Kritis

Seusai meeting dengan Bram dan juga Dimas yang berakhir dengan kesepakatan kerja sama, Papa Vino dan Rey langsung kembali ke kantor pun Dimas dan juga mertuanya yang juga langsung kembali ke Jakarta.

"Sudah hampir magrib. Papa pulang deluan." ucap Papa Vino bangun dari duduknya, sesaat setelah ia melirik ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Biar Rey antar Pa." Rey hendak beranjak berdiri namun Papa Vino mencegahnya.

"Tidak usah Rey. Sebaiknya kau pulanglah ke rumah mertuamu dulu untuk menemui anak dan juga istrimu sebelum kau pergi ke luar kota." ujarnya.

"Tapi pa, papa tidak boleh mengemudi mobil sendirian. Nanti papa kenapa-napa." ujar Rey terlihat khawatir.

"Rey, papa sudah sehat. Papa bisa mengemudi mobil sendiri, kau tidak perlu mencemaskan papa."

"Huh, baiklah. Biar Rey mengantar papa ke parkiran." ujarnya bangun dari duduknya, kemudian meraih jasnya yang tersampir di kursi.

Anak dan ayah itu saling merangkul dan melangkah meninggalkan ruang kerja menuju parkiran.

"Hati-hati di jalan pa." ucap Rey sesaat setelah papanya sudah berada di dalam mobil, tepatanya di kursi kemudi.

"Temui Tasya dulu sebelum kau pergi ke luar kota." ujar Papa Vino yang hanya di balas anggukan oleh Rey. Pria itu masih berdiri mematung seraya menatap mobil papanya yang melaju meninggalkan parkiran.

***

Di dalam mobil, Papa Vino terlihat memegang kemudinya dengan satu tangannya, sedangkan tangan lainnya ia gunakan untuk memijat-mijat kepalanya yang begitu pening. Tinggal tugas Rey yang harus bisa membuat Tuan Atala, pemilik Atalara Grub perusahaan terbesar di Indonesia mau bekerja sama dengan perusahaan mereka. Jika Rey bisa memenangkan tender dan kerja sama dengan Tuan Atala, bisa dipastikan perusahaan Papa Vino akan kembali membaik.

Papa Vino membuyarkan lamunannya saat mendengar bunyi klakson dari belakang mobilnya. Pria itu melirik ke arah lampu Appil yang sudah berwarna hijau, dengan segera ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menembus kesunyian malam yang tampak sedikit gelap dari biasanya.

Drrrttt..Drrtt, bunyi ponsel yang berada di atas dashboar ld mengalihkan perhatian pria paru baya itu.

"Nomor tak di kenal." gumamnya, jari Papa Vino menekan tombol berwarna hijau kemudian menggesernya.

"Hallo Pa." panggil seseorang dari seberang telepon. Seketika dahi Papa Vino menyernyit bingung.

"Zayn?" tanyanya. Tangan pria itu tampak gemetar, setelah mengetahui siapa yang menelponnya.

"Iya Pa, ini Zayn."

"Pulanglah nak." ucap Papa Vino sendu lalu mengusap bulir air matanya yang jatuh tanpa seizinnya.

"Pa." sayup-sayup terdengar suara Zayn yang memanggilnya. Papa Vino mendengus, merabah ponselnya yang terjatuh di bawa kakinya masih dengan mobil yang melaju kencang.

"Ah." Papa Vino berhasil meraih ponselnya, ia hendak meletakannya lagi di daun telinganya, namun apa yang dilihatnya saat ini membuat pria itu terkejut dengan mata yang membola sempurna.

Duaarrr, mobil yang di kemudi oleh Om Vino menabrak sesuatu, mobil yang semula melaju kencang itu seketika berhenti dengan begitu mendadak.

"Papa." suara Zayn masih terdengar dari balik telepon. Pria itu begitu terkejut mendengar suara tabrakan, ya Zayn mendengarnya dengan sangat jelas.

"Za-Zayn, papa menabrak seseorang." Suara Papa Vino terdengar ketakutan sekaligus gemetar, dengan segera ia turun dari dalam mobil tanpa menghiraukan ponselnya yang masih terhubung dengan Zayn.

