Baik-baik saja

"Kenapa harus pria cabul itu yang menjadi dokter pribadi Ara." Zayn mendesahkan napanya ke udara. Ia tidak habis pikir, kenapa dunia sesempit itu hingga harus bertemu teman lamanya lagi.

Salah satu tangan Zayn bergerak merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya yang berada di dalam sakunya.

"Paman Ali, tolong katakan pada Bi Sumi untuk selalu menjaga Ara. Jangan biarkan Ara ditinggal sendiri." tutur Zayn. Pria itu memutuskan sambungan teleponnya sesaat setelah Paman Ali mengiyakannya.

Zayn kembali mendesahkan napasnya, cukup panjang. Walau sudah tiga tahun berlalu namun kejadian buruk yang menimpa salah satu sahabat wanitanya masih terngiang-ngiang di ingatan Zayn, ia tidak ingin kejadian itu terjadi pada Ara. Meskipun mungkin Rian sudah berubah namun tidak menutup kemungkinan penyakit pria itu akan kambuh lagi.

"Sial." dengus Zayn seraya melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal sesaat setelah mendapat pesan singkat dari Rey yang menyuruhnya untuk segera ke kantor karena Zayn harus menghadiri meeting perdananya.

***

Di tempat yang berbeda, seorang wanita setengah baya yang berumur sekitar 45 tahun tengah menghajar habis-habisan dua orang pria yang memakai setelan hitam.

"Sudah terhitung dua minggu, dan kalian belum menemukan gadis gila itu." serunya menautkan kedua alisnya, menatap bengis dua pria yang saat ini berlutut di hadapannya.

"Maafkan kami nyonya. Kami sudah mencarinya namun kami tidak menemukannya."

Brukk, satu kepalan tangan mendarat dengan kasar di wajah salah satu pria yang tengah menundukan kepalanya. "Aku tidak perduli apa alasan kalian. Aku hanya ingin gadis gila itu kembali ke tanganku. Segera cari dia atau kalian akan ku bunuh." serunya,

"Pergilah, kenapa kalian masih berada di sini?" suara wanita itu meninggi, emosinya meledak-ledak. Ingin rasanya ia membunuh dua pria yang ada dihadapannya saat ini karena tidak becus dalam bekerja dan menjaga satu wanita.

"Ba-baik nyonya." Kedua pria itu beranjak berdiri lalu mereka berlalu dari sana meninggalkan gedung tua yang sangat kumuh itu.

"Huh, kemana sebenarnya gadis gila itu? Jika aku tidak bisa menemukannya sesegera mungkin. Suamiku pasti akan mencurigaiku." gumamnya seraya memijat kepalanya yang terasa pening. "Aghtt, Siaalll." teriaknyaa. Ia tidak tahu lagi harus dengan cara apa untuk menemukan anak tirinya yang sudah menghilang sejak dua minggu. Gadis gila yang telah menyusahkan hidupnya selama bertahun-tahun dan saat ini ia tidak mengetahui keberadaan gadis itu, gadis yang mengetahui semua kelicikan dan kebusukannya.

"Mami, mami di mana?" tanya seseorang dari balik telpon.

"Mami sedang ada pekerjaan penting. Ada apa?"

"Mami, tolong transferkan uang ke rekening Della, rekeningku tidak dapat ku pakai karena daddy memblokirnya."

"Baiklah, Mami akan mentransferkannya untukmu."

"Terima kasih Mami. 25 juta saja ya. Oh iya Mami, tolong bujuk Daddy untuk mengembalikan rekeningku."

"Iyaa, Mami akan membujuk daddymu nanti."

"Baiklah makasih mami."

Setelah memutuskan sambungan teleponnya wanita setengah baya itu berlalu dari tempat kumuh tersebut. Entah kemana perginya.

***

"Selamat tuan Zayn." ucap tuan Zaden menjabat tangan Zayn yang kini telah menjadi presidir di perusahaan milik papanya. Pun Rey yang ikut menjabat tangan adiknya, merasa bangga akan prestasi Zayn yang bisa menarik banyak investor pada first meeting yang dipimpinnya.

"Terima kasih kak." Zayn melepaskan jabatan tangannya bergantian dengan pelukan hangat di tubuh kakaknya tersebut.

