Tidak mengetahui identitas

Pagi menyambut, bunyi sirene ambulan membuat Rey tersadar dari kantuknya, pria itu merenggangkan otot-otot pinggangnya yang terasa kaku.

"Zayn bangunlah." serunya, menggoyang-goyangkan tubuh Zayn yang tengah tertidur dengan posisi duduk.

"Kak, aku baru saja tertidur." gerutu Zayn masih dengan mata yang tertutup rapat.

"Hey, bangunlah. Kau bisa kembali tidur nanti saat papa datang menggantimu. Aku harus kembali ke rumah."

"Kakak mau kembali ke rumah?" dengan malas Zayn membuka matanya, menoleh ke arah kakaknya yang masih duduk di sampingnya.

"Iya, aku harus keluar kota untuk menemui tuan Atala dan mengajaknya bekerja sama."

"Oh baiklah. Maafkan Zayn kak, perusahaan dalam masalah karena Zayn."

"Tidak apa-apa, semunya sudah terjadi. Sudah sangat terlambat untuk menyesalinya." Rey beranjak dari duduknya kemudian ia menepuk bahu Zayn, "Aku berangkat sekarang, kau harus menemani papa untuk memantau kondisi gadis itu."

"Baik kak."

***

"Mamii, huhuhu." rengek Kenzo saat tidak mendapati mami maupun daddynya di dalam kamar.

"Mamii." panggilnya lagi turun dari atas tempat tidur.

"Anak mami, kau sudah bangun sayang?" Tasya meraih tubuh Kenzo ke dalam pelukannya seraya menenangkan anaknya itu.

"Mamii, daddy di mana?" tanya anak kecil tersebut sambil mengucek-ngucek matanya.

"Ehm daddy--."

"Deddy." Ken yang semula cemberut kini tersenyum ceria saat melihat ayahnya yang baru saja masuk ke dalam kamar, dengan segera ia melepaskan pelukan ibunya dan berlari menuju ke arah Rey.

"Anak Daddy sudah bangun?" Rey merengkuh tubuh kecil itu ke dalam gendonganya.

"Kau sudah pulang? Apa mau berangkat ke luar kota sekarang?" tanya Tasya ikut menghampiri Rey.

Rey tersenyum lalu ia mengecup dahi dan pipi Tasya singkat, "Satu setengah jam lagi." jawabnya kemudian.

"Baiklah, Ken ayo sama Mami. Daddy mau mandi." ujar Tasya namun Ken malah mengeratkan pelukannya, ia masih ingin berlama-lama di pelukan papanya.

"Biarkan dulu Syaa. Ken masih ingin memelukku." Rey menggandeng lengan Tasya dengan tangan kirinya lalu menuntun wanita itu untuk kembali merebahkan tubuh mereka di atas tempat tidur.

"Deddy. Apa deddy tidak sibuk lagi?" pertanyaan yang sama, yang selalu Ken tanyakan kepada papanya.

"Ehm, daddy masih sangat sibuk. Tapi setelah itu daddy tidak akan sibuk lagi dan kita bisa liburan." ujar Rey. Seketika Tasya memelototkan matanya, tidak suka dengan ucapan suaminya barusan.Ya, Tasya tidak suka jika Rey menjanjikan sesuatu kepada anaknya jika pada akhirnya, ia tidak bisa mewujudkannya.

"Jangan membuat janji dengannya." Ketus Tasya hendak bangun dari tidurnya, namun dengan sigap Rey menahan tubuh wanita itu.

"Aku tidak berjanji, tapi memang itu yang akan terjadi. Setelah berhasil membuat tuan Atala bekerja sama dengan perusahaan papa. Semua permasalahan yang dihadapi perusahaan akan kembali membaik." jelasnya.

"Bagaimana jika tuan Atala ti--."

"Jangan mengatakan hal itu. Kau mematakan semangatku."

"Eh, ma-maaf." Tasya tersenyum kikuk seraya memeluk erat tubuh suaminya, hingga membuat Ken yang berada di tengah-tengah mereka berceloteh.

