*
Arrian memarkinkan mobil Lamborghini Aventador SVJ black miliknya diarea parkiran kampus, tentu mengundang perhatian banyak mahasiswa. Jika tau begini, Riana menolak tadi ikut dengan kakaknya.
"Kenapa tidak turun?"
"Huftt... Lihat! Seluruh anak kampus memperhatikan kita kak. Tau begini aku menolak tadi di antar sama kak Arrian. Lagi pula kenapa harus pakai mobil yang mengundang perhatian sih?" Gerutu Riana seraya keluar dari mobil kakaknya bersembunyi didalam sana tidak ada gunanya menunggu keadaan sepi malah sebaliknya malah semakin bertambah.
Kali ini Riana mempercepat langkahnya, namum sia-sia penghuni kampus ini tahu siapa dia. Arrian hanya menggeleng dan mengekor adiknya dari belakang. Sandra yang melihat Riana bersama Arrian mengepalkan tangannya, darahnya sekan mendidih.
"Apa bagusnya sih Riana? Sampai-sampai tuan Arrian yang paling susah didekati itu juga bisa tergoda olehnya?" . Kedua antet-antet gadis itu pun ikut mengangguk tanda setuju.
"Itu karena Riana memiliki sesuatu yang membuat tuan Arrian menyikainya dan itu lo ngga punya San" Ucap Angkasa yang tak sengaja mendengar celotehannya.
"Jangn bilang lo juga suka sam dia?"
"Kalau iya kenapa Hem?"
Sunggu saat ini hati Sandra kian memanas, bahkan pria yang terkenal dingin dan pendiam seperti Angkasa juga menyukai Riana. Tapi itu tidak penting toh Sandra sama sekali tidak tertarik pada Pria lemari es itu.
Sandra memutuskan Farel demi mendekati Arrian dan sekarang pria incarannya sudah ada dipelukan Riana yang tak lain adalah kakaknya tentu Sandra tidak mengetahui hal itu. Lihat! Saking tidak miripnya Riana dan Arrian, Sandra pun mengira mereka adalah sepesang kekasih.
Sampai dikelas Riana merasakan atmosfer kelasnya berubah, beberapa hari yang lalu teman-temannya menatap sinis dan sekarang semua terlihat baik padanya bahkan ketiga gadis yang kemarin terang-terangan menyatakan perang karena kesalah pahaman foto dirinya dengan Om Reza menyapanya dengan ramah.
Beberapa menit kelas sudah tampak ramai mahasiswa berlarian mencari bangku kosong. Riana kaget ketika Rey mendekat dibangkunya, Riana terus menatapnya hingga pria itu benar-benar duduk didekatnya.
"Kenapa? Baru liat orang ganteng" Ucap Rey, Riana menggelang dia menggeser duduknya
"Tumben sendiri, dua teman kamu mana?
"Hmmm...? Telat mungkin"
Sepanjang perkuliahan Rey diam-diam menatap gadis disampingnya sesekali senyumnya mengambang, Ada apa denganku ? hanya melihatnya saja aku sudah sebahagia ini. Riana, nama itu kini mulai bersarang di hatinya.
Hanya menyisahkan beberapa bangku yang memisahkan mereka di belakang sana, dua pasang mata memperhatikan mereka berdua sejak tadi. Siapa lagi kalau bukan Momo dan Hendry.
Mata kuliah Mr. Renand baru saja berakhir , Momo dan Hendry segera menarik tangan Riana menjauh dari kelas. Gadis itu terperanjat kaget andai dia tidak tahu siapa kedua orang ini mungkin sudah sejak tadi dia teriak minta tolong.
"Lo ada hubungan apa sama susunan tata suria itu (angkasa)? Cowok dingin yang udah ngalahin dinginnya kulkas lima pintu?" Ucap Momo yang sudah sejak tadi mengapit tubuh Riana.
"Apa sih Mo? Gua ngga ada hubungan apa-apa sama dia, kebetulan aja dia duduk didekat gua. Itu aja ngga lebih kok." Ucap Riana sambil menggeser tubuh Momo agar sedikit menjauh.
"Jangan boong Ri, kita liat tadi Angkasa merhatiin lo terus tu. Yakan Mo, mana pake senyum-senyum segala lagi?" Ucap Hendry
"Iya Ri. Belom juga kemarin lo jelasin ke gua soal lo mau nika..."
"Lo mau nikah Ri? Seriusan lo?" Potong Hendry.
"Wee... Diem ngga" Ancam Riana. karena suara Hendry mengundang dunia persilatan dengannya.
"Serius lo mau nikah?".
" Hem... Dateng ya! Setidaknya kalian datang nyemangatin gua." Ucap Riana Lirih.
"Memang lo mau ikut piala dunia mau di semangatin? Ada-ada aja ni bocah" Canda Hendry "Ri, ko mendadak banget lo nikah. Apa lo sedang...?" Hendry menggantung ucapannya lirikan matanya bahkan sudah turun kebagian perut Riana.
"Apa ha ? Apa?" Emosi Riana mulai pecah kenapa juga kedua sahabatnya ini berfikir yang tidak-tidak tentangnya ?
"Hen, gua saranin lo diam dari pada nyawa lo ilang. Lo mau mati karena banyak nanya?" Momo merangkul pundak si cowok manis dengan mata sipit itu. Hendry hanya mengangguk pelan tentu dia masih sayang nyawanya dia tidak ingin mati mengenaskan ditangan Riana. Hehe canda Riana bukan pembunuh berantai kok.
"Jadi, siapa cowok itu? Apa pacar lo?" Hendry kembali bertanya sepertinya dia lupa peringatan Momo tadi
"Dia temen kak Ar. Gua ngga tau siapa namanya ataupun orangnya dan minggu depan gua bakal jadi istrinya."
Hendry mengangguk mengerti.
"Maaf kali ini gua ngga bisa bantuin lo" Lirih Hendry. "Tapi gua berdoa semoga lo selalu bahagia."
"Iya Ri... Kamu masih ada kita kok, yakan Hen?"
Riana mentap kedua sahabatnya lalu tersenyum, entah kebaikan apa yang sudah dia lakukan dikehidupan sebelumnya hingga diberi dua sahabat sebaik mereka yang selalu membuatnya tersenyum dan tidak merasa sendirian, walau mereka sedikit menyabalkan tapi sungguh ketulusan dihati kedua sahabatnya itu tidak Riana ragukan lagi
......................
Momo
Hendry
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Lysa Fauziah Akbar
penasaran sama visual riana, devan, arrian thor
2021-05-02
1
Khairunnisa
suka
2021-05-01
0