Gua Laba-laba

"Hati-hati, dia bukan orang baik-baik. Aku tahu, kemampuan kalian berdua sangat tinggi. Tapi Ki Wijen adalah seorang dengan kecerdasan luar biasa. Dia sangat licik," Sukoco memperingatkan Mahesa.

"Terima kasih. Ucapanmu akan selalu aku ingat," jawab Mahesa.

Sebagai seorang tahanan, Sukoco memang mendapatkan intimidasi. Akan tetapi dia masih diperlakukan secara manusiawi. Mahesa hanya menanamkan satu biji es di dalam tubuh Sukoco itupun dilakukan tanpa sepengetahuan sanderanya. Jika dia macam-macam maka biji es tersebut akan berubah menjadi balok besar yang langsung hancurkan dadanya. Dan Mahesa yakin, Sukoco tidak akan berani.

"Wow, indah sekali tempat ini," Dewi Api memandang berkeliling. Sungguh, pintu masuk persembunyian Ki Wijen sangatlah indah. Orang-orang pun banyak datang berkunjung karena tempat itu memang wisata alam yang begitu indah.

Pandai sekali Ki Wijen memilih tempat. Karena pintu di tempat itu bukan merupakan pintu utama, masih ada beberapa jalan yang tersembunyi harus mereka lewati.

"Huuuhhh ... mereka pasti akan menghabisi nyawaku jika tahu aku datang dengan membawa bencana besar" Sukoco menghela napas panjang, mencoba menekan gejolak hatinya yang berdebar ketakutan.

Sukoco tidak punya pilihan lain, nyawanya dipertaruhkan apa pun keputusan yang dia ambil. Pertama, jika dia memutuskan untuk mengkhianati Elang Putih dan istrinya, itu tandanya dia harus siap mati oleh amukan kedua pendekar besar tersebut. Akan tetapi, jika Sukoco memutuskan untuk mengantar Elang Putih dan istrinya menemui Ki Wijen yang artinya menunjukkan persembunyian rahasia mereka, pastinya Sukoco akan dimusuhi oleh rekan-rekannya. Bukannya Sukoco tidak tahu, jika kemampuan yang dimiliki oleh Ki Wijen juga sangatlah besar. Makanya sejauh ini Ki Wijen masih bertahan hidup dari serangan yang terus dilakukan oleh klan mata hantu padanya.

"Pendekar Elang, aku tidak bisa mengantar kalian benar-benar sampai tujuan. Bukannya aku tidak percaya pada kemampuan kalian untuk melindungiku, akan tetapi aku juga tahu bagaimana kemampuan mereka untuk bisa celakai aku. Maka dari itu, akan lebih baik jika aku lakukan caraku sendiri," pinta Sukoco. 

Sebenarnya, yang bermain di dalam pikiran Sukoco ialah bagaimana untuk cara dia bisa lepas dari cengkeraman Mahesa dan Dewi Api. Ya, Sukoco telah memutuskan untuk mengkhianati dua pendekar tersebut. Mereka telah mencapai tempat kekuasaan Ki Wijen, dengan alasan berhasil mengecoh dua pendekar besar dalam perangkap, pastinya Ki Wijen dan anak buahnya yang lain akan mengampuni nyawa Sukoco.

Mahesa dan Dewi Api ditunjukkan menuju satu gua yang besar. Gua itu cukup besar dan nampak indah dilihat dari kejauhan. Saat Mahesa dan Dewi Api tiba di mulut gua, mereka tidak menemukan adanya tanda-tanda keberadaan penjaga.

"Sialan! Cecunguk itu menipu kita. Gua apa ini? Mengapa banyak sekali sangkar laba-laba. Meskipun sebuah tempat persembunyian, tentu kesannya tidak perlu seperti ini," Dewi Api memegang satu jaring laba-laba yang terjuntai.

Jaring laba-laba itu sangat lengket dan tidak bisa dilepas. Dewi Api harus gunakan tenaga dalam untuk membakar jaring laba-laba tersebut agar tangannya bisa lepas. Pasti ini adalah tempat persembunyian siluman laba-laba. Jangan-jangan ini adalah gua laba-laba yang beberapa waktu lalu menculik seorang biksu di kuil kebenaran. Salah satu kuil yang berada di tepi kota bilah api.

