*
Malam yang indah, ribuan bintang bertaburan dilangit gelap ditambah cahaya rembulan temerang. Terlalu dini bagi Riana jika harus menarik selimut menjelajah dunia mimpinya.
Riana baru keluar dari toko toserba yang tak jauh dari kompleks rumahnya, membeli beberapa cemilan yang akan dia makan saat dia nonton streaming EXO boy band asal Korea selatan kesukaannya. Baru berapa langkah gadis itu berjalan namun dua pria memblokir jalannya. Riana menatap tajam pria didepannya, dia ingat beberapa kali melihat kedua pria ini di ujung gang kompleksanya jika ia ke kampus.
"Hay Nona manis mau kami antar pulang?" Ucap pria A dengan rambut kribo
Riana menapakkan tatapan jijik pada kedua preman itu ditambah penciumannya dirusak oleh bau alkohol dan asap rokok sesuatu Riana paling tidak suka.
"Kami tidak akan meminta bayaran ko Nona manis " Ucap pria B berkepala botak dengan kumis tebal.
Riana menangkup lalu meplintir tangan kekar pria B dengan kuat lalu menghempasnya .
"Jangan berani macam-macam ya kalian! Aku akan teriak agar seisi kompleks ini mengeroyok kalian" Ancam Riana namun, dia tidak sadara behawa disekelilingnya terlihat sangat sepi hanya ada pagar-pagar yang menjulang tinggi. Meskipun dia teriak pemilik rumah ini tidak akan mendengarnya dan lagi pula kemana juga bodyguard yang selalu mengikutinya ? Disaat Riana membutuhkannya mala menghilang.
Riana terkejut saat pria berkepala botak mencengkaram kuat lengannya
"Hay Nona manis kau tidak usah khawatir, kami tidak akan melukaimu"
Riana terus berusaha melepaskan cengkaramaan yan membelenggunya namun sia-sia kekuatannya tidak sebanding dengan kekuatan pria ini.
Takkala kagetnya saat sebuah kaleng soda terbang begitu saja didepan mata Riana mengenai jidat pria yang sejak tadi mencengkram kuat lengannya. Entah apa yang membuat gadis itu meringis kesakitaan padahal bukan dia yang terkena kaleng yang menggelindingding didekat kakinya.
"S**traike..." Teriakan Devan membuat dirinya menjadi pusat perhatian. Sekali hentakan Devan menarik tangan Riana dan kini gadis itu bediri tepat disisinya ditambah tangan kekar pria itu memeluk erat pinggang rampingnya.
"Sialan.. kau siapa HA?"
Bentak pria berambut kribo wajahnya sudah merah padam.
"Seberapa cepat kau berlari?" Bisik Devan wajahnya sangat dekat dengan telinga Riana, dia dimanjakan aroma wanggian rose dari tubuh gadis itu.
"Lumayan... aku pernah juara satu lomba lari tingkat SD"
"Oke.. Dalam hitungan ketiga kita lari" Devan mulai mengambil ancang dan semakin mengeratkan pegangannya pergelangan tangan Riana.
"Tiga" Riana menarik tangan Devan terlebih agar bisa kabur dari kedua preman itu. Devan yang tidak siap hanya bisa pasrah saat gadis berambut panjang itu menariknya. Keduanya terus berlari tanpa menghiraukan pejalan kaki yang hampir saja mereka tabrak Nafas Riana sudah ngos-ngosan setelah beberapa meter berlari.
"Sebentar kita istrihat dulu!" Ucap Riana yang berusaha mengatur ritme jantung dan nafasnya
Devan ikut berhenti, namun itu tidak berlangsung lama ketika dia melihat kedua pria itu masih mengejarnya. Kini Devan yang menarik pergelangan tangan Riana, kebetulan didepan sana ada tumpukan bangku yang mau di daur ulang jadi, Devan memutuskan bersembunyi disana.
Keduanya terduduk berusah menyembunyikan diri, dia mendekap tubuh Riana nafas mereka berdua saling memburu, deg... deg.. deg... entah debaran apa yang Devan rasakan terasa indah. Disana matanya terus menyusuri ruas wajah gadis dalam pelukannnya yang putih mulus, hidungnya yang mancung sangat serasi dengan bibir kecilnya yang ranum. Riana berbalik menatap Devan yang sedang memperhatikannya. Beberapa menit mereka berdua saling menatap bahkan melupakan jika mereka berdua masih belum aman. Saking dekatnya Riana bisa mencium aroma mint nafas pria bermata abu-abu ini, begitupun sebaliknya aroma stribery yang berhembus menerpa wajah Devan membuat hasratnya ingin mengecup bibir itu semankin membuncah, entah keberanian dari mana perlahan Devan mendekatkan bibirnya ingin memagut ranum gadis ini.
