3

*

Di sebuah kedai kopi yang tidak jauh dari kampus, Riana sedang menunggu kopi pesanannya. Sesekali gadis itu melirik jam tangan hitam yang melingkar dipergelangan tangannya. Masih ada waktu dua puluh menit kuliah Om Reza berlangsung. Kali ini dia tidak boleh terlambat jika sampai itu terjadi dia akan dikerjain habis-habisan lagi.

Dan sialnya lagi kak Arrian malah ikut berpartispasi jika Om Reza mengerjainya, dengan tumpukan tugas siswa yang harus Riana periksa semalaman.

Saking asiknya melamun Riana tidak menyadari pesanannya telah jadi dan seorang pria salah mengambil minumannya.

"Tunggu..! Itu milikku" ucap Riana pada pria memiliki tinggi setengah inci dari tubuhnya. Pria itu berbalik, seketika mata dan otak Riana tersihir akan ketampanan pria itu terlebih bola mata itu seperti air sungai jernih namun ada ketegasan disana. Dia Devano

"Iyakah? " Ucap Devan, sambil mengangkat cup kopi ditangannya "Pantas rasanya sedikit aneh... Kalau begitu aku minta maaf Nona ! Aku akan mengganti milikmu, kau bisa pesan lagi aku akan membayarnya"

"Tidak ada waktu lagi" Sejujurnya Riana kesal tapi sudahlah anggap saja hari ini dia bermurah hati.

"Lain kali jangan asal ambil ya OM bisa jadi itu bukan milikmu" Riana sengaja menekan kata Om tentu membuat Devan terebelak.

"OM..? siapa yang om disini?" ucap Devan, menatap Ariana yang sudah menjauh meninggalkannya.

A**uhhh dasar bocah tengil, ganteng begini dibilang om. Awas, saja kalau ketemu gua panggil tante atau nenek sekalian.

*

*

Langkah Riana tergesa-gesa menyusuri setiap lorong gedung kampuu, untung saja dia hanya memakai sepatu kets sehingga langkahnya tidak mengundang perhatian banyak orang. Riana menyengerit heran saat melihat kelasnya sudah penuh '*Udah gua duga pasti telat lagi, hari ini gua benar-benar apes. Tau begini tadi gua terima aja tawaran om tadi*.'

Di ujung sana pak Reza, menatap dengan tatapan licik ketika dia melihat Riana masuk dengan mengendap-ngendap seakan ribuan kembang api di atas kepalanya bergemuruh tanda kemenangan. Malam ini gua bisa nya**ntai ye... yee. Batin Reza

"Woe sini" Ucap Hendry setengah berbisik. "Dari mana aja lo? gua pikir ngga masuk. Om lo udah mau selesai khutba tu" Ucap Hendry menunjuk pak Reza dengan lirikkannya.

"Serius??? tadi katanya masuk jam 09.30"

"Kata siapa? Kita masuk seperti biasanya kok"

"Eh... ? Jadi, tadi yang sms gua siapa dong?" Firasat Riana sudah tidak enak manakala dia melirik omnya yang sudah mengambangkan senyum devil bak Ryuk 'simakhluk halus pencabut nyawa serial death note yang sering Riana baca'.

"Bego... bego... Pasti kerjaan Om Reza lagi." Gertunya.

Benar saja Riana hanya mengikuti mata kuliah itu selama sepuluh menit. Diikantin Kampus gadis itu menidurkan kepalanya diatas meja, rambut indahnya menjutai kebawah sungguh hari ini melelahkan dan sedikit sial baginya.

"Dia kenapa lagi Hen?" ucap Momo yang baru saja selesai mengikuti mata kuliah susulan. Mereka bertiga satu kelas dan jurusan hanya saja Momo harus mengulang satu mata kuliah lagi

Hendry hanya menggeleng seraya menyantap makanan didepannya.

"Ri gua ada gosib nih." ucap Momo dengan semangat 45, tentu Riana sangat antusias dan bersemangat entah kemana perginya keksalannya tadi

"Gosib terooos" Teriak Hendry. Tatapan mata kedua gadis itu seakan menebar aura perang mahabrata padanya.

"Dengar ya Hen sahabat gua paling ganteng. Sejujurnya gua ngga ada niat untuk ngegibah tapi ada aja ya godaan dari teman." Ucap Riana membela diri.

"Mau dengar ngga nih"

"Iya apaan" ucapnya. Lihat siapa yang lebih antuasias disini?

"Farel dan Sandra Putus." ucap Momo semangat.

Riana yang menahan nafasnya langsung mengembuskan kannya kasar

"Gua pikir gosib apaan, basi tau ngga?"

"Kenapa? Bukannya alasan lo masuk kampus ini karena dia, lo suka kan sam kak Farel?" ucap Momo kali ini Hendry ikut antusias mendengar jawaban Riana.

"Hahahah .. Itu gadis dua tahun lalu lebih mudah dari gua, dia masih labil saat itu sayang. Lo kenal sama tu cewek Hen?"

Riana merangkul pundak hendry dia hanya bersikap seperti ini hanya pada sahabatnya itu

" Jadi bener nih udah ngga suka?" Momo tampak tak yakin dengan penuturan Riana "Kalau gitu buat gua ya" Momo menaik turunkan alisnya dengan seyum mengambang dibibirnya.

"Ambil...! Sampai urat-uratnya kalau perlu Mo!"

"Wah.. Hen si Maemunah benaran udah move on, tapi kok sampai sekarang lo masih Jomblo Ri ?" Tanya Momo

"Momo, Hendry sahabat gua paling budiman dan sejahtera denger baik-baik ya, kalian pikir sampai saat ini gua jomblo karena ngga bisa move on? ya ngga lah, gua hanya bingung mau sama siapa" Ucapa Riana asal.

Jujur Riana bukannya tidak ingin menjalin hubungan serius dengan seoramlng pria, hanya saja belum ada yang membutanya jatuh cinta dulu, dia sempat menyukai kakak kelasnya sewaktu SMA pria bernama Farel itu. Namun saat Riana masuk dikampus ini Farel sudah memiliki kekasih dan gadis itu bernama Sandra, dia sangat populer karena kecantikannya terutama dia adalah seorang model.

"Sombong amat ya ni anak, enaknya di apain Hen?" Ucap Momo gemes ingin menjitak kepala Riana.

"Tunggu Mo, bukannya lo suka sama om si Maemunah ini ? "

"Ya iyalah... Dia tetap number one dihati gua. forever" Ucapnya dengan gaya sok keren.

"Emang hubungan kalian udah sampai ketahap mana?" Riana ikut mengtrogasi Momo

"Udah nyampe telinga kalian. Makanya... Jadi teman lo kasi kontribusi dikit ke Ri, supaya gua ini jadi tante lo. Gua janji akan jafi tante baik bual loka " ucap Momo seraya memeluk tubuh Riana.

"Apaan sih? Geli gua dipeluk sama lo"

Bukan melepaskan Momo malah mengeratkan pelukannya.

......................

Terpopuler

Comments

Zaitun

Zaitun

lanjut

2021-05-08

0

Susi Susilawati

Susi Susilawati

msh ada typo nya thor, tp ngga papa msh bisa di pahami 😀😀😀

2021-05-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!