"Jika benar, tidak ada salahnya kita masuk. Apa pun alasannya, siluman laba-laba ini telah menimbulkan banyak kerusakan. Bukan hanya hewan liar dan binatang peliharaan, siluman laba-laba juga memangsa manusia," ucap Dewi Api.

Mahesa mengangguk setuju. Siluman laba-laba dari gua laba-laba memang siluman jahat yang selama ini keberadaannya sangat misterius. Suatu kebetulan jika mereka dipertemukan dengan gua laba-laba. Seberapa kuatnya siluman laba-laba ini? Apa dia sekuat siluman gonggo yang amat beracun itu?

"Suamiku, dulu aku hampir mati karena ditusuk oleh bagian tubuh siluman gonggo. Bukankah gonggo dan laba-laba itu sama. Kali ini, kau tidak akan biarkan aku mengalami hal yang serupa 'kan?" Dewi Api menarik lengan Mahesa saat Mahesa sudah melangkah memasuki gua.

"Kekebalan tubuhmu sudah meningkat. Kau tidak akan terpengaruh oleh racun yang serupa. Setidaknya, kau tidak akan langsung sekarat. Benar juga, untuk sekadar jaga-jaga bawa ini," Mahesa memberikan satu bungkus pil pada istrinya.

Tanpa banyak komentar, Dewi Api segera menelan pil yang Mahesa berikan. Dia hanya membuka dan menatap sekilas pada pil tersebut. Tidak tahu cerita di balik terciptanya pil tersebut.

Mahesa tersenyum saat menatap pil herbal tersebut mengalir ke dalam tubuh istrinya pertamanya. Karena pil itu adalah pil penyembuh buatan Suhita Prameswari, anak Mahesa dari rahim Puspita.

Pil penyembuh multi guna. Pil herbal itu bisa digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk untuk melemahkan pengaruh buruk racun bin*tang berbisa.

Ingatan Mahesa tiba-tiba kembali pada putrinya yang satu itu. Saat ini, Suhita telah mempelajari mengenai racun dari tenaga dalam. Untuk racun-racun bina*tang berbisa dan racun dari tumbuhan liar, Suhita telah tuntas mempelajarinya. Dan pil terbaik pun telah tercipta. Sekarang malah sudah dikonsumsi.

Sama sekali Mahesa tidak menduga jika pil penyembuh buatan anaknya itu justru pertama kali dikonsumsi oleh ibu tirinya. Eh, bagaimana Suhita memanggil Dewi Api, ya? (Author bingung 😕)

"Tunggu! Aku yakin ini bukanlah satu-satunya jalan masuk. Pasti ada pintu belakang," Mahesa menghentikan langkahnya saat mereka baru memasuki gua sejauh sepuluh meter.

Jaring laba-laba yang memenuhi hampir seluruh ruangan gua membuat mereka sulit untuk bergerak. Jaring laba-laba itu seperti terbuat dari sutera yang sangat halus tapi sangat kuat. Daya rekatnya pun sangat tinggi, benda apa pun yang menempel maka akan melekat dan tergulung. Semakin kuat memberontak, maka gulungan akan semakin menjadi-jadi. Begitulah, Mahesa dan Dewi Api harus menggunakan tenaga dalam unsur api untuk bisa lepas dari gulungan jaring laba-laba. Dengan dibakar, maka jaringan tersebut barulah hangus. Akan tetapi, hal yang mustahil jika mereka harus membakar seluruh jaring-jaring yang ada.

"Kita tidak mungkin gunakan pukulan tenaga dalam, bisa-bisa gua ini akan hancur. Lihatlah mereka sengaja memanfaatkan rapuhnya dinding gua," Mahesa menunjuk pada dinding yang dia maksud.

"Lalu kita harus keluar, begitu? Mengapa kau begitu mudah menyerah?! Menjijikkan!"

"Mundur bukan berarti kalah. Kita butuh rencana yang lebih matang. Ayolah, aku sudah pikirkan sesuatu," Mahesa memaksa untuk Dewi Api mengikuti langkahnya keluar gua.

"Hahaha! Tidak disangka, hari ini aku mendapatkan kunjungan dari sepasang pendekar yang namanya mengguncang jagat. Aku baru tahu, kalau pendekar itu ternyata tidak lebih dari seorang pengecut!" terdengar suara tawa yang diiringi kalimat ejekan.