"Mamii, aku tidak bisa bernapas." seru Kenzo, seketika Tasya menjauhkan tubuhnya kemudian ia tertawa.

"Hehe, Mami tidak sengaja." ujarnya kemudian.

"Oh iya Rey, bagaimana keadaan gadis itu?"

"Semalam tubuhnya sempat drop, dan jantungnya berhenti berdetak, namun dokter Andre bisa menanganinya."

"Syukurlah, aku merasa kasihan dengan wanita itu. Oh iya, apa kau sudah mengetahui dan menemukan keluarganya?"

"Belum, tidak ada yang mengenali wanita itu. Bahkan polisipun tidak mengetahui identitasnya."

"Benarkah? Kenapa bisa seperti itu?"

"Aku juga tidak tahu, kemungkinan wanita itu bukan orang Bandung. Tetapi kita belum bisa memastikannya dengan jelas, kita tunggu saja wanita itu tersadar dan menanyakannya langsung."

"Eum, baiklah."

"Mamii, aku lapar." teriak Ken ditengah-tengah perbincangan kedua orang tuanya, perbincangan orang dewasa yang tidak dapat ia pahami.

"Kau lapar? Ah baiklah, ayo kita ke dapur sekarang." ujar Tasya beranjak bangun, pun Rey yang ikut beranjak dari tidurnya.

Pria itu membisikan sesuatu kepada Ken, "Mami. Mami temani deddy saja di sini. Aku akan ke dapur sendiri." ujar Ken lalu ia meminta ayahnya untuk menurunkannya dari atas ranjang.

"Mintalah nenek untuk menyuapimu." ucap Rey seraya tersenyum bahagia saat berhasil membujuk anaknya itu untuk pergi ke dapur dan menemui neneknya seorang diri.

"Oke deddy." Rey mengantar Ken sampai ke depan pintu, kemudian ia mengunci pintu itu hingga membuat Tasya sedikit bingung.

"Apa yang kau bisikkan kepada Ken?" tanyanya dengan dahi yang mengerut.

"Menurutmu?" Senyum penuh maksud Rey membuat Tasya langsung paham apa yang diinginkan suaminya saat ini.

"Astaga, kau membisikan yang macam-macam pada Ken." Tasya berdiri dari duduknya.

"Tidak, aku hanya memberi tahu Ken, jika aku ingin menjenguk adiknya."

"Astaga Rey, kau---." ucapan Tasya tercekat saat bibir Rey telah mendarat di bibirnya, meluma*nya dengan lembut namun penuh napsu.

"Aku masih punya waktu 45 menit." ucap Rey masih dengan senyum yang tersemat di bibirnya, ia membiarkan Tasya mengatur napasnya.

"Sudah?" tanyanya, tanpa basa basi Rey kembali meluma* bibir ranum Tasya yang membuatnya candu, menjila*nya dengan penuh napsu, seakan bibir itu sangat nikmat baginya.

Satu tangan Rey yang terlihat kosong menelusup masuk ke dalam pakaian Tasya, mencari benda kesukaanya.

"Ah." Tasya mendesah saat Rey berhasil membuat wanita itu terbaring terlentang di atas ranjang dengan setengah telanjang.

"Aku sangat merindukan ini." ujar Rey menindih tubuh istrinya sebelum kemudian, pergumulan panjang terjadi di antara sepasanga suami istri itu yang sudah sangat merindukan kehangatan tubuh satu sama lain.

***

Napas Rey dan Tasya saling memburu, menghirup oksigen sebanyak mungkin. Hah, Rey benar-benar tidak dapat mengontrol dirinya, hingga membuat Tasya tidak mampu mengimbangi napsu birah* suaminya tersebut.

"Apa kau akan pergi ke luar kota sendiri?" tanya Tasya mengusap-usap dada bidang Rey yang masih terasa lembab akibat keringan dari hasil pergumulan mereka tadi.

"Tidak, aku akan pergi bersama Sellin." jawab Rey seraya mengusap-usap tangan Tasya yang berada di atas dadanya.

"Sellin?" Kening Tasya berkerut dalam, mencoba mengingat nama itu.

"Apa dia seorang wanita?" tanyanya kemudian.

