“Apa karena aku gak seksi, atau aku kurang cantik? atau karena dada aku gak besar, sehingga membuat Om gak berselera padahal kita belum ngapa-ngapain?” air mata Naina seakan mau jatuh lagi, tapi ia berusaha menahannya. Naina tidak menyangka mendapat penolakan lagi dari Jonas untuk kesekian kalinya.
“Kamu keluar Naina!” Jonas langsung menarik tangan Naina untuk mengusirnya keluar, dengan keras pintu ditutup oleh Jonas sehingga membuat Naina terduduk di balik pintu, sementara itu Jonas langsung ke kamar mandi untuk menuntaskan ***** nya yang sudah keburu muncul tadi.
“Ah, selamat, untung akal aku masih ada, kalau tidak udah aku lahap anak kecil itu, terpaksa aku main sendiri tadi, daripada aku kebablasan, lagi pula ngapain sih dia goda aku gak seperti biasanya? aku harus hati-hati sama dia mulai sekarang, siapa tau suatu saat akal sehat aku hilang, aneh, kenapa aku malah terangsang sama anak kecil itu, padahal dia bukan selera aku banget,” Jonas merasa lega tadi ia bisa mengendalikan hasratnya yang meletup-letup.
Setelah menuntaskan permainannya sendiri dikamar mandi, Jonas memutuskan tidur karena besok dia akan sibuk lagi seperti biasa. Sementara Naina setelah lelah terduduk sambil menangis dalam diam di depan pintu kamar Jonas juga memutuskan pulang.
POV Naina Alexandra
Malam ini hatiku kembali patah untuk ke sekian kalinya, aku berniat menggodanya tadi sampai-sampai aku merasakan gairah yang sangat membara. Aku membayangkan akan bercinta semalaman dengan dia malam ini, tapi itu hanya angan ku saja, dia menolakku lagi. Ingin rasanya aku menjerit. Aku ingin sekali memilikinya. Jika ada yang kurang padaku maka katakan saja, pasti akan ku perbaiki. Namun nyatanya dia tetap menolakku.
Entah setan apa yang merasukiku, aku begitu tergila-gila padanya. Sejak pertama bertemu dengannya, aku sudah menyerahkan hidupku padanya.
Saat sampai di apartemen, aku yang marah langsung pergi ke dapur untuk mengambil es krim di kulkas. Biasanya saat hatiku panas aku selalu mendinginkannya dengan memakan es krim. Aku duduk di sofa ruang tamu sambil memakan es krim dengan hati yang masih menggerutu.
Aku bahkan memberikan ciuman pertamaku padanya tadi. Aku bahkan menunjukan sisi agresif ku padanya, sisi yang tidak pernah kutunjukan kepada pria lain. Aku bahkan mendorong tubuhku duluan padanya, tapi dia tetap tidak bergeming. Oh Jonas Tirta Alvino, bagaimanakah caranya agar aku bisa meluluhkan hatimu?.
Setelah selesai makan es krim, aku langsung masuk kamar dan merebahkan tubuhku keatas kasur, saat aku tertidur, mimpi itu kembali datang menghampiriku.
Flashback On
8 Tahun Yang Lalu
Setelah aku di bekap sampai pingsan, aku tersadar dari pingsanku. Aku ternyata sudah berada di ruangan yang penuh alat medis. Aku merasakan ada yang aneh di tubuhku. Perutku seakan kehilangan sesuatu. Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka, seorang ibu-ibu berwajah kejam yang datang. Ibu-ibu itu berambut pendek, bibir nya merah menyala karena warna lipstik nya. Dia bahkan menggunakan dres mini ketat sehingga membuat dada dan bokongnya menonjol.
“Kamu ternyata sudah sadar setelah 2 minggu koma?” ucap ibu-ibu itu.
“Aku dimana tante? tante siapa?” tanyaku dengan keadaan masih lemah.
“Kamu gak perlu tau ada dimana, kamu harus siap-siap, satu minggu lagi mata dan jantungmu akan di ambil!”
Bagai disambar petir, aku sangat kaget mendengar ucapan ibu kejam itu. Terlintas dibenak ku, apakah aku korban penjualan organ tubuh?.