"Sial kemana perginya mereka" Bentak pria berkepala botak.
Karena kaget Devan menarik tubuh Riana, hingga bibir mereka saling menyatuh. Bak terhipnotis Riana membantu karena ciuman singkat ini untung saja akal sehatnya kembali, secapat mungkin dia melepaskan ciuman itu dan memalingkan wajahnya. Anehnya ada debaran indah didalam sana, perasaan yang membuat Riana bersemu.
*H*emmm, ciuman pertamaku. Batin Riana
Setelah merasa aman, Riana segera menjauh kan dirinya dari Devan, huftt dia membuang nafasnya yang sejak tadi tertahan.
"Dasar laki-laki mesum mencari kesempatan dalam kesempitan."
"Hey Nona aku tidak sengaja melakukannya" Ucap Devan Membela diri "Memangnyan itu tadi ciuman pertama mu?" Wajah Riana memerah dan terasa panas. entah dia marah atau senang itu datang disaat bersamaan sehingga Riana tidak bisah mendeskripsikannya.
"Memang itu ciuman pertamaku. Kenapa? Apa ada masalah?" Rian memilih meninggalkan Devan terlebih dahulu
Bagaimana bisa ciuman pertamanya direnggut oleh pria asing dan sangat menyebalkan sepertinya, oke Riana berpikir positif ini hanya incident sesuatu yang tidak kamu sengaja.
Drvan tercengang menderngar pengakuan gadis ini "Serius?" Di zaman sekarang jangan kan ciuman lebih dari itu pun gadis seuisianya pasti sudah mengalami Firts Kiss.
"Hem... Itu karena aku gadis baik-baik, bukan seperti laki-laki sepertimu sudah mencium hampir separuh populasi wanita di bumi ini"
Melihat gadis itu kesal Devan semakin penasaran siapa gerangan gadis ini? Jangan kan tentang dirinya namanya pun Devan tidak tahu sampai detik ini.
"Haha... Kau pikir aku penjahat wanita? Karena kau sudah mengataiku, sekarang beri tahu aku siapa namamu?"
Riana memilih meninggalkan Devan, sudah cukup hari ini dia berurusan dengan pria aneh ini.
"Tunggu!! jawab dulu pertanyaanku? Ini sudah yang ketiga kalinya kita bertemu dan aku belum tahu siapa namamu."
"Tidak perlu tahu namaku, aku harap ini terakhir kalinya kita bertemu. " Lirih Riana seraya mengetik pesan singkat di layar ponselnya.
"Hey... Seharusnya kau mengucapkan terima kasih kerena aku menye...." ucapan Devan terpotong seketika saat mobil Mercedes benz hitam keluaran terbaru berhenti tepat dihadapannya.
Sudah kuduga sejak pertama melihatnya, dia bukan gadis biasa lau siapa sebenarnya dia? Dia dari keluarga mana?
"Kalau begitu saya permisi dulu!" Lagi-lagi pergerakan Riana terhenti saat Devan menarik kembali pergelangannya, mau tidak mau Riana berbalik menatapnya.
"Setidaknya antar aku sampai ditempat yang tadi, disana ada mobilku masa iya aku jalan kaki."
Disinilah mereka berdua, hening menguasai tak satupun memulai pembicaraan, Adam sang supir sekaligus bodyguard Riana yang sudah tahu siapa tuan Devan sesekali melirik melalui spion depan sambil menahan senyumnya. Riana melotot membuat Adam kembali memasang wajah datar.
Menurut Riana ini adalah sepuluh menit terlama baginya, rasa canggungnya keduanya sangat jelas. Riana memalingkan wajahnya keluar jendela sedangkan Devan terus menatapnya.
*
"Baru kali ini ada seorang gadis yang tidak tertarik padaku, apa ketampananku sudah berkurang" Ucap Devan seraya memperhatikan wajahnya melalui pantulan kaca mobil. "Tidak... Aku masih ganteng kok, mungkin dianya yang rabun terhadap laki-laki ganteng sepertiku."
Devan menatap mobil Riana yang semakin menjauh.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Zaitun
jodoh
2021-05-08
0