"Oh iya Zayn. Setelah makan siang nanti, kita masih akan melakukan pertemuaan dengan tuan Atala terkait kontrak kerja yang kami sepakati minggu lalu."

"Baik kak. Oh iya kak, apa aku boleh berbicara dengan kakak sebentar mengenai dokter pribadi Ara."

"Nanti saja. Kakak masih ada urusan dengan tuan Zaden." ucap Rey.

"Ehm, baiklah." Zayn mengangguk saat Rey dan juga tuan Zaden berpamitan padanya untuk meninggalkan ruang meeting. Sedangkan Zayn, pria itu kembali mendudukan tubuhnya di kursi yang baru saja ia tarik. Ia memijat kepalanya, selama meeting tadi, pikirannya selalu mengarah pada Ara, ia mengkhawatirkan wanita itu.

"Aku akan menelpon Bi Sumi untuk menanyakan kabar Ara." gumam Zayn meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja.

"Hallo tuan Zayn." sapa Bi Ati dari seberang telepon.

"Bi, apa perawat yang akan merawat Ara sudah datang?"

"Sudah tuan. Nona Felly sudah datang sejak pagi tadi."

"Oh syukurlah. Bagaimana dengan dokter Rian?"

"Dokter Rian? Dia sudah pulang, dia hanya memeriksa kondisi nona Ara sebentar."

"Baiklah. Jika dokter Rian kembali, tetap awasi dia."

"Awasi?" suara Bi Sumi terdengar sedikit bingung. Kenapa harus di awasi?

Zayn berdehem, "Maksud Zayn. Jika dokter Rian datang ke rumah dan memeriksa kondisi Ara, tolong Bibi harus tetap berada di kamar. Jangan meninggalkan Ara seorang diri."

"Oh. Baik tuan. Bibi akan menjaga dan menemaninya."

"Baiklah. Makasih Bi."

"Sama-sama tuan."

Seusai memutuskan sambungan teleponnya dengan Bi Sumi. Kini perasaan Zayn sedikit membaik, kekhawatiran yang ada dalam dirinya memudar dengan perlahan. Pria itu beranjak dari duduknya lalu melangkahkan kakinya meninggalkan ruang meeting tersebut.

***

Hampir menjelang malam, Zayn baru saja menyelesaikan semua pekerjaannya. Sungguh hari ini sangat melelahkan untuknya, tidak ada yang membantunya. Rey yang telah menyerahkan perusahaan milik papanya kepada Zayn langsung meninggalkan perusahaan hari itu juga dan langsung kembali ke Jakarta untuk mengurus perusahaannya di sana. Ya, setelah kontrak kerja dengan tuan Atala dilimpahkan pada Zayn, Rey benar-benar menyerahkan semuanya kepada Zayn dan memberi kepercayaan kepada adiknya itu untuk menghandle perusahaan milik papanya seutuhnya.

Awalnya Zayn mengira jika perusahaan akan dikelola oleh dirinya dan juga Rey, namun ternyata tidak seperti yang ia duga.

"Huh, ini sudah tanggung jawabku. Aku akan mengurus semuanya, aku akan membuat kakak dan papa bangga dengan hasil kerjaku." Zayn menyandarkan kepalanya di sandaran kursi, napasnya berembus ke udara dengan berat. Entah seberapa banyak pekerjaan yang akan ia tangani kedepannya.

Hembusan napas panjang keluar dari mulut Zayn dengan kasar, pria itu bangun dari duduknya. Merapikan tumpukan berkas yang ada di atas meja kerjanya sebelum kemudian ia meninggalkan ruang kerjanya tersebut.

*

Mobil yang dikemudikan oleh Zayn melaju dengan kecepatan sedang. Pria itu sudah meninggalkan kantor beberapa menit yang lalu, dan melajukan mobilnya membela keramaian jalan raya yang saat itu terlihat padat akan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Saat melewati jalan yang cukup sepi, tiba-tiba Zayn menghentikan mobilnya. Mata pria itu menyipit, mencoba melihat dengan teliti seseorang yang ada di depannya, sekitar 50 meter dari tempatnya saat ini.

Tubuh Zayn bergerak keluar dari mobil, dengan sedikit berlari ia menghampiri seorang wanita yang tidak asing di penglihatannya.

