Pria yang menolongku ini menyadari bahwa mobil kami dikejar, dia tanpa ragu menambah kecepatan mobilnya. Aku takut kami kecelakaan karena kami sedang berada di jalan raya. Jika kami kecelakaan sama saja aku akan mati.
Mobil kami berbelok ke jalanan yang sepi, mobil yang mengejar kami tadi masih mengikuti kami, aku melihat ke belakang, sepertinya mereka mulai menggunakan kekerasan. Aku melihat salah satu dari mereka mengarahkan tangannya yang menggenggam pistol keluar jendela mobil. Sepertinya dia ingin menembaki mobil kami.
Duar duar duar duar duar
Tembakan bertubu-tubi menghantam mobil kami. Ban mobil kami sepertinya sudah meletus ke empat-empatnya. Terbukti pria yang menolongku ini kesulitan mengndalikan stir mobil. Mobil kami hilang kendali.
"Aaa..."
"Aaa..."
Teriak kami dikala mobil kami hilang arah sehingga menghantam pohon besar dipinggir jalan. Mobil kami terbalik. Oh Tuhan, dipinggir jalan tempat kami menabrak pohon adalah sebuah jurang. Mobil kami terguling-guling jatuh ke jurang, kami yang masih terjebak di dalam mobil merasa di antara hidup dan mati.
"Aaa..."
"Aaa..."
Mobil kami berhenti berguling ketika sudah tercebur di sungai yang berarus deras dan sangat dalam. Kami masih berada didalam mobil. Air sudah memenuhi mobil kami sehingga membuat kepala kami hampir tenggelam. Mobil kami mengeluarkan asap.
Boomm
Mobil kami meledak seketika didalam derasnya air sungai.
Flashback Off
"Aaa..."
Teriakku bangun dari tidurku setelah merasa ada yang mengagetkanku.
“Nai sadarlah!” kata Om Jonas dengan ekspresi cemasnya.
“Om Jonas, aku mimpi buruk lagi,” ucapku, aku langsung duduk memeluk Om Jonas.
“Iya aku tau, tadi aku dengar kamu teriak-teriak pagi-pagi begini, karena pintu kamar kamu gak dikunci aku langsung masuk,” kata Om Jonas sambil mengelus kepalaku.
“Mobil kita meledak om,” kataku sembari menangis dipelukannya.
“Lupakan kenangan mengerikan itu, aku saja sudah lupa, kamu tenang ya,” ucapnya agar aku tenang.
Aku hanya mengangguk.
“Pakai bajumu, aku kaget tadi lihat kamu masih setengah telanjang, makanya saat aku masuk aku langsung menyelimuti kamu, untung gak ada orang yang masuk kamarmu,” kata Om Jonas.
“Iya Om,” ucapku menurut.
POV Author
Jonas memberikan baju yang dipungutnya tadi dari lantai. Baju yang semalam ia lempar sembarang saat mencoba mencumbu Naina. Naina langsung memakai branya dan banjunya dihadapan Jonas tanpa malu-malu. Jonas memperhatikan leher dan dada Naina yang masih merah bekas cumbuannya tadi malam.
“Hari ini gimana kalau kamu libur? lihat leher dan dada kamu merah akibat tadi malam!”
Naina melihat tanda itu.
“Iya Om, aku izin aja hari ini,”
“Nanti Aku yang telepon guru kamu di sekolah buat minta izin untukmu,”
“Makasih Om,”
“Kamu mandi lagi ya setelah itu sarapan di meja makan!”
“Iya Om,”
“Nai?”
“Ada apa Om?”
“Besok aku mau ke London, aku gak tenang ninggalin kamu, aku kesana 3 hari, kamu mau ikut aku?”
“Selama Om gak keberatan, aku ikut kemanapun Om pergi,”
“Ua sudah kalau gitu, besok kamu siap-siap ya, hari ini aku mau ke kantor, kamu baik-baik ya di apartemen,”
“Iya Om,”
“Penurut banget sih Naina ku ini,” Jonas tersenyum gembira pagi-pagi begini.
Deg
Deg
Deg
Jantung Naina kembali berdebar.
Setelah Naina mandi untuk menyegarkan tubuhnya, Naina lalu mamasang pakaiannya dan keluar untuk sarapan, disana sudah ada Jonas yang masih menunggunya.
“Kok Om Jonas masih belum makan?”
“Aku nungguin kamu, kita bareng-bareng ya sarapan!”
“Iya Om,”
Setelah menyelesaikan sarapannya. Jonas langsung berangkat ke kantor. Pekerjaan yang kembali menumpuk hari ini telah menunggunya.
Di ruang Meeting, Jonas yang dengan gagahnya duduk di depan, dikursi meeting sedang tidak fokus. Para bawahannya dari tadi seperti biasa sedang gugup karena Jonas ketika meeting selalu cerewet tapi hari ini ia malah diam dan hanya menekan-nekan pulpennya. Dimas yang dari tadi ada di sebalah bosnya memperhatikan bosnya yang sedang tidak fokus.