"Tentu saja, dia sekertaris papa. Apa kau tidak tahu?" Rey menoleh menatap istrinya lekat.

"Tidak." Tasya menggelang kepalanya, ia tidak tahu soal wanita itu yang katanya sekertaris papanya.

"Apa dia hanya sekertaris papa?"

"Tentu saja, memangnya apa yang kau pikirkan?"

"Kau tidak berselingkuh dengannya kan? Dia tidak menyukaimu kan?" tanya Tasya menindih tubuh suaminya. Seketika Rey tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah Tasya saat ini.

Pletak, Rey mengedikan jarinya di dahi istrinya itu, ia merasa gemas dengan raut wajah Tasya yang tengah cemburu.

"Mana mungkin aku berselingkuh dengannya. Satu wanita saja sudah membuatku repot apalagi--."

"Kau merasa direpotkan olehku?" Mata Tasya menajam, setajam mata elang yang siap menerkam mangsanya.

Rey mendengus, ia telah salah bicara. "Eh, ti-tidak. Maksudku mana mungkin aku berselingkuh jika istriku sudah sangat cantik dan memuaskanku seperti ini." Rey kembali menggesek-gesekan tubuhnya, menggoda tubuh Tasya yang masih berada di atasnya.

"Jadi, jika aku tidak memuaskanmu. Kau akan berselingkuh?"

"Ya ampuun sayang. Tidak seperti itu, aku sudah mau memiliki dua anak, aku juga sangat mencintaimu. Mana mungkin aku berselingkuh." ujarnya mengecup singkat bibir Tasya.

"Oh." jawab Tasya singkat lalu ia menggeser tubuhnya kemudian turun dari atas tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.

"Huh, apa dia marah?" Rey mendengus kemudian ia ikut turun dari atas tempat tidur.

*

"Sayang? Kenapa kau mengunci pintu kamar mandi? Aku mau mandi bersamamu." ujar Rey memutar-mutar handle pintu, memaksa pintu itu agar segera di buka.

"Enak saja, setelah membuatku marah. Dia mau merayuku seperti itu? Aku tidak akan memaafkannya kali ini." gumam Tasya.

"Sayang, ayo bukalah pintunya." teriak Rey lagi dari luar kamar mandi.

"Tunggulah, aku hampir selesai." ujar Tasya dengan suara yang sedikit lebih keras.

10 menit kemudian, Tasya keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk yang melingkar di tubuhnya.

"Astaga Rey, kenapa kau tidak memakai handuk. Kau telah menodai mataku." seru Tasya kesal, melihat tubuh polos suaminya.

"Aku tidak menemukan handukku." jawab Rey singkat.

"Kau bisa memakai celana untuk menutupinya."

"Hehe, maaf. Tapi kau suka melihatnya kan." ucapnya tersenyum menggoda

"Tidak, dasar me*um."

"Masuk dan mandilah, jangan mengulanginya lagi. Bagaimana jika Ken melihatnya? Huh, astaga membayangkannya saja aku tidak sanggup." celoteh Tasya yang hanya di balas kekehan oleh Rey. Kemudian pria itu beranjak masuk ke dalam kamar mandi.

*

"Rey, aku akan menunggumu di meja makan." ucap Tasya sesaat setelah mengetuk pintu kamar mandi.

"Iyaa." teriak Rey dari dalam sana.

"Aku telah menyiapkan pakaian kerjamu dia atas tempat tidur dan beberapa pakaian di dalam koper. Ingat, jangan memakai parfum berlebihan dan jangan menyisir rambut terlalu rapi."

"Iyaa, cerewet sekali." seru Rey.

"Huh, jangan terlalu lama di kamar mandi. Cepat keluarlah, waktumu sisa 10 menit." ucap Tasya lalu ia berlalu dari sana, meninggalkan Rey yang masih berada di dalam kamar mandi, entah apa yang dilakukan pria itu di dalam sana."

***

Di ruang makan, tampak Papa Haris yang tengah menikmati sarapannya seorang diri.

"Papa belum ke kantor?" tanya Tasya mendudukan tubuhnya di kursi yang baru saja ia tarik.