"Clara, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Zayn menatap wajah Clara yang sudah dipenuhi air mata. Wanita itu terlihat linglung dengan pakaian yang terlihat acak-acakan.

"Za-Zayn. Tolong aku." Air mata Clara semakin tak terbendung, tanpa ragu ia langsung membenamkan tubuhnya ke dalam pelukan Zayn. Terlihat ketakutan menyelimuti wajahnya. Ya, seperti itulah yang Zayn lihat, Clara begitu ketakutan bahkan tubuh wanita itu bergetar hebat akibat rasa takutnya.

"Clara, apa yang terjadi?" Zayn menjauhkan tubuhnya, menatap Clara yang belum berhenti menangis.

"A-aku di begal. Mobilku dan barang-barangku yang lain di ambil. Zayn, aku takut." Clara kembali memeluk Zayn erat seiring dengan tangisannya yang kembali pecah.

"Astaga. Bagaimana dengan dirimu? Apa kau terluka?" Clara menggeleng, ia baik-baik saja. Tidak terluka sama sekali, untung para begal itu hanya mengambil barang-barangnya dan tidak melukainya.

"Syukurlah jika kau baik-baik saja. Ayo, aku akan mengantarmu pulang." Zayn menggandeng tangan Clara hendak membawa wanita itu ke mobilnya dan membawanya pulang ke rumah tuan Dev, namun Clara mencegahnya, ia masih bergeming di tempatnya.

"Ada apa?" tanya Zayn menolehkan kepalanya dengan dahi yang mengerut dalam.

"A-aku tidak ingin pulang. Jangan membawaku ke rumah, Mami pasti akan mencemaskanku. Zayn tolong jangan membawaku ke rumah." pintanya memohon.

"Lalu kau mau ke mana? Jika kau tidak pulang, Mamimu pasti akan lebih mencemaskanmu." seru Zayn.

"A-aku tahu. Tapi aku tidak ingin pulang, aku mohon Zayn, jangan membawaku ke rumah." Clara memelaskan wajahnya, sungguh ia tidak ingin pulang ke rumahnya dalam kondisi seperti saat ini, ia tidak ingin membuat maminya khawatir.

"Huh baiklah, aku akan membawamu ke rumahku. Tapi." ucapan Zayn terhenti membuat Clara mengerutkan dahinya bingung. "Tapi kenapa Zayn?" tanyanya.

"Papaku tidak akan suka melihatmu di sana, kau pasti telah mendengar kekacauan di perusahaan milik papaku akibat Daddymu yang memutuskan kontrak kerjanya secara sepihak."

"Zayn. Maafkan daddyku, mungkin karena emosi hingga daddyku mengambil keputusan dengan tiba-tiba. Maafkan daddyku Zayn." ucap Clara mengatupkan kedua tangannya di dadanya, mata wanita itu kembali berkaca-kaca pun wajahnya yang dibuat memelas hingga membuat Zayn tak tega.

"Hm, baiklah. Ayo kita ke mobilku, aku akan membawamu ke rumahku. Dan aku juga akan menelpon polisi untuk menyelidiki para begal itu." ucap Zayn, seketika Clara menggeleng kepalanya dengan cepat, "Tidak perlu Zayn. Kau tidak perlu menghubungi polisi atas kejadian ini. Aku sudah mengikhlaskan semuanya." penuturan Clara membuat Zayn mengerutkan dahinya merasa aneh dengan sikap Clara, kenapa ia tidak ingin menghubungi kantor polisi?

"Ehm, baiklah. Aku tidak akan menghubungi kantor polisi. Ayo kita pergi dari sini." Clara mengangguk, ia menggandeng dan memeluk lengan Zayn erat lalu mengikuti langkah kaki pria itu yang membawanya menghampiri mobilnya yang terparkir di tepi jalan, tepat di sebrang mereka.

.

.

.

.

Bersambung..

