*
Langkah panjang Devan memasuki gedung Group SR milik Arrian. Tatapan tajamnya seakan menyimpan amarah. Beberapa karyawan melihatnya penuh kekaguman pria itu dilihat dari sisi manapun tetap menawan, beberapa karyawan tau siapa Devan karena pria itu sering berkunjung ke kantor bosnya. Ditambah wajahnya selalu wara wiri di majalah bisnis dia termaksud pengusaha muda sukses. Devan kian mempercepat langkahnya saat pintu lift terbuka, dia berdiri tepat disamping beberapa karyawan wanita yang sejak tadi melihatnya. Luar biasa pesona seorang Devano Andreas mampu melumpuhkan mata ketiga wanita cantik itu. Namun, Devan terlihat tidak perduli sesekali dia mendongak melihat angka berwaranah merah yang terus berganti diatasnya tapi lantai tujuannya masih jauh keatas.
B**ruukk... Devan menggebrak pintu ruangan milik Arrian langkah panjangnya menuju ke arah pria yang sampai saat ini sangat menyebalkan. Arrian menyeritkan alisnya heran
B**ug... satu pukulan melayang di pipi pria berkacamata itu, sekertarisnya yang kebetulan masuk ingin melerai namun tertahan ketika Arrian mengangkat tangannya ke udara.
Dia berusaha berdiri setelah mendapat serangan tiba-tiba, bibirnya terlihat mengeluarkan sedikit darah dan kepalanya pusing mendapat serangan.
"Kenapa lo sembunyiin Ar? " Bentak Devan
"Pasti si Angga yang bilang sama lo kan? Sialan tu anak gara-gara dia gua kenak bogem lo, awas aja besok gua ratain rumahnya"
"Masih bisah ya lo
becanda? Jadi karena itu lo tiba-tiba nyuruh gua nikahin adik lo?"
"Van, sekarang lo udah tau alasannya kan? Gua mohon lo pertimbangin permintaan gua. Lo taukan Ariana hanya punya gua. Lo satu-satunya orang yang bisa bantu gua Van."
Devan mendengus frustasi disisi lain dia sudah memutuskan untuk tidak menikah dan disatu sisi dia tidak berdaya menolak permintaan sahabatnya itu.
Devan terlihat berfikir keras seketika ruangan itu hening bak kuburan. kepalanya yang menunduk dia angkat menatap tajam Arrian
"Oke, gua mau nikah sama adik lo. Tapi, setelah ini lo ikut saran Angga ini demi kebaikan lo Ar, buang keras kepala lo yang udah mendarah daging sampai ketulang-tulang itu."
"Th**anks... Van thanks" Arrian memeluk eratnya Devan sampai pria itu terbatuk
"Maaf"
Selama perjalan pulang Devan terus berdebat dengan hati kecilnya. Entah tiba-tiba kerongkongannya seakan tercekik,
sekujur tubuhnya bergetar hebat, bahkan tubuhnya kini basah dengan buliran keringat. Sekilas bayangan masa lalunya terlintas. Hari yang dia nanti, hari paling menurutnya paling membahagiakan dalam hidupnya harus berubah jadi kekecawaan dan trauma mendalam saat calon istrinya tiba-tiba membatalkan pernikahan mereka tentu hal itu menjadi aib keluarga besar Andreas.
Kikkkkkkk....
Suara ban mobil yang bergesek dengan aspal mengundang perhatian pejalan kaki dan pengendara disekitarnya, tak sedikit yang berlari ingin menyelamatkan gadis cantik yang sudah tertunduk menutup kedua telinganya dengan tangan.
Satu.. dua.. tiga...
*G*ua masih hidup kan? Gua belum mati kan? Roh gua masih didalam sana kan?. perlahan gadis cantik itu membuka matanya, sedikit lagi mobil itu melindasnya.
