20

*

Pagi ini pertama kalinya Riana memasakkan suaminya sarapan, benar apa yang Riana katakan tampilannya sedikit aneh soal rasa biar Devan yang menilainya.

Devan sudah rapi dengan pakaian kantornya yang terlihat sedikit santai. Mata Devan sukses membulat melihat diatas meja makan sudah ada sepiring penuh nasi goreng dan secangkir teh untuknya, dia melirik jam masih pukul 07.30. Apa Riana yang menyiapkan semua ini? Pikirnya.

"Yakin ini bisa dimakan?" Tanya Devan seraya mendudukkan dirinya.

"Kalau begitu jangan dimakan." Ucap Riana, baru saja dia ingin mengambil sepiring nasi goreng didepan Devan gerakannya terhenti kala pria dewasa itu lebih dulu menjauhkan piringnya.

"Aku hanya bilang bisa dimakan? Bukan tidak mau makan."

"Aku tidak mengerti, apartemen ini sangat mewah tapi disini hanya ada satu piring, satu sendok, dan satu gelas." Ucap Riana.

"Kenapa? apa ada yang salah? Akukan tinggal sendiri, jadi aku menyiapkan seperlunya saja" Ucap Devan seraya memasukkan sesuap nasi goreng buatan Riana

"Ehmm... Lumayan, aku pikir kemarin kamu hanya bohong soal memasak."

"Makanya kak Devan jangan lihat dari luarnya aja, tampilannya memang aneh." Ucap Riana sedikit kesal.

Devan hanya terus makan, tanpa menghiraukan Riana lagi.

"Oh ya Ri... Ini untuk kebutuhan kamu " Ucap Devan menyerahkan sebuah kartu. "Setiap bulan aku transefer uang bulanan disitu untuk kamu"

"Itu tidak perlu kak aku.."

"Aku apa? Sekarang kamu adalah tanggung jawab ku Riana, apa kata kakakmu kalau kamu masih meminta uang sama dia?" Ucap Devan yang sedikit emosi. Mau tidak mau Riana mengambil kartu itu tampa membantah lagi.

"Karena ini sudah milikku aku bisa menggunakaannya kan?" Ucap Riana meyakinkan.

"Terserah kamu." Ucap Devan kembali menyuap makanannya.

...*...

Riana baru saja memasuki kelasnya dibuat kaget karena Hendry menarik tangannya sangat kuat. Dia sudah seperti diculik penjahat dari Mumbai.

"Hen... kamu kenapa sih? kita mau kemana?" Riana dibuat kesal karena tingkah Hendry yang tiba-tiba sebar-bar ini? Riana hanya mengikuti setiap langkah sahabatnya itu hingga langkah mereka berdua terhenti saat sampai di atap gedung kampus.

"Happy Birthday sahabatku paling cantik dan paling aku sayang didunia ini" Teriak Momo, seraya meledakkan confet**ti diatas kepala Riana. Gadis itu terlihat bahagia, belakangan ini dia sangat sibuk karena pernikahannya hingga dia lupa hari ini ulang tahunnya sendiri

.

"Jangan lupa Make a wish... Dulu bebe" Ucap Momo,

Riana menutup matanya mengucap doa dan syukur masih di beri kesehatan sampai saat ini.

"Makasih ya bebeb ku" Ucap Riana memeluk kedua sahabatnya mereka beritiga sudah seperti teletubis.

"Ya, Ri... Apa lo udah gituan sama suami lo?"

"Ah..? Gituan? Apaan sih Mo kalau bicara yang jelas.!" Gerutu Riana seraya memasukkan sepotong Pitzza dimulutnya.

"Maksud ni bocah, bikin anak Ri. Lo udah bikin anak belum sama suami lo?" Ucap Hendry langsung pada intinya. Mendengar itu, satu tabokan di kepala Hendry mendrat lumayan keras cukup membuat otak Hendry kembali normal.

"Awwwww Riana sakit."

"Rasain, jadi cowok porno banget sih" Ucap Riana mulai emosi

"Sini gua kasi tau.! Cowok kalau ngga Pornoan matahari Cina gua gendong" Ucap Hendry masih mengelus kepalanya yang habis kena tabokan mesrah.

"Sana gendong" Ucap Riana takkala emosinya.