"Aku masih menunggu mamamu. Katanya dia mau berbelanja kebutuhan dapur bersama Bi Una."

"Oh, lalu Ken kemana?" tanya Tasya saat tidak melihat keberadaan anaknya itu.

"Di kamar papa. Di mana suamimu? Apa dia belum berangkat ke luar kota?"

"Belum. Rey masih bersiap-siap di kamar."

"Oh baiklah."

"Syaa, aku tidak menemukan dasiku." ujar Rey yang baru saja masuk ke ruang makan seraya memasang kancing kemejanya, pun rambutnya yang masih tampak sedikit basah

"Astaga, sayang. Aku sudah meletakannya di atas tempat tidur." Tasya menoleh.

"Tidak ada, aku sudah mencarinya kemana-mana."

"Syaa, sebaiknya kau kembali ke kamar. Suamimu memerlukan bantuanmu, lihatlah dia masih begitu acak-acakan." pinta Papa Haris tersenyum menggoda putrinya tersebut. Tasya memutar kedua bola matanya sebelum kemudian ia beranjak dari duduknya.

"Ayo, aku akan menunjukan padamu letak dasimu. Seharusnya kau mencarinya dulu sebelum menanyakannya." celoteh Tasya, wanita itu membuka pintu kamarnya dengan sedikit kesal. Ya, Tasya masih merasa kesal terhadap suaminya tersebut atas kejadian tadi.

Rey tersenyum, ia menarik tubuh istrinya itu kemudian menghimpitnya di dinding.

"Aku sudah menemukan dasiku." jawabnya masih dengan senyum yang mengembang lebar hingga membuat Tasya semakin kesal.

"Jika kau sudah menemukannya? Lalu--." ucapan Tasya terhenti tatkala Rey kembali membenamkan ciuman hangat di bibir Tasya.

"Kau tahu, jika seorang suami mau melakukan perjalan jauh. Seorang istri harus menyiapkan semua kebutuhannya. Tapi kau malah mengabaikanku seperti ini."

"Aku tidak mengabaikanmu, aku hanya kesal saja padamu."

"Sama saja." cetus Rey. Seketika Tasya langsung memeluk tubuh suaminya itu erat.

"Aku tidak bermaksud menuduhmu, aku hanya takut saja jika Sellin akan bersikap sama seperti Sisil."

"Astaga sayang. Kenapa kau masih membahas Sisil lagi?" dengus Rey, "Kau tahu, Sellin tidak akan melakukan hal itu. Sellin sudah lama bekerja dengan Papa, dan aku juga sudah mengenal karakternya." sambungnya.

"Bukankah kau sudah mengenal Sisil lebih lama? Tapi kau malah tidak tahu jika dia menyimpan rasa padamu."

"Huh, sayang." Rey memeluk erat tubuh Tasya yang hendak terlepas dari tubuhnya, kemudian mengecup puncak kepala wanita itu berkali-kali.

"Aku sangat mencintaimu, aku tidak akan berselingkuh darimu." Rey melepas pelukannya seraya menatap lekat kedua manik mata milik Tasya.

"Apa kau percaya padaku?" Tasya mengangguk, kemudian memeluk kembali tubuh suaminya. Tidak seharusnya ia memiliki prasangka buruk terhadap suaminya maupun Sellin, tapi Tasya begitu takut jika apa yang pernah terjadi padanya akan terulang kembali. Apalagi saat ini wajah Rey semakin terlihat tampan, tidak menutup kemungkinan jika ada wanita lain yang menyukainya.

.

.

.

.

.

.

Bersambung ...