Tubuh Papa Vino seketika melemas melihat apa yang ada di hadapannya saat ini, wanita yang memakai drees putih selutut tengah tergeletak di tengah jalan dengan darah yang bersimpah ruah di kepala dan juga kaki gadis itu.

"Astaga." Papa Vino berjalan dengan tergesah-gesah menghampiri gadis itu, kemudian memangku kepala gadis yang tidak diketahuinya, gadis yang baru saja ia tabrak.

"Nak, bangunlah." ucapnya dengan bibir yang gemetar, Papa Vino menoleh ke arah sekitarnya, tampak tidak satupun kendaraan yang melintas. Jalan di sana memang sedikit sunyi karena bukan jalan umum melainkan jalan menuju rumah sakit yang sudah lama tidak terpakai.

"Tolong." Papa Vino mengeraskan suaranya saat melihat kilauan cahaya lampu mobil yang melintas di area tersebut namun bukan di jalan dimana Papa Vino berada.

Seseorang tampak keluar dari dalam mobil, pria yang tidak begitu asing di ingatan Papa Vino.

"Om Vino." ucap laki-laki tersebut yang tak lain adalah Deni, mata pria itu membulat melihat Papa Vino yang tengah memangku kepala seorang gadis yang berlumuran darah.

"Om, apa yang terjadi?" dengan segera Deni menghampiri Papa Vino.

"Om, tidak sengaja menabraknya. Deni tolong bantu Om untuk bawa gadis ini ke rumah sakit." ucap Om Vino, terselip kecemasan sekaligus ketakutan di raut wajahnya.

"I-iya, Om. Ayo." Deni mengambil alih tubuh wanita itu lalu membawanya masuk ke dalam mobilnya. Bagitupun dengan Papa Vino, ia ikut masuk ke dalam mobil milik Deni dan meninggalkan mobilnya di sana.

***

Di tempat yang berbeda, Rey yang baru saja tiba di rumah mertuanya langsung masuk ke dalam kamarnya, namun sebelum itu ia berbicara sedikit dengan Kinaya yang menyambut pria itu tadi.

"Syaa." panggil Rey sesaat setelah membuka pintu kamarnya, dilihatnya Tasya yang tengah berbaring di samping Ken yang sudah tertidur pulas.

"Kau kembali?" Dengan hati-hati Tasya bangun dari tidurnya kemudian menurunkan tubuhnya dari atas tempat tidur.

"Kau tidak jadi ke luar kota?" tanyanya lagi, melepaskan pelukannya dan menatap lekat kedua manik mata milik suaminya, seolah menyalurkan kerinduannya. Entahlah, tidak bertemu satu hari saja Tasya begitu sangat merindukan suaminya, apalagi nanti akan ditinggal selama berhari-hari, tapi kenapa Rey kembali? Apa dia tidak jadi ke luar kota? Syukurlah. batin Tasya.

"Jadi." jawab Rey, mengusap wajah pucat istrinya.

Wajah Tasya yang semula tersenyum, kini berubah jadi masam.

"Lalu kenapa kau kembali? Aku pikir kau tidak jadi ke luar kota." celotehnya dengan wajah yang tertekuk.

"Aku hanya ingin memelukmu dulu seperti ini." ucap Rey memeluk erat tubuh mungil istrinya yang sedikit lebih berisi dari sebelumnya.

"Baiklah." Tasya ikut membalas pelukan suaminya, rasanya ia tidak ingin melepas pelukan hangat itu.

Bunyi ponsel yang berasal dari ponsel milik Rey, membuat Rey melepaskan pelukannya. Namun tidak dengan Tasya yang masih melingkarkan tangannya di tubuh suaminya.

Rey meraih ponselnya, dahi pria itu berkerut. "Unknow Number." gumamnya.

"Siapa?" tanya Tasya mendongakan kepalanya. Rey mengedikan bahunya, lalu menjawab panggilan telpon tersebut.