"Kurang ajar! Siluman buruk rupa, cepat tampakkan wujudmu. Akan ku hanguskan tubuh menjijikkan yang kau punya!" Dewi Api berteriak keras. Wajahnya merah padam, mendengar harga dirinya direndahkan.

Mahesa menggeleng lemah, istrinya memang tidak berubah. Sejak pertama kali mereka bertemu dulu, sampai sekarang juga masih sama saja. Begitu pemarah, tidak bisa jika namanya ditertawakan maka langsung keluarkan urat leher.

Setelah Dewi Api melepaskan beberapa titik api dan berhasil dihindari oleh siluman laba-laba, Mahesa segera menarik paksa istrinya untuk keluar gua.

Wuuss! Wuuss!

Beberapa jaring laba-laba menyerang mereka. Tapi tubuh Mahesa terlalu lincah untuk bisa diikat. Meskipun dia membopong tubuh istrinya, tetap saja serangan siluman laba-laba itu meleset.

Mahesa mendarat di depan pintu gua dengan mulus. Dia menunggu siluman laba-laba menyusul keluar. Sangat luar biasa, jaring yang digunakan oleh siluman laba-laba itu teramat kuat dan rekat. Bisa menggenggam benda di sekitar untuk dilemparkan ke arah lawan. Bahkan bisa mengangkat sebongkah batu besar.

Karuan saja, batu besar itu langsung berubah menjadi tepung saat Mahesa menghantamnya dengan satu bayangan naga.

Seiring dengan hilangnya debu dari batu yang menjadi tepung, di depan mulut gua sudah berdiri dua orang wanita cantik yang berpakaian super seksi. Mereka tersenyum ke arah Mahesa sambil menggoda dengan menyapukan lidah mereka di atas bibir.

"Kepa*rat! Berani sekali menggoda suami orang. Apa di dunia ini tidak ada pria lain! Aku hancurkan tubuh kalian!" Dewi Api yang sangat tidak senang melihat ada wanita yang menggoda suaminya, langsung menyerang dengan pedang inti api.

Sontak, kedua siluman laba-laba itu melompat mundur. Mereka bergerak masuk ke dalam gua saat menghindari serangan Dewi Api. Nampaknya mereka sengaja melakukan hal itu, mereka memancing agar Dewi Api melakukan pertarungan di dalam gua yang telah dipenuhi oleh jaring laba-laba.

Bugh! Desshh!

Dewi Api berhasil menyarangkan dua tendangan beruntun di telinga dan bahu seorang siluman laba-laba. Membuat tubuh siluman cantik itu tersungkur menghantam dinding gua.

Akan tetapi, hal mengejutkan terjadi. Sebelum tubuh gadis itu membentur dinding, mendadak tubuhnya mengecil dan berubah menjadi seekor laba-laba sebesar jempol kaki. Hingga tubuhnya terhindar dari benturan. Menyusup di celah-celah jaring dan berlari dengan sangat cepat.

Dewi Api tidak membiarkan hal itu terjadi, dengan segera dia mengayunkan pedangnya untuk memotong tubuh laba-laba kecil itu. Menyerang ke sudut ruangan gua, membuat Dewi Api melupakan jika jaring sutra yang terinjak olehnya begitu merekat pada alas kaki yang dia pakai. Jaring itu menggulung dan menarik kaki Dewi Api layaknya benda hidup.

Dewi Api melompat ke depan untuk menebas tubuh siluman laba-laba, kakinya harus tertarik ke belakang. Beruntung Dewi Api cepat gunakan ujung pedangnya untuk menjaga keseimbangan dengan menekan lantai gua. Hingga dia tidak jatuh terhempas ke tanah. Dewi berputar di udara, pedangnya segera menebas jaring sutra yang menggulung kakinya.

Saat Dewi Api berada di udara itu, siluman laba-laba berhasil menyerang dengan satu semburan jaring sutra, yang mengikat tangan dan pinggang Dewi Api, membuat pedang inti api ditangannya tidak bisa digunakan.

Saat itulah, bayangan naga disertai angin kencang mendorong tubuh siluman laba-laba ke dalam gua. Sementara tubuh Dewi Api kembali ditarik oleh suaminya dan dibawa keluar gua.

