Setelah Naina menceritakan tentang kedua istri Jonas, kini Dewi mengerti kenapa Jonas menceraikan istrinya.
“Kalo gue jadi Om Jonas, pasti gue juga gak mau punya istri kaya Imelda dan Kirana,” decak Dewi.
“Dew, menurut lo, gue pantas gak jadi istri Om Jonas?”
“Kalau dibandingkan dengan kedua mantan istrinya, lo gak ada apa-apanya, secara body mereka aduhai, nah elo, rata banget,”
“Lo tu ya Dew, bukannya nyemangatin malah menjatuhkan semangat sahabat sendiri, kesal gue jadinya,”
“Setidaknya lo punya satu kelebihan yang jadi nilai plus lo, dan gue jamin Om Jonas gak akan nolak lo, lo gak pernah cacat dimatanya,”
“Maksud lo?”
“Lo tu ya lemot banget, kalau masalah perawan, diluar sana juga banyak cewek perawan, kaya gue juga perawan, tapi yang jadi kelebihan lo adalah sikap lo,”
“Sikap gue kenapa?”
“Dari cerita yang gue dengar dari lo, setidaknya Om Jonas selalu jujur sama lo, itu artinya dia nyaman sama lo, lo harus tau bahwa cowok akan bertekuk lutut sama cewek baik hati yang memberikan kenyamanan ke dia,”
“Tapi Om Jonas cuma nganggep gue anak kecil,”
“Itu gak masalah, lo tinggal tunjukin aja ke dia sedikit demi sedikit kedewasaan lo, jangan lupa juga saran gila gue tadi, kalo lo bisa sih!”
“Gue pasti bisa kok, gue bakal tidur sama dia bahkan akan ngandung anak nya, lo liat aja nanti ya!”
“Oke, gue tunggu gimana lo ngerayu Om Jonas, tapi gue boleh nanya sesuatu gak?”
“Nanya apa?”
“Dari yang lo ceritain tadi, muncul pertanyaan di benak gue, Om Jonas lemah syahwat ya? secara dia gak bisa tahan lama di ranjang, paling lama 10 menit, dan apa lo gak jijik gitu cinta sama cowok yang udah nidurin banyak wanita?”
“Kalau masalah lemah syahwat, Om Jonas gak pernah cerita itu, dia cuma bilang, belum pernah ada cewek yang buat dia terangsang, dan gue yakin Om Jonas jujur secara gue gak pernah dengar dia bohong sama gue, tapi kalau masalah jijik gue lebih condong ke mengapa dia suka nidurin banyak wanita, pasti ada sebabnya,”
“Iya sih, semua yang ada di dunia ini pasti ada penyebabnya, gue cuma bisa doain lo aja, semoga aja apa yang lo inginkan tercapai,”
"Makasih ya Dew, lo benar-benar sahabat gue deh,”
“Ya udah, ayo kita masuk kelas, sebentar lagi bel bunyi, kasian Tiara sendirian melamun di kelas,”
“Lo duluan aja, gue ke toilet sebentar,”
“Oke, sip.”
Dewi lalu pergi ke kelas menemui Tiara sementara Naina ke toilet. Meskipun Naina dekat sekali dengan Dewi tapi dia tidak pernah mengatakan pada Dewi penyebab dia semakin mencintai Jonas, alasan kenapa dia tidak pernah jijik kepada Jonas yang sudah banyak meniduri wanita. Selain karena Jonas adalah malaikat penolongnya, dia semakin mencintai Jonas karena hanya Jonas yang berhasil membuat Naina tidur nyenyak untuk pertama kalinya .
Flashback On
Dua tahun yang lalu saat libur semester, Jonas mengajak Naina pergi ke puncak. Jonas kesana untuk memantau pembangunan hotelnya, sementara Naina membujuk Jonas untuk mengajaknya karena ingin liburan.
Selama beberapa hari di puncak Naina bosan berada di villa sendirian karena Jonas sibuk dengan pekerjaannya. Naina berinisiatif keluar sendiri untuk menghirup udara segar. Di sana terlihat sebuah perkebunan teh yang menghijau dengan perbukitan yang melekuk-lekuk.
Naina turun ke perkebunan teh tersebut untuk berjalan di sela-sela tanaman teh itu, para pekerja di kebun merasa tercengang melihat tingkah Naina, terlebih lagi mereka tidak mengenal Naina. Naina berlarian kesana kemari sambil tertawa lepas, sungguh dia bagaikan di alam bebas.
Namun tiba-tiba...