"Hallo, apa ini dengan kak Rey?" tanya seseorang.

"Iya, dengan siapa ini?" tanya Rey balik.

"Saya Deni kak, temannya Zayn."

"Oh iya ada apa?"

"Ehm, Om Vino sedang berada di rumah sakit, dia mengalami kecelakaan dan menabrak seorang wanita."

"Apa?" suara keterkejutan Rey membuat Tasya melepaskan tangannya dari tubuh pria itu, lalu beralih menatap lekat suaminya.

"Ada apa?" tanyanyanya kemudian.

"Papa kecelakaan. Dia menabrak seseorang." Bibir Rey bergetar pun matanya yang terlihat berkaca-kaca.

"Bagaimana keadaan papaku? Dan wanita itu?

"Om Vino baik-baik saja. Hanya saja wanita yang ditabraknya sedang kritis." jawab Deni.

"Ba-baiklah Den. Terima kasih, aku akan segera ke sana." Rey memutuskan sambungan teleponnya.

"Bagimana keadaan papa?" tanya Tasya yang terlihat cemas akan kondisi mertuanya.

"Papa baik-baik saja. Aku akan ke rumah sakit." Rey hendak berlalu dari sana namun Tasya mencegah pria itu.

"Aku ikut." katanya.

"Tidak usah Syaa. Kau tunggulah di rumah dan temani Ken." Rey mengusap wajah istrinya dan meyakinkan wanita itu agar tetap berada di rumah, mengingat ini sudah malam dan juga Tasya sedang hamil.

"Aku mau ikut, aku akan menitipkan Ken pada mama." ucap Tasya menatap lekat kedua mata suaminya, ia ingin sekali ikut dan memastikan sendiri kondisi papa mertuanya.

"Hah, baiklah. Segera bersiap-siaplah. Aku mau memberi tahu papa dulu." Tasya mengangguk lalu ia berjalan menuju lemari pakaiannya untuk mengambil jilbab dan langsung memakainya.

***

Di ruang keluarga, Papa Haris yang kala itu tengah menonton TV, di kejutkan dengan keberadaan Rey yang tiba-tiba datang menghampirinya dengan sedikit tergesah-gesah.

"Pa, Papa Vino mengalami kecelakaan." ucapnya, seketika Haris bangun dari duduknya.

"Apa? Jadi bagaimana keadaan Vino sekarang?"

"Papaku baik-baik saja. Hanya saja, wanita yang ditabraknya sedang kritis."

"Astaga." Haris menghela napas, "Apa kau mau ke rumah sakit sekarang? Papa mau ikut."

"Iya pa, aku dan Tasya mau ke rumah sakit."

"Baiklah, papa mau menemui mamamu dan sekaligus mau mengambil jaket." ucap Papa Haris lalu ia berlalu dari sana.

*

"Ayo berangkat sekarang." ujar Haris yang baru saja masuk ke ruang keluarga bersama Kinaya.

"Iya pa." Rey beranjak dari duduknya.

"Ma, titip Ken ya." ujar Tasya menoleh ke arah mamanya.

"Iya sayang. Kalian hati-hati di jalan." jawabnya, wanita paru baya itu mengantar suami dan juga kedua anaknya itu menuju depan rumah.

"Kabari Mama jika terjadi sesuatu."

"Iya Ma, kami pamit dulu." Ucap Rey berlalu masuk ke dalam mobil kemudian ia melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal menuju rumah sakit.

Terpopuler

Comments

ms_panda

ms_panda

kayaknya calon jodohnya zayn yg ditabrak papa vino 😁

2021-07-07

3

alya Zahra

alya Zahra

apakah jodoh zayn thor....

2021-07-07

1

🐻⃝💜Elda Gayo 「ᴮᶠᶠᵃ]

🐻⃝💜Elda Gayo 「ᴮᶠᶠᵃ]

apakah di siini awal mulai nya Zayn menikah dgn gadis itu???