Jangan lupa like dan komen ya kak Readers 🤗

Terpopuler

Comments

Ainin Mu

Ainin Mu

kok q LBH suka Tasya manggil suaminya kak ya Thor LBH hormat gitu kyk e

2021-10-12

0

Ougus Fenia

Ougus Fenia

lanjut thor

2021-09-23

0

Isyam Zita

Isyam Zita

🤭🤭🤭🤭🤭🤭mAsih z cemburu

2021-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Perjodohan
3 Aku mengenalnya
4 Membuat Malu
5 Putus Asa
6 Mau membantu
7 Bekerja sama
8 Kritis
9 Merasa bersalah
10 Menyesali
11 Tidak mengetahui identitas
12 Menebus kesalahan
13 Akan menikahinya
14 Bersungguh-sungguh
15 Membuat perjanjian
16 Visual Cast
17 Sangat tulus
18 Tidak enak hati
19 Baik-baik saja
20 Hanya milikku
21 Perhatian manis
22 Bertemu Avra
23 Merasa aneh
24 Tidak bisa diandalkan?
25 Mencemaskan
26 Bersikap sewajarnya
27 Baik-baik saja
28 Merindukan
29 Balas dendam
30 Akan membunuh
31 Sangat ketakutan
32 Dalang dibalik kecelakaan
33 Mimpi yang terasa nyata
34 Tidak waras
35 Telah jatuh cinta
36 Mencurigai
37 Alara?
38 Mengakui anak tiri
39 Akan melindungi
40 Bisa berjalan lagi
41 Terlihat sangat jelek
42 Sangat berlebihan
43 Terasa lelah
44 Aku mencintaimu
45 Merusak kepercayaan
46 Menatap kecewa
47 Menatap kecewa
48 Kehilangan
49 Kehilangan
50 Tidak akan melepaskan
51 Mengingat kembali
52 Menunggu keputusan
53 Menyukai hujan
54 Tidak akan bosan
55 Semua tentang Ara
56 Khawatir berlebihan
57 Sangat posesif
58 Hilang hilangan
59 Menggemaskan
60 Melanggar perintah
61 Pelukan terakhir
62 Berhasil menculik
63 Mati bersama
64 Tidak dapat menyelamatkan
65 Membuka lembaran baru
66 Mengabaikan
67 Hubby
68 Berhalusinasi?
69 Trauma
70 Gangguan mental (Gila?)
71 Ke rumah Mama
72 Ingin Mengenalkan
73 Meluruskan Kesalahpahaman
74 Sikap yang tak biasa
75 Sakit yang tak berkesudahan
76 Sangat bau
77 Hamil?
78 Galak Sekali
79 Penasaran
80 Benar-benar hamil
81 Tentang Avra lagi
82 Membutuhkan tenaga untuk sakit hati
83 Pilihan yang sangat berat
84 Senang bisa bertemu kembali
85 Menyatakan perasaan
86 Bubur Ayam
87 Berkata jujur
88 Gadis kecil itu
89 Menjaili
90 Akan menjadi Ayah
91 Merusak suasana
92 Berjanji untuk tetap bersama
93 Harus berbagi
94 Lebih bersabar
95 Obat penggugur kandungan
96 Amarah Zayn
97 Nyonya Helena!!
98 Kembali mengendalikan
99 Gelap mata
100 Perusak mental
101 Tidak bisa menjaganya
102 Menguji kesabaran
103 Mood Alara
104 Sudah sangat baik
105 Luka lama
106 Manisan mangga
107 Si bucin
108 Harus sehat dan kuat
109 Dinner romantis
110 Self Healing
111 Adik Bayi
112 Pembunuh sebenarnya?
113 Tuan Dev
114 18 tahun silam
115 Flashback
116 Tempramental
117 Dokter Bobby
118 Sangat Keji
119 Akan menjaga
120 Sangat cantik
121 Sangat mencintai
122 Sangat buas
123 Alasan sebenarnya
124 Wanita perebut
125 Clara
126 Kangker Darah
127 Dua adik bayi
128 Tiba-tiba pergi
129 Menyembunyikan keberadaan
130 Akan berakhir
131 Tidak adil
132 Kekasih Arya
133 Segalanya bagiku
134 Hukuman
135 Minta Izin dulu
136 Bertemu Clara
137 Memohon
138 Akan terbayar lunas
139 Tidak ingin berpisah
140 Ulang Tahun Ken