Hembusan nafas leganya keluar seiring dia kembali berdiri
Dengan emosi membara Ariana menuju pintu mobil pengendara itu, tok..tok.. "buka ngga" teriaknya. Kini dia benar-benar dipuncak emosi level sepuluh
C**eklek... Devan membuka pintunya, dengan sekali tarikan Ariana menarik pintu itu, betapa terkejutnya dia melihat Devan dengan wajah pucat bermandikan keringat
"Tunggu bukan kan dia pria waktu itu? Tuan anda tidak apa kan...?" Tubuhnya seketika kaku ketika Devan jatuh dalam pelukannya,
"Aaaaa" Pekik Riana dia segera mendorong tubuh Devan yang sudah lemah "Apa dia meninggal? Kok bisa sih? Ahh pasti serangan jantung" Riana segera memeriksa denyut nadinya ditangan, sungguh dia sangat awam pengetahuan seperti ini hanya saja dia sering melihatnya di drama-drama Korea bergendre kedokteran. "Ahhh sukurlah dia masih hidup"
"Nona anda tidak apa kan?" Riana membalikkan tubuhnya menatap bapak polisi yang kini berdiri di sampingnya. Ariana hanya menggeleng
"Pak tolong bantu saya bawa dia kerumah sakit! Mungkin dia kena serangan jantung saat mengendara " Riana memohon seraya mengenggam tangan bapak polisi yang namanya baru saja dia ketahui dari tag bajunya. Namanya Romantis unik kan?
*
Disinilah Riana disisi Devan menunggunya sadar. Sebenarnya Riana tidak terima, disini sebanarnya dia adalah korban karena hampir saja ditabrak pria yang kini terbaring lemah didepannya. Tapi, kenapa dia yang ditahan untuk menjaga pria yang hampir menabraknya ? Riana sudah seperti gadis merawat kekasihnya yang sedang sakit.
Tunggu Kekasih? apa yang merasuki pikiranmu Riana? Bisa-bisanya kamu berpikir seperti itu. gadis berambut panjang itu segera menggeleng seakan membuang semua pikiran aneh di otaknya.
Riana kembali menatap setiap inci wajaha Devan.
Ganteng. Batinnya
Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan Devan belum juga sadar, lamuannya buyar ketika Riana mendengar suara ponsel bergetar. Riana melihat layar ponselnya tentu bukan miliknya, dia menangkap layar ponsel bercahaya dibalik saku celana Devan. Itu posel miliknya, Riana terlihat tidak memperdulikannya, salah satu prinsip yang dia pegang teguh sampai saat ini, yaitu tidak baik jika mengganggu privasi orang lain. Riana membiarkannya tapi ini sudah yang ke 7 kali hp itu berbunyi.
"Oke aku angkat, ini tidak melanggar privasikan?" Riana terlihat sedikit berfikir.
"Bodoah angkat saja mungkin saja keluarganya"
Maaf tuan... maaf... Riana menyusupkan tangannya di kantong celana Devan dengan hati-hati.
📞 Halo, Kamu dimana Devan?
Oke sekarang Riana tahu namanya adalah Devan
📞 Kamu baik-baik saja kan nak?
Ucap seorang wanita diseberang sana mungkin ibunya.
📞 Devan kamu masih disanakan? Jangan buat mama kawatir nak.
^^^📞Halo tante saya teman... ah tidak, bukan, saya...?"^^^
^^^Gua apanya ya? (batin Riana)^^^
📞 Kamu siapa mana Devan? Dia baik-baik saja kan?
Riana sangat jelas mendengar suara kekawatiran disebarang sana
^^^📞 Saya Ariana Tante. Anak tante sedang dirumah sakit sekarang, tapi dia baik-baik s.....^^^
Tutt.. tut... panggilan berakhir Ariana masih mangap.
'A**ku belum selesai bicara tante'
Sekitar sejam Riana menunggu akhirnya seseorang pria berjas hitam dia sedikit pendek mengenakan kacamata bulat masuk ke ruang inap
"Bapak walinya kan? Pak Devan baik-baik saja kata dokternya dia cuman kecapeaan dan belum makan sejak pagi tadi." Pria itu hanya menatap Riana entah apa yang ada dipokiran pria berwajah datar itu.
"Karena bapak sudah disini saya permisi dulu" ucap Riana. Langkahnya terhenti saat pria itu menyodorkankartu namanya.
"Tidak perlu pak. Saya tidak akan mempermasalahkan hari ini, selamat malam" Ucap Riana sopan seraya melangkah pergi menyusuri lorong rumah sakit yang sepi. Riana mempercepat langkahnya entah banyangan hantu suster ngesot terngiang-ngiang di pikirannya.
Disela langkahnya seorang pria bertubuh tinggi umurnya kisaran 25 tahun menatapnya seperti dia mengenal gadis itu, sorot matanya yang tajam terus menatap punggung Riana yang semakin menjauh.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Pasti Arrian sakit nih,Cuman itu alesan Devano menerima perjodohannya dgn Arriana..
2024-07-20
0
Zaitun
lanjur
2021-05-08
0