2021-07-07

2

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Perjodohan
3 Aku mengenalnya
4 Membuat Malu
5 Putus Asa
6 Mau membantu
7 Bekerja sama
8 Kritis
9 Merasa bersalah
10 Menyesali
11 Tidak mengetahui identitas
12 Menebus kesalahan
13 Akan menikahinya
14 Bersungguh-sungguh
15 Membuat perjanjian
16 Visual Cast
17 Sangat tulus
18 Tidak enak hati
19 Baik-baik saja
20 Hanya milikku
21 Perhatian manis
22 Bertemu Avra
23 Merasa aneh
24 Tidak bisa diandalkan?
25 Mencemaskan
26 Bersikap sewajarnya
27 Baik-baik saja
28 Merindukan
29 Balas dendam
30 Akan membunuh
31 Sangat ketakutan
32 Dalang dibalik kecelakaan
33 Mimpi yang terasa nyata
34 Tidak waras
35 Telah jatuh cinta
36 Mencurigai
37 Alara?
38 Mengakui anak tiri
39 Akan melindungi
40 Bisa berjalan lagi
41 Terlihat sangat jelek
42 Sangat berlebihan
43 Terasa lelah
44 Aku mencintaimu
45 Merusak kepercayaan
46 Menatap kecewa
47 Menatap kecewa
48 Kehilangan
49 Kehilangan
50 Tidak akan melepaskan
51 Mengingat kembali
52 Menunggu keputusan
53 Menyukai hujan
54 Tidak akan bosan
55 Semua tentang Ara
56 Khawatir berlebihan
57 Sangat posesif
58 Hilang hilangan
59 Menggemaskan
60 Melanggar perintah
61 Pelukan terakhir
62 Berhasil menculik
63 Mati bersama
64 Tidak dapat menyelamatkan
65 Membuka lembaran baru
66 Mengabaikan
67 Hubby
68 Berhalusinasi?
69 Trauma
70 Gangguan mental (Gila?)
71 Ke rumah Mama
72 Ingin Mengenalkan
73 Meluruskan Kesalahpahaman
74 Sikap yang tak biasa
75 Sakit yang tak berkesudahan
76 Sangat bau
77 Hamil?
78 Galak Sekali
79 Penasaran
80 Benar-benar hamil
81 Tentang Avra lagi
82 Membutuhkan tenaga untuk sakit hati
83 Pilihan yang sangat berat
84 Senang bisa bertemu kembali
85 Menyatakan perasaan
86 Bubur Ayam
87 Berkata jujur
88 Gadis kecil itu
89 Menjaili
90 Akan menjadi Ayah
91 Merusak suasana
92 Berjanji untuk tetap bersama
93 Harus berbagi
94 Lebih bersabar
95 Obat penggugur kandungan
96 Amarah Zayn
97 Nyonya Helena!!
98 Kembali mengendalikan
99 Gelap mata
100 Perusak mental
101 Tidak bisa menjaganya
102 Menguji kesabaran
103 Mood Alara
104 Sudah sangat baik
105 Luka lama
106 Manisan mangga
107 Si bucin
108 Harus sehat dan kuat
109 Dinner romantis
110 Self Healing
111 Adik Bayi
112 Pembunuh sebenarnya?
113 Tuan Dev
114 18 tahun silam
115 Flashback
116 Tempramental
117 Dokter Bobby
118 Sangat Keji
119 Akan menjaga
120 Sangat cantik
121 Sangat mencintai
122 Sangat buas
123 Alasan sebenarnya
124 Wanita perebut
125 Clara
126 Kangker Darah
127 Dua adik bayi
128 Tiba-tiba pergi
129 Menyembunyikan keberadaan
130 Akan berakhir
131 Tidak adil
132 Kekasih Arya
133 Segalanya bagiku
134 Hukuman
135 Minta Izin dulu
136 Bertemu Clara
137 Memohon
138 Akan terbayar lunas
139 Tidak ingin berpisah
140 Ulang Tahun Ken
141 Sangat Licik
142 Tidak mengizinkan
143 Hukuman yang setimpal
144 Menyalahkan
145 Berakhir...
146 Selesai...