Jonas sedang memikirkan kejadian tadi malam yang begitu panas, Jonas tadi malam berusaha mengendalikan dirinya agar tidak berbuat lebih. Untung dia berhasil menghindar tadi malam. Tapi ia belum yakin, apakah ia bisa menghindar untuk lain kali. Jonas frustasi.
“Meeting ini kita tunda, Dimas kamu jadwalkan ulang meeting ini, ikut aku keruanganku!” perintah Jonas kepada Dimas yang langsung bangun dari kursinya lalu keluar.
Di ruang CEO
“Ada yang bisa saya bantu Bos?” ucap Dimas sambil gugup saat sedang berdiri didepan meja kerja Jonas dengan posisi Jonas duduk di kursi kerjanya.
“Aku ingin menanyakan sesuatu,” ucap Jonas
“Silahkan Bos!”
“Apa bedanya ****** dan cinta?”
“Bedanya sangat jauh Bos, orang yang biasanya hanya sedang bernafsu akan melakukan apa saja untuk memuaskan nafsunya meskipun ia harus memaksa tapi kalau cinta itu berbeda, meskipun kita sedang sangat bernafsu, kita lebih memilih menyiksa diri kita agar tidak menyakiti orang itu,” jelas Dimas.
“Apa benar begitu?”
“Iya Bos,”
“Kamu pernah jatuh cinta?”
“Jujur saja tidak pernah bos, saya sudah dijodohkan Bos, empat tahun lagi saya akan menikah dengan wanita pilihan orangtua saya,”
“Terus darimana kamu tau beda cinta dan *****?”
“Saya baca dibanyak artikel Bos, dan artikel itu sudah lolos penelitian, kalau boleh saya tau, ada apa Bos menanyakan hal ini?”
“Karena kamu bisa dipercaya, saya akan katakan pada kamu, apa kamu ingat Naina?”
“Wanita remaja yang bersama Bos dulu pergi ke puncak ya ?”
“Kamu tau siapa dia?”
“Bukankah dia salah satu teman kencan Bos?”
“Apa-apaan kamu menilai dia serendah itu?” ucap Jonas kesal.
“Saya pikir dia salah satu wanita bayaran Bos yang Bos sewa tanpa sepengetahuan saya untuk menemani malam Bos dipuncak dulu, maaf saya lancang Bos,”
“Dia bukan wanita bayaran, pikiran kamu kotor sekali, dia itu masih kecil,”
“Seorang wanita yang seumuran Naina adalah wanita yang menggairahkan Bos, banyak juga wanita remaja yang menjual tubuhnya, jadi saya mengira Bos hanya iseng dengan daun muda,”
“Buang pikiran kotor kamu itu, memangnya saya apaan menyewa gadis dibawah umur, Naina itu gadis baik-baik,”
Dimas menatap curiga ke bosnya.
“Apa Bos jatuh cinta padanya?”
Deg
Jonas merasa sedang tertangkap basah.
“Maksud kamu?” tanya Jonas
“Firasat saya mengatakan Bos jatuh cinta padanya,”
“Apa aku salah jatuh cinta padanya?”
“Kita tidak bisa memilih Bos untuk jatuh cinta kepada siapa, hati yang menentukan kepada siapa dia tertambat, tapi masalahnya cuma satu, apa gadis muda seperti dia punya perasaan yang sama seperti yang Bos rasakan? karena rata-rata wanita sekarang hanya melihat kemewahan,”
Jonas berpikir sejenak, Jonas mengingat wajah Naina kembali. Dia melihat ketulusan dari mata Naina saat Naina mengatakan bahwa Naina sangat menyayangi Jonas dan mengatakan bahwa Jonas adalah segala-galanya untuk Naina.
“Aku sudah melalui banyak hal bersamanya selama 8 tahun, aku bahkan pernah hampir mati bersamanya, dia bahkan sudah mengetahui dari dulu sifat jelekku ini, dia terlalu baik untuk aku miliki,” kata Jonas sambil menghela nafas.
“Jadi Bos sudah lama mengenalnya, aku yakin dia pasti tulus, bukankah sudah naluri pria untuk memiliki pasangan yang sangat baik Bos?”
“Maksudnya?”
“Jika Bos sudah menemukan wanita yang menurut Bos berharga, saya sarankan kepada Bos agar cepat-cepat memilikinya sebelum dia didekati pria lain, tidak apalah Bos kita merasa egois sedikit karena ingin memilikinya,”
“Kamu benar, sekarang aku merasa yakin 100 %, aku harus memilikinya sebelum didekati pria lain,”
“Apa Bos berencana ingin menikah lagi?” tanya Dimas dengan antusias.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Itha Fitra
calon dokter kn gk blh nikah dlu
2023-06-18
0
Noviatul Walidah
dimas yg bijak
2021-10-09
1