Setelah memarkirkan mobilnya, Naina bergegas mendatangi kedua temannya yang sudah menunggu di pintu Mall.
“Maaf guys gue telah dikit,” kata Naina.
“Its oke,” ucap Dewi.
“No problem, let’s go guys shoping-shoping hari ini,” ajak Tiara sambil senyum kegirangan.
“Kita kan cuma beli buku, lagian gue gak punya uang buat shoping, gue hari ini cuma mau jalan-jalan aja,” ucap Naina
“Gak punya uang? waktu itu kan kita liat isi dompet lo, ada Black Card disitu, tinggal gesek aja kartu itu, apapun yang lo mau pasti kebeli kok,” kata Tiara.
“Itu bukan punya gue, itu punya Om gue, gue cuma dipinjemin, gue kan sudah bilang berkali-kali kalau gue cuma numpang hidup sama gue,” kata Naina.
“Kalau dipinjemin ya gunain dong, masa habis beli buku cuma jalan muter-muter doing tanpa beli sesuatu, bikin kaki sakit aja,” gerutu Dewi.
“Kalau kalian mau shoping boleh aja gue temenin, kan duit kalian juga, tapi gue tetap gak mau shoping,” kata Naina.
“Oke-oke kalo gitu, asalkan lo gak papa cuma nemenin kita, kita sih gak masalah,” kata Dewi.
“Iya gue gak papa kok, santai aja, yu kita masuk!” Naina langsung menggandeng tangan dua temannya, dengan Naina diposisi tengah.
“Come on…” kata Tiara.
Di toko buku Mall, sambil milih-milih buku mereka bercakap-cakap.
“Tahun ini lo jadi masuk ke fakultas kedokteran Nai?” tanya Dewi.
“Iya, gue lagi berjuang buat mendapatkan beasiswa itu di Universitas Indonesia,” jawab Naina.
“Kalo lo jadi dokter bedah, emang lo gak bosan setiap saat hidup liat isi perut manusia ya? ngeri banget gue ngebayangin nya, harusnya lo nikmatin hidup dong liat yang indah-indah, bukan liat yang kaya gitu,” celetuk Tiara.
“Itu pekerjaan keren Tiara, gajinya juga gede, lagian… meskipun jadi dokter bedah, gak tiap saat kali liat isi perut, emang gue bodoh apa gak liat yang indah-indah,” kata Naina.
“Hahaha… bener banget, oh ya… kalo ngomong yang indah-indah, cie… yang kemaren habis ditembak oleh ketua osis,” goda Dewi.
“Apaan sih, gue kan udah bilang berkali-kali, gue gak tertarik buat pacaran, gue juga gak punya rasa sama dia,” kata Naina.
“Emang cowok kaya gimana sih yang lo mau, dari SMP sampai hampir lulus SMA sekarang kita belum pernah liat lo pacaran, semua cowok-cowok lo tolak, mana gak bagi-bagi lagi sama kita-kita,” ucap Tiara.
“Lo mau? ambil aja si ketua osis, hahaha...” tawa Naina.
“Si Tiara mah mau, si ketua osis nya yang gak mau,” ejek Dewi.
“Nasib gue kali, umur udah 18 gak ada yang suka, gara-gara punya teman-teman jomblo sejati, gue jadinya ikutan jomblo,” Tiara menghela nafas malas.
“Apaan sih Ra, jadi nyalihin kami,” sela Naina.
“Gue jomblo ada alasannya ya, bukannya gue udah bilang kalo gue udah di jodohin sama orangtua gue sama anak sahabat mereka, dan gue gak bisa nolak karena hari pernikahan gue pun sudah ditentukan, 4 tahun lagi gue bakalan jadi istri, habis kuliah gue nikah, makanya gue jomblo sampai saatnya tiba,” Dewi membela status kejombloannya.
“Emang lo suka sama calon lo?” tanya Tiara.
“Tampangnya lumayan lah, dia juga udah kerja, 10 tahun lebih tua dari gue, gue udah liat fotonya, tapi belum pernah ketemu langsung, gue percaya orangtua gue sudah memilih yang terbaik untuk gue,” jawab Dewi dengan santai dan bangga.
“Kalo lo nikah dan kita masih jomblo, pas lo ijab qabul jangan lupa doain kita supaya cepat nyusul ya, itu waktu mustajab dikabulkannya doa loh?” pesan Tiara dengan nada bercanda.
“Siap.” Ucap Dewi sambil mengacungkan jempolnya.
Setelah memilih beberapa buku, mereka lalu menuju kasir untuk membayar buku tersebut. Selanjutnya mereka jalan-jalan mengelilingi Mall. Mereka mampir-mampir ke toko pakaian, tas, sepatu, aksesoris dan toko-toko lain seperti perhiasan. Setelah lelah shoping mereka akhirnya duduk nongkrong di Cafe Mall. Mereka bertiga meminum jus mangga kesukaan mereka.
***
Jonas Tirta Alvino adalah seorang Presiden Direktur dari Winner Grup. Perusahaan itu bergerak di berbagai industri-industri besar. Selain di Indonesia, perusahaan itu juga sudah mendunia. Dengan statusnya sebagai konglomerat kaya, Jonas selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Ia memiliki karakter yang tegas. Aura kepemimpinannya sudah tidak diragukan lagi, sehingga sangat di segani oleh rekan-rekan bisnisnya.
Sikapnya berbeda sekali dengan kedua orangtuannya yaitu Tuan Bagas dan Nyonya Ivana. Dulu saat Bagas masih memimpin perusahaan, Bagas di kenal sebagai CEO yang baik hati namun saat dia pensiun karena sudah tua, para rekan bisnis dan karyawan begitu kaget karena pengganti tuan Bagas begitu berbanding terbalik dengan tuan Bagas.
Setelah pulang dari hotel, Jonas akhirnya memutuskan pulang ke kediaman orangtuanya. Jonas memang memiliki apartemen mewah sendiri, tapi ia tidak bisa tinggal di sana karena kedua orangtuanya tidak mengizinkan Jonas. Orangtuanya berdalih jika Jonas sudah punya istri, baru Jonas boleh keluar dari rumah itu. Jonas yang notabennya tidak ingin durhaka kepada kedua orangtuanya hanya menurut saja selama permintaan kedua orangtuanya tidak merugikan dia.
Keluar dari mobil mewahnya Jonas disambut hangat oleh para pelayan di rumahnya.
“Pak Rusli, Mami sama Papi mana?” tanya Jonas.
“Sedang dimeja makan tuan muda, mereka sedang makan siang,” jawab kepala pelayan itu dengan sopan.
Jonas menuju meja makan.
“Jonas, kamu pulang juga akhirnya,” ucap Papinya ketika melihat Jonas datang.
“Kirain diculik, baru saja kami mau melaporkanmu ke polisi sebagai orang hilang, seminggu ini kenapa gak pulang? kemana saja?” hardik Mami.
“Aku banyak kerjaan Pi, Mi, jadi gak sempat pulang, aku capek jadi mau langsung ke kamar,” jawab Jonas dengan santai.
“Kalau capek kenapa ke meja makan?” tanya Maminya lagi.
“Buat nunjukin muka aku ke Mami Papi, biar kalian tau aku sudah pulang, aku ke atas dulu Mi, Pi,” Jonas langsung nyelonong pergi.
Jonas menuju kamarnya yang ada di lantai dua sementara Mami dan Papinya masih ada di meja makan.
“Liat muka Jonas Mami bete banget Pi, sampai kapan dia mau melajang, umurnya itu udah 38,”
“Anak kita duda Mi, bukan bujangan lagi, dua kali nikah malah sudah,”
“Dan jangan lupa, sudah dua kali cerai juga, wanita seperti apa sih yang dicari anak itu sebenarnya?”
“Entahlah Mi, perasaan kita selama ini tidak pernah menuntut ke dia harus punya menantu seperti apa, tapi kok selalu gagal dalam pernikahannya, mana dia anak kita satu-satunya lagi,”
“Apa anak kita…”
“Huss, anak kita masih normal Mi, Mami dengar sendiri kan dari Dimas kalo anak kita sering jajan diluar,”
“Terus gimana dong Pi,? kita udah kakek nenek Pi, kalau dia tidak punya anak, siapa yang meneruskan perusahaan, dan yang lebih parahnya lagi, kalau dia sering tidur sama wanita, kok bisa wanita yang ia tiduri itu gak ada satupun yang hamil, apa sih yang ada dikepala anak kita itu? kesal Mami jadinya,”
“Mana Papi tau isi kepala anak kita Mi, Papi juga gak bisa maksa dia nikah, kalau kita maksa dia nikah media bakal heboh lagi karena anak kita cerai lagi untuk ketiga kalinya,”
“Benar juga sih Pi, Papi ingatkan perceraian pertamanya. Wanita ular itu sampai menyewa 12 pengacara untuk menuntut banyak harta gono gini dari anak kita sampai berita perceraian dulu heboh,”
“Itu masih kurang heboh Mi, perceraian keduanya mirip kaya di sinetron-sinetron, si artis mantan istrinya dulu sok bunuh diri segala gara-gara tidak terima diceraikan, sampai-sampai media tanah air heboh lagi,”
“Untung saat itu media bisa diredam ya Pi? Mami tidak bisa membayangkan drama seperti apa lagi kalau dia menikah untuk ketiga kalinya dan bercerai lagi untuk ketiga kalinya,”
“Papi membayangkannya juga ngeri Mi, bisa-bisa Papi cepat mati gara-gara jantungan nanti,”
“Udah lah Pi, mending kita pasrah aja lagi, berdoa aja supaya anak kita bisa tobat, salah kita juga sih Pi, dulu waktu muda kita sibuk kerja dan jarang memperhatikan dia, saat kita sudah tua, akhirnya kita menikmati hasil didikan kita,”
“Iya Mi, semoga dia cepat tobat.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Yuyum Muanah
beda judul cerita sama
2021-10-05
0
Ana Marina
Kayaknya udah pernah baca kisah Jonas sm naina tp bkn d judul Ini.
2021-10-03
0
AfiQa
kembalikan Ardina thor ... please 🙏🙏🙏
2021-03-04
1