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Awal mula
2
Perjodohan
3
Aku mengenalnya
4
Membuat Malu
5
Putus Asa
6
Mau membantu
7
Bekerja sama
8
Kritis
9
Merasa bersalah
10
Menyesali
11
Tidak mengetahui identitas
12
Menebus kesalahan
13
Akan menikahinya
14
Bersungguh-sungguh
15
Membuat perjanjian
16
Visual Cast
17
Sangat tulus
18
Tidak enak hati
19
Baik-baik saja
20
Hanya milikku
21
Perhatian manis
22
Bertemu Avra
23
Merasa aneh
24
Tidak bisa diandalkan?
25
Mencemaskan
26
Bersikap sewajarnya
27
Baik-baik saja
28
Merindukan
29
Balas dendam
30
Akan membunuh
31
Sangat ketakutan
32
Dalang dibalik kecelakaan
33
Mimpi yang terasa nyata
34
Tidak waras
35
Telah jatuh cinta
36
Mencurigai
37
Alara?
38
Mengakui anak tiri
39
Akan melindungi
40
Bisa berjalan lagi
41
Terlihat sangat jelek
42
Sangat berlebihan
43
Terasa lelah
44
Aku mencintaimu
45
Merusak kepercayaan
46
Menatap kecewa
47
Menatap kecewa
48
Kehilangan
49
Kehilangan
50
Tidak akan melepaskan
51
Mengingat kembali
52
Menunggu keputusan
53
Menyukai hujan
54
Tidak akan bosan
55
Semua tentang Ara
56
Khawatir berlebihan
57
Sangat posesif
58
Hilang hilangan
59
Menggemaskan
60
Melanggar perintah
61
Pelukan terakhir
62
Berhasil menculik
63
Mati bersama
64
Tidak dapat menyelamatkan
65
Membuka lembaran baru
66
Mengabaikan
67
Hubby
68
Berhalusinasi?
69
Trauma
70
Gangguan mental (Gila?)
71
Ke rumah Mama
72
Ingin Mengenalkan
73
Meluruskan Kesalahpahaman
74
Sikap yang tak biasa
75
Sakit yang tak berkesudahan
76
Sangat bau
77
Hamil?
78
Galak Sekali
79
Penasaran
80
Benar-benar hamil
81
Tentang Avra lagi
82
Membutuhkan tenaga untuk sakit hati
83
Pilihan yang sangat berat
84
Senang bisa bertemu kembali
85
Menyatakan perasaan
86
Bubur Ayam
87
Berkata jujur
88
Gadis kecil itu
89
Menjaili
90
Akan menjadi Ayah
91
Merusak suasana
92
Berjanji untuk tetap bersama
93
Harus berbagi
94
Lebih bersabar
95
Obat penggugur kandungan
96
Amarah Zayn
97
Nyonya Helena!!
98
Kembali mengendalikan
99
Gelap mata
100
Perusak mental
101
Tidak bisa menjaganya
102
Menguji kesabaran
103
Mood Alara
104
Sudah sangat baik
105
Luka lama
106
Manisan mangga
107
Si bucin
108
Harus sehat dan kuat
109
Dinner romantis
110
Self Healing
111
Adik Bayi
112
Pembunuh sebenarnya?
113
Tuan Dev
114
18 tahun silam
115
Flashback
116
Tempramental
117
Dokter Bobby
118
Sangat Keji
119
Akan menjaga
120
Sangat cantik
121
Sangat mencintai
122
Sangat buas
123
Alasan sebenarnya
124
Wanita perebut
125
Clara
126
Kangker Darah
127
Dua adik bayi
128
Tiba-tiba pergi
129
Menyembunyikan keberadaan
130
Akan berakhir
131
Tidak adil
132
Kekasih Arya
133
Segalanya bagiku
134
Hukuman
135
Minta Izin dulu
136
Bertemu Clara
137
Memohon
138
Akan terbayar lunas
139
Tidak ingin berpisah
140
Ulang Tahun Ken
141
Sangat Licik
142
Tidak mengizinkan
143
Hukuman yang setimpal
144
Menyalahkan
145
Berakhir...
146
Selesai...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!