Terpopuler

Comments

Thomas Andreas

Thomas Andreas

lanjuutt

2022-04-02

1

Rahmat kelana

Rahmat kelana

sekedar masukan,Suhita memanggil Dewi Api,,Mama ke2 aja😀

2021-03-14

3

@elang_raihan.Nr☕+🚬🐅🗡🐫🍌

@elang_raihan.Nr☕+🚬🐅🗡🐫🍌

Heemmm

2021-02-05

4

lihat semua
Episodes
1 Keluarga Kecil
2 Kawan Lama
3 Kegemaran Nyeleneh
4 Suhita Hilang
5 Kejadian Sebenarnya
6 Klan Mata Hantu
7 Klan Mata Hantu ll
8 Klan Mata Hantu lll
9 Cabang Klan
10 Sedikit Petunjuk
11 Gua Laba-laba
12 Tujuh Laba-laba
13 Teh Beracun
14 Menaklukkan Labirin
15 Berkas Penting
16 Rumah Yang Kosong
17 Dari Celah Lubang
18 Darah dibayar Darah
19 Menulis Catatan Racun
20 Wanita Pengasuh
21 Merampok perampok
22 Merampungkan Catatan Ilmu Racun
23 Kehadiran Dua Pengasuh
24 Tabib Yang Dicari
25 Orang Di Dasar Jurang
26 Tabib Titisan Dewa
27 Menunggu Ayah Pulang
28 Penyusup
29 Dua Kitab Beda Warna
30 Keinginan Yang Dinanti
31 Sepucuk Surat
32 Belati Berbisa
33 Dua Mata Koin
34 Yang Diharapkan
35 Bukit Naga Hijau
36 Di Dalam Gua
37 Sekarang Berbeda
38 Penyakit Aneh
39 Asap Pengubur Nyata
40 Gua Badai Salju
41 Gua Badai Salju ll
42 Keluar Dari Bukit Hujan
43 Pertemuan Tak Terduga
44 Di Penginapan
45 Pembantaian Keji
46 Pertarungan Di Tepi Hutan
47 Mengintai
48 Bekerja Sama
49 Kitab Langit dan Bumi
50 Kitab Langit dan Bumi ll
51 Cara Penyelamatan
52 Mahluk Alam Astral
53 Jalan Keinginan
54 Membuka Seluruh Level Kekuatan
55 Perjalanan Menuju Giling Wesi
56 Mengobati Penyakit Aneh
57 Penyakit Yang Sebenarnya
58 Kelompok Jubah Hitam
59 Menyamar Sebagai Anggota
60 Markas Kelompok Jubah Hitam
61 Markas Kelompok Jubah Hitam ll
62 Ruang Penjara
63 Enam Pendekar
64 Kekalahan Enam Pendekar
65 Hancurnya Kelompok Jubah Hitam
66 Hancurnya Kelompok Jubah Hitam ll
67 Hancurnya Kelompok Jubah Hitam lll
68 Menyudahi
69 Eee ... Ketemu Lagi
70 Bocah Nakal
71 Pertandingan Semifinal
72 Jurus Racun Bayangan
73 PENGUMUMAN
74 Menara Kematian
75 Kekompakan Saudara
76 Mundur Untuk Menang
77 Menembus Partai Final
78 Murid Berbakat
79 Malam Menjelang Final
80 Malaikat Pelindung
81 Pertandingan Final
82 Pertandingan Final ll
83 Janji Seorang Abdi
84 Pertandingan Terakhir
85 Pertandingan Terakhir ll
86 Juara Sejati
87 Senyuman Tipis
88 Racun Duri Teratai
89 Malam Perpisahan
90 Peti Jenazah
91 Ratu Racun
92 Di Kedai Tepi Jalan
93 Perjalanan Berkuda
94 Penjaga Pintu Gua
95 Gua Siluman
96 Pengkhianatan Nilam Sari
97 Terbang Bersama
98 Menuju Wisma Pendekar Tongkat Emas
99 Keberadaan Teratai Berduri
100 Dua Pendekar Pedang Kembar
101 Rencana Busuk
102 Dalam Perjalanan Pulang
103 Pembunuh Bayaran
104 Cugung Badas
105 Kuda Misterius
106 Surat Perjanjian
107 Keputusan 'Bijak'
108 Tiba Di Giling Wesi
109 Khasiat Daun Teratai Berduri
110 Jalan Kesembuhan
111 Pria Di Atap Penginapan
112 Tamu Istimewa
113 Bayangan Mencurigakan
114 Serangan Mendadak
115 Hasil Yang Didapat