Jangan lupa like dan komen yah kaks Reader ❤🤗

Terpopuler

Comments

Ougus Fenia

Ougus Fenia

ada apa ini? semakin penasaran ajah thor,, lanjuut aahh

2021-09-23

0

Yuni Abdul Rochmad

Yuni Abdul Rochmad

Yeeeee, terjebak masalah lagi......👏👏👏

2021-07-28

0

ratih_.

ratih_.

hdeuuuhhh claraaa claraaaa jangaan mengambil kesempataan yeeuu🙄😑

2021-07-28

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Perjodohan
3 Aku mengenalnya
4 Membuat Malu
5 Putus Asa
6 Mau membantu
7 Bekerja sama
8 Kritis
9 Merasa bersalah
10 Menyesali
11 Tidak mengetahui identitas
12 Menebus kesalahan
13 Akan menikahinya
14 Bersungguh-sungguh
15 Membuat perjanjian
16 Visual Cast
17 Sangat tulus
18 Tidak enak hati
19 Baik-baik saja
20 Hanya milikku
21 Perhatian manis
22 Bertemu Avra
23 Merasa aneh
24 Tidak bisa diandalkan?
25 Mencemaskan
26 Bersikap sewajarnya
27 Baik-baik saja
28 Merindukan
29 Balas dendam
30 Akan membunuh
31 Sangat ketakutan
32 Dalang dibalik kecelakaan
33 Mimpi yang terasa nyata
34 Tidak waras
35 Telah jatuh cinta
36 Mencurigai
37 Alara?
38 Mengakui anak tiri
39 Akan melindungi
40 Bisa berjalan lagi
41 Terlihat sangat jelek
42 Sangat berlebihan
43 Terasa lelah
44 Aku mencintaimu
45 Merusak kepercayaan
46 Menatap kecewa
47 Menatap kecewa
48 Kehilangan
49 Kehilangan
50 Tidak akan melepaskan
51 Mengingat kembali
52 Menunggu keputusan
53 Menyukai hujan
54 Tidak akan bosan
55 Semua tentang Ara
56 Khawatir berlebihan
57 Sangat posesif
58 Hilang hilangan
59 Menggemaskan
60 Melanggar perintah
61 Pelukan terakhir
62 Berhasil menculik
63 Mati bersama
64 Tidak dapat menyelamatkan
65 Membuka lembaran baru
66 Mengabaikan
67 Hubby
68 Berhalusinasi?
69 Trauma
70 Gangguan mental (Gila?)
71 Ke rumah Mama
72 Ingin Mengenalkan
73 Meluruskan Kesalahpahaman
74 Sikap yang tak biasa
75 Sakit yang tak berkesudahan
76 Sangat bau
77 Hamil?
78 Galak Sekali
79 Penasaran
80 Benar-benar hamil
81 Tentang Avra lagi
82 Membutuhkan tenaga untuk sakit hati
83 Pilihan yang sangat berat
84 Senang bisa bertemu kembali
85 Menyatakan perasaan
86 Bubur Ayam
87 Berkata jujur
88 Gadis kecil itu
89 Menjaili
90 Akan menjadi Ayah
91 Merusak suasana
92 Berjanji untuk tetap bersama
93 Harus berbagi
94 Lebih bersabar
95 Obat penggugur kandungan
96 Amarah Zayn
97 Nyonya Helena!!
98 Kembali mengendalikan
99 Gelap mata
100 Perusak mental
101 Tidak bisa menjaganya
102 Menguji kesabaran
103 Mood Alara
104 Sudah sangat baik
105 Luka lama
106 Manisan mangga
107 Si bucin
108 Harus sehat dan kuat
109 Dinner romantis
110 Self Healing
111 Adik Bayi
112 Pembunuh sebenarnya?
113 Tuan Dev
114 18 tahun silam
115 Flashback
116 Tempramental
117 Dokter Bobby
118 Sangat Keji
119 Akan menjaga
120 Sangat cantik
121 Sangat mencintai
122 Sangat buas
123 Alasan sebenarnya
124 Wanita perebut
125 Clara
126 Kangker Darah
127 Dua adik bayi
128 Tiba-tiba pergi
129 Menyembunyikan keberadaan
130 Akan berakhir
131 Tidak adil
132 Kekasih Arya
133 Segalanya bagiku
134 Hukuman
135 Minta Izin dulu
136 Bertemu Clara
137 Memohon
138 Akan terbayar lunas