Sstt… sstt… sstt...
Terdengar desis ular.
"Aauu…" pekik Naina.
Dia kaget. Di tengah kesakitannya, ternyata barusan ia dipatuk ular. Kakinya seketika membiru. Tubuhnya langsung tumbang seketika sehingga membuat para pekerja di sana kaget. Mereka langsung menghambur melihat kondisi Naina, mereka panik dan langsung mengangkat Naina untuk dibawa ke puskesmas terdekat. Sesampai di puskesmas, dokter langsung memberi penanganan untuk Naina yang baru saja dipatuk ular.
Hari sudah sore, Jonas yang lelah memutuskan pulang ke Villa. Jonas tidak mendapati keberadaan Naina di Villa. Ditanyainya ke pembantu disana, para pembantu juga tidak tau keberadaan Naina, akhirnya ia menelepon Naina. Handphone Naina diangkat oleh orang asing.
“Naina kamu dimana?” tanya Jonas dari seberang telepon.
“Maaf pak, saya salah satu dokter di puskesmas puncak, Naina sedang tertidur setelah dibius, kami baru saja menyedot bisa ular dari kakinya,”
“Bisa ular? dia kenapa?” tanya Jonas panik.
“Dia dibawa oleh para pekerja kebun teh disini karena digigit ular berbisa,”
“Baik dok terima kasih, saya akan segera kesana,” Jonas lalu menutup sambungan teleponnya.
Dengan wajah panik, kwatir, dan perasaan tidak menentu, dia langsung menancap gas mobilnya menuju puskesmas.
Setelah tiba disana, Jonas langsung berlari mencari ruang rawat Naina. Setelah menemukan ruang rawat Naina, dia langsung masuk dan melihat Naina masih tertidur dengan dokter yang baru melepas infusnya.
“Dokter, bagaimana keadaanya?” tanya Jonas.
“Anda siapa?”
“Saya kakaknya dok, dia baik-baik saja kan?”
“Dia baik-baik saja, untung saja para pekerja dikebun teh itu segera membawanya kesini sehingga dengan cepat bisa ditangani, dia bahkan sudah boleh pulang setelah bangun,”
“Terima kasih dok, saya akan membawanya pulang, saya akan menyuruh asisten saya untuk menyelesaikan semua administrasinya,”
“Iya pak.”
Tanpa menunggu Naina sadar, Jonas langsung menggendongnya keluar dari puskesmas. Didudukkannya Naina dikursi belakang dan Jonas yang menyetir mobilnya.
“Maafkan aku Naina, gara-gara aku sering ninggalin kamu sendirian ditempat asing ini, kamu jadi berakhir begini,” sesal Jonas melihat wajah Naina.
Setelah sampai di Villa, Jonas mengangkat tubuh ringan Naina lalu membaringkan Naina diranjang kamar Naina. Dilihatnya perban kaki Naina bekas gigitan ular itu. Di kaki itu juga masih ada bekas tembakan pistol tempo dulu. Peluru yang berhasil bersarang di kaki Naina dulu masih meninggalkan bekas sedikit.
Di elus Jonas kaki Naina yang mulus itu lalu di ciumnya bekas luka itu.
“Kamu sudah terlalu banyak menderita Naina, kamu harus bahagia mulai sekarang, aku akan menjagamu,” lirih Jonas.
Sebenarnya saat Naina di gendong Jonas menuju mobilnya tadi, Naina sudah sadar dari tidurnya, tapi ia memutuskan untuk masih pura-pura tidur, Naina tersentuh dengan penyesalan Jonas tadi didalam mobil, dan Naina semakin tersentuh mendengar ucapan Jonas barusan. Apalagi saat Jonas mencium bekas lukanya tadi, sungguh membuat Naina terenyuh. Jonas yang dirasakan oleh Naina akan meninggalkan kamarnya membuat Naina harus bangun dari tidur pura-puranya. Naina langsung memegang tangan Jonas.
"Jangan pergi Om, temenin aku disini! aku masih takut Om,” ucap Naina dengan memelas membuat Jonas tidak tega.
“Kamu tidur ya, pasti kaki kamu sakit,” ucap Jonas penuh perhatian.
Jonas langsung duduk dipinggir ranjang sambil mengelus kepala Naina.
“Temani aku tidur malam ini Om,” pinta Naina lagi dengan sopan.
“Ya sudah, aku gak akan ninggalin kamu malam ini, sini aku peluk kamu, jangan takut lagi ya,” ucap Jonas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Ayuning Tyas
lanjut
2021-12-29
0