116 Bantuan Tidak Terduga
117 Jarum Kehidupan
118 Bukan Lawan Yang Sepadan
119 Tawanan
120 Rintik Air Hujan
121 Tamu Istimewa
122 Kedatangan Tamu Istimewa
123 Pasukan Mayat Hidup
124 Pasukan Mayat Hidup ll
125 Musnahnya Pasukan Mayat Hidup
126 Tiga Saudara
127 Pertukaran Yang Adil
128 Kerjasama
129 Keberhasilan Misi
130 Pertarungan Terakhir (End)
131 Sepuluh Tahun Kemudian
132 Sosok Misterius
133 Saudara Kembar
134 Candi Karusian
135 Prahara di Candi Karusian
136 Penculik
137 Seorang Buronan
138 Siluman Penculik
139 Sumber Racun
140 Mencari Mata Air Beracun
141 Padepokan Lembah Wilis
142 Pendekar Naga Kresna
143 Siluman Penebar Racun
144 Kekalahan Tabib Dewa
145 Melanjutkan Perjalanan
146 Gua Misterius
147 Ruang Rahasia
148 Dewi Kundalini
149 Penggugah Hati
150 Energi Asing
151 Lidah Cumi dan Teknik Buaya
152 Pengaruh Buruk Buronan Kerajaan
153 Perselisihan
154 Melarikan Diri
155 Jejak Kemuning
156 Hukuman bagi Penjahat Korup
157 Dipaksa Menikah
158 Duduk Nikah, Tegak Cerai
159 Diah Pitaloka
160 Keamanan Tabib Dewa
161 Pagi yang Mencekam
162 Singa yang Terjaga
163 Tanpa Alasan?
164 Lumut Kehidupan
165 Ada Daging, Buaya Mendekat
166 Bukan Sumberdaya
167 Janji Masa Kecil
168 Menjelang Dini Hari
169 Rahasia Kemuning
170 Penyusup
171 Penyusup ll
172 Burcangijo
173 Laporan Tiliksandi
174 Sosok Di Balik Layar
175 Jawaban Sikap Suhita
176 Penginapan Luar Kota
177 Siluman Piton Berbisa
178 Sangkar Piton Berbisa
179 Kemampuan Ilusi Piton Berbisa
180 Celah Luka
181 Alam Evolusi
182 Bidadari Surga
183 Gingseng Seribu Nyawa
184 Mutiara Hati
185 Petaka Setelah Hujan
186 Desa Batu
187 Serangan di Desa Batu
188 Putri Foniks
189 Biara Cahaya
190 Pasukan Sayap Kelelawar
191 Kontak Batin
192 Ilmu Sirep
193 Malam Yang Terlewatkan
194 Malam Yang Terlewatkan ll
195 Burung Pengintai
196 Penginapan Muvvah
197 Ahli Nujum
198 Jari Penghancur
199 Praduga
200 Pertarungan, dimulai
201 Jala Sutra
202 Bantuan Pasukan Regu Kedua
203 Awal Perselisihan
204 Raja Genderuwo dan Suatu Rencana
205 Cerita Kencana Sari
206 Rumah Bordil
207 Memberantas Sindikat Perdagangan Manusia
208 Kediaman Kemuning
209 Tamu Istimewa
210 Kujang Kembar
211 Pertarungan Sengit
212 Kekalahan Kujang Kembar
213 Pembunuh Bayaran
214 Siluman Kabut
215 Raja Iblis dari Lereng Utara
216 Sungai Kecil di Padang Tandus
217 Akibat Perut Sakit
218 Malaikat Penolong Tepat Waktu
219 Keberadaan Dewi Api
220 Kuil Sinar Mulya
221 Jurus Pedang Rahasia
222 Obat Mujarab
223 Kedai Makan
224 Efek Negatif Aura Siluman
225 Racun Penyelamat
226 Keputusan Sulit
227 Tetes Darah Perawan
228 Kejadian di Warung Makan
229 Boneka Sihir
230 Fragmen Tanah
231 Fragmen Tanah ll
232 Ibuku Seorang Siluman
233 Pulau Seribu Pandan
234 Di Perjalanan
235 Karpet Emas
236 Alam Dedemit
237 Hari Ulang Tahun
238 Dendam Lama
239 Ajang Balas Dendam
240 Kemenangan dalam Duka
Episodes