“Apa maksud tante? tante menculikku?” tanya ku
“Siapa yang menculikmu, Angel dan Ricko menjualmu padaku, karena kamu masih kecil dan tidak bisa di jadikan wanita malam setidaknya aku akan dapat banyak uang setelah menjual organ tubuhmu, ginjal mu saja sudah ku jual sebelahnya, hahaha,”
Ibu-ibu kejam itu tertawa terbahak-bahak. Seketika air mataku mengalir deras, aku tidak percaya di jual oleh keluargaku sendiri. Begitu kejam. Aku bahkan tidak tau ada dimana sekarang. Aku memang membenci hidup, tapi aku tidak ingin mati. Apa yang harus kulakukan sekarang?.
Ibu-ibu kejam itu keluar dari ruangan tempatku terbaring lemah. Aku tidak bisa pasrah begitu saja dengan kondisi lemah ku. Aku berusaha melepas alat-alat medis yang menempel di tubuhku. Karena satu ginjalku sudah diambil tentu aku sangat merasa kesakitan.
Setelah berhasil melepas alat-alat medis dari tubuhku, aku berusaha membuka pintu ruangan itu. Tapi pintunya terkunci. Aku tidak bisa keluar lewat pintu. Jendela ruangan itu juga tidak ada, akhirnya muncul ide di otakku. Aku mengobrak-ambrik semua alat medisku sehingga menimbulkan suara kegaduhan yang bisa terdengar dari luar ruangan.
Benar saja, setelah mendengar suara gaduhku 2 penjaga itu membuka pintu lalu langsung masuk. Aku yang sudah siap berdiri di belakang pintu langsung mendorong 2 penjaga itu sampai tersungkur. Aku berhasil keluar dari kamar itu. Aku terus berlari mencari pintu keluar, 2 penjaga itu terus mengejarku. Sungguh tubuhku saat itu sangat remuk tapi hatiku yang membuat aku kuat.
Aku berhasil menemukan pintu keluar, alangkah kagetnya aku melihat di luar ada puluhan penjaga disana. Aku lalu terkepung oleh mereka. Bagaimana ini ? apa usahaku kabur sia-sia ? aku melihat celah yang terbuka. Di depanku meskipun banyak penjaga tapi ada celah yang bisa aku hindari. Aku berlari kearah samping berniat untuk menaiki pagar yang tidak terlalu tinggi itu. Dengan bergerak cepat, aku berlari ke arah pagar, tapi…
Duarr...
Kaki ku langsung terkulai lemas, kaki ku ternyata kena tembakan. Darah dikakiku langsung mengalir, aku langsung terkapar tidak berdaya. Ibu-ibu berwajah kejam itu yang ternyata menembakku.
Flashback Off
"Aaa…"
Teriakku setelah bangun dari mimpi burukku. Aku langsung memegang kakiku. Aku langsung menenangkan diriku sendiri dengan menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya. Sungguh kejadian 8 tahun yang lalu membuatku masih trauma. Meskipun sekarang aku sudah bisa berjalan tapi tetap saja rasa sakit akibat tembakan itu masih membekas dihatiku. Rasanya aku tidak mau tidur lagi, aku takut kembali mimpi buruk lagi.
POV Author
Waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi, hari ini adalah hari senin, hari tersibuk selama satu minggu. Dengan mobil mewahnya yang dikemudikan oleh sang supir, Jonas berangkat menuju kantor. Di depan pintu kantor Dimas bersama beberapa karyawan sudah berdiri berjejer untuk menyambut kedatangan Presdir mereka. Gedung mewah yang memiliki lantai sampai 80 adalah gedung perusahaan termewah di Jakarta bahkan seindonesia, lantai paling atas adalah ruangan Presdir.
Tidak berselang lama, mobil hitam mewah sudah datang. Dimas membuka pintu mobil itu untuk mempersilahkan sang Presdir keluar. Penampilan Jonas yang memukau mampu membuat hati para wanita meleleh. Meskipun Jonas sudah berusia 38 tahun namun ketampanannya seolah yang melihatnya salah menebak umurnya, dia terlihat jauh lebih muda dari usianya. Penampilannya saja terlihat seperti seorang laki-laki yang berumur 25 tahun.
Dengan langkah arogannya di ikuti oleh Dimas dibelakang dan beberapa karyawan, Jonas masuk ke dalam kantor, sebelum Jonas sampai di pintu lift, Dimas buru-buru kedepan untuk menekan tombol lift sehingga ketika Jonas sudah sampai di sana, Jonas langsung masuk. Hanya Jonas dan Dimas yang boleh memakai lift itu sementara karyawan lain harus memakai lift yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments