan duduk di ayunan pohon.
"Ayunannya sudah agak rapuh, hati-hati!" ujar mamanya dengan nada khawatir.
wush!
iris melayang dengan ayunannya dengan kencang, tidak ada yang mendorongnya namun tenaga yang di terima ayunan iris sangat kuat.
mamanya yang melihat itu, tertegun sebentar dan memijat pelipisnya lalu mendekati Iris yang sudah turun dari ayunan.
"Sayang*-----"
...*****...
"Ah sial, ingatan itu kembali lagi," Iris mendengus sembari memegang kepalanya yang berdenyut.
Iris matanya menangkap siluet seseorang berdiri di belakangnya, segera dia langsung menoleh ke belakang.
wush!
tidak ada siapa-siapa, lalu yang siluet tadi itu apa?
malas memikirkan terlalu jauh, Iris memutuskan duduk di ayunan pohon. ayunannya masih kuat, padahal hanya di buat dari kayu yang tipis, bekas tempat pemotongan daging di dapur.
krit! krit!
ayunan itu berbunyi lirih, andai dia bisa bicara mungkin dia akan mengatakan, bahwa sudah lama sekali Iris tidak datang.
"Sepertinya hari ini aku tidak akan masuk,"
sambil menengadah ke atas matanya tertutup karna sinar matahari yang terik hari itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments