*
Sejak perdebatan dirinya dan Arrian, Hampir seminggu Riana tidak saling menyapa dengan kakaknya dia sungguh tidak bisa lama-lama dalam keadaan seperti ini, sejak kecil Arrian terus membajirinya dengan kasih sayang. Hari ini dia bertekad memperbaiki semuanya soal perjodohan, Riana sedikit sudah menerimanya.
Riana melintasi sebuah restoran seefood teekenal dikota ini senyum manis melengkung diujung bibir cantik gadis itu.
"Kak Arrian kenapa sangat mudah menemukan kelemahanmu"
Riana terkekeh membuat pak Adam menyengerit heran apa majikannya ini baik-baik saja?
Sambil menunggu pesanannya Riana memilih chating dengan grop yang hanya ada dirinya Momo dan Hendry. Lagi-lagi kejadian itu terjadi seseorang mengambil pesanannya untung saja kali ini Riana tanggap dia menahan tangan pria itu
"Kamu lagi?" ucap Riana menatap tajam Devan " Ini milikku.?"
Ucapnya menarik bungkusan yang sudah siap dia bawa pulang
"Hay Nona, kita bertemu lagi" Riana sedikit mendongak memastikan dia pria yang selalu membuat ulah padanya.
Ampun kenapa dia tersenyum semanis itu ha? Serasa ingin Riana bawa pulang kerumah.
"Terima kasih sudah membawaku ke rumah sakit waktu itu dan aku minta maaf hampir menabrakmu tempo hari." Suara serak basah Devan memecah lamuan Riana. Gadis itu hanya menatapnya datar.
Ternyata pria menyebalkan ini bisa juga minta maaf ya.
"Tidak masalah, lain kali kalau anda sedang sakit jangan menyetir agar kita sama-sama aman dan tentram sehat walafiat dunia dan akhirat tuan Devan " ucapnya, Riana sengaja menekan nama pria yang sedang berdiri didepannya itu.
"Kamu tau namaku, bagaimana bisa? Aku bahkan tidak tahu nama mu" Riana memilih meninggalkannya tanpa memperdulikan pertanyaan Devan, pria dewasa itu mengekor dari belakang. Langkah Riana terhenti ketika hp-nya berbunyi, itu membuat Devan menabraknya dari belakang dan gelas ice teh mint ditangannya tertumpah sehingga bagian punggung baju Riana basah.
Devan membulatkan matanya melihat benda pribadi setiap wanita didunia ini. Dia secepat kilat mendempetkan dirinya agar bra gadis itu tidak menjadi tontonan pengunjung disana
"Ihh apa yang kamu lakukan ha? kau apakan bajuku"
Baru saja tadi Riana kagum akan pria ini tapi apa dia membuat Riana kembali meradang.
Devan segera membuka jasnya menutupi baju bagian belakang Riana yang sudah basah karena ulahnya. Niat ingin kenalan malah seperti ini jadinya.
"BRA-zilia mu kelihatan jadi aku menutupinya." Ucap Devan yang terlihat bangga karena merasa sudah membantu.
"BRAzili..?" Riana tampak berfikir "BRA? kau melihat bra-ku?" Ucapnya menatap tajam Devan namun pria itu tidak menyadari saat ini dirinya sedang terancam.
"Iyaa tentu.. Kan aku menutupinya tadi. Sudah tidak perlu berterima kasih." Ucap Devan masih belum menyadari situasinya saat ini
"Kau melihatnya? BRAzilia-ku?"
"Iya hanya aku yang meli.....ha.....t....nya" Teng akhirnya dia sadar kesalahnnya, perlahan Devan mundur lalu berlari kearah mobilnya bahkan dia melupakan jasnya.
"Hey..." Terik Riana, namun sia-sia pria itu sudah melajukan mobil soprt hitam miliknya menjauh dari tempat Riana berdiri
"Sudah kuduga gua pasti sial ketemu dia, mana baju gua basah. Oh Tuhan ku, sang pencipta alam dan seisinya kumohon jangan sampai hamba-Mu ni mendapat suami seperti dia! Aamiin." Riana menautkan kedua tangannya, kepalanya pun mendongak keatas menatap langit nan biru diatas sana
......................
Arrian sangat serius bergelut dengan netbook dipangkuannya perlahan Riana mendekat, Arian menyambut adiknya dengan senyum. Riana pun menghambur dalam pelukan kakaknya, yang belakangan ini dia rindukan . Terdengar isakan kecil disana, Ar mengelus lembut surai panjang bergelombang adiknya penuh kasih
"Maafkan aku kak. Aku salah" ucap Riana dalam isaknya, Ar terus mengusap lembut rambut adiknya.
gadis itu melepas pelukannya dia mendongak menatap wajah tampan kakaknya
"Jika kaka bahagia jika aku menikah maka lakukan, nikahkan aku dengan pilihan kak. Riaana akan menurut semua keinginan kak Ar"
Rona bahagia tampak jelas di bola mata Arrian. Apa sebahagia itu kak Arrian saat gadis cantik itu menerima perjodohan ini? Dari tatapannya seakan ada kehidupan baru disana.
"Aku yakin kau akan bahagia bersamanya Riana."
Ingin rasanya Riana bertanya lebih dalam mengapa kakaknya ini sangat ingin menikahkannya tapi, di urungkan sebelum dia menerima perjodohan ini Riana sudah memantapkan hatinya menerima semua keputudan sang kakak.
"Tapi tunggu kak! Calon pilihan kaka bukan seperti om-om seumuran om Reza aku tidak mau jika seperti itu. Bisa-bisa orang bilang aku sugar baby" Ucap Riana. Pikirannya mulai berkelana Riana menggeleng seakan membuang jauh skema wajah calon suaminya yang dia desain sendiri dalam benaknya. "Tidak.. tidak.." Lalu dia menatap tajam kakanya
"Bukannya tadi kamu sendiri mengatakan? Semua demi kebahagiaan kakak, belum juga semenit kau mengatakannya tapi sudah berubah pikiran"
"Bukan seperti itu kak tapi kan kalau setua itu bisa... ? Hemm...?
Ah, sudah lah kak yang penting dia singel tidak memiliki istri aku tidak mau dikatai pelakor. Lebih baik dikatai sugar baby dari pada pelakor. Seisi alam iini akan melaknatku kak jika aku mengambil suami orang." Ucap Riana seraya menyandarkan dirinya di sofa
"Jadi tidak masalah nih kalau calon suamimu setua papa?"
"Te... Ntu... Masalah."
"Lalu?"
"Aku yakin kak Ar tidak akan setega itu kan sama aku" ucap Ariana seraya meninggalkan kakaknya yang masih duduk diruang keluarga. Pria berkacamata itu hanya bisa menggelang melihat tingkah adiknya
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
SyaSyi
aku udah mampir ya k
mampir juga di karya aku. " aku dan mantan kekasih suamiku"
aku tnggu feedbacknya ya
2021-05-28
0
Zaitun
😊
2021-05-08
0
Susi Susilawati
next
2021-05-01
0