Updated 240 Episodes

1
Keluarga Kecil
2
Kawan Lama
3
Kegemaran Nyeleneh
4
Suhita Hilang
5
Kejadian Sebenarnya
6
Klan Mata Hantu
7
Klan Mata Hantu ll
8
Klan Mata Hantu lll
9
Cabang Klan
10
Sedikit Petunjuk
11
Gua Laba-laba
12
Tujuh Laba-laba
13
Teh Beracun
14
Menaklukkan Labirin
15
Berkas Penting
16
Rumah Yang Kosong
17
Dari Celah Lubang
18
Darah dibayar Darah
19
Menulis Catatan Racun
20
Wanita Pengasuh
21
Merampok perampok
22
Merampungkan Catatan Ilmu Racun
23
Kehadiran Dua Pengasuh
24
Tabib Yang Dicari
25
Orang Di Dasar Jurang
26
Tabib Titisan Dewa
27
Menunggu Ayah Pulang
28
Penyusup
29
Dua Kitab Beda Warna
30
Keinginan Yang Dinanti
31
Sepucuk Surat
32
Belati Berbisa
33
Dua Mata Koin
34
Yang Diharapkan
35
Bukit Naga Hijau
36
Di Dalam Gua
37
Sekarang Berbeda
38
Penyakit Aneh
39
Asap Pengubur Nyata
40
Gua Badai Salju
41
Gua Badai Salju ll
42
Keluar Dari Bukit Hujan
43
Pertemuan Tak Terduga
44
Di Penginapan
45
Pembantaian Keji
46
Pertarungan Di Tepi Hutan
47
Mengintai
48
Bekerja Sama
49
Kitab Langit dan Bumi
50
Kitab Langit dan Bumi ll
51
Cara Penyelamatan
52
Mahluk Alam Astral
53
Jalan Keinginan
54
Membuka Seluruh Level Kekuatan
55
Perjalanan Menuju Giling Wesi
56
Mengobati Penyakit Aneh
57
Penyakit Yang Sebenarnya
58
Kelompok Jubah Hitam
59
Menyamar Sebagai Anggota
60
Markas Kelompok Jubah Hitam
61
Markas Kelompok Jubah Hitam ll
62
Ruang Penjara
63
Enam Pendekar
64
Kekalahan Enam Pendekar
65
Hancurnya Kelompok Jubah Hitam
66
Hancurnya Kelompok Jubah Hitam ll
67
Hancurnya Kelompok Jubah Hitam lll
68
Menyudahi
69
Eee ... Ketemu Lagi
70
Bocah Nakal
71
Pertandingan Semifinal
72
Jurus Racun Bayangan
73
PENGUMUMAN
74
Menara Kematian
75
Kekompakan Saudara
76
Mundur Untuk Menang
77
Menembus Partai Final
78
Murid Berbakat
79
Malam Menjelang Final
80
Malaikat Pelindung
81
Pertandingan Final
82
Pertandingan Final ll
83
Janji Seorang Abdi
84
Pertandingan Terakhir
85
Pertandingan Terakhir ll
86
Juara Sejati
87
Senyuman Tipis
88
Racun Duri Teratai
89
Malam Perpisahan
90
Peti Jenazah
91
Ratu Racun
92
Di Kedai Tepi Jalan
93
Perjalanan Berkuda
94
Penjaga Pintu Gua
95
Gua Siluman
96
Pengkhianatan Nilam Sari
97
Terbang Bersama
98
Menuju Wisma Pendekar Tongkat Emas
99
Keberadaan Teratai Berduri
100
Dua Pendekar Pedang Kembar
101
Rencana Busuk
102
Dalam Perjalanan Pulang
103
Pembunuh Bayaran
104
Cugung Badas
105
Kuda Misterius
106
Surat Perjanjian
107
Keputusan 'Bijak'
108
Tiba Di Giling Wesi
109
Khasiat Daun Teratai Berduri
110
Jalan Kesembuhan
111
Pria Di Atap Penginapan
112
Tamu Istimewa
113
Bayangan Mencurigakan
114
Serangan Mendadak
115
Hasil Yang Didapat
116
Bantuan Tidak Terduga
117
Jarum Kehidupan
118
Bukan Lawan Yang Sepadan
119
Tawanan
120
Rintik Air Hujan
121
Tamu Istimewa
122