139 Tidak ingin berpisah
140 Ulang Tahun Ken
141 Sangat Licik
142 Tidak mengizinkan
143 Hukuman yang setimpal
144 Menyalahkan
145 Berakhir...
146 Selesai...
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Awal mula
2
Perjodohan
3
Aku mengenalnya
4
Membuat Malu
5
Putus Asa
6
Mau membantu
7
Bekerja sama
8
Kritis
9
Merasa bersalah
10
Menyesali
11
Tidak mengetahui identitas
12
Menebus kesalahan
13
Akan menikahinya
14
Bersungguh-sungguh
15
Membuat perjanjian
16
Visual Cast
17
Sangat tulus
18
Tidak enak hati
19
Baik-baik saja
20
Hanya milikku
21
Perhatian manis
22
Bertemu Avra
23
Merasa aneh
24
Tidak bisa diandalkan?
25
Mencemaskan
26
Bersikap sewajarnya
27
Baik-baik saja
28
Merindukan
29
Balas dendam
30
Akan membunuh
31
Sangat ketakutan
32
Dalang dibalik kecelakaan
33
Mimpi yang terasa nyata
34
Tidak waras
35
Telah jatuh cinta
36
Mencurigai
37
Alara?
38
Mengakui anak tiri
39
Akan melindungi
40
Bisa berjalan lagi
41
Terlihat sangat jelek
42
Sangat berlebihan
43
Terasa lelah
44
Aku mencintaimu
45
Merusak kepercayaan
46
Menatap kecewa
47
Menatap kecewa
48
Kehilangan
49
Kehilangan
50
Tidak akan melepaskan
51
Mengingat kembali
52
Menunggu keputusan
53
Menyukai hujan
54
Tidak akan bosan
55
Semua tentang Ara
56
Khawatir berlebihan
57
Sangat posesif
58
Hilang hilangan
59
Menggemaskan
60
Melanggar perintah
61
Pelukan terakhir
62
Berhasil menculik
63
Mati bersama
64
Tidak dapat menyelamatkan
65
Membuka lembaran baru
66
Mengabaikan
67
Hubby
68
Berhalusinasi?
69
Trauma
70
Gangguan mental (Gila?)
71
Ke rumah Mama
72
Ingin Mengenalkan
73
Meluruskan Kesalahpahaman
74
Sikap yang tak biasa
75
Sakit yang tak berkesudahan
76
Sangat bau
77
Hamil?
78
Galak Sekali
79
Penasaran
80
Benar-benar hamil
81
Tentang Avra lagi
82
Membutuhkan tenaga untuk sakit hati
83
Pilihan yang sangat berat
84
Senang bisa bertemu kembali
85
Menyatakan perasaan
86
Bubur Ayam
87
Berkata jujur
88
Gadis kecil itu
89
Menjaili
90
Akan menjadi Ayah
91
Merusak suasana
92
Berjanji untuk tetap bersama
93
Harus berbagi
94
Lebih bersabar
95
Obat penggugur kandungan
96
Amarah Zayn
97
Nyonya Helena!!
98
Kembali mengendalikan
99
Gelap mata
100
Perusak mental
101
Tidak bisa menjaganya
102
Menguji kesabaran
103
Mood Alara
104
Sudah sangat baik
105
Luka lama
106
Manisan mangga
107
Si bucin
108
Harus sehat dan kuat
109
Dinner romantis
110
Self Healing
111
Adik Bayi
112
Pembunuh sebenarnya?
113
Tuan Dev
114
18 tahun silam
115
Flashback
116
Tempramental
117
Dokter Bobby
118
Sangat Keji
119
Akan menjaga
120
Sangat cantik
121
Sangat mencintai
122
Sangat buas
123
Alasan sebenarnya
124
Wanita perebut
125
Clara
126
Kangker Darah
127
Dua adik bayi
128
Tiba-tiba pergi
129
Menyembunyikan keberadaan
130
Akan berakhir
131
Tidak adil
132
Kekasih Arya
133
Segalanya bagiku
134
Hukuman
135
Minta Izin dulu
136
Bertemu Clara
137
Memohon
138
Akan terbayar lunas
139
Tidak ingin berpisah
140
Ulang Tahun Ken
141
Sangat Licik
142
Tidak mengizinkan
143
Hukuman yang setimpal
144
Menyalahkan
145
Berakhir...
146
Selesai...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!