"Hen, sepertinya segelnya belum kebuka nih" Ucap Momo sedikit menahan tawanya, Hendry pun ikut mengangguk sambil menahan tawanya agar makanan dimulutnya tidak dia muntahkan.

...*...

Devan mamasuki gedung perusahaan miliknya. Penampilannya yang sedikit santai memanjakan mata yang memandang. Bebarapa karyawan yang berpapasan dengannya menunduk hormat dia abaikan. Felix yang juga baru sampai mengikuti langkah panjang bosnya.

"Tumben sakali dia masuk sepagi ini, mana gua belum mandi" Gerutu Felix diselah-selah langkahnya mengikuti sang bos

Titttt... Devan memindai sidik jarinya agar bisa masuk diruangannya. Hari ini dia terlihat sangat semangat dan fresh, atau jangan-jangan si singa ini sudah mengeluarkan taringnya. Pikir Felix yang sejak tadi memerhatikan bosnya senyum-senyum sendiri.

"Pak ini laporan yang anda minta!" Ucap Felix seraya menyerahkan bebrapa file ditangannya. "Hemm... bapak tidak lupa kan hari ini ulang Tahun Nona Riana?"

Ya ampun ada apa dengan mu Devan kenapa bisa lupa sih? Bukannya kaka ipar sudah kasi tau kalau hari ini 14 februari ulang tahun istri mu Riana. Devan terlihat berpikir kira-kira istrinya suka apa ya? Mereka belum saling mengenal satu sama lain. Bahkan Devan belum menanyakan apa yang disukai Riana. Dia ingat ketika mereka bersama Arrian membelikan adiknya pitzza dan ayam goreng pedas. Masa iya Devan membelikan istrinya makanan sebagai hadiah? Ngga elegan banget Devan jadi cowok. Uang banyak masa iya kasi kado istri gituan apa kata netizen nanti?

"Bapak ada masalah?" Ucap Felix meleburkan lamuan bosnya.

"Lix, gua mau nanya? lo kan udah sering gonta ganti pacar nih. Kalau pacar-pacar lo ultah lo kasi apa?"

"Hemm... Ngga ada" Ucapnya membuat Devan mengerutkan alisnya "Ya tidak ada pak, soalnya saya putus sebelum mereka ulang tahun" Felix menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

Devan menggeleng prihatin

"Pasti lo yang diputusin kan? Gara-gara ketahuan selingkuh. Lix saran gue ubah sifat playboy lo ! Heran deh gua liat loh, gak berubah-berubah dari zaman purba " Ucap Devan, namun Felix hanya menaikkan kedua pundaknya

Devan masih bergelut dengan pikirannya. Jalan satu-satunya minta bantuan pada om goog***e. Hadiah untuk istri saat ulang tahun Devan menulis di Pencarian web. Saking asiknya menatap layar ponselnya dia tidak menyadari jika Jessica sudah diruangannya.

"Devan" Panggil Jessika,

"Hemm..."

"Kamu lagi apa sih? Aku sudah disini sejak tadi?"

Teng... Sebuah lampu di kepala Devan seakan menyalah. Dia mendongak menatap wajah Jessica yang terseyum manis padanya.

"Jess.. Kalau cewek biasanya suka dikasih hadiah apa?"

Pertanyaan Devan membuat hati Jessica bersorak gembira, pikirnya Devan akan memberinya Hadiah.

"Hadiah? Cewek biasanya suka yang hadiah mewah. Seperti cincin, tas, baju, mobil atau sebuah lamaran" Ucap Jessika masih dengan hati yang berbunga-bunga. Berharap Devan mengabil opsi terakhir yaitu melamarnya.

"Kamu boleh keluar Jess!" Ucap Devan

Sepertinya meminta bantuan pada Jessica sama saja dengan Felix tidak memberi jawaban tepat. Hadian yang di sbeut Jessica semua sudha Devan berikan bahkan mahar yang Devan berikan pada Riana sebuah mobil Range Rover berwarnah putih hanya saja Riana tidak memakainya. Pilihan terakhir Devan bertanya pada ahlinya.

......................

Terpopuler

Comments

Lysa Fauziah Akbar

Lysa Fauziah Akbar

riana udh semua ada bang, cukup perhatian dan yg pasti kesetiaan..

2021-05-02

0

WD

WD

Riana cm cukup cinta dan kesetiaan mu bang😂😂😂

2021-04-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!