Kedatangan Tamu Istimewa
123
Pasukan Mayat Hidup
124
Pasukan Mayat Hidup ll
125
Musnahnya Pasukan Mayat Hidup
126
Tiga Saudara
127
Pertukaran Yang Adil
128
Kerjasama
129
Keberhasilan Misi
130
Pertarungan Terakhir (End)
131
Sepuluh Tahun Kemudian
132
Sosok Misterius
133
Saudara Kembar
134
Candi Karusian
135
Prahara di Candi Karusian
136
Penculik
137
Seorang Buronan
138
Siluman Penculik
139
Sumber Racun
140
Mencari Mata Air Beracun
141
Padepokan Lembah Wilis
142
Pendekar Naga Kresna
143
Siluman Penebar Racun
144
Kekalahan Tabib Dewa
145
Melanjutkan Perjalanan
146
Gua Misterius
147
Ruang Rahasia
148
Dewi Kundalini
149
Penggugah Hati
150
Energi Asing
151
Lidah Cumi dan Teknik Buaya
152
Pengaruh Buruk Buronan Kerajaan
153
Perselisihan
154
Melarikan Diri
155
Jejak Kemuning
156
Hukuman bagi Penjahat Korup
157
Dipaksa Menikah
158
Duduk Nikah, Tegak Cerai
159
Diah Pitaloka
160
Keamanan Tabib Dewa
161
Pagi yang Mencekam
162
Singa yang Terjaga
163
Tanpa Alasan?
164
Lumut Kehidupan
165
Ada Daging, Buaya Mendekat
166
Bukan Sumberdaya
167
Janji Masa Kecil
168
Menjelang Dini Hari
169
Rahasia Kemuning
170
Penyusup
171
Penyusup ll
172
Burcangijo
173
Laporan Tiliksandi
174
Sosok Di Balik Layar
175
Jawaban Sikap Suhita
176
Penginapan Luar Kota
177
Siluman Piton Berbisa
178
Sangkar Piton Berbisa
179
Kemampuan Ilusi Piton Berbisa
180
Celah Luka
181
Alam Evolusi
182
Bidadari Surga
183
Gingseng Seribu Nyawa
184
Mutiara Hati
185
Petaka Setelah Hujan
186
Desa Batu
187
Serangan di Desa Batu
188
Putri Foniks
189
Biara Cahaya
190
Pasukan Sayap Kelelawar
191
Kontak Batin
192
Ilmu Sirep
193
Malam Yang Terlewatkan
194
Malam Yang Terlewatkan ll
195
Burung Pengintai
196
Penginapan Muvvah
197
Ahli Nujum
198
Jari Penghancur
199
Praduga
200
Pertarungan, dimulai
201
Jala Sutra
202
Bantuan Pasukan Regu Kedua
203
Awal Perselisihan
204
Raja Genderuwo dan Suatu Rencana
205
Cerita Kencana Sari
206
Rumah Bordil
207
Memberantas Sindikat Perdagangan Manusia
208
Kediaman Kemuning
209
Tamu Istimewa
210
Kujang Kembar
211
Pertarungan Sengit
212
Kekalahan Kujang Kembar
213
Pembunuh Bayaran
214
Siluman Kabut
215
Raja Iblis dari Lereng Utara
216
Sungai Kecil di Padang Tandus
217
Akibat Perut Sakit
218
Malaikat Penolong Tepat Waktu
219
Keberadaan Dewi Api
220
Kuil Sinar Mulya
221
Jurus Pedang Rahasia
222
Obat Mujarab
223
Kedai Makan
224
Efek Negatif Aura Siluman
225
Racun Penyelamat
226
Keputusan Sulit
227
Tetes Darah Perawan
228
Kejadian di Warung Makan
229
Boneka Sihir
230
Fragmen Tanah
231
Fragmen Tanah ll
232
Ibuku Seorang Siluman
233
Pulau Seribu Pandan
234
Di Perjalanan
235
Karpet Emas
236
Alam Dedemit
237
Hari Ulang Tahun
238
Dendam Lama
239
Ajang Balas Dendam
240
Kemenangan dalam Duka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!