141 Sangat Licik
142 Tidak mengizinkan
143 Hukuman yang setimpal
144 Menyalahkan
145 Berakhir...
146 Selesai...
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Awal mula
2
Perjodohan
3
Aku mengenalnya
4
Membuat Malu
5
Putus Asa
6
Mau membantu
7
Bekerja sama
8
Kritis
9
Merasa bersalah
10
Menyesali
11
Tidak mengetahui identitas
12
Menebus kesalahan
13
Akan menikahinya
14
Bersungguh-sungguh
15
Membuat perjanjian
16
Visual Cast
17
Sangat tulus
18
Tidak enak hati
19
Baik-baik saja
20
Hanya milikku
21
Perhatian manis
22
Bertemu Avra
23
Merasa aneh
24
Tidak bisa diandalkan?
25
Mencemaskan
26
Bersikap sewajarnya
27
Baik-baik saja
28
Merindukan
29
Balas dendam
30
Akan membunuh
31
Sangat ketakutan
32
Dalang dibalik kecelakaan
33
Mimpi yang terasa nyata
34
Tidak waras
35
Telah jatuh cinta
36
Mencurigai
37
Alara?
38
Mengakui anak tiri
39
Akan melindungi
40
Bisa berjalan lagi
41
Terlihat sangat jelek
42
Sangat berlebihan
43
Terasa lelah
44
Aku mencintaimu
45
Merusak kepercayaan
46
Menatap kecewa
47
Menatap kecewa
48
Kehilangan
49
Kehilangan
50
Tidak akan melepaskan
51
Mengingat kembali
52
Menunggu keputusan
53
Menyukai hujan
54
Tidak akan bosan
55
Semua tentang Ara
56
Khawatir berlebihan
57
Sangat posesif
58
Hilang hilangan
59
Menggemaskan
60
Melanggar perintah
61
Pelukan terakhir
62
Berhasil menculik
63
Mati bersama
64
Tidak dapat menyelamatkan
65
Membuka lembaran baru
66
Mengabaikan
67
Hubby
68
Berhalusinasi?
69
Trauma
70
Gangguan mental (Gila?)
71
Ke rumah Mama
72
Ingin Mengenalkan
73
Meluruskan Kesalahpahaman
74
Sikap yang tak biasa
75
Sakit yang tak berkesudahan
76
Sangat bau
77
Hamil?
78
Galak Sekali
79
Penasaran
80
Benar-benar hamil
81
Tentang Avra lagi
82
Membutuhkan tenaga untuk sakit hati
83
Pilihan yang sangat berat
84
Senang bisa bertemu kembali
85
Menyatakan perasaan
86
Bubur Ayam
87
Berkata jujur
88
Gadis kecil itu
89
Menjaili
90
Akan menjadi Ayah
91
Merusak suasana
92
Berjanji untuk tetap bersama
93
Harus berbagi
94
Lebih bersabar
95
Obat penggugur kandungan
96
Amarah Zayn
97
Nyonya Helena!!
98
Kembali mengendalikan
99
Gelap mata
100
Perusak mental
101
Tidak bisa menjaganya
102
Menguji kesabaran
103
Mood Alara
104
Sudah sangat baik
105
Luka lama
106
Manisan mangga
107
Si bucin
108
Harus sehat dan kuat
109
Dinner romantis
110
Self Healing
111
Adik Bayi
112
Pembunuh sebenarnya?
113
Tuan Dev
114
18 tahun silam
115
Flashback
116
Tempramental
117
Dokter Bobby
118
Sangat Keji
119
Akan menjaga
120
Sangat cantik
121
Sangat mencintai
122
Sangat buas
123
Alasan sebenarnya
124
Wanita perebut
125
Clara
126
Kangker Darah
127
Dua adik bayi
128
Tiba-tiba pergi
129
Menyembunyikan keberadaan
130
Akan berakhir
131
Tidak adil
132
Kekasih Arya
133
Segalanya bagiku
134
Hukuman
135
Minta Izin dulu
136
Bertemu Clara
137
Memohon
138
Akan terbayar lunas
139
Tidak ingin berpisah
140
Ulang Tahun Ken
141
Sangat Licik
142
Tidak mengizinkan
143
Hukuman yang setimpal
144
Menyalahkan
145
Berakhir...
146
Selesai...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!